Anda di halaman 1dari 46

PEMAKAIAN EJAAN

A. Penulisan Kata
1. Penulisan Gabungan Kata
a. Gabungan kata – termasuk kata majemuk – bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah Benar
daurulang daur ulang
dutabesar duta besar
kantorpos kantor pos
kartupos kartu pos
kerjasama kerja sama
kotakpos kotak pos
rumahsakit rumah sakit
sandangpangan sandang pangan
serahterima serah terima
tandatangan tanda tangan
tanggungjawab tanggung jawab
tatabahasa tata bahasa
tataboga tata boga
tatabusana tata busana
tatakerja tata kerja
tatalaksana tata laksana
tatasurya tata surya
tatatertib tata tertib
tatatulis tata tulis
terimakasih terima kasih
tukarguling tukar guling
tukartambah tukar tambah
ujiambang uji ambang
ujibanding uji banding
ujicoba uji coba
ujiklinis uji klinis
ujimateri uji materi
ujipetik uji petik
wajibpajak wajib pajak
weselpos wesel pos
wisatakarya wisata karya
wisataburu wisata buru
b. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus
dituliskan serangkai.
Salah Benar
dari pada daripada
barang kali barangkali
pada hal padahal
bila mana bilamana
apa bila apabila
segi tiga segitiga
segi lima segilima

c. Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata
yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
a moral a-moral amoral
antar anggota antar-anggota antaranggota
antar kota antar-kota antarkota
antar mahasiswa antar-mahasiswa antar mahasiswa
antar RT antarRT antar-RT
catur wulan catur-wulan caturwulan
dasa wisma dasa-wisma dasawisma
maha bijaksana maha-bijaksana mahabijaksana
maha kuasa maha-kuasa mahakuasa
mahapenguasa maha-penguasa maha penguasa
Tuhan Mahaesa Tuhan Maha-Esa Tuhan Maha Esa
makro ekonomi makro-ekonomi makroekonomi
makro hara makro-hara makrohara
makro keadaan makro-keadaan makrokeadaan
mikro meter mikro-meter mikrometer
mikro organisme mikro-organisme mikroorganisme
mikro sekon mikro-sekon mikrosekon
mini basket mini-basket minibasket
mini komputer mini-komputer minikomputer
mini market mini-market minimarket
non blok non-blok nonblok
non islam non-islam non-Islam
non teknis non-teknis nonteknis
nir aksara nir-aksara niraksara
nir kabel nir-kabel nirkabel
nir guna nir-guna nirguna
pasca panen pasca-panen pascapanen
pasca pilpres pasca-pilpres pascapilpres
pasca sarjana pasca-sarjana pascasarjana
peri bahasa peri-bahasa peribahasa
peri laku peri-laku perilaku
poli gami poli-gami poligami
poli klinik poli-klinik poliklinik
poli kristalin poli-kristalin polikristalin
sapta pesona sapta-pesona saptapesona
sub kontrak sub-kontrak subkontrak
sub pokok bahasan sub-pokok bahasan subpokok bahasan
sub unit sub-unit subunit
tuna daksa tuna-daksa tunadaksa
tuna grahita tuna-grahita tunagrahita
tuna wicara tuna-wicara tunawicara

Kata maha serangkai dengan kata yang berawalan serta ditulis terpisah jika diikuti
kata esa yang mengacu kepada Tuhan karena hal itu telah tertulis dalam dokumen
resmi kenegaraan.

d. Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata ditulskan serangkai
dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salah Benar
bertanggungjawab, bertanggung-jawab Bertanggung jawab
bertindaktanduk, bertindak-tanduk bertindak tanduk
bertitiktolak, bertitik-tolak bertitik tolak
berunjukrasa, berunjuk-rasa berunjuk rasa
menyebarluas, menyebar-luas menyebar luas
disebarluas, disebar-luas disebar luas
sebarluaskan, sebar-luaskan sebar luaskan
tandatangani, tanda-tangani tanda tangani
ujicobakan, uji-cobakan uji cobakan
diujicoba, diuji-coba diuji coba
mengujicoba, menguji-coba menguji coba
tumbuhkembangkan, tumbuh-kembangkan tumbuh kembangkan
tindaklanjuti, tindak-lanjuti tindak lanjuti
dicampuraduk, diampur-aduk diampur aduk
campuradukkan, campur-adukkan campur adukkan

e. Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan
serangkai seluruhnya.
Salah Tidak Dianjurkan Benar
diserah terimakan diserah-terimakan diserahterimakan
ditanda tangani ditanda-tangani ditandatangani
dilatar belakangi dilatar-belakangi dilatarbelakangi
diuji cobakan diuji-cobakan diujicobakan
disalah tafsirkan disalah-tafsirkan disalahtafsirkan
melatar belakangi melatar-belakangi melatarbelakangi
menyebar luaskan menyebar-luaskan menyebarluaskan
pecampur adukan pecampur-adukan pecampuradukan
pertanggung jawaban pertanggung-jawaban pertanggungjawaban
penguji cobaan penguji-cobaan pengujicobaan
penyalah gunaan penyalah-gunaan penyalahgunaan
kekurang laziman kekurang-laziman kekuranglaziman
ketidaklurusan ketidak-lurusan ketidaklurusan
ketidakberhasilan ketidak-berhasilan ketidakberhasilan

2. Penulisan Kata Depan


Kata depan harus dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salah Benar
diantaranya di antaranya
dibawah di bawah
dimana di mana
disana di sana
disekitar di sekitar
disini di sini
dipasar di pasar
darimana dari mana
kemana ke mana
kesamping ke samping
kesana ke sana
kesana kemari ke sana kemari
kesini ke sini
3. Penulisan Partikel
a. Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata depan, atau kata bilangan
dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang
mempunyai makna penuh.
Salah Benar
apapun apa pun
berapapun berapa pun
datangpun datang pun
ke manapun ke mana pun
satu kalipun satu kali pun
sayapun saya pun

b. Partikel pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena
dianggap padu benar.
Salah Benar
ada pun adapun
andai pun andaipun
atau pun ataupun
bagaimana pun bagaimanapun
biar pun biarpun
kalau pun kalaupun
kendati pun kendatipun
meski pun meskipun
sekali pun (yang berarti ‘walau’) sekalipun
sungguh pun sungguhpun
walau pun walaupun

c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap dituliskan terpisah dari bagian
kalimat yang mendampinginya.
Salah Benar
per-Januari per Januari
satu persatu, satu per-satu satu per satu
perhari, per-hari per hari

d. Per yang merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.


Salah Benar
dua per tiga dua pertiga
tujuh dua per tiga tujuh dua pertiga
4. Penulisan Kata Ganti
Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau dia yang dipendekkan menjadi ku, mu, kau,
atau nya (disebut klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau
yang diikutinya.

Salah Benar
ku katakan kukatakan
proposal ku proposalku
laporan mu laporanmu
kau nasihati kaunasihati
hidup nya hidupnya
kepada nya kepada-Nya

5. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan


a. Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran (panjang,
luas, isi, berat) satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor
jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.
Salah Benar
lima sentimeter 5 sentimeter, 5 cm
sepuluh meter persegi 10 meter persegi, 10 m2
dua puluh tiga liter 23 liter, 23 l
enam puluh kilogram 60 kilogram, 60 kg
dua jam sepuluh menit 2 jam 10 menit
tujuh ribu rupiah Rp 7.000,00
Jalan Karah Empat Jalan Karah IV
Nomor tiga puluh sembilan Nomor 39

b. Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat


dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan
dengan angka.
Salah Salah
Hari ini 3 karyawan…. Hari ini tiga karyawan….
… terdiri atas 15 komponen. … terdiri atas lima belas komponen.
… tiga siswa dan dua guru … 3 siswa dan 2 guru
30 subjek dihadirkan…. Tiga puluh subjek dihadirkan….
21 data hari ini telah…. Hari ini 21 data telah….
Dua puluh satu data…. Sebanyak 21 data….

Catatan : “karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak
boleh dituliskan pada awal kalimat.
c. Bilangan yang mendapatkanakhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang
terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila
dinyatakan dengan angka.
Salah Benar
… 5.000 an … 5.000-an…, … lima ribuan…
… angkatan 60 an … angkatan 60-an…,
… angkatan enam puluhan….

d. Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila
dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan
dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salah Benar
ke dua belas kedua belas, ke-12, XII
ke x kesepuluh, ke-10, X
ke 7 ketujuh, ke-7, VII

e. Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan
cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
1. Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m2 (seratus empat puluh lima meter
persegi) dengan harga Rp 29.000.000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
2. Pada hari ini Minggu, 5 Juli 2009 (lima Juli dua ribu sembilan) telah
menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum….

