Anda di halaman 1dari 62

GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL

TIPE
ENDA PA N NIKEL

Kelas D / kelompok 4
Fakultas Teknik Geologi /Universitas Padjadjaran / 2020
Disusun Oleh:
Farrel Bariz Atalla (27011080095)
Viska Salsanur Anisa Ginanjar (270110180116)
Felix Jeremy Marcel Sembiring (270110180117)
Alvin Matlaul Fajri (270110180119)
Kevin Arya Putra (270110180120)
Samuel Giovanny Ardhy Nugroho (270110180141)

Kelas D / kelompok 4
Fakultas Teknik Geologi /Universitas Padjadjaran / 2020
.outline • Nikel dan Kegunaannya

• Keterdapatan Nikel

• Endapan Nikel

• Genesa Endapan Nikel Laterit

• Profil Endapan Laterit Nikel

• Faktor Pembentuk Endapan Laterit Nikel


GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Nikel dan
Kegunaannya
Nikel (Ni)
Nikel merupakan salah satu bahan tambang mineral logam yang memiliki sifat
sangat reaktif dengan oksigen sehingga keberadaan nikel di alam berupa
senyawa. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan
piroksen, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg.
Sifat fisik Nikel
• Berwarna Sivery-white dengan kilap metalic
• Keras tapi ductile (elastis)
• Tahan karat
• Tahan terhadap asam encer
• Melleable (mudah ditempah)
• Titik lebur: 1455°C Titik didih: 2730°C
Kegunaan Nikel

Bahan baja tahan karat Untuk coating (melapisi Cetakan baja


baja agar tahan karat)

Untuk membuat baterai Bahan membuat koin


GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Keterdapatan
Nikel
Nikel di Dunia
Mine Production
Country Reserves
2018 2019
United States 17600 14000 110000
Australia 170000 180000 820000000
Brazil 74400 67000 11000000
Canada 176000 180000 2600000
China 110000 110000 2800000
Cuba 51000 51000 5500000
Indonesia 606000 800000 21000000
New Caledonia 216000 220000 NA
Philippines 345000 420000 4800000
Russia 272000 270000 6900000
Other countries 366000 370000 14000000

World total
2400000 2700000 89000000
(rounded)
Indonesia adalah menempati rangking 1 sebagai negara yang
memproduksi nikel paling banyak Ref : U.S. Geological Survey, Mineral Commodity
Di Dunia Summaries: Nickel, February 2019.
Nikel di indonesia

Indonesia merupakan negara yang berada di zona


khatulistiwa memiliki iklim tropis yang sangat
mendukung proses pelapukan yang sangat
intensif. Keterdapatan endapan laterit nikel di
Indonesia yang tersebar di wilayah zona
khatulistiwa tersebut berkaitan dengan distribusi
jalur global tektonik ofiolit berumur Mesozoikum-
Kenozoikum Sirkum Pasifik
Nikel di indonesia

Distribusi ofiolit tersebut melintasi Indonesia bagian timur dimana


keterdapatannya adalah sebagai obduksi batuan ultrabasa
Nikel di indonesia

Distribusi batuan ultramafik dan potensi laterit nikel


di Indonesia terdapat di beberapa daerah di bagian
timur Indonesia, diantaranya yaitu :
• Sulawesi bagian timur (Sorowako, Bahodopi,
Pomalaa),
• Halmahera bagian timur (Gebe, Sangaji, Buli, Pulau
Pakal), dan
• Irian Jaya bagian utara (Waigeo, Gag, Sentani).
GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Endapan
Nikel
TIPE ENDAPAN NIKEL
Endapan
Endapan
Nikel
Nikel
Sulfida
Laterit

Endapan Nikel Sulfida adalah endapan nikel primer Endapan Nikel Laterit adalah endapan nikel sebagai
yang terbentuk melalui proses hydrothermal pada hasil konsentrasi residual pada proses pelapukan
batuan basa hingga ultrabasa. batuan beku ultrabasa.
Ore Mineral : Pentlandite Ore Mineral : Garnierite
TIPE ENDAPAN
NIKEL DI
DUNIA:
Laterit dan
Sulfida
Ref : Nickel laterite deposits – geological overview, resources and exploitation | Mick Elias 2002
GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Genesa Endapan
Nikel Laterit
Genesa

