Anda di halaman 1dari 6

Obat Halal & Obat Haram (Perspektif Islam)

Label: HEALTH

Obat Halal dan Obat Haram dalam Pandangan Islam

Pengenalan

Islam sangat mementingkan kesejahteraan dan kesehatan tubuh umatnya. Justru, dalam aspek
kesehatan umat Islam diperintahkan untuk menjaga tubuh yang diamanahkan oleh Allah
SWT agar selalu berada dalam kondisi sehat, di samping menyuruh umat manusia berikhtiar
mencari obat apabila terinfeksi sesuatu penyakit.

Tubuh yang sehat akan melahirkan akal yang cerdas dan bijak, dengan tubuh yang sehat juga
kita lebih mudah dan nyaman untuk melakukan ibadah dan urusan harian. Faktanya, umat
Islam wajib memiliki tubuh yang sehat dan kuat untuk menunaikan tanggung jawab sebagai
khalifah Allah di muka bumi ini.

Namun, dalam semangat kita untuk menjaga kesehatan dan menemukan obat untuk
mengobati sesuatu penyakit, persoalan halal dan haram tetap harus dijaga dan diambil berat.
Mencari dan memilih obat yang halal adalah wajib bagi setiap umat Islam dan meninggalkan
yang haram juga merupakan suatu kewajiban. Ini bertepatan dengan sabda Rasulullah
"Mencari yang halal itu adalah wajib bagi setiap orang Islam" hadis riwayat al-Baihaqi.

Antara isu halal dan haram dalam medis yang menjadi topik diskusi hangat sehingga hari ini
adalah persoalan tentang obat-obatan yang mengandung unsur-unsur najis atau haram seperti
alkohol, narkoba, bahan-bahan dari babi, sapi dan sejenisnya. Pengguna di Malaysia terutama
pengguna Islam sangat prihatin dengan masalah ini karena menyangkut persoalan halal dan
haram yaitu hal dasar dalam kehidupan beragama dan perlu diambil berat oleh setiap individu
muslim.

Definisi dan Konsep Halal Haram dalam Islam

Kata Halal berasal dari bahasa Arab yang singkatnya berarti diperbolehkan atau tidak
dilarang pengambilannya dalam Islam. Menurut al-Quran, semua makanan yang baik dan
bersih adalah halal. Jadi, hampir semua sumber makanan dari tumbuhan dan hewan halal
kecuali yang diharamkan pengambilannya.

Haram berarti tidak diperbolehkan atau dilarang pengambilannya dalam Islam. Antara
makanan yang diharamkan dalam Islam termasuk bangkai, darah dan babi, benda-benda yang
memabukkan dan sebagainya. Selain itu, setiap produk yang tercemar sumber ilegal juga
dilarang pengambilannya.

Obat adalah bahan yang digunakan untuk meringankan. mengobati, menyembuhkan atau
mencegah penyakit serta meningkatkan taraf kesehatan. Obat tersedia dalam berbagai bentuk
dan diambil dengan bermacam cara. Jika obat digunakan seperti kegunaannya, inysa-Allah
itu dapat mengobati atau mengontrol penyakit.

Obat-obatan yang halal harus memenuhi persyaratan berikut:

Tidak mengandung bahan dari hewan yang tidak halal atau tidak disembelih secara syar'i.
Tidak mengandung bahan yang dihukum sebagai najis menurut hukum syariah.
Aman untuk diambil, tidak beracun, tidak merusak atau memabukkan dan tidak
membahayakan kesehatan.
Tidak disedia, diproses atau diproduksi menggunakan peralatan yang tercemar najis
berdasarkan hukum syariah.
Tidak berisi apa-apa bagian tubuh manusia atau hasil daripadanya yang tidak diizinkan oleh
hukum syariah.
Prinsip Umum Islam Terhadap Kesehatan dan Pengobatan Penyakit

Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Allah telah menetapkan kebijakan hukum
dalam setiap permasalahan yang dihadapi oleh manusia apakah terkait akidah, ibadah, sistem
kehidupan, hukum, kesehatan dan lain-lain.
Sebagai agama yang lengkap dan sempurna, Islam memelihara dan menyelesaikan
permasalahan dan kebutuhan manusia yang dapat dibagi menjadi 5 prinsip utama yaitu
Agama, Nyawa, Akal, Keturunan dan Harta Benda.

Umat Islam wajib menjaga lima prinsip utama syariah Islam ini dengan dua cara yaitu
pertama dengan melaksanakan atau menegakkannya dan kedua dengan memastikan ia terus
langgeng. Kita menegakkan Agama dengan melaksanakan lima rukun Islam yang sudah
diketahui umum.

Nyawa termasuk kesehatan tubuh adalah hak Allah yang harus dijaga dan dilindungi dari
ancaman penyakit, pembunuhan dan sebagainya. Jika kita ditimpa penyakit, Allah
memerintahkan kita berusaha menemukan obatnya dan memohon kesembuhan dari Allah.

