STPBI PRESS
2019
Sosiologi Pariwisata
Penulis :
Gede Yoga Kharisma Pradana
©2019
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang, dilarang keras
memperbanyak buku ini sebagian atau keseluruhan
dengan fotokopi, cetak dan sebagainya tanpa izin dari
penulis
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Pariwisata …………. 1
1.2 Sosialisasi Pariwisata ……..…... 2
1.3 Sosial dan Kepariwisataan …...…...... 3
1.4 Genealogi Sosiologi Pariwisata ………...... 3
1.5 Rangkuman …………... 7
1.6 Evaluasi .............. 7
DAFTAR PUSTAKA 79
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pariwisata
Secara etimologis, pariwisata terdiri dari kata
‘wisata’ yang berarti perjalanan (traveling); kata
wisatawan yaitu orang yang melakukan perjalanan
(traveler), dan kepariwisataan yaitu kegiatan atau
segala sesuatu sehubungan dengan pariwisata.
Kegiatan pariwisata membawa pengaruh sosial,
ekonomi dan kebudayaan yang timbul sebagai efek
dari perjalanan wisata.
Mason (1990) mengatakan bahwa pariwisata
adalah perpindahan sementara ke beberapa tempat
tujuan selain tempat kerja dan tempat tinggal.
Perjalanan berwisata dilakukan minimal 24 jam dan
maksimal 6 bulan dengan orientasi untuk
kesenangan, kesehatan, rekreasi, pendidikan, pahala,
prestise dan relaksasi di tempat tujuan
wisata.Sebagai bentuk rekreasi, hiburan, penyegaran
fisik dan psikis sangat diperlukan wisatawan melalui
perjalanan wisata ke beberapa tempat tujuan wisata
(McIntosh dan Gupta, 1980).
Kunjungan kelompok wisatawan ke beberapa
tempat tujuan wisata sudah memotivasi pelaku
wisata dalam membangun hotel, villa, restoran dan
travel untuk mengoptimalkan kegiatan pariwisata.
Bahkan, tidak sedikit diantara para pelaku wisata
membentuk organisasi dan membina jaringan sosial
diantara organisasi kepariwisataan untuk mencapai
konformitas dari keberlangsungan kegiatan
kepariwisataan. Dengan arti lain, pariwisata sebagai
kegiatan sosial dipengaruhi oleh beragam organisasi
masyarakat serta berdampak sosial budaya, ekonomi,
politik terhadap individu, kelompok sosial dan
masyarakat luas.Aspek sosial dari kegiatan
pariwisata tersebut menjadi sorotan utama dari ilmu
sosiologi pariwisata.
1.5 Rangkuman
Genealogi sosiologi pariwisata bermula dari
fenomena kegiatan perjalanan yang melibatkan
kelompok sosial ke beberapa tempat tujuan.Kegiatan
perjalanan ke beberapa daerah pelosok dunia
semakin menggejala secara global setelah
meningkatnya minat para buruh untuk berwisata dan
keberhasilan negara-negara maju menjadikan
pariwisata sebagai kebutuhan baru bagi masyarakat.
Pariwisata dapat dipahami sebagaisegala sesuatu
yang berhubungan dengan perjalanan yang memiliki
dampak ekonomi, sosial dan budaya. Kepariwisataan
terbangun atas beberapa unsur-unsur pokok seperti
keberadaan wisatawan, interaksi yang
mempertemukan unsur-unsur sosial seperti
kepentingan sosial dan organisasi.
Kegiatan pariwisata perkotaan, perdesaan,
pegunungan, pantai dan laut berkembang seiring
dengan beragam proses persebaran keberbagai
belahan dunia. Berkaitan proses itu, sosialisasi
kepariwisataan dapat dikatakan sebagai kegiatan
pemasyarakatan melalui penyuluhan gambaran
umum tentang kepariwisataan dalam rangka
persiapan untuk para agen wisata.
1.6 Evaluasi
Jawab pertanyaan secara tepat dan padat.
1. Apakah yang dimaksud dengan pariwisata?
2. Apa fungsi dari sosiologi pariwisata?
3. Mengapa grand tour menjadi momen penting
dalam tahap perkembangan pariwisata?
