A. Penulisan Kata
1. Penulisan Gabungan Kata
a. Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah Benar
daurulang daur ulang
dutabesar duta besar
kantorpos kantor pos
kartupos kartu pos
kerjasama kerja sama
kotakpos kotak pos
rumahsakit rumah sakit
sandangpangan sandang pangan
serahterima serah terima
tandatangan tanda tangan
tanggungjawab tanggung jawab
tatabahasa tata bahasa
tataboga tata boga
tatabusana tata busana
tatakerja tata kerja
tatalaksana tata laksana
tatasurya tata surya
tatatertib tata tertib
tatatulis tata tulis
terimakasih terima kasih
tukarguling tukar guling
tukartambah tukar tambah
ujiambang uji ambang
ujibanding uji banding
ujicoba uji coba
ujiklinis uji klinis
ujimateri uji materi
ujipetik uji petik
wajibpajak wajib pajak
weselpos wesel pos
wisatakarya wisata karya
wisataburu wisata buru
b. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus
dituliskan serangkai.
Salah Benar
dari pada daripada
barang kali barangkali
pada hal padahal
bila mana bilamana
apa bila apabila
segi tiga segitiga
segi lima segilima
c. Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata
yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
a moral a-moral amoral
antar anggota antar-anggota antaranggota
antar kota antar-kota antarkota
antar mahasiswa antar-mahasiswa antar mahasiswa
antar RT antarRT antar-RT
catur wulan catur-wulan caturwulan
dasa wisma dasa-wisma dasawisma
maha bijaksana maha-bijaksana mahabijaksana
maha kuasa maha-kuasa mahakuasa
mahapenguasa maha-penguasa maha penguasa
Tuhan Mahaesa Tuhan Maha-Esa Tuhan Maha Esa
makro ekonomi makro-ekonomi makroekonomi
makro hara makro-hara makrohara
makro keadaan makro-keadaan makrokeadaan
mikro meter mikro-meter mikrometer
mikro organisme mikro-organisme mikroorganisme
mikro sekon mikro-sekon mikrosekon
mini basket mini-basket minibasket
mini komputer mini-komputer minikomputer
mini market mini-market minimarket
non blok non-blok nonblok
non islam non-islam non-Islam
non teknis non-teknis nonteknis
nir aksara nir-aksara niraksara
nir kabel nir-kabel nirkabel
nir guna nir-guna nirguna
pasca panen pasca-panen pascapanen
pasca pilpres pasca-pilpres pascapilpres
pasca sarjana pasca-sarjana pascasarjana
peri bahasa peri-bahasa peribahasa
peri laku peri-laku perilaku
poli gami poli-gami poligami
poli klinik poli-klinik poliklinik
poli kristalin poli-kristalin polikristalin
sapta pesona sapta-pesona saptapesona
sub kontrak sub-kontrak subkontrak
sub pokok bahasan sub-pokok bahasan subpokok bahasan
sub unit sub-unit subunit
tuna daksa tuna-daksa tunadaksa
tuna grahita tuna-grahita tunagrahita
tuna wicara tuna-wicara tunawicara
Kata maha serangkai dengan kata yang berawalan serta ditulis terpisah jika diikuti
kata esa yang mengacu kepada Tuhan karena hal itu telah tertulis dalam dokumen
resmi kenegaraan.
d. Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata ditulskan serangkai
dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salah Benar
bertanggungjawab, bertanggung-jawab Bertanggung jawab
bertindaktanduk, bertindak-tanduk bertindak tanduk
bertitiktolak, bertitik-tolak bertitik tolak
berunjukrasa, berunjuk-rasa berunjuk rasa
menyebarluas, menyebar-luas menyebar luas
disebarluas, disebar-luas disebar luas
sebarluaskan, sebar-luaskan sebar luaskan
tandatangani, tanda-tangani tanda tangani
ujicobakan, uji-cobakan uji cobakan
diujicoba, diuji-coba diuji coba
mengujicoba, menguji-coba menguji coba
tumbuhkembangkan, tumbuh-kembangkan tumbuh kembangkan
tindaklanjuti, tindak-lanjuti tindak lanjuti
dicampuraduk, diampur-aduk diampur aduk
campuradukkan, campur-adukkan campur adukkan
e. Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan
serangkai seluruhnya.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
diserah terimakan diserah-terimakan diserahterimakan
ditanda tangani ditanda-tangani ditandatangani
dilatar belakangi dilatar-belakangi dilatarbelakangi
diuji cobakan diuji-cobakan diujicobakan
disalah tafsirkan disalah-tafsirkan disalahtafsirkan
melatar belakangi melatar-belakangi melatarbelakangi
menyebar luaskan menyebar-luaskan menyebarluaskan
pecampur adukan pecampur-adukan pecampuradukan
pertanggung jawaban pertanggung-jawaban pertanggungjawaban
penguji cobaan penguji-cobaan pengujicobaan
penyalah gunaan penyalah-gunaan penyalahgunaan
kekurang laziman kekurang-laziman kekuranglaziman
ketidaklurusan ketidak-lurusan ketidaklurusan
ketidakberhasilan ketidak-berhasilan ketidakberhasilan
b. Partikel pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena
dianggap padu benar.
Salah Benar
ada pun adapun
andai pun andaipun
atau pun ataupun
bagaimana pun bagaimanapun
biar pun biarpun
kalau pun kalaupun
kendati pun kendatipun
meski pun meskipun
sekali pun (yang berarti ‘walau’) sekalipun
sungguh pun sungguhpun
walau pun walaupun
c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap dituliskan terpisah dari bagian
kalimat yang mendampinginya.
Salah Benar
per-Januari per Januari
satu persatu, satu per-satu satu per satu
perhari, per-hari per hari
Salah Benar
ku katakan kukatakan
proposal ku proposalku
laporan mu laporanmu
kau nasihati kaunasihati
hidup nya hidupnya
kepada nya kepada-Nya
Catatan : “karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak
boleh dituliskan pada awal kalimat.
c. Bilangan yang mendapatkanakhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang
terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila
dinyatakan dengan angka.
Salah Benar
… 5.000 an … 5.000-an…, … lima ribuan…
… angkatan 60 an … angkatan 60-an…,
… angkatan enam puluhan….
d. Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila
dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan
dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salah Benar
ke dua belas kedua belas, ke-12, XII
ke x kesepuluh, ke-10, X
ke 7 ketujuh, ke-7, VII
e. Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan
cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
1. Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m2 (seratus empat puluh lima meter
persegi) dengan harga Rp 29.000.000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
2. Pada hari ini Minggu, 5 Juli 2009 (lima Juli dua ribu sembilan) telah
menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum….
b. Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf
kapital seluruhnya, (b) singkatanlambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang, (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel, (d)
akhir angka digit lebh dari satu angka, serta (e) akhir tanggal surat, nomor surat,
pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.
Salah Benar
D.P.R.D., DPRD. DPRD
cu. (cuprum) cu
5 cm. 5 cm
5 kg. 5 kg
Rp. 5.000,- Rp 5.000,00
A. Latar Belakang. A. Latar Belakang
1.1.2. Masalah Penelitian. 1.1.2 Masalah Penelitian
Tabel 2: Frekuensi Kehadiran. Tabel 2 Frekuensi Kehadiran
Perihal: Undangan Rapat. Hal: Undangan rapat
b. Tanda koma tidak dugunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului
induk kalimat.
Salah Benar
Penelitian ini …, karena …. Penelitian ini … karena ….
Karena …, penelitian ini ….
Penelitian telah …, agar …. Penelitian telah … agar ….
Agar …, penelitian telah ….