Batuan
proses
Induk
Batuan
Nikel Laterit
Dunit

Induk

Untuk menghasilkan endapan nikel laterit,


Peridotit
batuan induk harus memiliki kandungan Mg-Fe
yang tinggi yaitu batuan ultramafik
# FYI !
Didalam clan batuan ultramafik, batuan yang memiliki Sarpentinit
kandungan Ni paling banyak adalah Dunite dan Peridotite, di
ikuti oleh Pyroxenite dan Hornblendite.
Batuan
Induk Batuan Ultramafik
• Batuan Ultramafic adalah batuan yang kaya
akan mineral mafic / ferro-magnesian.
• Batuan ini tersusun oleh mineral Olivine,
Pyroxene, Hornblande dan Mica.
• Hampir seluruh batuan ultramafic yang
ditemukan merupakan Batuan Beku Plutonik,
sedikit sekali ditemukan dalam bentuk batuan
volcanic.
Batuan
Induk Nikel Pada Batuan Ultramafik

• Nikel pada batuan ultramafic hadir terutama pada


olivin piroksen
mineral mafic.
• Urutan proporsi kandungan nikel pada mineral mafic :
Olivine > Orthopyroxene > Clinopyroxene
kromit • Chromite dan Magnetite primer juga mengandung Nikel
magnetit dalam jumlah yang sangat sedikit.
• Olivine dapat mengandung hingga 0,4% Ni. Kehadiran
nikel paling banyak berasal dari penggantian unsur Mg
pada Olivine sesaat sebelum magma membeku.
Batuan
Induk Ni Menggantikan Mg pada Olivine

Fe Hal ini dapat terjadi karena:


• Ionic Radii dari Mg dan Ni
Mg hampir sama
(Ni : 0,69 A dan Mg 0,71 A)
• Elektron valensi nya sama
SiO4
(Ni++ dan Mg++ )
Batuan
Induk Ni Menggantikan Fe pada Olivine

Ni Ni juga dapat menggantikan


Fe ++ dalam situasi tertentu.
Mg Saat perbandingan Rasio
antara Ni:Mg pada mineral
lebih besar dari Rasio Ni:Mg
SiO4
pada Magma, Ni dapat
menggantikan Fe ++.
Batuan
Induk Serpentinisasi pada Batuan Ultramafic

• Ketika batuan ultramafic mengalami perubahan akibat tekanan


dan suhu regional, akibat sesar secara lokal, maupun melalui
proses hydrothermal, Batuan Ultramafic ini akan menjadi batuan
baru bernama Serpentinite.
• Serpentinite adalah batuan monomineral yang tersusun oleh
kelompok mineral serpentine yaitu Lizardite, Antigorite dan
Chrysotile.
• Kandungan Ni pada serpentinite sangat tergantung pada
kandungan Ni pada batuan asalnya yang belum terubah.
Batuan
Induk
Serpentinisasi pada Batuan Ultramafic

#fyI!
Proses sarpentinisasi pada batuan ultramafik
dapat mengurangi komposisi nikel hingga 27%, jadi
dalam eksplorasi nikel lebih baik untuk mencari
batuan ultramafik yang belum mengalami
sarpentinisasi.
Batuan
Induk

Batuan Ultramafik Nikel

Serpentinisasi

Sarpentinit
Genesa

Lateritisasi
proses Tektonik
Setting
Pelapukan dan
Supergene
Enrichment
#ask 1
proses
proses Dimana terbentuknya batuan ultramafik?
Tektonik
Setting

Batuan Ultramafik terbentuk di upper mantle astenosfer bagian atas, jauh dibawah
permukaan bumi. Ni adanya di kerak samudera, tidak ada di kerak benua.
#ask 2
proses
Bagaimana cara batuan ultramafik tersebut
Tektonik
Setting tersingkap diatas permukaan bumi?

Proses Tektonik Setting :


Obduksi
proses Obduction Tectonic
Tektonik
Setting

• Obduction tectonic membuat batuan dari kerak samudera tersingkap ke permukaan


• Obduksi adalah proses tektonik setting penunjaman kerak samudera dengan kerak
benua dibelakangnya akibat perubahan dari batas lempeng divergen menjadi
konvergen
proses Obduction Tectonic
Tektonik
Setting

1. Pertemuan antara dua lempeng samudera yang bertabrakan


karena keduanya memiliki densitas yang sama jadi antara
salah satu lempeng tersebut akan menunjam kebawah
2. Lempeng yang menunjam kebawah akan meleleh. Kemudian
jarak lempeng samudera yang naik tersebut menjadi dekat
dengan lempeng benua yang ada dibelakang lempeng
samudera yang menunjam
3. Kemudian ketika kedua lempeng tesebut bertabrakan lagi
(lempeng samudera dan lempeng benua) maka akan terjadi
obduksi lempeng samudera tersebut uplift keatas lempeng
benua membuat sesar naik.
4. Bertahun tahun kemudian akan tersingkap
proses Pelapukan
PELAPUKAN Pelapukan adalah perubahan fisika maupun kimia pada batuan atau mineral
yang terjadi di permukaan bumi. Proses ini akan membentuk mineral batu yang
lebih stabil pada kondisi kelembaban, suhu dan aktivitas biologis yang baru.
PELAPUKAN PELAPUKAN
fisika kimia