4. Bagaimana proses kemunculan pariwisata?
5. Siapa yang paling memerlukan sosialisasi
pariwisata?
BAB II
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PARIWISATA
2.2.1 ParadigmaPositivistik
Bagian realitas utama berkaitan dengan persoalan
kemapanan struktur sosial dan tatanan hierarkis terkait
budaya superior. Pola struktur sosial selalu dikaitkan
dengan sistem dan institusi sosial. Kelas sosial yang
mapan (misal kasta) dipandang sebagai posisi sosial
yang unggul dari segi institusi dan sistem nilai, sehingga
memiliki posisi strategis, peranan lebih dan kedudukan
penting dalam stratifikasi sosial, demikian sebaliknya.
Oleh karena itu, struktur sosial yang baik tidak lepas dari
stratifikasi sosial yang kokoh. Kekokohan stratifikasi
sosial terbangun oleh kelas-kelas sosial yang mapan.
Kata kuncinya, setiap elemen sosial dipandang selalu
berguna dalam sebuah kesatuan sosial dan berdampak
sistemik. Kondisi sosial pariwisata disini cenderung
dipandang sebagai sesuatu yang tetap, jikalau berubah
akan berubah secara teratur. Bertujuan untuk
generalisasi. Kerangka pemikiran yang sesuai
diantaranyaTeori Struktural Fungsional.
2.4 Rangkuman
Paradigma Kajian Sosiologi Pariwisata bertitik
pijak pada kerangka paradigma positivistik dan
fenomenologi. Sebagai sebuah disiplin ilmu, sosiologi
pariwisata berfokus dalam membahas individu,
masyarakat, organisasi serta Lembaga sosial yang
berhubungan dengan layanan wisata, wisatawan dan
kegiatan kepariwisataan.
Kajian Sosiologi Pariwisata bisa memperkaya
khasanah penjelasan sistem pariwisata,kajian sosiologi
pariwisata dapat sebagai tinjauan bagi pihak
berkepentingan dalam pembangunan pariwisata.
2.5 Evaluasi
Jawab pertanyaan secara tepat dan padat.
1. Sebutkan bagian penting dalam ruang lingkup
sosiologi pariwisata?
2. Mengapa organisasi pariwisata menjadi kajian
dari sosiologi pariwisata?
3. Apa keunggulan dari paradigma positivistik?
4. Apa manfaat praktis dari ilmu sosiologi
pariwisata?
5. Apa ciri-ciri dari paradigma fenomenologi?
BAB III
BENTUK SOSIAL KEPARIWISATAAN
3.7 Rangkuman
Integritas kepariwisataan ditandai dengan
harmonisasi setiap komponen kepariwisataan di bidang
kepariwisataan. Beragam kegiatan wisata diorganisasi
oleh lembaga kepariwisataan berdasarkan kesepakatan
dan kerjasama dengan para pelaku wisata. Perilaku
berwisata merupakan suatu hal yang dibahas dan
ditetapkan bentuk sosial kepariwisataan untuk kawasan
wisata.
Bentuk sosial kepariwisataan dapat terbina berkat
adanya interaksi diantara kelompok-kelompok pelaku
wisata secara berkesinambungan. Dimana pada batasan
tertentu dipengaruhi oleh mobilitas kepariwisataan
terkait kepentingan jaringan dalam kegiatan
kepariwisataan.
3.8 Evaluasi
Jawab Pertanyaan Dengan Tepat dan Padat.
1. Mengapa dalam kegiatan pariwisata memerlukan
kontrak kepariwisataan?
2. Sebutkan bentuk interaksi kepariwisataan yang
bisa terjadi dalam kegiatan pariwisata?
3. Apa peranan lembaga kepariwisataan untuk
kegiatan kepariwisataan?
4. Apa yang diperlukan untuk keberlangsungan
kawasan wisata?
5. Mengapa pelaku wisata melakukan mobilitas
sosial?