Kegiatan ini memiliki tiga tujuan : Kegiatan ini memiliki tiga tujuan :
memberikan pengetahuan tentang memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia, membekali bahasa Indonesia; membekali
keterampilan berbahasa Indonesia, keterampilan berbahasa Indonesia;
serta menanamkan penghargaan, serta menanamkan penghargaan,
nilai, dan sikap untuk mencintai nilai, dan sikap untuk mencintai
bahasa Indonesia. bahasa Indonesia.
Huruf ǝ pada kata berikut dilafalkan seperti e pada lepas, e dilafalkan seperti e pada
dewa, ɛ dilafalkan seperti e pada nenek, x dilafalkan seperti kh pada makhluk, ? dilafalkan
seperti k pada cicak, serta k dan ŋ dilafalkan seperti k dan ng pada kita dan bunga.
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
teras (‘inti’) teras tǝras
peka pǝka pǝka
peta peta pǝta
senjang sǝnjaŋ senjaŋ
esa esa ǝsa
teknik tɛxnik, tɛhnik tɛknik
subjek subyɛk subjɛk
baik baik baIk
pendidikan pǝndidi?an pǝndidikan
perbankan pǝrbaŋan pǝrbankan
konsisten konsistǝn konsistɛn
target tarjɛt targɛt
PEMBENTUKAN KATA
A. Pengimbuhan meng –
1) Fonem k, t, s, p yang mengawali bentuk dasar akan luluh sehingga yang terjadi adalah
urutan bentuk meng-, men-, meny-, mem- dalam kata pembentukannya, bukan
mengk-, ment-, memp-, mens-, seperti berikut ini.
meng- + > mengomunikasikan bukan mengkomunikasikan
meng- komunikasikan > mengiaskan bukan mengkiaskan
meng- + kiaskan > memengaruhi bukan mempengaruhi
meng- + pengaruhi > memelopori bukan mempelopori
meng- + pelopori > memerkosa bukan memperkosa
meng- + perkosa > menerjemahkan bukan menterjemahkan
meng- + terjemahkan > menaati bukan mentaati
meng- + taati > menafsirkan bukan mentafsirkan
meng- + tafsirkan > menyukseskan bukan mensukseskan
meng- + sukseskan > menyejahterakan bukan mensejahterakan
meng- + sejahterakan > menyurvai bukan mensurvai
+ survai
2) Fonem c dan sy yang mengawali bentuk dasar tidak luluh; yang muncul dalam kata
bentuknya semestinya menye-, menysy-, tetapi dalam bahasa tulis hal itu cukup
dituliskan menc-, mensy-, bukan meny-, seperti yang berikut.
men- + contek > mencontek buka menyontek
men- + contoh > mencontoh n menyontoh
men- + cinta > mencintai buka menyintai
meng- + syiarkan > mensyiarkan n menyiarkan
meng- + syariatkan > mensyariatkan buka menyariatkan
n
buka
n
buka
n
3) Fonem k, t, s, p yang mengawali suatu kata bentuk dasar tidak diluluhkan dengan
awalan meng- apabila fonem tersebut merupakan awalan atau bagian dari kluster
(konsonan rangkap).
meng- + klimaks > mengklimaks bukan menglimaks
meng- + kristal > mengkristal bukan mengristal
meng- + praktikkan > mempraktikan bukan memraktikan
meng- + program > memprogram bukan memrogram
meng- + traktir > mentraktir bukan menraktir
meng- + transfer > mentransfer bukan menransfer
meng- + terpelajarkan > menterpelajarkan bukan menerpelajarka
meng- + pergunakan > mempergunakan bukan n
memergunakan
4) Kata dasar ekasuku (bersuku tunggal) tidak diluluhkan dengan awalan meng- atau
langsung mengikutinya, tetapi dilekatkan dengan awalan menge-.
meng- + bom > mengebom buka membom
meng- + cat > mengecat n mencat
meng- + cek > mengecek buka mencek
meng- + las > mengelas n melas
meng- + rem > mengerem buka merem
n
buka
n
buka
n
B. Pengimbuhan ber-
1) Awaln ber-, yang bertemu dengan bentuk dasar bersuku pertama mengandung –er
atau berawal dengan fonem r, berubah menjadi be-.