Pelapukan Fisika : kerusakan mekanis pada batuan Pelapukan Kimia : Kerusakan pada batuan karena proses
oleh media angin, air, es, tanaman maupun hewan. kimia (kontak dengan air, oksigen, karbon dioksida dan asam
organic maupun anorganik)
proses Proses pelapukan kimia
PELAPUKAN
1. Hydrolysis: Oksigen, Karbon dioksida, air tanah dan larutan asam menyerang mineral
pada batuan yang mengakibatkan struktur kristal pada mineral rusak. Unsur-unsur penyusun
mineral akan terlepas dari ikatannya.

2. Oxidation: Unsur-unsur yang lepas akibat pelapukan kimia akan teroksidasi.

3. Hydration: Sebagian unsur lain yang tidak teroksidasi akan bereaksi terhadap air. Hal ini
menyebabkan adanya penambahan ion Hydoxiyl pada banyak mineral baru yang terbentuk.

4. Solution: Unsur lain yang sangat larut dalam air, akan terbawa ketempat yang lebih jauh
bersamaan dengan pergerakan air tanah.
proses Mobilitas Unsur
PELAPUKAN Mobilitas elemen/unsur yang sering dijumpai pada saat terjadinya pelapukan kimia
diklasifikasikan sebagai berikut.

• Sangat larut dan sangat mobile;


Unsur yang sangat larut dan sangat mobile adalah Ca, Na, Mg, K, Si yang bersifat sangat larut pada air tanah yang asam dan
sangat mudah hilang karena terbawa oleh pergerakan air tanah.
• Tidak larut dan tidak mobile
Unsur-unsur yang tidak larut dan tidak mobile adalah Al+++, Fe+++, Cr+++, Ti, Mn+++ yang bersifat tidak larut dalam air tanah pada
keadaan pH/Eh yang normal dan unsur-unsur ini berada pada tanah residual pada jumlah yang sangat besar.
• Kelarutan dan mobilitas yang terbatas.
Unsur-unsur dengan kelarutan dan mobilitas yang terbatas adalah Ni++, Co++, Mn++ yang bersifat larut sebagian dalam air tanah
yang asam, tidak larut ketika pH air tanah menjadi netral saat berinteraksi dengan unsur-unsur yang lebih larut (Mg,Si).
proses Laterisasi dan Supergene
Lateritisasi
dan Supergene
Enrichment
Enrichment

Ketika proses – proses kimia yang di


jelaskan sebelumnya terjadi pada batuan
yang kaya akan Ferro-Magnesian seperti
batuan ultramafik, maka akan terjadi
proses Laterisasi dan Supergene
Enrichment.
proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
PELAPUKAN

1. Hydrolisis Air asam dari hujan


Batuan Ultramafic yang memulai proses Ni
pelapukan Kimia
tersingkap dipermukaan Mg
mengalami pelapukan kimia
karena air yang asam sehingga SiO4

struktur mineralnya rusak dan


unsur unsur penyusunnya Ultramafic Rock
terlepaskan.
proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
PELAPUKAN

2. Oxidation Fe3+O2 = Fe2O3


Unsur yang memiliki mobilitas
rendah seperti Fe++ akan
langsung teroksidasi membetuk Endapan residual
Besi Oksida. Endapan besi oksida Water table
ini disebut juga sebagai tanah
residual.
proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
PELAPUKAN

3. Unsur yang memiliki mobilitas lebih


baik seperti Ni, Mg dan Si akan turun
kebawah mengikuti air tanah yang
asam dan berhenti bergerak ketika
air tersebut sudah netral.
Water table
Air menjadi netral karena bercampur Ni, Mg, Si berkumpul pada pH netral di
bawah water table
dengan magnesium.
proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
Lateritisasi
dan Supergene
Enrichment

4. hydration
Ni, Mg, Si yang berada di bawah
bersamaan dengan air tanah akan
mengalami proses Hidrolisis karena
ion Hydoxyl (OH-) dan membentuk Water table
mineral baru yang masuk kedalam Ni, Mg, Si berkumpul pada pH netral di

kelompok Nickel Magnesium


bawah water table

Hydrosilicate.
proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
Lateritisasi
dan Supergene
Enrichment