BAB IV
DIMENSI SOSIAL DARI WISATAWAN
4.1.1.7 Allocentris
Plog (1972) mengatakan bahwa Allocentris
sebagai golongan wisatawan yang selalu ingin
berkunjung pada destinasi-destinasi wisata yang belum
diketahui dan suka tantangan petualangan seperti
mengkonsumsi produk wisata dan fasilitas yang
disediakan masyarakat lokal diluar ketentuan paket
wisata yang dipilih. Allocentristouristjuga diperuntukan
untuk menyebut wisatawan yang baru pertama kali
berkunjung atau pertama kali melakukan jenis kegiatan
wisata pada suatu destinasi wisata.
4.1.1.8 Psycocentris
Psycocentris merupakan sebutan untuk
wisatawan yang hanya ingin melakukan perjalanan
wisata apabila tempat tujuan wisata sudah ditunjang
akomodasi wisata dengan fasilitas standar seperti pada
negara asalnya. Plog (1972) menambahkan bahwa
wisatawan yang tergolong Psycocentris selalu
berkunjung pada destinasi wisata yang sudah miliki
akomodasi wisata seperti di negara asalnya.
4.1.1.9 Mid-centris
Mid-centris adalah sebuah tipikal wisatawan
campuran di dari tipologi Allocentris dan
Psycocentris.Di satu sisi, wisatawan Mid-centris suka
mencoba produk dan paket wisata yang belum diketahui
dengan pertimbangan dimediasi dengan fasilitas minimal
seperti pada negara asalnya. Darsoprayitno (2001) dan
Pitana dan Gayatri (2005) mengemukakan bahwa
wisatawan tergolongMid-centris beranggapan bahwa
persoalan keamanan menjadi pertimbangan penting
dalam kunjungan wisata.
4.2 Motivasi Berwisata
Mc Intosh et. al. (1955)mengklasifikasikan
motif-motif wisata yang dapat diduga menjadi empat (4)
kelompok, yaitu :
Motif Fisik, yaitu motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan tubuh seperti olahraga, istirahat,
kesehatan.
Motif budaya, perlu diperhatikan disini adalah yang
bersifat budaya seperti sekedar untuk
mengenal,memahami tata cara kebudayaan bangsa atau
daerah lain seperti kebiasaannya, kehidupan sehari-hari,
kebudayaannya yang berupa bangunan, musik dan tarian.
Motif Interpersonal, berhubungan dengan keinginan
untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga atau
sekedar dapat melihat tokoh-tokoh terkenal: penyanyi,
penari, bintang film dan tokoh politik.
Motif prestise. Banyak orang beranggapan bahwa
orang yang pernah mengunjungi tempat wisata lain itu
dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak
bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daerah-
daerah terkenal dianggap dengan sendirinya naik gengsi
atau statusnya ketika kembali dari perjalanan wisata.
4.4 Rangkuman
Wisatawan berwisata berdasarkan motif fisik,
motif budaya, motif interpersonal dan motif prestise.
Tindakan berwisata tidak lepas dari keputusan
wisatawan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan wisata.
Melalui kegiatan wisata beragam representasi kelompok-
kelompok wisatawan yang disusun secara klasifikatif
dalam tipologi wisatawan.
4.5 Evaluasi
Jawab pertanyaan dengan tepat dan padat.
1. Mengapa orang berwisata?
2. Sebutkan ragam kegiatan wisata?
3. Sebutkan ragam tipe wisatawan?
4. Apa kelebihan atau keuntungan paket wisata
untuk wisatawan?
5. Bagaimana pola perilaku wisatawan terkait
komoditi wisata?
BAB V
SISTEM KEPARIWISATAAN
1. Bagian Administrasi
Bagian yang banyak berhubungan dengan
kegiatan menyangkut : Personalia, Tata Usaha dan
Kesekretariatan sertaseksi Pendidikan.
2. Bagian Produksi
Berhubungan dengan unsur-unsur dan kegiatan
yang menghasilkan produk wisata yang mencakup :
Inventaris Potensi Pariwisata (alam dan seni budaya),
Pengembangan dan Pengawasan Obyek serta Atraksi
Wisata, Serta Perencanaan Sarana dan Prasarana
Pariwisata.
3. Bagian Pemasaran
Berhubungan dengan kegiatan penelitian tentang
wisatawan yang berkunjung di suatu negara serta seluruh
data–data mengenai mereka, melakukan kegiatan
promosi terhadap obyek wisata yang ada dan melakukan
pemasaran mengenai produk lokal yang ada seperti
barang kerajinan dan sebagainya.