B. Pemakaian Tanda Baca


1. Pemakaian Tanda Titik
a. Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama orang, (c)
singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang menyatakan
jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Salah Benar
Amanda SH, Amanda S.H Amanda, S.H.
Basuki AS, Basuki.AS, Basuki A.S Basuki A.S.
Basuki, an., a/n, a/n. a.n.
da, da., d/a, d/a. d.a.
ub, ub., u/b, u/b. u.b.
sd, sd., s/d, s/d. s.d.
up, up., u/p, u/p. u.p.
d.k.k., dkk dkk.
d.l.l., dll dll.
d.s.b., dsb dsb.
t.s.b, tsb tsb.
12000 orang 12.000 orang

b. Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf
kapital seluruhnya, (b) singkatanlambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang, (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel, (d)
akhir angka digit lebh dari satu angka, serta (e) akhir tanggal surat, nomor surat,
pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.
Salah Benar
D.P.R.D., DPRD. DPRD
cu. (cuprum) cu
5 cm. 5 cm
5 kg. 5 kg
Rp. 5.000,- Rp 5.000,00
A. Latar Belakang. A. Latar Belakang
1.1.2. Masalah Penelitian. 1.1.2 Masalah Penelitian
Tabel 2: Frekuensi Kehadiran. Tabel 2 Frekuensi Kehadiran
Perihal: Undangan Rapat. Hal: Undangan rapat

Kepada Yth. Sdr. Arqoma Veda c.


Yth. Sdr. Arqoma Veda c. Jalan Karah IV No. 39
Jalan Karah IV No. 39 Surabaya
Surabaya

2. Pemakaian Tanda Koma


a. Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur, (b) setelah
nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada kalimat majemuk
setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului induk kalimat pada
kalimat majemuk bertiungkat, (e) setelah kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g) mengampit
keterangan tambahan.
Salah Benar
… lurah, camat dan bupati. … lurah, camat, dan bupati.
… mendapat 2 emas, dan 3 perak. … mendapat 2 emas dan 3 perak.
Prof. Dr. Dimyati M.Si.telah …. Prof. Dr. Dimyati, M.Si. telah ….
Bukan dia melainkan …. Bukan dia, melainkan ….
Karena … penelitian ini …. Karena …, penelitian ini ….
Oleh karena itu penyelesaian …. Oleh karena itu, penyelesaian ….
Susilo Bambang Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono,
Presiden Republik Indonesia Presiden Republik Indonesia,
mengharapkan ….. mengharapkan …..

b. Tanda koma tidak dugunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului
induk kalimat.
Salah Benar
Penelitian ini …, karena …. Penelitian ini … karena ….
Karena …, penelitian ini ….
Penelitian telah …, agar …. Penelitian telah … agar ….
Agar …, penelitian telah ….

3. Pemakaian Tanda Titik Koma


Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat majemuk
setara yang tidak menggunakan kata penghubung, (b) membedakan perincian yang
lebih kecil, yang menggunakan tanda koma, dan (c) perincian yang berupa klausa
yang ditulis dalam suatu senarai (daftar).
Salah Benar
Saya bekerja, kakak beristirahat Saya bekerja; kakak beristirahat.
Saya bekerja dan kakak beristirahat

Kegiatan ini memiliki tiga tujuan : Kegiatan ini memiliki tiga tujuan :
memberikan pengetahuan tentang memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia, membekali bahasa Indonesia; membekali
keterampilan berbahasa Indonesia, keterampilan berbahasa Indonesia;
serta menanamkan penghargaan, serta menanamkan penghargaan,
nilai, dan sikap untuk mencintai nilai, dan sikap untuk mencintai
bahasa Indonesia. bahasa Indonesia.

Kegiatan ini memiliki 3 tujuan : Kegiatan ini memiliki tiga tujuan :


(a) memberikan pengetahuan tentang (a) memberikan pengetahuan tentang
bahasa indonesia, bahasa indonesia;
(b) membekali keterampilan (b) membekali keterampilan
berbahasa indonesia, dan berbahasa indonesia;
(c) menanamkan penghargaan, nilai, (c) menanamkan penghargaan, nilai,
dan sikap untuk mencintai bahasa dan sikap untuk mencintai
indonesia. bahasa Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan : (a) Kegiatan ini bertujuan : (a)


memberikan pengetahuan tentang memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia, (b) membekali bahasa Indonesia; (b) membekali
keterampilan berbahasa Indonesia, keterampilan berbahasa Indonesia;
dan (c) menanamkan penghargaan, serta (c) menanamkan penghargaan,
nilai, dan sikap untuk mencintai nilai, dan sikap untuk mencintai
bahasa Indonesia. bahasa Indonesia.

4. Pemakaian Tanda Titik Dua


Tanda titik dua digunakan untuk memisahkan rincian yang mengikuti klausa lengkap.
Salah Benar
Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh: memperoleh deskripsi tentang hal-hal
(a) Deskripsi tentang keterlaksanaan berikut :
perencanaan model pembelajaran (a) keterlaksanaan perencanaan model
tipe STAD pembelajaran tipe STAD
(b) Deskripsi tentang hasil belajar siswa (b) hasil belajar siswa akibat
akibat pelaksanaan model pelaksanaan model pembelajaran
pembelajaran tipe STAD. tipe STAD.

5. Pemakaian Tanda Hubung


Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan terhadap
kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan kata.
Salah Benar
… ragu2 … ragu-ragu
… ber KTP … ber-KTP
… pada 2009 an … pada 2009-an
… meluka-i … melu-kai.
… mempelaja-ri sesuatu … mempela-jari sesuatu
… di antaranya i-kan dan beras … di antaranya ikan dan beras
… menginginkan sesuatu … mengi-nginkan sesuatu
… selambat-lam-batnya … selambat-lambatnya

6. Pemakaian Tanda Pisah


Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tanbahan dan (b) menyatakan
jarak yang berarti sampai dengan. Tanda pisah dapat diganti dengan tanda hubung
rangkapan.
Salah Benar
Subjek penelitian, istilah ini sering Subjek penelitian – istilah ini sering
digunakan untuk penelitian kualitatif digunakan untuk penelitian kualitatif –
tidak terikat oleh kehadiran peneliti. tidak terikat oleh kehadiran peneliti.

… kehadiran saudara pada : … kehadiran Saudara pada :


Hari : Minggu hari : Minggu
waktu : pukul 10.00-13.15
Waktu : Pukul 10.00-13.15 WIB
… kehadiran Saudara pada
hari : Minggu
waktu : pukul 10.00-13.15

… kehadiran saudara pada : … kehadiran saudara pada :


Hari : Minggu Hari : Minggu
Waktu : Pukul 10.00 s/d 13.15 WIB Waktu : Pukul 10.00 s.d. 13.15 WIB
PELAFALAN KATA

Huruf ǝ pada kata berikut dilafalkan seperti e pada lepas, e dilafalkan seperti e pada
dewa, ɛ dilafalkan seperti e pada nenek, x dilafalkan seperti kh pada makhluk, ? dilafalkan
seperti k pada cicak, serta k dan ŋ dilafalkan seperti k dan ng pada kita dan bunga.
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
teras (‘inti’) teras tǝras
peka pǝka pǝka
peta peta pǝta
senjang sǝnjaŋ senjaŋ
esa esa ǝsa
teknik tɛxnik, tɛhnik tɛknik
subjek subyɛk subjɛk
baik baik baIk
pendidikan pǝndidi?an pǝndidikan
perbankan pǝrbaŋan pǝrbankan
konsisten konsistǝn konsistɛn
target tarjɛt targɛt
PEMBENTUKAN KATA

A. Pengimbuhan meng –
1) Fonem k, t, s, p yang mengawali bentuk dasar akan luluh sehingga yang terjadi adalah
urutan bentuk meng-, men-, meny-, mem- dalam kata pembentukannya, bukan
mengk-, ment-, memp-, mens-, seperti berikut ini.
meng- + > mengomunikasikan bukan mengkomunikasikan
meng- komunikasikan > mengiaskan bukan mengkiaskan
meng- + kiaskan > memengaruhi bukan mempengaruhi
meng- + pengaruhi > memelopori bukan mempelopori
meng- + pelopori > memerkosa bukan memperkosa
meng- + perkosa > menerjemahkan bukan menterjemahkan
meng- + terjemahkan > menaati bukan mentaati
meng- + taati > menafsirkan bukan mentafsirkan
meng- + tafsirkan > menyukseskan bukan mensukseskan
meng- + sukseskan > menyejahterakan bukan mensejahterakan
meng- + sejahterakan > menyurvai bukan mensurvai
+ survai

2) Fonem c dan sy yang mengawali bentuk dasar tidak luluh; yang muncul dalam kata
bentuknya semestinya menye-, menysy-, tetapi dalam bahasa tulis hal itu cukup
dituliskan menc-, mensy-, bukan meny-, seperti yang berikut.
men- + contek > mencontek buka menyontek
men- + contoh > mencontoh n menyontoh
men- + cinta > mencintai buka menyintai
meng- + syiarkan > mensyiarkan n menyiarkan
meng- + syariatkan > mensyariatkan buka menyariatkan
n
buka
n
buka
n

3) Fonem k, t, s, p yang mengawali suatu kata bentuk dasar tidak diluluhkan dengan
awalan meng- apabila fonem tersebut merupakan awalan atau bagian dari kluster
(konsonan rangkap).
meng- + klimaks > mengklimaks bukan menglimaks
meng- + kristal > mengkristal bukan mengristal
meng- + praktikkan > mempraktikan bukan memraktikan
meng- + program > memprogram bukan memrogram
meng- + traktir > mentraktir bukan menraktir
meng- + transfer > mentransfer bukan menransfer
meng- + terpelajarkan > menterpelajarkan bukan menerpelajarka
meng- + pergunakan > mempergunakan bukan n
memergunakan

4) Kata dasar ekasuku (bersuku tunggal) tidak diluluhkan dengan awalan meng- atau
langsung mengikutinya, tetapi dilekatkan dengan awalan menge-.
meng- + bom > mengebom buka membom
meng- + cat > mengecat n mencat
meng- + cek > mengecek buka mencek
meng- + las > mengelas n melas
meng- + rem > mengerem buka merem
n
buka
n
buka
n

B. Pengimbuhan ber-
1) Awaln ber-, yang bertemu dengan bentuk dasar bersuku pertama mengandung –er
atau berawal dengan fonem r, berubah menjadi be-.
Salah Benar
bercermin becermin
berpermata hijau bepermata hijau
berruas beruas

2) Kata kerja berikut seharusnya dinyatakan dengan awalan ber-


Salah Benar
… sedang kuliah …. … sedang berkuliah ….
… jalan kaki …. … berjalan kaki ….
… ketemu …. … bertemu ….
Sampai jumpa …. Sampai berjumpa ….
Hati-hati banyak ornag kerja. Hati-hati banyak ornag bekerja.