Kita diwajibkan untuk menjaga Akal dengan mencari ilmu disamping menjauhi hal ilegal
yang dapat memabukkan dan merusak akal. Dalam aspek Keturunan, Islam menjaganya
dengan mengizinkan pernikahan supaya keturunan dapat diteruskan di samping melindungi
keturunan dengan mengharamkan zina dan pergaulan bebas yang akan merusak keturunan
manusia.

Islam melindungi prinsip yang kelima yaitu Harta Benda dengan memerintahkan manusia
berusaha mencari harta melalui jalan yang halal dan memelihara masyarakat dari penindasan
dan kezalilman dengan melarang penipuan, riba, perampokan dan sebagainya.

Kebutuhan Merawat Penyakit Menurut Syarak

Islam sangat peduli dalam aspek kesehatan dan pengobatan penyakit. Umat Islam disuruh
menjaga tubuh agar selalu berada dalam kondisi sehat dan berikhtiar mengubat ketika
terinfeksi penyakit. Ini bertepatan dengan pesanan Rasulullah:

"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, dan Dia telah menjadikan
bagi setiap penyakit itu penawar, maka kamu semua berobatlah dan janganlah kamu semua
berobat dengan benda-benda yang haram" HR Abi Darda ra

Singkatnya, hukum berobat ada dua yaitu wajib dan harus. Bagi orang awam, hukumnya
harus yaitu ketika ia masih dapat menanggung rasa sakit, dapat bersabar ataupun penyakit itu
belum parah.
Kebutuhan berobat menjadi wajib ke atas umat Islam yang tidak mampu menanggung rasa
sakit yang dialaminya ataupun penyakit itu dapat mengancam nyawanya.

Oleh sebab itu, umat Islam memiliki pilihan apakah akan berusaha mengobati penyakit
ataupun mentolerir rasa sakit yang merupakan ujian Allah.

Namun, hukum berobat ini bisa berubah menjadi haram apabila pasien itu beriktikad yang
kuasa menyembuhkan penyakit adalah dari obat yang digunakan sedangkan fakta
penyembuhan adalah kekuatan Allah. Begitu juga jika pasien berobat dengan benda-benda
yang diharamkan dan dilarang oleh syariat.

Penggunaan Obat Sewaktu Darurat

Hukum-hukum Islam memiliki ketetapan (azimah) dan relaksasi (rukhsah). Hukum azimah
adalah hukum asal yang ditetapkan oleh Allah. Misalnya, hukum larangan arak dan babi serta
kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan. Rukhsah adalah relaksasi yang dapat digunakan
dalam situasi tertentu.

Sebagai contoh, pada saat darurat atau darurat, harus berbuka puasa Ramadan ketika sakit
dan dibolehkan memakan daging babi selama kelaparan dan tidak ada pilihan makanan lain.
Umat Islam wajib berpegang dengan hukum-hukum azimah kecuali ketika ada kondisi
darurat yang memungkinkan relaksasi.

Darurat pada dasarnya berarti suatu keadaan di mana seseorang berhadapan dengan situasi
yang melibatkan keselamatan nyawa atau harta bendanya.

Secara rinci, Wahbah al-Zuhaili, profesor di bidang hukum Islam di Universitas Damaskus
telah memberikan definisi darurat yang lebih jelas yaitu

"Darurat adalah terjadi pada seseorang satu kondisi yang berbahaya, atau kesusahan yang
sangat berat, yang mana dikhawatirkan terjadinya merugikan atau sakit terhadap jiwa,
anggota, martabat, akal atau harta dan segala yang terkait dengannya. Pada masa itu, bisa atau
diharuskan melakukan yang haram atau meninggalkan yang wajib atau melewatkan dari
waktunya, demi untuk menolak kemudharatan dari terjadi berdasarkan pertimbangan dalam
ruang lingkup aturan syara ".

Dr Yusuf al-Qardawi pula di dalam buku tulisannya "Halal dan Haram Dalam Islam"
menekankan dan mengingatkan umat Islam agar tidak mempermudah-mudahkan relaksasi
yang diberi oleh syarak atas alasan darurat.