5. Supergene Enrichment
Ni yang awalnya hanya mencapai
0,3 % pada batuan, mengalami
pengkayaan pada tahap ini. Di
dalam kelompok mineral Nickle Water table

Magnesium hydrosilicate, kadar Ni SUPERGENE ENRICHMENT

dapat mencapai lebih dari 2 %.


proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
Lateritisasi
dan Supergene
Enrichment

6. Tanah residual yang kaya dengan


besi oksida juga dapat mengalami
proses hydration.
Karena naik nya muka air tanah, tanah
Water table
residual tersebut dapat kembali Besi Hidroksida Fe2O3 + H2O
terendam air tanah, sehingga dapat
terjadi penambahannya OH- pada
ikatan kimianya membentuk besi
hidroksida.
proses Pembentukan Endapan Nikel Laterit
PELAPUKAN

7. Sollution
Unsur Mg dan Si yang tidak
sempat membentuk Ni-Mg
Hydrosilicate akan terus larut
dalam air dan terbawa oleh air
tanah ketempat yang lebih jauh

Leach Out
Nickel Magnesium Hydrosilicate
Nickel Magnesian Hydrosilicate ialah
kelompok mineral yang terbentuk dari
gabungan unsur Ni dan Mg dalam rantai
silikat yang mengandung air.

Jules Garnier (1839–1904) menemukan


mineral silikat pembawa unsur nikel
(nickel bearing silicate) di New Caledonia
pada tahun 1864. Mineral ini diberi nama
Garnierite, Garnierite (1867). Pada 1875, penambangan
Nickel Ore mineral ini sebagai bijih nikel dimulai.
GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Pr o f i l L a t e r i t
Nikel
Profil Laterit Nikel
Profil Laterit Nikel
Secara umum, profil nikel hanya di bagi menjadi 3 zonasi : Limonite, Saprolite dan Bedrock. Untuk kepentingan
eksplorasi, zonasi ini dibuat lebih rinci.

• Limonite
Red Limonit : limonite yang kaya dengan mineral Hematite (besi oksida) yang berwarna merah kecoklatan
hingga merah kehitaman.
Yellow Limonit : limonite yang kaya akan mineral Ghoetite dan kelompok mineral besi hidroksida lainnya yang
berwarna kuning hingga orange.
• Saprolite
Earthly Saprolite : Saprolite yang mengalami pelapukan lanjutan, boulder <10%, kaya akan mineral Ni-Mg
Hydrosilicate.
Rocky Saprolite : Saprolite yang mengalami pelapukan tingkat menengah, dengan bouder 10-50%.
Saprolite Rock : Saprolite yang mengalami pelapukan tingkat awal, biasanya terdapat urat-urat garnierite atau
silica, boulder >50%.
Tanah Penutup atau Top soil
(Iron Capping”)
Kadar besi yang terkandung sangat tinggi
dengan kelimpahan unsur Ni yang sangat
rendah.

Limonite.

Saprolite

Batuan dasar (Bedrock)


Tersusun atas bongkahan atau blok dari
batuan induk yang secara umum sudah tidak
mengandung mineral
Profil Laterit Nikel
Profil Laterit Nikel

Red Limonit

Yellow Limonit
Profil Laterit Nikel

Earthly Saprolite

Rocky Saprolite
Profil Laterit Nikel

Saprolite Rock

Rocky Saprolite
GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Fa k t o r Pe m b e n t u k
Nikel Laterit
Topografi dan
penyerapan air hujan
ke dalam profil
Batuan asal
Waktu

Faktor yang
Iklim (suhu dan mempengaruhi
Kondisi asam/basa (pH)
curah hujan)
terbentuknya Nikel
Laterit

Potensi reduksi - oksidasi


Rekahan pada batuan
pada lingkungan

vegetasi
FAKTOR

Batuan Asal
Dalam hal ini, yang bertindak sebagai batuan asal adalah batuan
ultramafik, karena mengandung unsur nikel paling tinggi, mengandung
banyak mineral yang tidak stabil dan memiliki kandungan unsur yang
mudah larut sehingga memungkinkan terjadinya proses laterisasi.
FAKTOR

Potensi Oksidasi – Reduksi pada


Lingkungan
• Reduksi ialah pengurangan valensi positif dari suatu atom sedangkan oksidasi ialah penambahan valensi positif
pada atom.
• Pada kondisi reduksi, Fe dan Mn akan terlarut dalam air karena memiliki 2 valensi positif (Fe ++ dan Mn ++).