C. Pengimbuhan peng-, pe-, dan penge-


1) Imbuhan peng- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba
meng-.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
cinta mencintai pecinta alam pencinta alam
candu mencandui pecandu pencandu
jabat menjabat pejabat penjabat
sapa menyapa pesapa penyapa
suluh menyuluh pesuluh penyuluh
tatar menatar petatar penatar

2) Imbuhan pe- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba ber-.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
buru berburu pemburu peburu
jabat berjabatan penjabat pejabat
judi berjudi penjudi pejudi
juang berjuang penjuang pejuang
tinju bertinju peninju petinju
ziarah berziarah penziarah peziarah

3) Imbuhan pe- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba di-.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
sapa disapa penyapa pesapa
suluh disuluh penyuluh pesuluh
tatar ditatar penatar petatar

4) Imbuhan pe- digunakan untuk kata dasar yang maknanya mengacu kepada verba
meng- apabila bertemu dengan kata yang berawal dengan fonem y, w, l, atau r.
Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
yakin menyakin pengyakin peyakin
rokok merokok pengrokok perokok
rusak merusak pengrusak perusak
waris mewarisi - pewaris
lunak melunakkan penglunak pelunak

5) Imbuhan penge- digunakan untuk kata dasar yang ekasuku.


Kata Dasar Kata Kerja Salah Benar
bom mengebom pembom pengebom
cat mengecat pencat pengecat
cek mengecek pencek pengecek
las mengelas penglas pengelas
lem mengelem penglem pengelem
rem mengerem pengrem pengerem

D. Pengimbuhan –an
1) Imbuhan –an berfungsi membentuk kata benda. Oleh karena itu, -an tidak dipelukan
pada pembentukan kata yang berasal dari kata benda.
Salah Benar
sekolahan sekolah
ruangan ruang
usulan usul
(ber)peranan (ber)peran
2) Imbuhan –an membentuk makna sesuatu yang di-.
Salah Benar
kesimpulan simpulan
keputusan putusan
keunggulan unggulan
buronan buron / buruan

E. Pengimbuhan –i dan –kan


Salah Benar
(1) Indonesia tidak pernah menginginkan (1) Indonesia tidak pernah mengingini
senjata kimia. senjata kimia.
(2) Pak lurah menugaskan warga (2) Pak lurah menugasi warga
kampungnya untuk membersihkan kampungnya untuk membersihkan
saluran air saluran air
(3) Kabupaten Magetan membawahi lima (3) Kabupaten Magetan membawahkan
belas kecamatan. lima belas kecamatan.
(4) Persebaya memenangkan pertandingan (4) Persebaya memenangi pertandingan

F. Bentuk Terikat Baru


1. Bentuk adi-
Bentuk adi- berarti agung atau besar sekali. Bentuk ini dipakai untuk
menerjemahkan awalan bahasa Inggris super- atau bentuk lain.
adikuasa (superpower)
adikodrati (supernatural)
adibunyi (supersonic)

2. Bentuk alih
Bentuk alih berarti pindah. Bentuk ini dipergunakan untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris trans-.
alih bahasa (translation)
alih tulis (transcript)
alih tempat (translocation)

3. Bentuk antar-
Bentuk antar- berarti diantar, yang dipergunakan untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris inter- atau intra-.
antarbenua (intercontinental)
antarpulau (interisland)
antarjawatan (interoffice)
antarnegara (interstate)

4. Bentuk anti-
Bentuk anti- berarti malawan, menentang, bertentangan dengan, atau tidak setuju.
antikomunis
antiteroris
antikorupsi
antinarkoba

5. Bentuk awa-
Bentuk awa- berarti menghilangkan. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris de- atau dis-.
awahama (disenfection)
awaracun (detoxification)
awanilai (devaluation)
awabau (deodorant)

6. Bentuk baku
Bentuk terikat baku berarti saling.
baku hantam baku tembak
baku pukul baku serang

7. Bentuk bawah
Bentuk terikat bawah berarti di bawah. Bentuk ini dipaka untuk menerjemahkan
awalan bahasa Inggris sub- atau under-.
bawah sadar (subconsciousness)
bawah tanah (subsoil)
bawah tangan (underhanded)
bawah umur (underage)

8. Bentuk dwi-
Bentuk terikat dwi- berarti dua. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris di-, dua, bi-, atau bentuk lain.
dwibahasa (bilingualism)
dwitunggal (duamivirate)
dwiwarna (two colored flag)
dwisuku (bisyllabe)
9. Bentuk maha-
Bentuk terikat maha- dipakai untuk menerjemahkan istilah bahasa Inggris yang di
dalamnya terkandung makna besar atau sangat.
mahakuasa (onmipotent)
mahatahu (onmiscient)
mahaguru (professor)
mahapenting (very important)

10. Bentuk nara-


Bentuk nara- dipakai untuk menerjemahkan istilah bahasa Inggris yang berarti orang.
Narapidana (convicted person)
Narasumber (resource person)
narasandi (informan)

11. Bentuk nir-


Bentuk terikat nir- berarti tidak dengan atau tanpa. Bentuk ini dipakai untuk
menerjemahkan awalan bahasa Inggris a-, an-, in-, non- atau bentuk lain. Namun,
pemakai bahasa Indonesia sering pula menggunakan tanpa sebagai imbuhan untuk
menandai nir.
nirnama - tanpa nama (nomen nescio)
nirgelar - tanpa gelar (nondegree)
nirarti - tanpa makna (nonsense)
nirsuara - tanpa suara (voiceless)

12. Bentuk pasca-


Bentuk terikat pasca- berarti sesudah. Bentuk pasca- dipakai untuk menerjemahkan
awalan bahasa Inggris post-.
pascasarjana (postgraduante)
pascaperang (postwar)
pascabedah (postoperative)
13. Bentuk pramu-
Bentuk terikat pramu- dipergunakan untuk menyatakan orang yang memberikan jasa
atau pemberi jasa.
pramuniaga pramuwisma
pramuwisata pramusaji

14. Bentuk pra-


Bentuk terikat pra- berarti sebelum atau di muka. Bentuk ini dipakai untuk
menerjemahkan awalan bahasa Inggris ante-, pre-, atau bentuk lain.
Prasejarah (prehistory)
Prasyarat (precondition)
Praduga (preasumption)
Prasaran (preadvice)
prasangka (prejudice)

15. Bentuk purna-


Bentuk purna- dipakai untuk menyatakan makna lengkap atau sempurna.
purnawirawan
purnakarya
paripurna
purnajual
purnatugis
purnabakti
purnasidang

16. Bentuk salah


Bentuk salah berarti tidak betul, kurangbaik, atau tidak sebagaimana mestinya.
Bentuk ini digunakan untuk menerjemahkan awalan bahasa Inggris mis-.
Salah tafsir (misconstrue)
Salah paham (misunderstanding)
Salah sebut (miscall)
Salah kelola (mismanagement)

17. Bentuk saling


Bentuk terikat saling berarti timbal balik. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan
awalan bahasa Inggris inter-.
Saling tukar (interchange)
Saling susup (interpenetrate)
Saling kait (interlink)
Saling tindak (interact)
Saling hubung (interconnection)
Saling bergantung (interdependency)

18. Bentuk serba-


Bentuk serba berarti semua. Bentuk ini berpadanan dengan makna terjemahan awalan
bahasa asing omni-, all-, multi-, atau bentuk lain.
serba bisa (allround)
serbaneka (omnifarious)
serba cuaca (all-weather)
serba sama (homo negeous)

19. Bentuk swa-


Bentuk swa-, yang berarti sendiri, dipakai untuk menerjemahkan awalan bahasa
Inggris self-, auto-, atau bentuk lain.
swasembada (selfsupporting)
swadaya (autoactivity)
swalayan (selfservice)
swadiri (selfdom)

20. Bentuk tak-


Bentuk terikat tak- dipergunakan untuk menunjukkan bentuk ingkar yang berarti
tidak. Bentuk ini digunakan sebagai padanan terjemahan awalan bahasa Inggris a-,
ab-, in-, non-, atau bentuk lain.
taknormal (abnormal)
takjelas (unclear)
taktentu (indefinite)
takcakap (uncompetent)