Salah Benar
bercermin becermin
berpermata hijau bepermata hijau
berruas beruas
2) Imbuhan pe- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba ber-.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
buru berburu pemburu peburu
jabat berjabatan penjabat pejabat
judi berjudi penjudi pejudi
juang berjuang penjuang pejuang
tinju bertinju peninju petinju
ziarah berziarah penziarah peziarah
3) Imbuhan pe- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba di-.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
sapa disapa penyapa pesapa
suluh disuluh penyuluh pesuluh
tatar ditatar penatar petatar
4) Imbuhan pe- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba
meng- apabila bertemu dengan kata yang berawal dengan fonem y, w, l, atau r.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
yakin menyakin pengyakin peyakin
rokok merokok pengrokok perokok
rusak merusak pengrusak perusak
waris mewarisi - pewaris
lunak melunakkan penglunak pelunak
D. Pengimbuhan –an
1) Imbuhan –an berfungsi membentuk kata benda. Oleh karena itu, -an tidak dipelukan
pada pembentukan kata yang berasal dari kata benda.
Salah Benar
sekolahan sekolah
ruangan ruang
usulan usul
(ber)peranan (ber)peran
2) Imbuhan –an membentuk makna sesuatu yang di-.
Salah Benar
kesimpulan simpulan
keputusan putusan
keunggulan unggulan
buronan buron / buruan
2. Bentuk alih
Bentuk alih berarti pindah. Bentuk ini dipergunakan untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris trans-.
alih bahasa (translation)
alih tulis (transcript)
alih tempat (translocation)
3. Bentuk antar-
Bentuk antar- berarti diantar, yang dipergunakan untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris inter- atau intra-.
antarbenua (intercontinental)
antarpulau (interisland)
antarjawatan (interoffice)
antarnegara (interstate)
4. Bentuk anti-
Bentuk anti- berarti malawan, menentang, bertentangan dengan, atau tidak setuju.
antikomunis
antiteroris
antikorupsi
antinarkoba
5. Bentuk awa-
Bentuk awa- berarti menghilangkan. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris de- atau dis-.
awahama (disenfection)
awaracun (detoxification)
awanilai (devaluation)
awabau (deodorant)
6. Bentuk baku
Bentuk terikat baku berarti saling.
baku hantam baku tembak
baku pukul baku serang
7. Bentuk bawah
Bentuk terikat bawah berarti di bawah. Bentuk ini dipaka untuk menerjemahkan
awalan bahasa Inggris sub- atau under-.
bawah sadar (subconsciousness)
bawah tanah (subsoil)
bawah tangan (underhanded)
bawah umur (underage)
8. Bentuk dwi-
Bentuk terikat dwi- berarti dua. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris di-, dua, bi-, atau bentuk lain.
dwibahasa (bilingualism)
dwitunggal (duamivirate)
dwiwarna (two colored flag)
dwisuku (bisyllabe)
9. Bentuk maha-
Bentuk terikat maha- dipakai untuk menerjemahkan istilah bahasa Inggris yang di
dalamnya terkandung makna besar atau sangat.
mahakuasa (onmipotent)
mahatahu (onmiscient)
mahaguru (professor)
mahapenting (very important)
sastrawan - sastrawati
negarawan - negarawati
wartawan - wartawati
angkasawan - angkasawati
seniman seniwati
Bentukan pada lajur kanan jarang ditemukan. Sementara itu, bentuk di lajur kiri dapat
dipakai untuk merujuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Keterangan :
bergeming : diam saja, tidak bergerak sedikit juga
mengacuhkan : memperhatikan, mengindahkan, menuruti, atau mengikuti.
