Anda di halaman 1dari 3

SENGKETA TANAH

Tokoh : Muhammad Ramadhan (Penggugat) - (Pemilik tanah Sah)


Steven (Tergugat)
Riski Januar N (Petugas BPN)
Randi Leonard (Hakim)

Berawal dari sepetak tanah yang berukuran 3 Hektar, tanah tersebut memiliki sertifikat dan
juga ada patok tanah yang sudah terdaftar di kantor desa atas nama Bapak Muhammad Ramadhan
dan pembayaran tanah tersebut selalu dibayar olehnya. Dikarenakan uangnya tidak mencukupi ia
hanya sanggup membayar setengah lebih dari jumlah harga tanah itu, akhirnya beliau meminta
bantuan kepada pamannya (Steven) untuk membayar tanah tersebut hingga lunas. Tanah itu lunas
sekitar 2 tahun yang lalu.
Kemudian pada suatu saat tetangganya memberi kabar kepadanya, bahwa tanahnya telah
dijual oleh pamannya. Tanah tersebut dijual tanpa sepengetahuan beliau dengan dasar kwitansi
pembayaran oleh pamannya atas tanah tersebut.

Penggugat ke rumah si tergugat untuk membicarakan persoalan tanahnya:


Penggugat : “Selamat siang Pak!”
Tergugat : “Selamat siang juga Pak! Ada keperluan apa bapak kemari?”
Penggugat : “ Begini pak, saya ingin membicarakan tanah saya, saya mendapat kabar dari
tetangga sebelah rumah saya, bahwa bapak telah menjual tanah itu!”
Tergugat : “Oh... iya benar, tanahnya telah saya jual”
Penggugat : “Ternyata benar apa yang dikatakan tetangga ku. Sebenarnya apa maksud bapak
menjual tanah saya?”
Tergugat : “Tidak ada maksud apa - apa, tanah itu kan milik saya juga, karena saya telah
melunasi setengah harga tanah itu”
Penggugat : “Iya itu memang benar, tetapi dengan sepengetahuan saya juga pak kalau bapak
ingin menjual tanah itu, karena tanah itu milik saya”
Tergugat : “Hmmm.....”
Penggugat : “Bagaimana caranya bapak menjual tanah itu tanpa sertifikat?”
Tergugat : “Saya menjual tanah itu kepada perusahaan besar, dengan memberikan kwitansi
pembayaran lunas sebagai tanda bukti kepemilikan”
Penggugat : “Bagaimana ini, bapak bisa saya laporkan ke pihak yang berwajib! Karena telah
memperjual belikan bukan haknya melainkan hak orang lain”
Tergugat : “(Merasa gelisah dan tak tau harus berkata apa)”