21. Bentuk tan-


Bentuk tan- berarti bukan. Bentuk tersebut dipakai untuk menerjemahkan awalan
bahasa Inggris an-, in-, non-.
taninsan (nonhuman)
tanorganik (anorganik)
tanwarna (uncolor)

22. Bentuk tata-


Bentuk terikat tata- berarti susunan, tatanan. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan
awalan bahasa Inggris order atau bentuk lain.
tata masyarakat (social order)
tata surya (solar system)
tata ekonomi (economic order)
tata warna (technicolor)

23. Bentuk tuna-


Bentuk tuna- berarti kurang, tidak memiliki, atau cacat. Bentuk ini digunakan untuk
menerjemahkan awalan bahasa Inggris a-, under- dan akiran –less atau bentuk lain.
tunasusila (amoral)
tunawisma (rootless)
tunaaksara (analphabetic)
tunakarya (underemployed)
tunanetra (blind)

24. Bentuk wajib


Bentuk wajib dipergunakan dengan makna (yang) harus melakukan sesuatu.
wajib militer
wajib belajar
wajib pajak
wajib lapor

25. Bentuk –isasi


Akhiran –isasi merupakan imbuhan serapan dari bahasa Inggris. Imbuhan ini sejajar
dengan imbuhan peng-an, yang mengandung makna proses sesuatu.
nasionalisasi (penasionalan)
listrikisasi (pelistrikan)
sengonisasi (penyegonan)
turinisasi (penurian)
pisangisasi (pemisangan)
standardisasi (penstandaran)

26. Bentuk –wan, -man, dan –wati


Akhiran –wan, -man, dan –wati merupakan imbuhan serapan dari bahasa sanskerta
yang bermakna orang yang ahli dalam hal tertentu, orang yang tugasnya berhubungan
dengan se-suatu, atau bersifat sesuatu. Akhiran –wan, dan –man menunjuk pada jenis
kelamin laki-laki, sedang –wati menunjuk pada wanita. Namun, dalam
perkembangannya, bentuk –wati kurang produktif. Bentuk –wan yang lebih produktif
karena akhir-akhir ini –wan digunakan pula untuk menunjuk pada wanita. Bentuk
` pada akhiranya lebih netral sebab secara khusus dalam bahasa Indonesia tidak
dikenal bentuk gender (jenis kelamin pada kata).

sastrawan - sastrawati
negarawan - negarawati
wartawan - wartawati
angkasawan - angkasawati
seniman seniwati
Bentukan pada lajur kanan jarang ditemukan. Sementara itu, bentuk di lajur kiri dapat
dipakai untuk merujuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

27. Bentuk –isme


Akhiran –isme merupakan akhiran serapan dari bahasa Inggris –ism yang berarti
paham, aliran, atau ajaran. Akhiran ini selain melekat dengan bentuk aslinya, juga
melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
nasionalisme (nationalism)
sosialisme (socialism)
daerahisme
sukuisme
pancasilaisme

28. Bentuk –is


Akhiran –is erat hubungannya dengan –isme. Akhiran ini berasal dari bahasa Inggris
–ist, yang berarti bersifat … Seperti halnya –isme, akhiran –is selain melekat dengan
bentuk aslinya, juga dapat melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
linguis (linguist)
nasionalis (nationalist)
sosialis (socialist)
sukuis
pancasilais

29. Bentuk –ulang


Bentuk terikat ulang berarti kembali lagi. Bentuk ini dipakai untuk menerjemahkan
awalan bahasa Inggris re-.
Cetak ulang (reprint)
Tulis ulang (rewrite)
Daur ulang (recycle)
Terbit ulang (republication)
Isi ulang (refill)
PEMILIHAN KATA

(1) Ketepatan Penggunaan Kata


Salah Benar
(1) Ketika pulang kampung, dia bertemu (1) Ketika pulang kampung, dia bertemu
dengan bekas gurunya. dengan mantan gurunya.
(2) “Berapa lama lagi saya harus (2) “Berapa lama lagi saya harus
menunggu keputusan Bapak?” kata menunggu keputusan Bapak?” tanya
Agus kepada Bambang. Agus kepada Bambang.
(3) Demikianlah yang ingin kami (3) Demikianlah yang (mampu) kami
sampaikan. Atas perhatiannya sampaikan. Atas perhatian
diucapkan terima kasih. Bapak/Ibu/Saudara, kami sampaikan
terima kasih.
(4) Kami minta maaf. Sebagai seorang (4) Saya minta maaf. Sebagai seorang
guru, kami tidak bisa berbuat apa-apa. guru, saya tidak bisa berbuat apa-apa.
(5) Dihujat bagaimanapun dia tidak (5) Dihujat bagaimanapun dia bergeming
bergeming sedikit pun. sedikit pun.
(6) Meskipun sudah berkali-kali ditegur, (6) Meskipun sudah berkali-kali ditegur,
Anggraeni tetap saja mengacuhkan Anggraeni tetap saja tidak
nasihat ibunya mengacuhkan nasihat ibunya
(7) Dandanan dan pakaiannya malam itu (7) Dandanan dan pakaiannya malam itu
seronok benar sehingga ibu-ibu tidak seronok sehingga ibu-ibu
berbisik-bisik dan mencibirnya. berbisik-bisik dan mencibirnya.
(7) Dandanan dan pakaiannya malam itu
Seronok benar sehingga pantas bahwa
ibu-ibu berbisik-bisik karena
mengaguminya.

Keterangan :
bergeming : diam saja, tidak bergerak sedikit juga
mengacuhkan : memperhatikan, mengindahkan, menuruti, atau mengikuti.
seronok : menyenangkan hati, sedap dilihat atau didengar

(2) Kebenaran Penggunaan Kaidah


Benar Salah
(1) Sebaiknya Anda tidak merubah (1) Sebaiknya Anda tidak mengubah posisi
posisi tempat duduk yang ada. tempat duduk yang ada.
(2) Siapa yang mengkoordinir kegiatan (2) Siapa yang mengoordinasikan kegiatan
itu ? itu ?
(3) Jangan mentertawakan kesalahan (3) Jangan menertawakan kesalahan orang
orang lain. lain.
(4) Penterjemahan buku asing ke dalam (4) Penerjemahan buku asing ke dalam
bahasa Indonesia hendaknya bahasa Indonesia hendaknya
memperhatikan aspek budaya. memperhatikan aspek budaya.
(5) Kelompok pecinta alam Green (5) Kelompok pencinta alam Green Peace
Peace mengadakan ulang tahun. mengadakan ulang tahun.
(6) Berdasarkan hasil analisa, (6) Berdasarkan hasil analisis, frekuensi
frekwensi maksimum dapat terjadi maksimal dapat terjadi bila tekanan
bila tekanan udara dikurangi. udara dikurangi.
(7) Tingkat objektifitas penilaian (7) Tingkat objektivitas penilaian
mempengaruhi prosentase hasilnya. memengaruhi persentase hasilnya.

(3) Kelaziman Penggunaan Kata


Salah Benar
(1) Dia bertemu dua adiknya. (1) Dia bertemu dengan dua adiknya.
(2) Hal itu bermanfaat untuk… (2) Hal itu bermanfaat bagi…
(3) Jangan mendiskusikan tentang… (3) Jangan berdiskusi tentang…
(4) Kami berterima kasih untuk… (4) Kami berterima kasih atas…
(5) Fakta itu terdiri dari… (5) Fakta itu terdiri atas…
Fakta itu terjadi dari…
Fakta itu terbagi dalam…
(6) Hal itu sesuai fakta… (6) Hal itu sesuai dengan fakta…