• Pada kondisi Oksidasi, Fe ++ dan Mn ++ akan menjadi Fe +++ dan Mn+++ sehingga tidak larut dalam air dan
menjadi endapan residual. Jadi dibutuhkan lingkungan yang oksidasinya kuat sehingga laterit dapat
berkembang.
• Kehadiran vegetasi berlebih dapat membuat kondisi menjadi reduksi.
FAKTOR

Iklim
• Faktor iklim meliputi suhu dan curah hujan.
• Suhu mempengaruhi tingkat pemecahan struktur mineral yang berlangsung. Menurut hukum Van't
Hoff, setiap perubahan 10°C suhu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan sekitar 2 sampai 3
kali. Diperkirakan pelapukan kimia dan leaching di iklim tropis 20 sampai 40 kali lebih tinggi daripada
di daerah beriklim sedang.
• Curah hujan mengendalikan pasokan air untuk reaksi kimia dan pasokan air untuk memindahkan
unsur terlarut.
FAKTOR

Kondisi Asam – Basa (pH)


pH yang asam, akan mempercepat proses pelapukan kimia dengan
meningkatkan kelarutan dari mineral.

Rekahan
• Rekahan pada batuan juga dapat menambah kecepatan dari pelapukan kimia.
• Kekar maupun sesar sangat berperan penting untuk membuka secara luas permukaan batuan
sehingga zonasi yang bisa terkena pelapukan akan lebih banyak dan kecepatan pelapukan
kimia dapat meningkat.
FAKTOR

Topografi dan penyerapan air hujan


• Pengaruh topografi pada perkembangan laterit yaitu pada proses penyerapan air,
pemindahan zat terlarut, dan erosi profil laterit.
• Pada lereng curam, banyak air hujan kabur dan sedikit menembus batuan sehingga
pelapukan fisika lebih dominan.
• Pada lereng yang lebih landai, air hujan memiliki kesempatan untuk menembus batuan.

Waktu
Waktu yang cukup lama dalam proses pelapukan akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Waktu lateritisasi tiap ketebalan 1 mm
membutuhkan waktu sekitar 100 tahun, (Ahmad, 2006).
GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
T I P E E N D A PA N N I K E L

Kesimpulan
• Nikel adalah bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis dan nilai guna Kesimpulan
yang banyak.
• Ada dua tipe nikel yaitu: Nikel Sulfida dan Nikel Laterit
• Nikel laterit adalah produk residu hasil pelapukan kimia ultramafik
seperti dunit dan peridotit) dan batuan ubahannya yaitu sarpentinit,
proses pembentukan laterit tersebut berlangsung selama jutaan tahun
dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap di permukaan oleh proses
tektonik setting obduksi
• Profil endapan nikel laterit terdiri dari Limonite, Saprolit, dan Bed Rock.
Dimana kandungan Nikel yang banyak terdapat pada zona Saprolit.
• Batuan ultramafik yang berada di wilayah curah hujan tinggi, suhu
hangat, topografi landai dan banyak vegetasi merupakan tempat yang
baik untuk keterbentukan endapan laterit nikel
Referensi
Kamaruddin, H., Indrakususma, R. A., Rosana, M. F., Sulaksana, N., & Yuningsih, E. T.,
2018, Profil Endapan Laterit Nikel Di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Buletin Sumber Daya Geologi, 13(2), 84-105.
Kadarusman, A., 2001, Geodynamic of Indonesian region; a petrological Approaches,
unpublished PhD Thesis, Tokyo Institute of Technology, 456p
Ahmad, W, 2006, Fundamentals Of Chemistry, Mineralogy, Weathering Processes, And
Laterites Formations, PT. INCO. 212 hal.
Sukaesih. Tanpa tahun. Atlas Mineral dan Batuan Endapan Nikel.
Sutisna, Deddy, dkk. 2006. Perencaan Eksplorasi Cebakan Nikel Literit di Daerah Wayamli,
Teluk Buli, Halmahera Timur Sebagai Model Perencanaan Eksplorasi Cebakan Nikel
Laterit di Indonesia. Pusat Sumber Daya Geologi.
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/nikel-komoditas-logam-strategis/
http://psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015/sartek/1.pdf
GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
Tipe endapan nikel

Q n A
Session !

Kelas D / kelompok 4
Fakultas Teknik Geologi /Universitas Padjadjaran / 2020

Anda mungkin juga menyukai