Akhirnya Penggugat dan Tergugat pergi ke Kantor BPN dan membawa juga petugas BPN
untuk menjadi saksi.
Penggugat : “Selamat siang Pak!”
Petugas BPN : “Iya, selamat siang juga Pak! Ada kepentingan apa hingga kemari?”
Penggugat : “Begini, saya ingin meminta pertolongan bapak untuk menjadi saksi dalam
pengadilan ini karena paman saya telah menjual tanah saya tanpa
sepengetahuan saya dan terlebih lagi tanah itu milik saya yang Sah”
Petugas BPN : “Baiklah saya terima tawaran bapak”
Penggugat : “Dan kalau ada apa – apa nanti dalam persidangan, saya minta bantuan bapak”
Petugas BPN : “Iya tenang saja, jangan sungkan sungkan minta bantuan kepada saya”
Penggugat : “Iya terima kasih atas kerjasamanya”
Penggugat, tergugat dan Petugas BPN pun menuju ke Pengadilan bersama sama untuk
menjalani sidang dan keputusan itupun akan terselesaikan di pengadilan ini.
Hakim : “Selamat siang bapak yang saya hormati, sebelum kita melakukan persidangan ini,
ijinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, Nama saya Randy Leonard SH
sebagai hakim disini. Selanjutnya saya berikan kesempatan untuk
memperkenalkan diri masing masing”
Penggugat : “Perkenalkan nama saya Muhammad Ramadhan sebagai Penggugat dalam kasus ini
Tergugat : “Perkenalkan nama saya Steven sebagai Tergugat dalam kasus ini.”
Petugas BPN : “Perkenalkan nama saya Riski Januar Nur Rahmat sebagai Saksi dalam kasus ini”
Hakim : “Baiklah langsung saja, bagaimana kalau kita mendengar dari Bapak Muhammad
Ramadhan terlebih dahulu untuk menyampaikan keterangannya? Bagaimana
bapak Ramadhan, apakah setuju?”
Penggugat : “Baiklah pak Hakim”
Hakim : “Silahkan pak”
Penggugat : “Terima kasih atas kesempatannya, begini. Bapak Steven ini adalah paman saya,
saya percayakan untuk membayar pajak tanah saya dikarenakan saya belum
punya uang kemudian tetangga saya memberikan informasi kepada saya bahwa
tanah saya telah dijual oleh Pak Steven dengan dasar kwitansi pembayaran
tanah tersebut selanjutnya saya menyelidiki apakah benar atau tidak tanah
tersebut dijual tanpa sepengetahuan saya, ternyata Benar.”
Hakim : “Baiklah artinya bapak kecewa atas kejadian ini?”
Penggugat : “Sangat, sangat, sangat kecewa pak, apa lagi itu Paman saya sendiri”
Hakim : “Dan bapak juga menginginkan agar uang pembelian tanah tersebut di
kembalikan, betul begitu pak?”
Penggugat : “Iya betul pak, karena saya tidak menginginkan tanah itu dijual kepada orang lain.
Dan saya ingin paman saya mengembalikan uang pembelian tanah tersebut
kepada pembelinya”
Hakim : “Baiklah, permintaan penggugat saya kabulkan, apakah pihak tergugat setuju?”
Tergugat : “Baiklah pak hakim, saya setuju. Lagipula tindakan saya ini ada salahnya juga”
Hakim : “Baiklah, kedua belah pihak juga setuju. Usul saya, jika uangnya telah dikembalikan,
lebih baiknya bapak bapak membagi rata lahan tanah dengan jumlah pembayaran
tanah tersebut, sehingga pihak lain tidak merasa dirugikan”
Penggugat : “Kurasa usul pak hakim bagus juga”
Tergugat : “Iya benar... jika seperti itu pihak manapun tidak akan merasa terugikan”
Hakim : “Pak Riski, silahkan bantu untuk mengukur dan bagi rata atas pembayaran
yang telah di bayar bapak bapak ini”
Petugas BPN : “Baiklah Pak Hakim”
Hakim : “Baiklah kasus ini telah terselesaikan, terima kasih bapak bapak telah bekerja sama
dari awal hingga akhir persidangan sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Dengan ini persidangan ini saya tutup (sambil mengetuk palu)”
Hakim : “Baiklah bapak bapak, tolong tanda tangan berkas ini sebagai tanda bukti
permasalahan selesai dan tanda perdamaian”

Semuanya maju kedepan untuk mentanda tangani surat perdamaian.


Penggugat, tergugat, dan petugas BPN menuju lokasi tempat lahan tanah untuk mengukur
dan membagi rata lahan yang di peroleh.

Petugas BPN : “(Mengukur lahan tanah, sambil mencatat hasil ukuran tanah)”
Petugas BPN : “Baiklah, saya telah mengukur lahan ini. Lahan ini seluas 3 Hektar, dengan ini saya
akan membagi rata lahan tanah ini sesuai dengan jumlah pembayaran yang bapak
keluarkan. Baiklah bapak bapak dengarkan, Pak Ramadhan mengeluarkan
setengah lebih biaya pembelian tanah jadi Pak Ramadhan berhak mendapat 1,7
Hektar. Sedangkan Pak Steven membayar sisanya, sehingga mendapatkan lahan
seluas 1,3 Hektar. Dengan ini masalah pun terselesaikan. Bagaimana bapak bapak,
apakah keputusan ini bisa diterima ?”
Penggugat : “Bisa, dengan ini masalahnya pun terselesaikan”
Petugas BPN : “Baiklah, tolong bapak tanda tangan di sini”
Petugas BPN : “Selanjutnya bapak tinggal melaporkan kepada pihak RT dan lainnya agar
mendapatkan Sertifikat bapak masing masing”
Tergugat : “Iya, terima kasih atas bantuan dan kerjasama nya pak”
Petugas BPN : “Iya sama sama, ini memang merupakan tugas saya. Kalau begitu saya pamit”
Tergugat : “Iya pak”

Akhirnya permasalahan pun dapat terselesaikan. Kedua belah pihak mendapatkan lahan
sesuai dengan dana yang mereka keluarkan masing masing. Dan keduanya tidak ada yang merasa
dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai