Makalahtenunikatntt 170820133147
Makalahtenunikatntt 170820133147
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian telah menjadi sebuah
kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan pakaian mempunyai manfaat bagi
manusia dalam mepertahankan kelangsungan hidupnya. Dimana saat cuaca dingin
pakaian dapat menghangatkan tubuh, pakaian itu juga menunjukan kepribadian seseorang
untuk dikatakan baik atau tidak, kesopansantunan.
Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta tingkat sumber daya
manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah pakaian dari kulit kayu. Karena
merasa kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit kayu, pasalnya pakaian dari kulit
kayu ini dapat menimbulkan gatal dan merusak kulit maka nenek moyang kala itu mulai
mencari alternatif lain yaitu membuat pakain dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak saat
itu muncullah pakaian dari tenun ikat dari berbagai wilayah.
Seiring berjalannya waktu, muculnya berbagai tenun dengan beragam motif dan
hias yang bervariasi dengan arti – arti yang berbeda. Arti – arti inilah yang menunjukan
latar belakang kebudayaan suatu daerak atau ciri khas dari suatu daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan isi dari makalah ini maka ada beberapa permasalahan yang perlu di bahas.
Agar kita dapat mengetahui dan memahami tentang kerajinan tenun. Diantaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan tenun ?
2. Apa yang dimaksud dengan tenun Ikat?
3. Bagaiamana cara pembuatan tenun Ikat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena :
1. Ingin mengetahui jenis tenun baik tenun Ikat.
2. Memberikan pengetahuan mengenai kerajinan Tenun
3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan pengetahuan
4. Menambah Kepustakaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajinan Tenun
Tenun merupakan salah satu seni budaya kain tradisional lndonesia yang
diproduksi di berbagai wilayah di seluruh Nusantara (Sumatera, Kalimantan, Bali,
Sulawesi, lombok, Sumbawa, dan lainya. Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan
teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan
dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Tenun sebagai salah satu warisan
budaya tinggi (heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan
jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik dari segi teknik produksi, desain dan produk
yang dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya, serta dimasyarakatkan
kembali penggunaannya.
Mungkin selama ini kita lebih mengenal batik sebagai wakil bangsa atas keelokan
Indonesia dalam menciptakan kain. Padahal masih ada satu lagi kain hasil karya perajin
Indonesia yang tidak kalah cantik dan menawan, yaitu tenun.
Terkait dengan banyaknya daerah yang menjadi produsen tenun,
keberagamanmotif tidak perlu dipertanyakan. Adanya perbedaan latar belakang budaya
dan lingkungan, akan menciptakan keunikan hasil tenun pada setiap daerah.
Teknik pembuatan yang menggunakan ATBM [Alat Tenun Bukan Mesin]
membuat kualitas dari kain tenun Indonesia tidak perlu dipertanyakan. Dari sana dapat
dipastikan pada tahun-tahun ke depan, respon pasar untuk tenun Indonesia akan bersaing
dengan batik.
Kerajinan Kain Tenun Timor Kain Tenun dari kab. TTU- Kefamenanu -Timor
motif Buna
2. Kain Tenun Manggarai
Di bagian barat pulau Flores tinggal orang Manggarai, di bagian tengah tinggal orang
Ngada, Riung, dan Nage Keo, sedangkan di bagian timur berdiam orang Ende, Lio,
Sikka, dan Larantuka. Sebagian besar masyarakat Flores hidup dari bercocok tanam dan
berternak kerbau dan kuda. Kedua jenis hewan tersebut dipergunakan sebagai alat
pembayaran mas kawin. Dan pada umumnya kuda juga berfungsi sebagai alat
transportasi. Kepandaian menenun ini diwariskan secara turun-temurun, dan
telah dipelajari sejak mereka masih kecil. Salah satu tradisi para wanita penenun yang
menarik yaitu kebiasaan memakan sirih dilakukan wanita Flores, khususnya penenun, di
sepanjang hari saat bekerja. Jenis-jenis kain tenun yang dihasilkan adalah selendang lebar
yang berfungsi sebagai selimut bagi laki-laki dan sarung untuk wanita. Selimut atau
selendang juga digunakan sebagai penutup jenazah. Selain sebagai selimut dan pakaian
yang dijual bebas di pasaran, kain tenun ikat juga digunakan sebagai perlengkapan
upacara adat sebagai pakaian adat, pakaian upacara, dan mas kawin.
Beragamnya fungsi dan banyaknya permintaan kain tenun ikat, membawa banyak
perubahan dalam proses pembuatannya. Selain digunakannya pewarna sintetis, kini
benang rayon juga digunakan sebagai bahan baku kain tenun ikat. Meskipun demikian,
kain tenun ikat yang dicelup dengan pewarna alami dan menggunakan bahan baku
tradisional yaitu benang dari kapas, juga masih ada. Tenun ikat Flores dibuat dengan
bahan dasar benang dari kapas yang dipilin oleh penenunnya sendiri. Benangnya kasar
dan dicelup warna biru indigo. Kain dihiasi dengan ragam hias bentuk geometris aneka
warna yang cerah dan menyolok. Kain tenun dari daerah Manggarai
banyak menggunakan warna kuning keemasan, merah, dan hijau.
Pembuatan desain kain tenun ikat di Flores dilakukan dengan mengikat benang-
benang lungsi. Pekerjaan ini dapat berlangsung selama berminggu-¬minggu, bahkan
kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Seringkali pencelupan dikerjakan satu-persatu
untuk setiap bakal kain sarung, meskipun kadang-kadang juga dilakukan sekaligus untuk
beberapa buah kain sarung. Ketika kerajaan-kerajaan kecil di Flores masih ada, sejumlah
orang bekerja khusus sebagai pembuat kain-kain tenun untuk kebutuhan kalangan raja-
raja di istana. Jika dahulu ada pembedaan pakaian adat berdasarkan status sosial
(golongan bangsawan atau rakyat jelata), maka masa sekarang tidak lagi. Sekarang kain-
kain tenun dibuat untuk dijual ke pasaran lalu dijual lagi kepada mereka yang
membutuhkannya. Pesanan dengan kualitas khusus masih dilayani dengan harga khusus
pula.
Beberapa daerah yang menghasilkan kain-kain tenun adalah Manggarai, Ngada, Nage
Keo, Ende, hingga sekitar Lio, Sikka, dan Lembata di bagian timur Flores. Di daerah-
daerah tersebut, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya, benang yang
diikat adalah benang lungsi.
Kain sarung yang dihiasi jalur-jalur garis bermotif geometris berselang-seling jalur garis
kecil dan garis besar berwarna kuning kemiri, hitam, merah kecokelatan, dan jingga.
A. Kesimpulan
Proses pembuatan karya tenun ikat dan songket ini membutuhkan waktu yang
lama dan proses yang sangat rumit. Namun bagi kita sebagai seorang pelajar harus tahu
cara dan proses pembuatasn bila perlu harus belajar agar kita sebagai generasi penerus
yang dapat melanjutkan karya tenun ikat dan tenun songket.
Berbagai macam motif yang dihasilkan dari kerajinan tenun tersebut dan juga
berbagai daerah yang memproduksinya. Dari berbagai daerah memiliki keunikan dan
keragaman tersendiri sesuai dengan kebudayaan atau tradisi suatu daerah tersebut.
B. Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan pelajaran dan pengetahuna bagi kita
semua terutama kita para pelar agar terus melestarikan budaya yang sudah ditinggalkan
nenek moyang kita terutama tenun ikat.
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Kerajinan Tenun........................................................................................................2
B. Asal Mula Kain Tenun..............................................................................................2
C. Kekayaan Kain Tenun Nusa Tenggara Timur..........................................................3
D. Jenis – Jenis Tenunan...............................................................................................4
BAB III PENUTUP............................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
1iii