0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
156 tayangan3 halaman
1. Cerita anak "akibat suka berebut" membahas tentang dua saudara yang bertengkar saat berburu angsa. Mereka akhirnya menyesal setelah meminta saran kakek untuk selalu berbagi.
2. Puisi "Tuhan telah menegurmu dan buktinya" membahas tentang bagaimana Tuhan mengingatkan manusia dengan berbagai cara seperti suara adzan, bencana alam, dan kelaparan untuk selalu mengingat-Nya.
1. Cerita anak "akibat suka berebut" membahas tentang dua saudara yang bertengkar saat berburu angsa. Mereka akhirnya menyesal setelah meminta saran kakek untuk selalu berbagi.
2. Puisi "Tuhan telah menegurmu dan buktinya" membahas tentang bagaimana Tuhan mengingatkan manusia dengan berbagai cara seperti suara adzan, bencana alam, dan kelaparan untuk selalu mengingat-Nya.
1. Cerita anak "akibat suka berebut" membahas tentang dua saudara yang bertengkar saat berburu angsa. Mereka akhirnya menyesal setelah meminta saran kakek untuk selalu berbagi.
2. Puisi "Tuhan telah menegurmu dan buktinya" membahas tentang bagaimana Tuhan mengingatkan manusia dengan berbagai cara seperti suara adzan, bencana alam, dan kelaparan untuk selalu mengingat-Nya.
1. Unsur instrinsik cerita anak “ akibat suka berebut”
a. Tema cerita : pertengkaran b. Amanat : kita harusnya selalu berbagi dengan sesama apalagi dengan saudara kita karena jika mau berbagi kita tidak akan rugi. Kita tidak boleh saling bertengkar dengan saudara karena akan membuat kita menyesal di kemudian hari. Kalimat penguat : “ ah, andai kita tidak bertengkar, mungkin kita sudah bisa menagkap angsa itu. Lihatlah sekarang. Angsa itu sudah pergi entah kemana. Kita pun tak bisa makan daging angsa malam ini.” Sesal sang kakak. Tidak seharusnya mereka mementingkan diri sendiri. c. Tokoh : - Tokoh sentral : kakak dan adik - Tokoh bawaan : kakek Kalimat penguat tokoh sentral : “ ada dua bersaudara yang memiliki hobi memanah. Hari ini mereka ingin berburu di padang rumput dekat sungai.” Kalimat penguat tokoh bawaan : “ lebih baik kita minta pendapat kakek saja. Mungkin kakek bisa memberi keputusan yang adil untuk kita” d. Latar : di padang rumput dekat sungai dan dirumah. Kalimat peguat : - Hari ini mereka ingin berburu di padang rumput dekat sungai. - Mereka pulang kerumah untuk meminta saran kakek mereka. e. Alur : maju Kalimat penguat : - Orientasi : ada dua bersaudara yang memiliki hobi memanah. Hari ni mereka ingin berburu di padang rumput dekat sungai. Biasanya disana ada angsa yang melintas. Mereka berdua memang sangat suka memakan daging angsa. Setelah mengambil busur, mereka berangkat ke padang rumput. - Komplikasi : kedua kakak beradik itu justru bertengkar. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa angsa buruan mereka sudah terbang jauh. - Resolusi : “lebih baik kita minta pendapat kakek saja. Mungkin kakek bisa memberi keputusan yang adil untuk kita” usul sang kakak Sang adik pun setuju. Mereka pulang kerumah untrtuk meminta saran kakek mereka. begitu sampai dirumah, kakak menceritakan yang terjadi, kakek justru tertawa. “ kenapa tidak kalian bagi dua saja angsa itu ?separuh bisa dibakar dan separuh bisa direbus” saran kakek f. Sudut pandang : sudut pandang orang ketiga Kalimat penguat : mereka berdua sangat suka memakan daging angsa. 2. Unsur instrinsik puisi tuhan telah menegurmu dan buktinya : a. Tema : ketuhanan Kalimat penguat : “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “tuhan telah menegurmu dengan menahan kesabaran” b. Amanat : tuhan selalu menegur manusia dengan cara tuhan sendiri dan tuhan menginginkan umatnya mengingat dirinya dan selalu menjalankan ibadah. c. Sikap, suasana atau nada dan perasaan dalam puisi : - Suasana / nada : menggurui Kalimat penguat : “adakah kau dengar?” - Perasaan : sedih Kalimat penguat : “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat semayub suara adzan” d. Tipografi : konvensional Kalimat penguat : “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat perut anak anak kelaparan” “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat semayub suara adzan” “tuhan telah menegurmu dengan menahan kesabaran” “lewat gempa bumi yang mengguncang” “deru angina yang meraung kencang” “Hujan dan banjir yang melintang pukang” “adakah kau dengar?” e. Enjabemen : - f. Akulirik : kamu dan kau Kalimat penguat : “tuhan telah menegurmu dengan sopan” g. Rima : “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat perut anak anak kelaparan” “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat semayub suara adzan” h. Pengimajian : - Citraan penglihatan (Tuhan telah menegurmu lewat perut anak-anak yang kelaparan) - Citraan pendengaran (Tuhan telah menegurmu lewat semayu suara adzan) i. Gaya Bahasa : Gaya Bahasa baris puisi “Deru angin yang meraung-raung kencang” menggunakan gaya bahasa penginsanan(personifikasi), yaitu menganggap benda mati memiliki kemampuan seperti makhluk hidup. Ritme dalam puisi menggunakan pengulangan bunyi. “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat perut anak anak kelaparan” “tuhan telah menegurmu dengan sopan” “lewat semayub suara adzan”