Dalam memutuskan keharusan penggunaan obat yang mengandung bahan haram, persyaratan
untuk memastikan bahwa persyaratan tersebut adalah benar-benar darurat harus dipenuhi.
Antara persyaratan yang telah ditetapkan oleh ulama dan diadopsi oleh Dewan Fatwa
Nasional Malaysia adalah:

Darurat itu benar-benar terjadi dan bukan sesuatu yang tidak pasti. Dengan kata lain telah
terjadi atau ada satu kondisi di mana kerusakan atau merugikan pada lima prinsip dasar
(agama, nyawa, akal, keturunan dan harta) atau kehancuran akan terjadi secara pasti ataupun
berdasarkan sangkaan yang kuat dipandu pengalaman atau pengetahuan.
Seseorang yang berada dalam keadaan darurat itu bertentangan dengan perintah atau larangan
syara ', atau tidak ada sesuatu yang diharuskan oleh syarak untuk menghilangkan minus
melainkan hal yang dilarang atau diharamkan.
Usaha harus dilakukan untuk memastikan bahwa keberadaan benda-benda halal yang lain
tidak dapat menghindarkan kemudaratan yang menimpa pasien.
Konsumsi yang haram itu sekedar kebutuhan saja.
Pada waktu pengobatan, konsumsi yang haram itu harus direkomendasikan, dipastikan dan
disertifikasi oleh seorang dokter atau dokter muslim yang adil, diyakini praktek dan pegangan
agamanya serta memiliki pengetahun dalam bidang tersebut.
Apa Yang Pengguna Perlu Tahu Tentang Farmasi Halal

Allah memerintahkan kita untuk mengambil makanan yang tidak hanya halal, tetapi juga baik
atau dalam istilahnya disebut Halalan Thoyyiban agar tidak membahayakan tubuh kita.
Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) melalui Bagian Pelayanan Farmasi berperan
dengan memastikan obat di Malaysia adalah terdaftar dengan KKM. Produk farmasi terdaftar
ini telah dinilai dari aspek keamanan, efektivitas dan kualitas sedangkan produk tradisional
terdaftar pula dinilai dari aspek keamanan dan kualitasnya dengan tujuan utama untuk
melindungi kesehatan kita. Ini bertepatan dengan konsep Thoyyiban.

Selain itu, Otoritas Pengawasan Obat (PBKD) juga mewajibkan perusahaan-perusahaan


farmasi untuk menyatakan jika produk-produk mereka mengandung bahan-bahan dari unsur
hewan dengan menempatkan label yang menyatakan bahwa produk ini mengandung bahan
dari sumber hewan seperti unsur sapi (bovine), babi (Porcine) dan sebagainya. Ada bahan
baku seperti magnesium Stearate, gliserin atau gelatin yang dapat diperoleh dari sumber
hewan.

Pelabelan ini adalah untuk membantu pengguna khususnya pengguna beragama Islam,
Hindu, orang vegetarian dan pengguna yang memiliki alergi tertentu untuk menghindari dari
menggunakan produk tersebut. Selain itu, jika tidak ada pilihan lain dan obat yang
mengandung bahan hewan harus digunakan untuk merawat pasien, pihak rumah sakit akan
mendapatkan persetujuan dari pasien terlebih dahulu sebelum memberikan obat tersebut.

Dalam konteks farmasi halal, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan Departemen
Agama Islam Negeri (Jain) merupakan badan otoritas yang berwenang di Malaysia. Pihak
JAKIM telah memainkan peran yang besar dengan memperkenalkan sertifikasi halal untuk
produk farmasi berdasarkan standar Farmasi Halal pertama di dunia yaitu MS2424: 2012.

Selaras dengan itu, dimulai pada tahun 2013, pihak PBKD telah mengizinkan penggunaan
logo halal bagi produk-produk farmasi terdaftar kategori produk bukan racun (Over-The-
Counter, OTC) seperti suplemen kesehatan dan obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep
dari dokter atau ahli farmasi. Tetapi hanya logo Halal yang diakui dan dikeluarkan oleh
JAKIM atau dari Badan Islam yang diakui oleh JAKIM yang dapat diterapkan.

Penggunaan logo halal bagi produk-produk farmasi ini adalah secara Voluntari dan jika tidak
ada logo halal adalah tidak wajar sesuatu produk itu terus dianggap ilegal untuk digunakan.
Pengguna berhak untuk mendapat informasi dan dapat bertanya kepada petugas farmasi di
rumah sakit jika ada keraguan.

Penutup

Sebagai umat Islam kita harus memahami bahwa penyembuhan sesuatu penyakit itu adalah
kekuasaan Allah. Kita harus berikhtiar dalam mengobati suatu penyakit dengan cara yang
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Islam seperti penggunaan
ilmu hitam atau cara lain yang dilarang oleh Allah.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai obat juga harus sesuai dengan ajaran Islam seperti suci
dan tidak mengandung najis kecuali dalam keadaan darurat. Apa lebih penting adalah
mencegah dan menjaga diri dari terkena penyakit lebih baik dari mengobati.

Pemahaman dan penghayatan tentang halal dan haram dalam aspek obat ini sangat penting
dan harus diperhatikan oleh semua pihak agar kesehatan tubuh dapat dijaga sesuai ajaran
Islam yang sebenarnya. Jadi, kami berharap artikel singkat ini sedikit sebanyak dapat
membantu memberi pemahaman dan penjelasan kepada dokter, pasien dan orang awam
tentang obat halal dan obat ilegal menurut perspektif Islam.

Anda mungkin juga menyukai