4. Bagian Finansial
Bagian yang bertugas mengusahakan dan
menyediakan mengenai dana untuk segala jenis
pembiayaan yang mendukung sektor pariwisata.
Keempat bagian dari struktur kepariwisataan
memiliki peran sentral dalam optimalisasi fungsi
kepariwisataan. Robinson et. al. (2013)mengatakan
bahwa fungsi dari kepariwisataan secara
organisasionaldiantaranya sebagai berikut:
a..Melakukan penelitian aspek-aspek yang berhubungan
dengan kegiatan pariwisata secara berkelanjutan.
b.Memberikan dan menyebar luaskan arti penting
pariwisata sebagai suatu industri.
c.Memberikan informasi dan melakukan kegiatan
penerangan diluar negeri.
d.Membuat peraturan dan menentukan standar hotel dan
restoran sesuai kelaziman dalam dunia kepariwisataan.
e.Melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan
perusahaan–perusahaan yang bergerak dalam industri
pariwisata.
f.Mengadakan pemasaran,melakukan promosi dan
propaganda ke luar negeri.
g.Melakukan dan mengadakan hubungan kerjasama
dengan kegiatan kepariwisataan internasional.
h.Mengembangkan dan membina daerah-daerah tujuan
wisata yang potensial dikembangkan.
i.Membuat perencanaan, mengambil kebijaksanaan
berhubungan dengan pengembangan dan penelitian,
pemasaran serta promosi.
5.6 Rangkuman
Pelaku Pariwisata dapat diidentifikasi kedalam
kelompok pekerja dan pemilik usaha perjalanan wisata,
kelompok pekerja dan pemilik usaha akomodasi wisata,
kelompok pekerja dan pemilik usaha produk wisata,
kelompok pengelola dan pemilik destinasi wisata.
Pada sebuah destinasi wisata dapat ditemui
beragam karakteristik wisatawan seperti escapist,
backpackers, sophisticated traveler, itinerary follower,
gateway seeker, interactive traveler, suka belanja dan
tour rombongan. Ragam kegiatan pariwisata sejalan
kunjungan wisatawan yaitu aktivitas pelaku pariwisata
dalam mensukseskan agenda program pembangunan
pariwisata, pembinaan anggota organisasi pariwisata,
mengelola dan mengembangkan potensi wisata, promosi
produk wisata dan transaksi kepariwisataan.
Organisasi pariwisata memiliki peranan penting
dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata. Berdasarkan
kelembagaannya, dapat diketahui dua tipe organisasi
pariwisata yaitu Government Tourist Office dan Private
Tourist Office.
5.7. Evaluasi
Jawab pertanyaan dengan tepat dan padat.
1. Sebutkan jenis wisatawan berdasarkan
karakteristiknya.
2. Mengapa organisasi pariwisata memiliki peranan
vital dalam kegiatan pariwisata?
3. Sebutkan ragam pelaku wisata dalam kegiatan
pariwisata?
4. Apa peranan media pariwisata dalam kegiatan
pariwisata?
5. Apa fungsi kepariwisataan secara organisasional?
BAB VI
ORGANISASI PARIWISATA
6.1.8. AIEST
AIEST berpusat di Berne, Swiss. Organisasi
internasional tersebut didirikan pada tahun 1946 oleh
para cendikiawan Swiss melalui pertemuan Lungano
dalam rangka menghimpun para pakar pariwisata.
Tujuan utama Association of Scientific Experts in
Tourismadalah memajukan lembaga-lembaga
kepariwisataan berdasarkan sains, sebagaimana
menguatkan bentuk-bentuk hubungan kerjasama
pariwisata dengan pusat-pusat riset. Dalam rangka
menunaikan tugas itu, AIEST sudah menyelenggarakan
secara rutin kongres tahunan untuk mencari solusi atas
segala bentuk permasalahan yang timbul akibat
perkembangan pariwisata dunia secara ilmiah sejak
tahun 1951.
6.1.9 DEPARNAS
Dewan Perancang Nasional merupakan
organisasi nasional yang dibentuk pemerintah untuk
menangani sektor pariwisata. DEPARNASbertugas
dalam menetapkan kebijaksanaan umum dibidang
pengembangan kepariwisataan nasional. Atas mandat
Presiden, dewan ini diketuai oleh menteri negara
EKUIN. Kinerja ketua dewan dioptimalkan oleh 12
menteri ditambah Gubernur Bank Sentral serta Ketua
Bappenas sebagai anggota.
6.1.10 BAPPERNAS
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dibentuk berdasarkan mandat Presiden No.9 tahun 1969
untuk dapat memaksimalkan kinerja Menteri pariwisata
dalam upaya pengembangan kepariwisataan nasional.
Secara spesifik, BAPPERNAS bertugas mengajukan
usul dan memberikan saran atas kebijaksanaan
pengembangan pariwisata nasional, mengajukan usul
dan memberikan saran tentang langkah–langkah
pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang telah
ditetapkan, mengadakan koordinasi dalam hal
penyusunan langkah–langkah pelaksanaan terhadap
kebijaksanaan di masing-masing bidang, mengadakan
koordinasi dalam penyusunan langkah–langkah
kebijaksanaan di masing–masing bidang tertentu,
memberi penilaian tentang rancangan pengembangan
pariwisata nasional.Badan konsultatifini memiliki
anggota yang terdiri atas :
a.Para direktur jendral yang berhubungan dengan bidang
kepariwisataan.
b.Para ketua himpunan dari perwakilan industri
pariwisata.
c.Para ahli yang dipandang perlu.
6.1.11 DEPARPOSTEL
Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
bertujuan melaksanakan fungsi departemen provinsi
untuk pariwisata.Secara umum, organisasi nasional yang
dibentuk pemerintah ini bertugas :
6.1.12 DIPARDA
Dinas Pariwisata Daerah dipimpin oleh seorang
kepala dinas dalam melaksanakan urusan internal daerah
di bidang kepariwisataan menyangkut urusan objek
wisata, urusan pramuwisata, losmen, penginapan remaja,
pondok wisata, perkemahan, rumah makan, bar kawasan
wisata, rekreasi dan hiburan umum serta promosi
daerah.Untuk menyelenggarakan tugasnya, badan milik
pemerintah iniberfungsi :
6.1.13 PHRI
Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia
merupakan organisasi nasional non-pemerintah yang
berusaha memberdayakan para pengusaha Hotel dan
restaurant di Indonesia. Dalam rangka itu, kegiatan
PHRI mengambil langkah dalam memberikan
perlindungan, masukan, bimbingan atau konsultasi dan
pendidikan untuk meningkatkan mutu usaha akomodasi
pariwisata seperti hotel, restaurant, jasa boga yang
tercatat sebagai anggota organisasi. Selain itu, PHRI
berupaya memediasi dan meningkatkan intensitas
kerjasama para anggotannya dengan organisasi-
organisasi kepariwisataan di dalam negeri dan di luar
negeri pada bidang penelitian, promosi dan perencanaan
kepariwisataan.
6.1.14 ASITA
Association of The Indonesian Tour & Travel
Agencies merupakan organisasi yang didirikan di Jakarta
pada tahun 1971. Sejak saat itu, organisasi nasional non-
pemerintah inisudah menjadi wadah bagi para pengusaha
perjalanan Indonesia dalam rangka :
Contohnya :
a.LSM Wisata,sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat
yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Emil Ludfia,
SH.Mkn no.02 tanggal 5 Nopember 2008. Lembaga
Swadaya Masyarakat Wisata merupakanLSM khusus
Pariwisata yang mengkritik dan berupaya mendorong
pelestarian objek-objek wisata alam, kebudayaan
tradisional yang hampir dilupakan, menggali potensi
kebudayaan nenek moyang nusantara selain membangun
dan mempertahankan daya tarik dari obyek wisata untuk
kedatangan para wisatawan mancanegara untuk datang
ke Indonesia.
6.4 Rangkuman
Kinerja dari organisasi-organisasi pariwisata ada
yang dapat dikatakan berdaya guna. Berdasarkan kinerja
dan ragam kegiatan, dapat diketahui LSM Pariwisata,
Kelompok Sadar Wisata dan Asosiasi Pariwisata sebagai
bentuk-bentuk organisasi pariwisata.
Sebagai sebuah organisasi non pemerintah, LSM
berupaya mengaspirasi dan menyuarakan keinginan-
keinginan masyarakat sipil di sektor pariwisata. Serupa
dengan LSM, Kelompok Sadar Wisata lebih berfokus
dalam rangka membangun dan menjaga keadaan
kondusif pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat
lokal. Selain itu, terdapat wadah perkumpulan untuk para
pelaku wisata secara internasional dan nasional.
6.5 Evaluasi
Jawab pertanyaan dengan tepat dan padat.
1. Apa kriteria kinerja organisasi pariwisata yang
berdaya guna?
2. Apa persamaan dan perbedaan dari IHRA dan
PHRI?
3. Apa kontribusi yang ditawarkan UNWTO
sebagai organisasi kepariwisataan?
4. Bagaimana posisi kelompok sadar wisata sebagai
organisasi terkait program pembangunan
kepariwisataan?
5. Apa fungsi LSM untuk kegiatan pariwisata?
BAB VII
PARIWISATA DAN PERUBAHAN SOSIAL
7.5 Rangkuman
Perkembangan Pariwisata bisa sebagai penyebab
perubahan sosial dan akibat dari perubahan sosial.
Dinamika perkembangan pariwisata berlangsung tidak
lepas dari pengaruh transformasi sosial, involusi sosial,
revolusi sosial dan evolusi sosial.
Transformasi sosial kepariwisataan dapat berarti
fase negosiasi terhadap unsur-unsur kemajuan zaman di
sektor pariwisata dalam perjuangan survivalitas di sektor
pariwisata.
Involusi sosial merupakan sebuah bentuk
perubahan sosial linier yang memiliki pola tidak
beraturan, bersifat ulang-alik menuju arah yang lebih
baik.Pada sektor pariwisata, involusi sering terjadi pada
keadaan annoyance, decline dan stagnasi dalam
perkembangan pariwisata.
Revolusi Sosial merupakan bentuk perubahan
sosial yang berlangsung cepat, konsisten mengarah
kepada kemajuan, progresifitas dan pusat
kemapanan.Percepatan perkembangan daerah tujuan
wisata bisa berakibat terhadap lompatan tahapan fase
evolusi tetapi dengan tempoyang lebih cepat.
Sebagai bentuk perubahan sosial, evolusi sosial
merupakan berlangsung secara lambat, linier, bertahap
dan permanen. Arah dari perubahan sosial bergerak
menuju pusat kemapanan, holistisitas, kemajuan atau
progesivitas. Perubahan evolusi sosial ada yang pro dan
kontra terhadap perkembangan pariwisata.
7.6 Evaluasi
Jawab pertanyaan dengan tepat dan padat.
1. Apa yang dimaksud dengan transformasi sosial
kepariwisataan?
2. Apa hubungan pariwisata dengan involusi sosial?
3. Apa pengaruh revolusi sosial untuk
perkembangan pariwisata?
4. Bilamana evolusi sosial beroposisi kontradiktif
terhadap perkembangan pariwisata?
5. Bagaimana perkembangan pariwisata yang
sejalan dengan suatu evolusi sosial?
BAB VIII
PARIWISATA DAN KETAHANAN SOSIAL
8.3 Rangkuman
Identitas suatu kelompok sosial bisa yang
diikutsertakan dalam kegiatan pariwisata, dimana secara
tidak langsung bisa membuka akses untuk partisipasi
lebih aktif dan kompensasi material.
Penguatan jaringan merupakan indikasi dari
ketahanan sosial melalui disektor pariwisata. Suatu
kegiatan wisata dapat berpengaruh dalam penguatan
ketahanan sosial ketika suatu event wisata memiliki
implikasi dalam penguatan jaringan sosial dari para
pelakunya. Sebagaimana suatu kelompok sosial
menemukan mitra kerja melalui kegiatan pariwisata dan
memiliki penambahan keterampilan dan kemandirian
ketika kembali menjalankan kewajiban sebagai anggota
organisasi masyarakat.
8.4 Evaluasi
Jawab pertanyaan dengan tepat dan padat.
1. Apakah kegiatan pariwisata dapat berdampak
bagi ketahanan kelompok sosial?
2. Mengapa ketahanan sosial diperlukan dalam
kegiatan pariwisata?
3. Bagaimana hubungan ketahanan sosial dengan
penguatan jaringan sosial dan pelestarian
identitas sosial melalui melalui kegiatan
pariwisata?
4. Bilamana simbol identitas melalui kegiatan
pariwisata menjadi cerminan dari ketahanan
sosial?
5. Bilamana penguatan jaringan sosial melalui
kegiatan pariwisata dapat berkontribusi bagi
ketahanan sosial?
BAB IX
DAMPAK PARIWISATA BERSKALA SOSIAL
9.1 Ekonomi
Pariwisata dapat menyediakan lapangan kerja
bagi banyak orang, mulai dari bekerja di hotel hingga
penjual pernak-pernik keliling di pantai. Perkembangan
pariwisata diantaranya mampu mengikutsertakan
pertambahan lapangan kerja baru dan mengurangi angka
pengangguran. Disisi lain, pertambahan lapangan kerja
baru disektor pariwisata bisa berakibat pada
meningkatnya jumlah perubahan profesi dan krisis pada
organisasi profesi non-pariwisata.
Pendapatan dari sektor pariwisata bisa
dipergunakan dalam memperbaiki tingkat kesejahteraan
pelaku wisata. Jalan baru, bandara dan fasilitas umum
untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan bisa
ikut serta mempermudah aktivitas masyarakat dan
menguntungkan bagi bisnis non-pariwisata sekitar.
Demikian pajak dari kegiatan pariwisata dapat
berkontribusi dalam pembenahan dan pembangunan
daerah.
Pembangunan pariwisata mampu melibatkan
banyak investasi modal dalam pengembangan kawasan
wisata daerah. Bentuk investasi dengan mata uang asing
diantaranya paling dinantipelaku wisata karena memiliki
nilai berlipat gandadalam pembangunan
pariwisata,khususnya pada negara-negara berkembang.
Demikian bentuk investasi itu berdampak ekonomi bagi
perubahan besaran kepemilikan modal dan percepatan
arus pendapatan profit dalam industri pariwisata.
9.2 Lingkungan
Kemajuan dari kepariwisataan daerah dapat
berdampak terhadap perubahan kondisi lingkungan
sekitarnya. Kemajuan dari sektor pariwisata menunjukan
tingkat kesiapan sarana dan prasarana wisata dalam
mengkaver kepentingan beragam jenis wisatawan skala
besar. Konsekuensinya, potensi kerusakan lingkungan
alamiah lebih besar dan luaran sampah semakin sulit
dikendalikan selain persoalan tuntutan profesionalitas.
Kedatangan banyak wisatawan yang selalu
membawa perusakan lingkungan kawasan wisata
merupakan dampak negatif dari perkembangan
pariwisata. Oleh karena itu, kemajuan industri pariwisata
yang sangat menjanjikan untuk kedatangan banyak
wisatawan diharapkan mampu melakukan pencegahan
dan penanggulangan kebersihan serta kerusakan
lingkungan.
Dampak positif dari kemajuan perkembangan
pariwisata bagi lingkungan sekitar diantaranya berupa
peningkatan kesiagaan terhadap penyediaan sarana
kebersihan lingkungan dan peningkatan kesadaran untuk
ikut serta melestarikan flora dan fauna tertentu.
9.3 Budaya
Pariwisata bisa ikut serta dalam melestarikan
identitas budaya di ranah pariwisata dan meningkatkan
animo masyarakat dalam melestarikan budaya. Ketika
produk dan jasa wisata bersifat sangat bergantung
terhadap implementasi dari bentuk-bentuk kearifan
budaya daerah bisa memberikan implikasi dalam
semangat pemeliharaan prasarana dan sarana institusi
budaya daerah.
Perkembangan industri pariwisata dapat
mempengaruhi tingkat perkembangan industri budaya di
daerah. Semakin terbukanya akses wisata disertai
tingginya permintaan produk bercorak budaya menuntut
respon penawaran dan penyediaan produk berkualitas
serta tersedia dalam jumlah banyak dari kelembagaan
industri-industri budaya di daerah. Di satu sisi,
permintaan dan trend perkembangan pariwisata mampu
mengakomodasi dan meningkatkan kreativitas budaya
daerah dalam mengkomodifikasi unsur kebudayaannya.
Di sisi lain, permintaan pariwisata dapat berimplikasi
terhadap peningkatan potensi konflik diantara pemilik
budaya daerah dan pengurangan ruang kebebasan dalam
rangka pelestarian budaya.
9.4 Politik
Perkembangan pariwisata dapat memberikan
dampak politik bagi tingkat kesejahteraan masyarakat
selaku pelaku wisata. Dampak ini sangat dirasakan
masyarakat selaku pelaku wisata ketika perusahaan besar
akomodasi wisata, perusahan penerbangan, agen liburan
dan hotel menjadi pengemplang pajak yang setia.
Kekecewaan sejenis dialami oleh masyarakat selaku
pekerja pariwisata yang selalu menerima upah dan
prasarana yang jauh berbeda dari janji pemilik usaha
dibidang kepariwisataan.
Meningkatnya sistem kenyamanan dan keamanan
kegiatan kepariwisataanyang justru menjadi penyebab
maraknya praktik penyalahgunaan visa wisatawan
sekaligus meningkatkan ancaman yang meresahkan
masyarakat selaku pelaku pariwisata merupakan dampak
sosial yang meningkatkan kesejahteraan semu
masyarakat selaku pelaku wisata atas kemajuan
perkembangan pariwisata. Sedangkan dampak politik
dari perkembangan pariwisata yang paling jarang
dikeluhkan yaitu meningkatnya kebergantungan
masyarakat selaku pelaku wisata terhadap kunjungan
golongan wisatawan tertentu.
9.5 Rangkuman
Kegiatan pariwisata dapat berdampak sosial.
Selain itu, kegiatan sosial dalam kepariwisataan
memiliki dampak bagi lingkungan, ekonomi, politik dan
budaya.
Kemajuan kepariwisataan daerah bisa berdampak
bagi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Secara
negatif, bilamana kedatangan banyak wisatawan selalu
menambah kerusakan lingkungan hidup. Secara positif,
perkembangan pariwisata berakibat bagi pengingkatan
kesiapsiagaan sarana dan prasarana untuk kebersihan dan
konservasi lingkungan hidup.
Kemajuan pariwisata diantaranya
mampumengikutsertakan pertambahan lapangan kerja
baru dan mengurangi angka pengangguran. Dampak
ekonomi dari perkembangan pariwisata bisa
berkontribusi dalam mengubah besaran kepemilikan
modal dan percepatan arus pendapatan profit dalam
industri pariwisata. Akibatnya, bisa berakibat pada
meningkatnya jumlah perubahan profesi dan krisis pada
organisasi profesi non-pariwisata.
Kemajuan perkembangan pariwisata dapat
berdampak politik. Dampak politik semakin dirasakan
seiring dengan tingkat kesejahteraan sosial dari para
pelaku wisata justru semakin semu. Semakin semunya
tingkat kesejahteraan sosial terjadi diantaranya akibat
investor serta pengusaha besar akomodasi, agen liburan
dan trasnportasi wisata semakin setia mengemplang
pajak dan meningkatnya praktek penyalahgunaan
prasarana wisata dan ancaman berwisata ditengah jargon
semakin nyaman dan amannya dalam kemajuan
pariwisata.
Perkembangan pariwisata bisa ikut serta dalam
melestarikan identitas budaya di ranah pariwisata dan
meningkatkan animo masyarakat dalam melestarikan
budaya.Perkembangan industri pariwisata pun dapat
mempengaruhi tingkat perkembangan industri budaya di
daerah.
9.6 Evaluasi
Jawab pertanyaan dengan tepat dan padat.
1. Bagaimana bentuk kesejahteraan sosial akibat
perkembangan pariwisata?
2. Mengapa perkembangan pariwisata bisa
berdampak sosial?
3. Sebutkan keuntungan dari kemajuan
perkembangan pariwisata?
4. Tunjukan kerugian dari kemajuan perkembangan
pariwisata?
5. Apa dampak dari kemajuan perkembangan
pariwisata bagi keberadaan industri-industri non
pariwisata?
DAFTAR PUSTAKA