seronok : menyenangkan hati, sedap dilihat atau didengar
PEMAKAIAN ISTILAH
Istilah ialah kata atau gabungan kata ang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Sebagai bentuk bahasa
yang berbeda dengan kata, istilah lebih bersifat internasional. Namun, sumber peristilahan
dalam bahasa Indonesia tidak selurhnya berasal dari bahasa asing. Secara luas yang menjadi
sumber istilah dalam bahasa Indonesia adalah (a) kosakata bahasa Indonesia, (b) kosakata
bahasa Serumpun, dan (c) kosakata bahasa asing. Urutan tersebut menjadi prioritas
penentuannya.
Di samping itu, istilah yang dipilih harus memenuhi syarat (1) mengungkapkan
makna secara tepat, misalnya oksigen lebih tepat dipakai daripada zat asam, (2) lebih singkat,
misalnya gulma leih singkat dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu, serta (3) tidak
bernilai rasa buruk dan sedap didengar, misalnya pramuria bernilai rasa lebih baik daripada
hostes.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan
kemampuan peristilahan dari sokakata bahasa Indonesia yang sangat terbatas, istilah bahasa
asing akan banyak mewarnai kosakata bahasa Indonesia. Untuk tu, diperlukan kaidah
penyerapan bahasa asing, baik dengan penyesuaian ucapan maupun ejaannya. Hal itu
dimaksudkan agar tejadi keseragaman pemakaian dengan mempertimbangkan konteks
situasi, kemudahan belajar bahasa, dan kepraktisannya.
Bedasarkan kenyataan diatas, ada tiga kategori penyerapan istilah bahasa asing : (1)
unsur-unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa Indonesia yang tidak perlu diubah
ejaannya, seperti iklan, otonomi, dan dongkrak, (2) unsure asing yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan pengucapan mengikuti bahasa asing dan ejaannya
juga seperti bahasa asing, seperti shuttle cock dan real estate, dan (3) unsure yang
pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti
berikut ini.
salah benar
ambulan ambulans
anaemia anemia
analisa analisis
anarkhi anarki
anti klimak, anti klimaks antiklimaks
asesoris aksesoris
atlit atlet
atmosfir atmosfer
charter carter
chek, check cek
china cina
diagnosa diagnosis
ekosan, ikosan eikosan
enerji energy
erobik aerobic
erosol aerosol
filem film
formatir formatur
formil formal
frekwensi frekuensi
haemoglobin hemoglobin
hidrolik hidraulik
hiper sesitif hipersesitif
hipotesa hipotesis
hirarki hierarki
idialis idealis
infra merah inframerah
inspektor inspektur
intra molekular intramolekular
kharisma karisma
kliptomani, kleptomani kleptomania
kondite konduite
konggres kongres
konskwen, konskuen konsekuen
kontinyum, kontinuum kontinum
kordinasi, kordinir koordinasi
korp korps
korum kuorum
kwalitet, kwalitas kualitas
kwantitet, kwantitas kuantitas
kwartil kuartil
kwesioner, kuesener kuesioner
legalisir legalisasi
mass media media massa
meta morfosa, meta morfosis metamorfosis
minimum minimal
monarkhi monarki
netron neutron
obyektif objektif
objektifitas, obyektifitas objektivitas
on ons
optimum optimal
otomatis automatis
pasen pasien
poli teknik politeknik
pool pul
prosen, prosentase persen, persentase
proto plasma protoplasma
rematik reumatik
sekema skema
semi final semifinal
semi permanen semipermanen
sigot zigot
sintesa sintesis
sistim, system sistem
spagheti spageti
sprint sprin
sub unit subunit
sufik sufiks
super natural supernatural
supra segmental suprasegmental
taxi taksi
team tim
tehnik teknik
tradisionil tradisional
ultra violet ultraviolet
uni lateral unilateral
varitas varietas
C. Kecermatan
1. Penggunaan Kata secara Tepat
Salah Benar
(10) Tujuan diskusi adalah memahami (10)Tujuan diskusi adalah memahami
dan menyakini bahwa kemajuan ilmu dan menyakini bahwa kemajuan
pengetahuan dan teknologi, bila salah ilmu pengetahuan dan teknologi,
penerapannya bahkan akan bila salah penerapannya akan
menimbulkan bahaya dan bencana menimbulkan bahaya dan bencana,
yang justru bertentangan dengan yang justru bertentangan dengan
kepribadian kita. kepribadian kita.