PEMAKAIAN ISTILAH
Istilah ialah kata atau gabungan kata ang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Sebagai bentuk bahasa
yang berbeda dengan kata, istilah lebih bersifat internasional. Namun, sumber peristilahan
dalam bahasa Indonesia tidak selurhnya berasal dari bahasa asing. Secara luas yang menjadi
sumber istilah dalam bahasa Indonesia adalah (a) kosakata bahasa Indonesia, (b) kosakata
bahasa Serumpun, dan (c) kosakata bahasa asing. Urutan tersebut menjadi prioritas
penentuannya.
Di samping itu, istilah yang dipilih harus memenuhi syarat (1) mengungkapkan
makna secara tepat, misalnya oksigen lebih tepat dipakai daripada zat asam, (2) lebih singkat,
misalnya gulma leih singkat dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu, serta (3) tidak
bernilai rasa buruk dan sedap didengar, misalnya pramuria bernilai rasa lebih baik daripada
hostes.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan
kemampuan peristilahan dari sokakata bahasa Indonesia yang sangat terbatas, istilah bahasa
asing akan banyak mewarnai kosakata bahasa Indonesia. Untuk tu, diperlukan kaidah
penyerapan bahasa asing, baik dengan penyesuaian ucapan maupun ejaannya. Hal itu
dimaksudkan agar tejadi keseragaman pemakaian dengan mempertimbangkan konteks
situasi, kemudahan belajar bahasa, dan kepraktisannya.
Bedasarkan kenyataan diatas, ada tiga kategori penyerapan istilah bahasa asing : (1)
unsur-unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa Indonesia yang tidak perlu diubah
ejaannya, seperti iklan, otonomi, dan dongkrak, (2) unsure asing yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan pengucapan mengikuti bahasa asing dan ejaannya
juga seperti bahasa asing, seperti shuttle cock dan real estate, dan (3) unsure yang
pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti
berikut ini.
salah benar
ambulan ambulans
anaemia anemia
analisa analisis
anarkhi anarki
anti klimak, anti klimaks antiklimaks
asesoris aksesoris
atlit atlet
atmosfir atmosfer
charter carter
chek, check cek
china cina
diagnosa diagnosis
ekosan, ikosan eikosan
enerji energy
erobik aerobic
erosol aerosol
filem film
formatir formatur
formil formal
frekwensi frekuensi
haemoglobin hemoglobin
hidrolik hidraulik
hiper sesitif hipersesitif
hipotesa hipotesis
hirarki hierarki
idialis idealis
infra merah inframerah
inspektor inspektur
intra molekular intramolekular
kharisma karisma
kliptomani, kleptomani kleptomania
kondite konduite
konggres kongres
konskwen, konskuen konsekuen
kontinyum, kontinuum kontinum
kordinasi, kordinir koordinasi
korp korps
korum kuorum
kwalitet, kwalitas kualitas
kwantitet, kwantitas kuantitas
kwartil kuartil
kwesioner, kuesener kuesioner
legalisir legalisasi
mass media media massa
meta morfosa, meta morfosis metamorfosis
minimum minimal
monarkhi monarki
netron neutron
obyektif objektif
objektifitas, obyektifitas objektivitas
on ons
optimum optimal
otomatis automatis
pasen pasien
poli teknik politeknik
pool pul
prosen, prosentase persen, persentase
proto plasma protoplasma
rematik reumatik
sekema skema
semi final semifinal
semi permanen semipermanen
sigot zigot
sintesa sintesis
sistim, system sistem
spagheti spageti
sprint sprin
sub unit subunit
sufik sufiks
super natural supernatural
supra segmental suprasegmental
taxi taksi
team tim
tehnik teknik
tradisionil tradisional
ultra violet ultraviolet
uni lateral unilateral
varitas varietas

PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF


A. Kejelasan Kalimat
Salah Benar
(1) Dari segi kekomunikatifan, kejelasan (1) Segi kekomunikatifan, kejelasan bahasa,
bahasa, keterbacan, penyajian keterbacan, penyajian gambar, grafik,
gambar, grafik, dan rumus-rumus, dan rumus-rumus, disepakati untuk
disepakati untuk ditinjau dan ditinjau dan disempurnakan.
disempurnakan.
(2) Di dalam pengadaan tenaga (2a) Pengadaan tenaga akademis baru,
akademis baru khusus untuk tenaga khusus untuk tenaga dokter, yang
dokter supaya diusahakan peraturan peraturannya membatasi hanya untuk
yang membatasi hanya diizinkan bidang nonklinik (praklinik) perlu
untuk bidang non klinik (praklinik) ditinjau kembali.
ditinjau kembali. (2b) Di dalam pengadaan tenaga akademis
Baru, khusus untuk tenaga dokter,
peraturan yang membatasi hanya
untuk
bidang nonklinik (praklinik) perlu
(3) Sebagai pandangan hidup bangsa ditinjau kembali.
dapat dipergunakan untuk pedoman (3a)Pandangan hidup bangsa dapat
dalam kehidupan nyata, dan dipergunakan untuk pedoman dalam
perwujudannya sehari-hari, baik kehidupan nyata dan perwujudannya
dalam lingkungan kerja maupun dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-
masyarakat. hari, baik dalam lingkungan kerja
maupun masyarakat.
(3b)Sebagai pandangan hidup bangsa,
Pancasila dapat dipergunakan untuk
pedoman dalam kehidupan nyata dan
perwujudannya dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam
(4) Sesuai prosedur yang biasa lingkungan kerja maupun masyarakat.
dilakukan dalam menangani masalah (4a)Sesuai dengan prosedur yang biasa
serupa ini, sebelum dilakukan dalam menangani masalah
menyelenggarakan lelang Proyek serupa ini, sebelum menyelenggarakan
terlebih dahulu menyiapkan lelang proyek, panitia terlebih dahulu
pedoman, petunjuk berupa RKS menyiapkan pedoman, petunjuk berupa
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat), RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat),
petunjuk teknis, proofreading, dan petunjuk teknis, proofreading, dan
petunjuk teknis setting. petunjuk teknis setting.
(4b) Sesuai dengan prosedur yang biasa
dilakukan dalam menangani masalah
serupa ini, sebelum menyelenggarakan
lelang proyek, terlebih dahulu
disiapkan pedoman, petunjuk berupa
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-
syarat), petunjuk teknis, proofreading,
(5) Jumlah dosen tetap IKIP MALANG dan petunjuk teknis setting.
sebanyak 885 orang tersebar pada (5a)Jumlah dosen tetap IKIP Malang
FIP 236 orang, FPBS 147 orang, sebanyak 885 orang, yang tersebar
FPMIPA 186 orang, FPIPS 175 pada FIP 236 orang, FPBS 147 orang,
orang, dan FPTK 141 orang, (secara FPMIPA 186 orang, FPIPS 175 orang,
kepangkatan / golongan dan jabatan dan FPTK 141 orang, (secara rinci
fungsional lihat pada lampiran 5 menurut kepangkatan/golongan dan
Tabel 11 dan Tabel 12) jabatan fungsional lihat pada lampiran
5 Tabel 11 dan Tabel 12)
(5b) Jumlah dosen tetap IKIP Malang, yang
sebanyak 885 orang, tersebar pada FIP
236 orang, FPBS 147 orang, FPMIPA
186 orang, FPIPS 175 orang, dan
FPTK 141 orang, (secara rinci…)

B. Kepaduan Unsur Kalimat


Salah Benar
(6) Apakah menurut anda Penataran ini (6)Menurut anda, apakah penataran ini
adalah cara yang terbaik untuk adalah cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan tsb? mencapai tujuan tsb?
(7) Dengan pengetahuan anda sekarang (7)Dengan pengetahuan Anda sekarang
ini mengenai tujuan Penataran, ini
apakah menurut anda Metode mengenai tujuan penataran, menurut
Penataran ini merupakan cara yang Anda, apakah metode penataran ini
terbaik? merupakan cara yang terbaik?
(8) Pada pertemuan-pertemuan tersebut
Tim menyerahkan pula kepada (8)Pada pertemuan-pertemuan tersebut
Rektor Buku Pedoman PTA, kecuali Tim menyerahkan pula Buku Pedoman
untuk IPB karena belum selesai pada PTA kepada Rektor, kecuali untuk IPB
waktu itu. karena belum selesai pada waktu itu.
(9) Sehingga dalam hal ini peran
saudara-saudara dan juga para (9)…sehingga dalam hal ini peran
pelaku pendidikan di Perguruan saudara-saudara dan juga para pelaku
Tinggi sangat kami harapkan…. pendidikan di Perguruan Tinggi
sangat
kami harapkan…..

C. Kecermatan
1. Penggunaan Kata secara Tepat
Salah Benar
(10) Tujuan diskusi adalah memahami (10)Tujuan diskusi adalah memahami
dan menyakini bahwa kemajuan ilmu dan menyakini bahwa kemajuan
pengetahuan dan teknologi, bila salah ilmu pengetahuan dan teknologi,
penerapannya bahkan akan bila salah penerapannya akan
menimbulkan bahaya dan bencana menimbulkan bahaya dan bencana,
yang justru bertentangan dengan yang justru bertentangan dengan
kepribadian kita. kepribadian kita.
(11) Mengingat bahwa pembimbing (11a) Mengingat bahwa pembimbing
dalam program pencangkokan ini dalam program pencang-kokan ini
memperoleh imbalan, maka perlu memperoleh imbalan, hal itu perlu
diperhatikan agar jangan sampai diwaspadai agar jangan sampai
mengakibatkan tenaga-tenaga muda di mengakibatkan tenaga-tenaga muda
perguruan tinggi sumber kurang di perguruan tinggi sumber kurang
diperhatikan pembinaannya. diperhatikan pembi-naannya.
(11b)Karena pembimbing dalam program
pencangkokan ini memperoleh
imbalan, hal itu perlu diwaspadai
agar jangan sampai….

2. Penghindaran Unsur Mubazir


Salah Benar
(12) Buku pedoman ini adalah (12) Buku pedoman ini merupakan
merupakan konsep II, penyempurnaan konsep II, yakni penyempurnaan
dari konsep I yang telah dibagikan dari konsep I yang telah dibagikan
pada kunjungan ke PTS pada kunjungan ke PTS
(13) Hasil dari kunjungan ke PTS ini (13) Hasil kunjungan ke PTS ini
merupakan unsur yang sangat penting merupakan unsur yang sangat
bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan penting bagi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya. kegiatan selanjutnya.
(14) Tujuan daripada kegiatan…. (14) Tujuan daripada kegiatan….
(15) Dia membicarakan tentang…. (15) Dia membicarakan tentang….
(16) Hal itu agar supaya…. (16) Hal itu agar supaya….
(17) Perjuangan ini demi untuk…. (17) Perjuangan ini demi untuk….
(18) Hal itu sangat baik sekali…. (18) Hal itu sangat baik sekali….
(19) Banyak kegiatan-kegiatan…. (19) Banyak kegiatan-kegiatan….
(20) Karena…, maka penelitian ini…. (20) Karena…, maka penelitian ini….

3. Pembentukan Frasa yang Tepat


Salah Benar
(21) Berdasarkan surat Saudara (21)Berdasarkan surat Saudara
beberapa waktu yang lalu, kami telah bebera-pa waktu yang lalu, telah
kirimkan beberapa peserta penataran kami kirimkan beberapa peserta
penataran
(22) Lain kali kemukakan dulu (22)Kali lain kemukakan dulu gagasan
gagasan Saudara, setelah itu…. Saudara, setelah itu….

4. Pemakaian Konjungsi secara Tepat


Salah Benar
(23) Baik penelaah dan penulis sangat (23) Baik penelaah maupun penulis
terbuka dan merasa bahwa saling sangat terbuka dan merasa
terbuka dapat saling menukar bahwa saling terbuka dapat
informasi untuk menyempurnakan saling menukar informasi untuk
buku baik mengenai isi, bahasa, menyempurnakan isi, bahasa,
maupun formatnya. dan format buku.
(24) … tidak …, melainkan … (24) … tidak …, melainkan …
(25) … bukan …, tetapi …. (25) … bukan …, tetapi ….
(26) Tetapi banyak hal yang…. (26) Tetapi banyak hal yang….

5. Pembentukan Kata yang Sejajar


Salah Benar
(27) Adapun langkah-langkah pokok (27a) Adapun, langkah-langkah pokok
PPSI adalah : PPSI adalah
1. Merumuskan tujuan 1.merumuskan tujuan instruksional
instruksiona 2.mengembangkan alat evaluasi
2. Pengembangan alat evaluasi 3.merumuskan kegiatan belajar
3. Merumuskan kegiatan belajar 4.merencanakan program kegiatan
4. Merencanakan program 5.melaksanakan program
kegiatan (27b) Adapun, langkah-langkah pokok
5. Pelaksanaan program PPSI adalah
1.perumusan tujuan instruksional
2.pengembangan alat evaluasi
3.perumusan kegiatan belajar
4. perencanaan program kegiatan
5.pelaksanaan program
(27c) Adapun, langkah-langkah pokok
PPSI adalah (1) perumusan tujuan
instruksional (2) pengembangan
alat
evaluas (3) perumusan kegiatan
belajar (4) perencanaan program
kegiatan (5) pelaksanaan program

6. Penalaran yang Logis


Salah Benar
(28) Selamat dirgahayu HUT (28a) Selamat HUT ke-65 Kemerdekaan
Kemerdekaan RI ke-65 RI
(28b) Dirgahayu Kemerdekaan RI
(28c) Dirgahayu Kemerdekaan RI dalam
HUT ke-65
(29) Saya mengajar mata pelajaran (29a) Saya mengajarkan mata pelajaran
Biologis di kelas A Biologi di kelas A
(29b) Saya mengajar kelas A mata
pelajaran Biologi
(30) Mendiknas member beasswa (30a) Mendiknas memberikan beasiswa
kepada mahasiswa berprestasi kepada mahasiswa berprestasi.
(30b) Mendiknas memberi mahasiswa
berprestasi beasiswa

Keterangan :
Dirga = pandang dan hayu = usia, umur

PENULISAN SURAT DINAS


A. Penulisan Kepala Surat
Dalam kepala surat ada tiga unsure pokok yang harus tercantum, yakni (a) nama
instansi/kantor/badan, (b) alamat, dan (c) logo. Alamat dapat meliputi nama
tempat/lokasi, nomor telepon nomor teleks, ataupun nomor kotak pos. adapun cara
penulisan komponen-komponen itu adalah sebagai berikut .
(a) Nama instansi ditulis dengan huruf kapital seluruhnya. Bila instansi itu berada di
tingkat daerah (cabang), urutan penulisannya dimulai dari instansi tingkat yang lebih
tinggi (pusat) berangsur-angsur ke tingkat terendah. Nama-nama instansi itu ditulis
pada baris yang berbeda.
(b) Alamat kantor/instansi ditulis dengan huruf kapital hanya pada bagian awal masing-
masing kata ( unsur alamat). Huruf kapital seluruhnya juga dibenarkan asalkan
ukuran hurufnya lebih kecil daripada ukuran huruf nama instansi. Bila di samping
nama tempat sebagai unsure utama terdapat unsure penjelas, seperti nomor telepon,
nomor teleks, nomor kotak pos, atau nomor lain sebagai pelengkap, unsur-unsur
penjelas itu ditulis dengan dipisahkan tanda koma. Tanda koma itu berlaku pada
bagian tengah baris, bukan pada ujung baris. Dengan demikian, bila unsur penjelas itu
berada dalam baris yang berbeda dengan unsur utama alamat, di antara keduanya
tidak terdapat tanda koma. Kata jalan, telepon, teleks, dan kotak pos, misalnya,
dituliskan dengan huruf awal capital. Kata-kata tersebut sebaiknya tidak disingkatkan
menjadi Jl. atau Jln., telp. Atau tilp. Ataupun salah penulisannya, seperti telephone,
tilpun, tilpon, telpon, telex, kotakpos, atau P.O.Box.
(c) Komponen-komponen di atas pada setiap barisnya ditulis secara simetri
(d) Pada ujung setiap baris tidak terdapat tanda koma, termasuk tanda titik pada akhir
komponen.
(e) Logo atau lambang instansi ditempatkan di sebelah kiri.
(f) Antara bagian kepala surat ini dengan bagian berikutnya, yakni pembuka surat,
biasanya terdapat garis pemisah.

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan Mayor Bismo 37B Kediri
Telepon (0354) 83780, Teleks 33217 IDC SB

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JALAN MAYOR BISMO 37B KEDIRI
TELEPON (0354) 83780, TELEKS 33217 IDC SB
PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan Mayor Bismo 37B Kediri
Telepon (0354) 83780, Teleks 33217 IDC SB

B. Penulisan Pembukaan Surat


1. Penulisan Tanggal Surat
Salah Benar
5 – 09 – 2009 5 September 2009
5 – 09 – 2009
5 – 9 – 09
05 – 09 – ‘09
5 Sep 2009
Surabaya, 5 – 9 – 2009.
Surabaya, 5 September 2009.

2. Penulisan tanggal Surat


Salah Benar
Nomor : 13/104.4/J/2009. Nomor: 13/104.4/J/2009
Nomer : 13/104.4/J/09
Nomor : 13/ 104.4 / J / 2009
No. : 13/104.4/J/2009

3. Penulisan Laporan Surat


Salah Benar
Lampiran : 2 lembar Lampiran : Dua lembar
Lampiran : 2 (dua) lembar
Lamp. : Dua Lembar
Lampiran : 21 Lembar Lampiran : 21 lembar
Lampiran : Duapuluh satu lembar Lamp. : 21 lembar
Lamp. : Duapuluh satu Lembar
Lamp. : Dua puluh satu lembar

4. Penulisan Pokok Surat


Salah Benar
Hal : UNDANGAN RAPAT. Hal : Undangan rapat
Perihal : UNDANGAN RAPAT.
Perihal : UNDANGAN RAPAT.
Perihal : UNDANGAN RAPAT.
Hal : Undangan Rapat
Hal : Undangan rapat
Hal : Undangan rapat
Hal : Undangan rapat

5. Penulisan Tujuan Surat


Salah Benar
Kepada Yth. Kepala SDN Karah II
Yth. Bapak Kepala SDN Karah II Jalan Karah 432 Surabaya
Jalan Karah 432 Surabaya
Yth. Bapak Kepala SDN Karah II
Jalan Karah 432 Surabaya

Yth. Bapak Drs. Budiyono Yth. Bapak Budiono


Kepala SDN Karah II Kepala SDN Karah II
Jalan Karah 432 Jalan Karah 432 Surabaya
SURABAYA Yth. Drs. Budiyono
Kepala SDN Karah II
Jalan Karah 432 Surabaya

Kepada Kepada
Yth: PT Jatayu PT Jatayu
Jalan Martadinata 27 Lamongan Jalan Martadinata 27 Lamongan
u.p. Kabag Personalia u.p. Kabag Personalia

C. Penulisan Bagian Tubuh Surat


1. Penulisan Salam Pembuka
Salah Benar
Dengan hormat Dengan hormat,
Dengan hormat;
Dengan Hormat

Asalamualaikum wr. wb. Asalamualaikum w. w.,


Asalamu’alaikum W.W.,

Salam Sejahtera Salam sejahtera,


Salam Sejahtera,

2. Penulisan Bagian Isi Surat


a. Penulisan Paragraf Pembuka
Salah Benar
(a) Surat saudara kami telah terima (a) Surat saudara telah kami terima
tanggal …. tanggal ….
(b) Memenuhi surat Bapak tertanggal…, (b) Memenuhi permintaan Bapak melalui
nomor…, dengan ini kami surat nomor…, tanggal…, dengan ini
kirimkan…. kami kirimkan….
(c) Dengan menyesal kami beritahukan, (c) Dengan menyesal kami beritahukan
bahwa …. bahwa ….
(d) Dalam rangka …, maka kami (d) Dalam rangka …, kami beritahukan
beritahukan …. ….
(e) Mendasarkan pada hasil pemantauan (e) Berdasarkan hasil pemantauan ….
….
(f) Mengharap kedatangan Saudara pada (f) Kami mengharap kehadiran Saudara
…. pada ….

