Konsep Keselamatan Dalam Perjanjian Lama
Konsep Keselamatan Dalam Perjanjian Lama
XI Tahun 2013 I 45
Pengertian Keselamatan.
7G. Walters & B.A Milne, Penj. H.A Oppusunggu, Ensiklopedia Alkitab
Masa Kini 2, Jakarta: OMF, 1997, p.375
8Williem Wilson, Old Testament Word Study, Grand Rapids Michigan:
9Danial
Doriani, Baker Theological Dictionary of the Bible, Grand Rapids
Baker Book House, 1996, p.737
10Marantika, Soteriologi, p.9
Jurnal Pistis Vol.XI Tahun 2013 I 50
Penggunaan istilah khen yang menggambarkan secara luar biasa kasih
karunia Allah kepada manusia misalnya dalam Kel. 33:13; 3:6-8; Yer.
31:2; Zakh. 12:10; Ay 33:24. Dari penggunaan istilah Khen ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa anugerah/pemberian Cuma-Cuma dari
yang tinggi(Superior) kepada yang rendah (inferior), membicarakan
tentang pembebasan dari kesulitan hidup sehari-hari dan juga
penebusan dari dosa.
Khesed /kasih karunia adalah istilah anugerah Allah dalam PL
lain, yang merupakan istilah yang punya hubungan dengan istilah PB
yaitu Kharis yang berarti anugerah. Dalam pengertian istilah ini
terkandung unsur perasaan yang dalam, hubungan yang intim antara
Allah dan manusia dalam rangka perorangan ataupun kelompok
karena perjanjian unilateral dan juga adanya unsur keteguhan, tahan
uji dan kokoh/kesetiaan.11 Ada beberapa ajaran lain yang melibatkan
istilah khesed dalam PL yaitu: persekutuan dengan Allah(Maz. 5:8);
Perjanjian Daud dan Perjanjian Musa (2 Sam. 7:15; Kel. 20:6);
pelepasan Allah (I Sam. 12:11); penyegaran rohani umat (Maz. 85:7);
pengampunan dosa umat (Bil. 14:29); pengharapan orang-orang
Israel (Maz. 130:7-8); pujian kepada Allah (2 Taw. 5:13) dan
pemeliharaan dunia (Maz. 93:2-3).
Dari pernyataan-pernyataan tentang anugerah Allah tersebut
dapat disimpulkan bahwa anugerah Allah adalah karekter Allah yang
mendasar dan yang ditanam juga dalam karakter manusia. Anugerah
Allah (khen) adalah suatu sikap tanpa pamrih dari yang Superior
(Allah) kepada yang inferior (manusia) dalam hubungan dengan
berkat-berkat pembebasan secara jasmani dan kesulitan hidup.
Anugerah Allah (khesed) adalah kasih setia yang teguh antara dua
kelompok yang mempunyai hubungan kekeluargaan dan khususnya
dalam perjanjian-perjanjian dimana Allah terlibat dengan umatNya,
dan menjadi jamian kuat.
Pernyataan anugerah Allah dalam PL sangat jelas sebelum
kejatuhan manusia dalam dosa, dan kepada orang-orang beriman pada
masa hukum Taurat. Jadi ada dua macam anugerah yaitu anugerah
umum (Common Grace) yang berhubungan dengan kebutuhan
sehari-hari dan anugerah khusus (Special Grace) yang berhubungan
dengan keselamatan dari dosa.
11C.C Ryrie, The Grace of God, Chicago: Moody Press, 1970, p. 16
Jurnal Pistis Vol.XI Tahun 2013 I 51
Cara anugerah Allah dalam PL dinyatakan melalui berbagai
pengalaman hidup manusia. Orang-orang yang yang tercatat
mendapatkan anugerah Allah adalah Nuh (Kej.6:8); Abraham (Kej.
18:3); pengalaman Yakub (Kej. 32:10); pengalaman Yusuf (Kej.
39:21; 43:29); Israel sebagai umat (Kel. 15:13) dan pengalaman Musa
(Kel. 33:11-17).
Peranan iman dalam keselamatan dalam PL sangatlah penting.
Manusia(orang berdosa) ternyata tidak berdaya sama sekali dalam
tiap-tiap masa ujian, sehingga untuk diselamatkan ia bergantung
kepada Anugerah Allah. Pengalaman Abraham yang dibenarkan
karena percayanya kepada Tuhan (Kej. 15:6). Juga pengalaman
Daud diselamatkan oleh Allah karena beriman kepada Allah (Maz.
26:1,4; 78:7). Dari bagian-bagian lain dalam PL yang menjadi
sasaran Iman adalah Yahweh (TUHAN) seperti dalam Bilangan
20:12; Ul. 1:342; 2 Raj. 17:14; 2 Taw.20:20 Maz.78:22 dan Yunus
3:5. Akhirnya yang menjadi sarana iman adalah Allah sebagai Juru
Selamat (penebus, go’el) seperti dalam I Sam. 2:1; 2 Sam. 22:3 dan
menjadi satu-satunya sumber penyelamat (Yun 2:9; Yer.17:14).
Jurnal Pistis Vol.XI Tahun 2013 I 52
AKIBAT TINDAKAN PENYELAMATAN
Kesimpulan
13Williem
Dyrness, Tema-Tema Teologi Dalam Perjanjian Lama, Malang:
Gandum Mas, 1992, p.132
Jurnal Pistis Vol.XI Tahun 2013 I 54
mencakup keselamatan, kesehatan dan kemakmuran dimana ada
pergeseran arti dari ikhwal fisik ke kelepasan moral dan religius.
Keselamatan itu bersifat pribadi maupun nasional dan dunia semesta
berhubungan dengan seluruh umat manusia.
Kedua, konsep keselamatan dalam PL menyatakan bahwa
pribadi penyelamat atau subyek yang bertindak dalam keselamatan
adalah Yahweh sendiri dan atau dengan mempergunakan sarana-
sarana yang dipakaiNya untuk tujuan penyelamatan.
Pribadi Allah yang agung yaitu anugerah Allah diberikan kepada
setiap orang yang percaya kepadaNya yang sesungguhnya tidak layak
menerimanya. Iman yaitu ketergantungan kepada pribadi Allah
inilah yang juga memegang peranan penting dalam keselamatan
seseorang.
Ketiga, akibat tindakan keselamatan yang dilakukan oleh
Allah ini adalah adanya pendamaian yaitu kedudukan baru dimana
manusia dimungkinkan mengalami persekutuan yang erat dengan
Allah dalam kemuliaan dimana dosa dihapus sama sekali. Selain itu
akibat tindakan keselamatan muncul pembenaran dimana orang
berdosa dinyatakan benar sehingga menerima pengampunan dosa,
ditempatkan pada posisi yang menyenangkan hati Allah dan
dilepaskan dari kutuk Taurat. Akhirnya tindakan keselamatan
menghasilkan pengudusan yang mana manusia
dikhususkan/dipisahkan untuk pelayanan kepada Allah.
Aplikasi yang dapat diambil dari konsep keselamatan dalam
PL adalah bahwa orang Kristen harus sadar dan insaf dimana manusia
mengalami keselamatan dari Allah semata-mata karena anugerah
Allah sehingga dapat berhubungan kembali dengan Allah dalam
posisi yang baru dengan tujuan untuk melayani/memuliakan Allah.
Jurnal Pistis Vol.XI Tahun 2013 I 55
Kepustakaan
Boland, B.J & G.C Van Niftrik. Dogmatika Masa Kini, Jakarta:
BPK, 2001