(11) Mengingat bahwa pembimbing (11a) Mengingat bahwa pembimbing
dalam program pencangkokan ini dalam program pencang-kokan ini
memperoleh imbalan, maka perlu memperoleh imbalan, hal itu perlu
diperhatikan agar jangan sampai diwaspadai agar jangan sampai
mengakibatkan tenaga-tenaga muda di mengakibatkan tenaga-tenaga muda
perguruan tinggi sumber kurang di perguruan tinggi sumber kurang
diperhatikan pembinaannya. diperhatikan pembi-naannya.
(11b)Karena pembimbing dalam program
pencangkokan ini memperoleh
imbalan, hal itu perlu diwaspadai
agar jangan sampai….
Keterangan :
Dirga = pandang dan hayu = usia, umur
Kepada Kepada
Yth: PT Jatayu PT Jatayu
Jalan Martadinata 27 Lamongan Jalan Martadinata 27 Lamongan
u.p. Kabag Personalia u.p. Kabag Personalia
Salah Benar
Yang bertanda tangan di bawah ini : Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Dra. Sri Purwaningsih nama : Dra. Sri Purwaningsih
Jenis kelamin : Perempuan jenis kelamin : perempuan
Tempat dan tanggal lahir : Blitar, 2 April 1965 tempat dan tanggal lahir : Blitar, 2 April 1965
Alamat : Jalan Kanigoro 76 alamat : Jalan Kanigoro 76
Blitar Blitar
Dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi
guru bahasa Indonesia di sekolah yang bapak pimpin guru Bahasa Indonesia di sekolah yang Bapak pimpin
Kepala,
Salah Benar
A.n. Kepala SMPN 1 Madiun, a.n. Kepala
Wakasek Kurikulum, Wakasek Kurikulum,
C. Penomoran
1. Angka romawi
Angka romawi kecil (I, ii, iii, iv, v, dsb.) digunakan untuk nomor halaman
sebelum bab pendahuluan, misalnya halaman kata pengantar, daftar isi, dll. Angka
romawi besar (I, II, III, IV, V, dsb.) digunakan untuk nomor bab.
2. Angka arab
Angka arab digunakan untuk:
1) Nomor halaman untuk halaman bab pendahuluan hingga akhir (lampiran, bila
ada);
2) Penomoran anak bab dan sub-anak bab yang menggunakan sistem digital, seperti
1.1 Latar Belakang;
3) Penomoran judul tabel, bagan, diagram, atau gambar anak bab yang menggunakan
sistem digital, seperti Tabel 4.1 Distribusi Nilai Siswa;
4) Penomoran anak bab dan sub-anak bab yang tidak menggunakan sistem digital,
seperti 2. Tujuan Khusus;
5) Penomoran judul tabel, bagan, diagram, atau gambar anak bab yang menggunakan
sistem digital, seperti Tabel 1 Distribusi Nilai Siswa.
6) Penomoran urutan suatu uraian, baik diapit tanda kurung maupun tidak, seperti
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hal-hal berikut :
(1) Prestasi belajar siswa kelas X SMAN 5 Surabaya;
(2) Minat belajar siswa kelas X SMAN 5 Surabaya;
(3) Hubungan antara prestasi belajar dengan minat belajar siswa kelas X
SMAN 5 Surabaya.