b. Penulisan Paragraf Inti


Salah Benar
Mengharap kedatangan saudara Dalam rangka penyusunan
pada : proposal BOS untuk sekolah, dengan
Hari : Senin ini kami mengharapkan kehadiran
Tanggal : 14 Mei 2009 Saudara pada
Waktu : jam 12.00 – 12.00 W.I.B hari : Senin
Tempat : Ruang Kelas III tanggal : 14 mei 2009
Acara : Penyusunan proposal waktu : pukul 12.00 – 12.00
dana BOS tempat : Ruang Kelas III

Salah Benar
Yang bertanda tangan di bawah ini : Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Dra. Sri Purwaningsih nama : Dra. Sri Purwaningsih
Jenis kelamin : Perempuan jenis kelamin : perempuan
Tempat dan tanggal lahir : Blitar, 2 April 1965 tempat dan tanggal lahir : Blitar, 2 April 1965
Alamat : Jalan Kanigoro 76 alamat : Jalan Kanigoro 76
Blitar Blitar
Dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi
guru bahasa Indonesia di sekolah yang bapak pimpin guru Bahasa Indonesia di sekolah yang Bapak pimpin

c. Penulisan Paragraf Penutup


Salah Benar
(a) Atas perhatiannya kami ucapkan (a) Atas perhatian Saudara, kami
terima kasih. sampaikan terima kasih.
(b) Demikian atas perhatian dan (b) Demikian pemberitahuan ini. Atas
kehadirannya kami ucapkan terima perhatian dan kehadiran Bapak, kami
kasih. sampaikan terima kasih.
(c) Demikian untuk digunakan (c) Demikian petunjuk ini agar
sebagaimana mestinya. digunakan sebagaimana mestinya
(d) Demikian yang dapat kai laporkan (d) Demikian laporan ini agar Bapak,
untuk dapatnya menjadikan maklum. maklum. Atas perhatian Bapak, kami
Atas perhatiannya disampaikan sampaikan terima kasih.
terima kasih.

3. Penulisan Salam Penutup


Salah Benar
Hormat kami Hormat kami,
Hormat Kami,
Salam Takzim, Salam takzim,

D. Penulisan Bagian Penutup Surat


1. Penulisan Tanda Tangan, Nama Pengirim, Jabatan/NIP
Salah Benar
Kepala Sekolah, Kepala,

(Drs. Bunangin Siregar, M.Pd.) Drs. Bunangin Siregar, M.Pd.


NIP 197007071990041001 NIP 197007071990041001

Kepala,

Drs. Bunangin Siregar, M.Pd.


NIP 197007071990041001

Salah Benar
A.n. Kepala SMPN 1 Madiun, a.n. Kepala
Wakasek Kurikulum, Wakasek Kurikulum,

Eni Aida Pakarti, S.Pd. Eni Aida Pakarti, S.Pd.


NIP 196905211990041003 NIP 196905211990041003

a.n. Direktur, a.n. Direktur,


u.b. Pembantu Direktur Akademik, Pembantu Direktur Akademik,
Kabag TU, u.b.
Kabag TU,

ABDUL SULAIMAN, S.Pd.


NIP 196510301990041003 ABDUL SULAIMAN, S.Pd.
NIP 196510301990041003

2. Penulisan Tembusan Surat


Salah Benar
Tembusan: Tembusan:
Rektor Unesa (sebagai laporan) Rektor Unesa

Tembusan: Disampaikan Tembusan:


1. Kepada Yth. Rektor Unesa 1. Rektor Unesa
2. Kepda Yth. PR I Unesa 2. PR I Unesa
3. Pertinggal.

PENULISAN FORMAT KARYA ILMIAH

A. Pola Ukuran Pengetikan


Untuk penulisan karya ilmiah dibutuhkan kertas HVS yang berukuran kuarto
(21,5 x 28 cm) atau A4 (21,5 x 29 cm). Pola ukuran pengetikan pada halaman biasa
berlaku ukuran sebagai berikut: pias atas 3 cm, pias bawah 3,5 – 4 cm, pias kiri 4 cm, pias
kanan 3 cm. Pada halaman bertajuk berlaku aturan sebagai berikut: pias kiri 4 cm, pias
kanan 3 cm, pias atas 5 cm, dan pias bawah 3,5 – 4 cm.
Yang termasuk halaman bertajuk adalah kata pengantar, daftar isi, bab I
pendahuluan, daftar pustaka, lampiran, daftar tabel, dan sebagainya. Tajuk tersebut
dituliskan denganhuruf capital seluruhnya, terletak ditengah-tengah antara margin kiri
dengan margin kanan.
B. Spasi
1. Jarak Satu Spasi
Jarak antarbaris pada kutipan langsung yang panjangnya empat baris atau
lebih. Kutipan tersebut ditulis dengan menjorok ke dalam sepanjang 5 – 7 ketukan
atau sesuai dengan awal paragraph.
2. Jarak Dua Spasi
Dua spasi digunakan untuk
1) Jarak antarbaris dalam teks (uraian);
2) Jarak antarbaris pada kutipan tidak langsung
3) Jarak antarbaris pada kutipan langsung yang kurang dari empat baris;
4) Jarak antara tajuk anak bab dengan baris partama uraian;
5) Jarak antara tajuk anak bab dengan tajuk sub-anak bab yang langsung
mengikutinya;
6) Jarak antara baris terakhir uraian dengan kutipan langsung yang satu spasi;
7) Jarak antara baris terakhir kutipan langsung yang satu spasi dengan baris pertama
uraian berikutnya.
3. Jarak Tiga Spasi
Tiga spasi digunakan untuk
1) Jarak antara baris terakhir uraian dengan tajuk anak bab yang mengikutinya;
2) Jarak antara baris terakhir uraian dengan tajuk sub-anak bab yang mengikutinya;
3) Jarak baris terakhir uraian dengan judul tabel;
4) Jarak baris terakhir uraian dengan bagan, diagram, atau gambar,
5) Jarak tabel (termasuk catatan yang mengikutinya, bukan uraian penjelas) dengan
uraian berikutnya.
6) Jarak judul bagan, diagram, atau gambar dengan uraian berikutnya.

4. Jarak Empat Spasi


Empat spasi digunakan untuk
1) Jarak antara baris terakhir tajuk (judul) bab dengan tajuk anak bab yang
mengikutinya;
2) Jarak antara baris terakhir tajuk (judul) bab dengan uraian yang langsung
mengikutinya.

C. Penomoran
1. Angka romawi
Angka romawi kecil (I, ii, iii, iv, v, dsb.) digunakan untuk nomor halaman
sebelum bab pendahuluan, misalnya halaman kata pengantar, daftar isi, dll. Angka
romawi besar (I, II, III, IV, V, dsb.) digunakan untuk nomor bab.
2. Angka arab
Angka arab digunakan untuk:
1) Nomor halaman untuk halaman bab pendahuluan hingga akhir (lampiran, bila
ada);
2) Penomoran anak bab dan sub-anak bab yang menggunakan sistem digital, seperti
1.1 Latar Belakang;
3) Penomoran judul tabel, bagan, diagram, atau gambar anak bab yang menggunakan
sistem digital, seperti Tabel 4.1 Distribusi Nilai Siswa;
4) Penomoran anak bab dan sub-anak bab yang tidak menggunakan sistem digital,
seperti 2. Tujuan Khusus;
5) Penomoran judul tabel, bagan, diagram, atau gambar anak bab yang menggunakan
sistem digital, seperti Tabel 1 Distribusi Nilai Siswa.
6) Penomoran urutan suatu uraian, baik diapit tanda kurung maupun tidak, seperti
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hal-hal berikut :
(1) Prestasi belajar siswa kelas X SMAN 5 Surabaya;
(2) Minat belajar siswa kelas X SMAN 5 Surabaya;
(3) Hubungan antara prestasi belajar dengan minat belajar siswa kelas X
SMAN 5 Surabaya.

D. Letak Nomor Halaman


Nomor halaman pada halaman bertajuk pada pias bawah ini tengah-tengah antara
margin kiri dengan margin kanan dan berjarak dua spasi dari batas bawah uraian terakhir
(batas bawah pengetikan), sedangkan pada halaman biasa nomor halaman diletakkan pada
pias atas berbatas dengan margin kanan dan berjarak dua spasi dari batas atas uraian.
Nomor halaman bertajuk dapat tidak dituliskan, namun kehadirannya tetap
diperhitungkan.
E. Penulisan Catatan Pustaka
Untuk menuliskan kutipan, baik kutipan langsung, diperlukan aturan-aturan yang
disebut catatan pustaka. Catatan pustaka dicantumkan di dalam uraian (teks). Singkatan
ibid. (dari ibidem, yang artinya pada tempat yang sama), op.cit. (dari opera citato, yang
berarti telah dikutip lebih dahulu), ataupun loc.cit. (dari loco citato, yang berarti pada
tempat yang dikutip) sebaiknya tidak digunakan.
Aturan penulisan catatan pustaka sebagai berikut : (1) kutipan langsung yang
kurang dari empat baris dimasukkan dalam uraian, yang berarti berjarak dua spasi dan
diapit oleh tanda petik serta (2) kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih
ditempatkan secara terpisah, yaitu di bawah uraian yang ditulis satu spasi antar baris dan
menjorok ke dalam sepanjang 5 – 7 ketuk dari margin kiri atau menjorok seperti awal
paragraph.
a. Jika dalam uraian nama pengarang disebutkan, nama tersebut langsung diikuti tahun
penerbitan pustaka ataupun diikuti nomor halaman yang ditempatkan diantara dua
kurung. Antara tahun dengan nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua, tanpa
jarak satu ketukan. Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebut nama
akhir, kecuali nama-nama Tionghoa.
(1) Hal ini secara tegas dituliskan oleh Yulianto (2009:11) sebagai berikut.
Dalam otonomi pendidikan terbuka peluang untuk menciptakan
pendidikan di daerah menjadi lebih berkualitas karena pejabat daerah
memiliki wewenang yang luas untuk melakukan antisipasi dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya.
b. Jika nama pengarang tidak disebutkan sebelumnya, nama pengarang itu disebutkan di
belakang sesudah uraian yang dikutip. Nama itu diikuti tahun penerbit buku yang
dipisahkan dengan tanda koma, kemudian jika diperlukan dapat diikuti nomor
halaman yang dipisahkan dengan titik dua. Seluruhnya dituliskan di antara tanda
kurung.
(1) … memerlukan pengembangan. “Karena itu maka definisi yang paling umum dari
berfikir adalah perkembangan idea dan konsep (Bochenski, 2007:52)
(2) … falsafah diartikan sebagai cara berfikir yang radikal dan menyeluruh
(Suriasumantri, 1999)
(3) Berkaitan dengan tujuan diatas, berikut ini diutarakan tujuan pengajaran bahasa
Indonesia.
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia dilembaga-lembaga pendidikan kita
adalah (1) menjadikan anak didik kita manusia susila Indonesia yang
memiliki kepercayaan dasar filsafat negaranya, serta kebanggaan atas
bahasa dan sastra nasionalnya, dan (2) memberikan anak didik kita
penguasaan atas pemahaman bahasa Indonesia (Halim, 1981 : 19).
c. Jika terdapat dua pengarang pada buku yang diacu, kedua nama akhir pengarangnya
digunakan, dan di antara keduanya dipisahkan dengan kata dan. Jika pengarangnya
lebih dari dua orang, nama yang disebutkan adalah nama akhir pengarang urutan
pertama kemudian diikuti singkatan dkk. (dan kawan-kawan).
(1) Purwantono dan Yulianto (1984:36) menegaskan bahwa bentuk pe- dalam
pecinta….
(2) Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya
kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama (Yulianto
dkk., 2007:14).
d. Jika terdapat beberapa buku yang dijadikan acuan, yang ditulis oleh seorang
pengarang pada tahun yang sama di belakang tahun terbitan dipakai huruf a, b, c, dan
seterusnya (bukan kapital). Penulisan ini harus sesuai dengan yang ada pada daftar
pustaka.
(1) Secara teliti Purwo (2007a:21) menegaskan apakah pragmatik itu ….
(2) Verbal pasif berpelaku biasanya memiliki bentuk yang mirip dengan kalimat
aktifnya (Purwo, 2007b:72).
e. Jika uraian yang dikutip itu terdapat pada beberapa buku yang berbeda dan dijadikan
acuan seluruhnya, nama-nama pengarang dan tahun terbit ditulis berturut-turut;
masing-masing dipisahkan dengan tanda titik koma bila lebih dari dua sumber dan
kata dan bila hanya dua sumber, serta diapit dalam tanda kurung.
(1) … bunyi yang fungsional (Samsuri, 1980:78 dan Yulianto, 1989:13).
(2) … bersifat distingtif (Samsuri, 1980:88 ; Yulianto, 1989:44; dan Yulainto,
2007a:78).
f. Jika acuan itu tidak bertahun terbit, bagian tahun terbit tersebut digantikan dengan
kata Tanpa Tahun dengan kedua “t” capital.
(1) … disebut jamu tradisional (Supartinah, Tanpa Tahun:15).
(2) … jamu tradisional (Subroto, 2007:16 dan Supartinah, Tanpa Tahun:15).
g. Jika acuan itu tidak bernama pengarang atau penulisnya, bagian nama penulis
digantikan dengan nama penerbit, lembaga, atau alamat situs.
(1) … disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas, 2004:21).
(2) … terlibat pengembangan home schooling (www.wikipedia, 2009).

F. Penulisan Daftar Pustaka


Aturan penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
(1) Memuat sumber pustaka yang digunakan dalam karangan;
(2) Sumber pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka haruslah sumber yang
digunakan dalam catatan pustaka (kutipan), bukan seluruh sumber yang dipakai
penulis tetapi tidak pernah digunakan untuk kutipan (catatan pustaka);
(3) Disajikan dengan urutan sumber secara alfabetis dan kronologis;
(4) Tanpa nomor urut;
(5) Jika penulisannya tidak termuat dalam satu baris, digunakan baris kedua dan
seterusnya, yang diawali menjorok ke dalam sepuluh ketukan dari margin kiri (bentuk
paragraph bergantung, hanging paragraph).

1. Buku sebagai Sumber Acuan


a) Jika ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut :
(1) nama pengarang (titik)
(2) tahun penerbitan (titik)
(3) judul buku (dicetak miring, titik)
(4) kota penerbitan (titik dua)
(5) nama penerbit (titik)
Sapir, Edward.1984. Language. New York: A Harvest Book.
b) Jika tidak terdapat nama pengarang, urutannya sebagai berikut :
(1) nama lembaga penerbitan / nama penerbit (titik)
(2) tahun penerbitan (titik)
(3) judul buku (dicetak miring, titik)
(4) kota penerbitan (titik)
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Standar Isi.
Jakarta.
2. Majalah / Jurnal sebagai Sumber Acuan
a) Jika ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut :
(1) nama pengarang (titik)
(2) tahun penerbitan (titik)
(3) judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
(4) nama majalah (dicetak miring dan didahului kata dalam, titik)
(5) nomor majalah (kurung buka)
(6) bulan penerbitan [bila ada] (koma)
(7) tahun penerbitan yang ke berapa / nomor urut tahun penerbitan [bila ada]
(kurung tutup, titik)
(8) kota penerbitan (titik)
Suparno. 1987. “Manfaat Logika Matematika bagi Orang Teknik untuk
Komunikasi Sehari-hari”. Dalam Media Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan. 26 (Januari, XI). Surabaya.
b) Jika tidak ada nama pengarang, urutan pertama adalah nama majalah dan
diikuti komponen lainnya, seperti dibawah ini.
Tempo. 2000. “ Kedaulatan di Tangan Siapa”. 13 (April, XXX). Jakarta
3. Koran sebagai Sumber Acuan
a) Jika ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut :
(1) nama pengarang (titik)
(2) tahun penerbitan (titik)
(3) judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
(4) nama koran (dicetak miring dan didahului kata dalam, titik)
(5) tanggal penerbitan (titik)
(6) kota penerbitan (titik)
Laksono, Haryanto Noor. 2009. “Hubungan Stress dengan Kegemukan”.
Dalam Jawa Pos. 5 November. Surabaya.
b) Jika tidak ada nama pengarang, urutan pertama adalah nama Koran dan diikuti
komponen lainnya, seperti di bawah ini.
Jawa Pos. 2009. “Tarik TKI Bermasalah dari Joedania”. 26 November.
Surabaya.
4. Antologi (Kumpulan Karangan) sebagai Sumber Acuan
a) Jika ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut :
(1) nama pengarang (titik)
(2) tahun penerbitan [bila ada] (titik)
(3) judul karangan (diapit tanda petik dua, titik)
(4) nama editor (didahului dalam dan diakhiri (Ed.), titik)
(5) tahun penerbitan antologi (titik)
(6) judul antologi (dicetak miring, titik)
(7) kota penerbitan (titik dua)
(8) nama penerbitan (titik)
Highel, Gilbert. 1972. “Pikiran Manusia yang Tak Tertundukkan”. Dalam
Suriasumantri, Jujun S. (Ed.). 1978. Ilmu dalam Perspektif.
Jakarta: Gramedia.
b) Jika tidak ada nama editor, urutan keempat (nama editor) diganti nama
penerbit dan diikuti komponen lainnya, seperti di bawah ini.
Suyanto. 2008. “Pengembangan Profesionalisme Guru”. Dalam
Depdiknas. 2008. Kumpulan Tulisan Kebijakan. Jakarta.
5. Internet sebagai Sumber Acuan
a) Jika ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut :
(1) nama pengarang (titik)
(2) tahun mengakses (titik)
(3) judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
(4) alamat situs (didahului kata dalam, titik)
(5) tanggal pengaksesan / pengunduhan (titik)
Jamaluddin, Akhmad. 2009. “Manajemen Pendidikan Masa Kini”.
Dalam www.wikipedia. 2 Desember.
b) Jika tidak ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut:
(1) Alamat situs (titik)
(2) Tahun pengaksesan (titik)
(3) Judul artikel / berita (diapit tanda petik dua, titik)
(4) Tanggal pengaksesan (titik)
www.wikipedia. 2009. “Korban Pesawat yang Selamat Hari ini Mulai
Ditemukan”. 7 Juli.

Anda mungkin juga menyukai