Edi Pranata-Peran Perawat Dalam Pemberian Obat-Enggano
Edi Pranata-Peran Perawat Dalam Pemberian Obat-Enggano
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum
(oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentangmanfaat dan efek samping obat sangat penting
dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat
berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan
obat juga harus memperhatikan resepobat yang diberikan harus tepat.
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas ditempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien ataukeluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non verbaldapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harusselalu diidentifikasi dari gelang
identitasnya.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan namadagang yang kita asing (baru
kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan
nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau
kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil
dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak
obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinyatidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberiobat perawat harus
ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingatnama obat dan kerjanya.
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawatharus berkonsultasi
dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan
dosisnya perawat harus memeriksanyalagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis
yang berbeda tiapampul atau tabletnya
4.Cara/Rute Pemberian yang Benar
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,kecepatan
respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerjayang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal,inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,karena ekonomis, paling
nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melaluirongga mulut (sublingual atau bukal) seperti
tablet ISDN.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi
parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray,
tetes mata.
d.Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yangakan mencair pada
suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp),
hemoroid (anusol), pasien yangtidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki
efek yanglebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnyatidak semua
obat disediakan dalam bentuk supositoria
e.Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafasmemiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya,
misalnya salbotamol(ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya
terapi oksigen.
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untukmencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberisatu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindariiritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan olehsiapa obat itu diberikan.
Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidakdapat diminum, harus dicatat
C.Cara Penyimpanan Obat
1.Suhu
adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil(rusak atau berubah karena
panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat yang berbeda-beda. Misalnya
insulin, supositoria disimpan di tempatsejuk < 15°C (tapi tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2 – 10°C,
vaksin cacar air harus < 5°C.
2.Posisi
pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum danterkunci.
3.Kedaluwarsa
,dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkandibelakang, yang lama diambil
duluan. Perhatikan perubahan warna (dari beningmenjadi keruh) pada tablet menjadi basah /
bentuknya rusak.
1.Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat.Hak ini adalah prinsip dari pemberian persetujuan
setelah mendapatkaninformasi (informed consent) yang berdasarkan pengetahuan individu
yangdiperlukan untuk membuat keputusan.
2. Hak klien untuk menolak pengobatan.Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan.
Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan
mengambillangkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika
tetap menolak, perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melapor kepada
dokter yang menginstruksikan.
Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup faktor lainyang mengubah terapi
obat yang direncanakan, misalnya lupa memberi obat, memberiobat dua sekaligus sebagai kompensasi,
memberi obat yang benar pada waktu yangsalah, atau memberi obat yang benar pada rute yang
salah.Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan harus segeramenghubungi
dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior segera setelahkesalahan itu diketahuinya.
F. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.
Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencakup informasitentang penyakit kemajuan pasien,
obat, cara merawat pasien. Pendidikan kesehatanyang berkaitan dengan peberian obat yaitu informasi
tentang obat efek samping caraminum obat waktu dan dosis.
Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi pasien terhadapkemungkinan terjadinya
efek samping obat.untuk melakukan hal ini, perawat harus mengetahui obat yang diberikan pada pasien
serta kemungkinan efek samping yangdapat terjadi. Beberapa efek samping obat khususnya yang
menimbulkan keracunanmemerlukan tindakan segera misalnya dengan memberikan obat-obatan
emergensi,menghentikan obat yang diberikan dan secepatnya memberitahu dokter.Perawat harus
memberitahu pasien yang memakai/ minum obat di rumah mengenaitanda-tanda atau gejala efek
samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau perawat. Setiap pasien mempunyai ketahanan
yang berbeda terhadap obat. Beberapa pasien dapat mengalami alergi terhadap obat-obat tertentu.
Perawat mempunyai peran penting untuk mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian
obat. Datatentang alergi harus diperoleh sewaktu perawat melakukan pengumpulan data
riwayatkesehatan.