Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPDA MASYARAKAT

Pembentukan Ba nk Sampah di Desa Margasana


dalam Rangka Pengelolaan Sampa h yang Lebih Baik”

OLEH:

Tritjondro Baskoro, S.T, M.S.M, NI DN 0315066103


Elise, NIM 17222074
Dini Mentari, NIM 17222070
Dyah Agitarini, NIM 17222072
Edwin Prioneanto, NIM 17222073
Roosdinal R. Salim, NIM 17221007
Liu Shiu Wei, NIM 17221004

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IPMI

2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
1. Judul
Pembentukan bank sampah di desa
Margasana dalam rangka pengel olaan
sani pah yan g lebih baik
2. Ketua Pelaksana b. NIDN
a. Nama Lengkap c. Jabatan Fungsional
d. Program Studi
e. Alamat surel (e- Tritjondro Baskoro, S.T,
iuni/) M.S.M 0315066103
Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap Manajemen
b. NIM .
c. Institusi tritjondio.baskoioJipmi.
d. Program ac.id 1
Studi Anggota Elis
Pelaksana e
a. Nama Lengkap 172
b. NIM 220
c. Institusi 74
d. Program : Sekolah Tinggi Manajemen
Studi Anggota IPMI Manajemen
Pelaksana 2
a. Nama Lengkap Dini
b. NlM Mentari
c. Institusi 1
d. Program 722207
Studi Anggota 0
Pelaksana Sekolah Tinggi Manajemen
a. Nama Lengkap IPMI Manajemen
b. NIM 3
c. Institusi Dyah
d. Program Agitarini
Studi Anggota 17222072
Pelaksana Sekolah Tinggi Mandi emen IPMI
a. Nama Lengkap :
b. NIM Mana
c. Institusi jeme
d. Program n4
Studi Anggota . kdwin
Pelaksana Preoneanto
a. Nama Lengkap 17222073
b. SIM Sekolah Tinggi Manajemen
c. Institusi IPMI Manajemen
d. Program Studi 5
Roosdinal R.
3. Duiasi Kegiatan Salim
4. Biaya 17221007
5. Sumber Dana Sekolah Tinggi Manajemen
IPMI Manajemen
6
Liu Shiu Wei
17221004
Sekolah Tinggi Manajemen
IPMI Manajemen

29 April 2018
Rp. 4.750.000.-
Internal perguruan tinggi
S E K0 L A H T 1 U G G 1 Jakarta, 04 Mei 2018 tua Pelaksana,
M A NI A J E M E N

Tritjondro Baskoro, S.T, M.S.M


NIDN : 00315066103

Mengetahui Menyetujui,
Wakil Ketua I, Bidang Kepala LPPM
Akademik

Ir. Yulit 7rina Susanti, M.Sc, Ph.D Dr. Wiwiek M. Daryanto, S.E.Ak,
M.M NIDN: 322076402 NIDN: 0306015601

fl1 Ra way a t i TI m u r 1 1 , R a I i ba ta , J a ka r ta S ela ta n 4 27 h O | • 62 2 797 888 8 | v‹w w. i p m i .a c.th


SURATTUGAS
Nomor: 11.3/LPPM-IPMI/IV/2018
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi
Manajemen IPMI Jakarta dengan ini menugaskan kepada:
No. Nama NIDN/NIM Jabatan
1 Tritjondro Baskoro, S.T, M.S.M NIDN 0315066103 Dosen tetap
2. Elise NIJ 17222074 Mahasiswa
3. Dini Mentari NIM 17222070 Mahasiswa
4. Dyah Agitarini NIJ 17222072 Mahasiswa
S. Edwin Prioneanto NIJ 17222073 Mahasiswa

6. Roosdinal R. Salim NIJ 172221007 Mahasiswa


7. Liu Shiu Wei NIM 17221004 Mahasiswa

Untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan melakukan


pendampingan “Pembentukan Bank Sampah di Desa Margasana dalam Rangka Pengelolaan
Sampah yang Lebih Baik”, pada tanggal 29 April 2018.

Demikian Surat Tugas ini dikeluarkan untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,
dan setelah selesai agar memberikan laporan kepada Kepala LPPM Sekolah Tinggi
Manajemen IPMI.

Jakarta, 28 April 2018


Wakil Ketua I, Bidang Kepala LPPM Sekolah Tinggi Manajemen IPMI,
Akademik

Ir. Yulita F‹ :i N.Sc Ph.D Dr. Wiwiek Mardawi ah Da anto


NIDN. 0322076402 S.E.Ak NIDN. 0306015601

Tembusan Yth.:
1. Para Waket Sekolah Tinggi Manajemen IPMI
2. Para Kaprodi Manajemen Sekolah Tinggi Nlanajemen IPMI
3. Kepala LPPM Sekolah Tinggi Manajemen IPNII
4. Yang bersangkutan
5. PeXinggal

I PM I C ampus I PMI I n ternational Busines s School T PM T Ca mpu s I PMI I nterna tional Bus\nes s School
I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Permasalahan

Desa Margasana Cilegon merupakan salah satu desa yang berada dibawah
progam CSR PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (“PGN”), yang di dalam proses
pengembangannya dikelola oleh BUM Desa dan dibantu oleh PT CFCiD
Consulting yaitu Perusahaan Konsultasi yang bergerak di bidang CSR dan saat ini
melaksanakan Program Corporate Social Responsibility (“CSR”) PGN di
beberapa wilayah termasuk wilayah Serang.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Twister++ Group (“Tim”), melalui
metode wawancara dengan Ibu Nindya dan Sekretaris BUM Desa, dan observasi
langsung ke daerah Margasana, saat ini melalui BUM Desa yang baru dibentuk
sudah ada rencana untuk program pengelohan sampah salah satunya dengan Bank
Sampah, namun belum terlaksana karena masih diprioritaskan untuk program
yang lain. Sementara itu melihat kondisi di desa tersebut yang belum ada sistem
pengangkutan dan pengolahan sampah yang baik, maka beberapa lokasi menjadi
tempat pembuangan sampah sementara termasuk juga di halaman belakang
sekolah, tentu saja hal ini sangat tidak baik untuk kesehatan lingkungan dan juga
membuat desa tersebut menjadi kumuh dengan adanya sampah dimana-mana.

Pihak Desa, BUM Des dan sekolah menyambut baik rencana pembentukan Bank
Sampah ini. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat
dalam pengelolaan sampah diperlukan suatu kegiatan dalam bentuk pelatihan dan
demonstrasi langsung pembentukan Bank Sampah yang berlokasi di Desa
Margasana Serang.

b. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Community Involvment ini merupakan satu kesatuan dari keseluruhan


program mata kuliah CSR yang bertujuan untuk mengajak mahasiswa terjun
langsung mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Selain hal tersebut,
program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang
berkesinambungan kepada masyarakat yang dikunjungi.

Program pendirian Bank Sampah perlu dilakukan, karena dengan dilakukannya


program ini diharapkan masyarakat Desa Margasana memiliki kepedulian atas
lingkungan sekitar dan juga termotivasi untuk ikut serta secara aktif dalam
kegiatan pengelolaan sampah.

c. Hasil Yang Diharapkan

Dari kegiatan yang akan kami lakukan tersebut, kami berharap warga akan
memiliki kesadaran tentang 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dan isu-isu
lingkungan serta memiliki kemampuan untuk mendirikan “Bank Sampah”, hal

1
tersebut dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan juga menambah
nilai ekonomi dari sampah baik untuk sekolah dan lingkungan setempat.

d. Batasan Ruang Lingkup Kegiatan

Agar efektif dan tidak bias, maka kegiatan pengelolaan sampah di Desa
Margasana dibatasi pada pendirian Bank Sampah yang merupakan pemanfaatan
sampah non organik yang dapat disalurkan kepada pengepul.

II. KERANGKA TEORI

a. Pemberdayaan Masyarakat

i. Definisi

Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya untuk mengembangkan


kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat desa. Pemberdayaan masyarakat desa
bertujuan untuk memampukan desa dalam melakukan tindakan bersama
sebagai suatu kesatuan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan
ditingkat pemerintah desa, masyarakat desa, maupun pihak lain untuk
mendorong partisipasi dan mendayagunakan kemampuan masyarakat desa
dalam proses pembangunan desa, menyusun perencanaan pembangunan
yang berpihak pada kelompok miskin, serta meningkatkan kapasitas dan
kualitas sumberdaya manusia di desa.

ii. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat hal-hal yang perlu menjadi


perhatian adalah:

 Membentuk desa sebagai masyarakat berpemerintahan yang utuh,


demokratis dan kuat antara pemerintah desa, BPD dan masyarakat.
 Membangun kepemimpinan desa yang maju, kuat dan merakyat
melalui kaderisasi.
 Mewujudkan hak dan kewajiban masyarakat desa dalam
pemerintahan desa, pembangunan desa, dan pembinaan
kemasyarakatan.
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan, meningkatkan kualitas dan kapasitas
sumberdaya manusia, memastikan kebijakan dan program
pembangunan desa berpihak pada warga miskin, serta melakukan
pendampingan pada masyarakat desa secara berkelanjutan yang
sesuai dengan prioritas, potensi, dan kearifan lokal.
iii. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Sesuai PP No 43 tahun 2014, pemberdayaan masyarakat desa bisa


melibatkan pihak ketiga yang diberi mandat secara jelas untuk melakanakan
pemberdayaan.Pemberdayaan masyarakat desa dilaksanakan
oleh pemerintah desa, BPD, forum musyawarah desa, BUM
Desa, BKAD, forum kerja sama desa dan kelompok kegiatan masyarakat
lain yang dibentuk untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan
pembangunan pada umumnya.1 (bumdes.id)

b. Sampah dan Bank Sampah

i. Pengertian Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa
kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau
semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan.

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)


yaitu sebagai berikut:

1. Sampah Organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan


hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik),
tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar
tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti
sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

2. Sampah Anorganik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-


bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan
menjadi: sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah
plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen.
Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/
mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik,
botol gelas, tas plastik, dan kaleng2.
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau limbah
yaitu:

1. Limbah cair
Contoh limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa,
dan lain-lain
2. Limbah padat;
Contoh limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air
minum, dan lain-lain
3. Limbah gas
Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida
(CO), HCl, NO2, SO2 dan lain-lain

Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat


teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah, yang
dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi karena
telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi bagian
yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.

Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan
lingkungan yaitu:

1. Dampak terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan


sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat
dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena


virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat
dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan
oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk
kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.

2. Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai


akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di
buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada
konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:

 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan


rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini
adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah
sakit).
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan
sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang
diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

ii. Daur Ulang Sampah

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume


sampah, Prinsip 3R merupakan prinsip yang dapat digunakan dalam
menangani masalah sampah antara lain sebagai berikut:

a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau


material yang kita pergunakan.
b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa
dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai
(disposable).
c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna lagi
bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak
industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai
ekonomis.

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi bahan baju yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurang polusi, kerusakan lahan dan
emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang
baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri
atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan
pembuatan produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam
menajemen sampah modern 3)
Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan,
mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi
barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga menjadi
bahan utama dalam proses daur ulang.

c. Bank Sampah

i. Definisi Bank Sampah

Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan


sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang
sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah
atau ke tempat pengepul sampah4.

ii. Dasar Hukum Pembentukan Bank Sampah

1. Undang-Undang No 18. Tahun 2008


2. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
3. Fatwa MUI No. 47 Tahun 2014

III. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Metode dan Target Peserta

Kegiatan dilakukan pada tanggal 29 April 2018 dengan peserta kegiatan ini
adalah warga dari Desa Margasana yang diwakili oleh personil BUMN Desa,
Guru Sekolah Dasar dan anak-anak usia sekolah dasar.

Mengapa melibatkan lingkungan sekolah? Hal ini karena di antara strategi yang
dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang berkualitas, adalah
dengan pendidikan lingkungan sejak dini untuk dapat menciptakan generasi atau
generasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang memiliki karakter kepedulian yang
kuat dalam melindungi lingkungan, serta untuk menanamkan nilai-nilai kesadaran
lingkungan yang tinggi, yang diharapkan akan berlaku apabila ditanam sejak usia
dini.

Selain itu penghasilan yang dikumpulkan dari bank sampah ini dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan warga, yang tentu saja akan menjadi
dorongan motivasi atas keberlanjutan dari program ini.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan bekerja sama dengan Yayasan Detara dan


Yayasan Rumah Pelangi, dengan rincian pelaksanaan kegiatan adalah sebagai
berikut:

i. Memberikan pemahaman kepada anak usia Sekolah Dasar (dalam hal ini
anak-anak yang duduk di kelas 5 SD Negeri Kamasan) tentang pentingnya
3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) yang dilanjutkan dengan kegiatan
pembuatan prakarya dari barang bekas dengan fasilitator dari Yayasan
Detara
(Lampiran 1 - Foto kegiatan 3R)

ii. Pemberian teori dari Yayasan Rumah Pelangi tentang sampah dan proses
pembentukan Bank Sampah yang dilanjutkan dengan praktek langsung
pemilahan sampah.

b. Mekanisme Pelaksanaan

i. Tim bekerja sama dengan Yayasan Detara dalam memberikan pelatihan


tentang 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) kepada anak-anak kelas 5 SD
Negeri Kamasan, dengan mekanisme pelaksanaan sebagai berikut:

 Sosialisasi dan penyuluhan kepada anak-anak kelas 5 SD Negeri


Kamasan dengan menampilkan video tentang sampah dan dampak
sampah terhadap lingkungan.
 Mengajarkan kepada anak-anak tersebut mengenai jenis-jenis sampah
yang ada di sekitar kita dan bagaimana memilah sampah.
 Memberikan pemahaman kepada anak-anak akan pentingnya
memilah sampah.
 Menyediakan bahan-bahan/barang-barang yang tidak terpakai untuk
dapat dijadikan barang yang berguna dan/atau bermanfaat.
 Mengajarkan mereka berkreasi/membuat kreasi dari barang-barang
yang tidak terpakai.
 Memberikan botol minum yang dapat digunakan kembali dan
menginspirasi mereka agar dapat menggunakan dan membawa botol
minum tersebut ke sekolah.

(Lampiran 2 - Foto Pemberian Botol Minuman)

ii. Tim bekerja sama dengan Yayasan Rumah Pelangi dalam memberikan
pelatihan tentang pendirian Bank Sampah, dengan mekanisme pelaksanaan
sebagai berikut:

 Sosialisasi dan penyuluhan kepada perwakilan guru dan tim BUM


Desa yang diharapkan dapat menjadi agen Bank Sampah tentang :
 Lingkungan sehat dan sampah
 Pembuatan prakarya dari sampah
 Bank Sampah
 Penyediaan modul pengenalan dan pemilahan sampah, tata cara
pendirian dan pengelolaan Bank Sampah.
 Penyediaan peralatan untuk inisiasi pendirian Bank Sampah berupa
timbangan, kalkulator, buku tabungan, buku registrasi, atk, white
board dan karung

(Lampiran 3 - Foto Kegiatan Bank Sampah)


Monitoring dilakukan dengan pemantauan bulanan kepada tim Bank
Sampah dengan indikator keberhasilan berupa peningkatan jumlah peserta
Bank Sampah.

iii. Mekanisme lanjutan atas pendirian Bank Sampah dapat dilakukan dengan
tahapan-tahapan antara lain sebagai berikut:

 Setelah warga masyarakat sepakat untuk melaksanakan sistem bank


sampah, maka perlu dilakukan pertemuan lanjutan. Tujuannya untuk
memberi penjelasan detail tentang standarisasi sistem Bank Sampah,
mekanisme kerja Bank Sampah dan keuntungan sistem Bank Sampah
tersebut sehingga warga menjadi lebih siap pada saat harus
melakukan pemilahan sampah hingga penyetoran ke Bank
Sampah.

Forum/pertemuan lanjutan ini juga dimanfaatkan oleh warga


masyarakat untuk melakukan musyawarah penentuan nama Bank
Sampah, pengurus, lokasi kantor dan tempat penimbangan, pengepul
hingga jadwal penyetoran sampah. Pertemuan dilakukan dalam
lingkup yang kecil yaitu ditingkat RT/RW, hal-hal yang dapat
dilakukan dalam pertemuan lanjutan tersebut adalah terkait dengan
penjelasan lebih detail mengenai Bank Sampah, yaitu antara lain
sebagai berikut:

 Standarisasi Sistem Bank Sampah


Berikut adalah hal yang harus ada agar sistem bank sampah
dapat dijalankan:
1. Sampah yang sudah dipilah dari rumah
2. Sarana pengumpulan sampah berupa glangsing atau
plastik
3. Pengurus bank sampah
4. Jadwal pengumpulan yang disepakati
5. Sistem pencatatan
6. Kerjasama dengan pengepul dan kesepakatan jadwal
pengambilan sampah oleh pengepul

 Mekanisme kerja Bank Sampah


1. Pemilahan sampah
2. Penyetoran
3. Penimbangan
4. Pencatatan
5. Pengangkutan

 Penentuan nama Bank Sampah dan Pembentukan Pengurus


Bank Sampah. Pengurus Bank Sampah yang diperlukan terdiri
dari:
1. Manajer Bank Sampah
2. Bendahara
3. Divisi administrasi
4. Divisi penimbangan
5. Divisi pencatatan
6. Divisi pengepakan

 Pelaksanaan Bank Sampah dilakukan pada saat hari yang telah


disepakati. Pengurus yang telah terpilih menyiapkan seluruh
keperluan administrasi dan juga peralatan timbang. Nasabah dalam
hal ini warga masyarakat datang ke kantor Bank Sampah dan lokasi
penimbangan dengan membawa sampah yang sudah dipilah dari
rumah masing-masing. Nasabah akan mendapatkan uang yang
disimpan dalam bentuk tabungan sesuai dengan nilai sampah yang
disetor.

Setelah tahapan-tahapan dilakukan, kita dapat membuat tolak ukur


keberhasilan dan ketidakberhasilan atas Bank Sampah tersebut. Parameter
ukuran dapat dilakukan dengan berdasarkan data nasabah atau
reduksisampah atau omset yang diperoleh.

Indikator keberhasilan Bank Sampah juga dapat diukur dengan hal-hal


sebagai berikut:
 Peningkatan kebersihan lingkungan
 Peningkatan kesehatan masyarakat
 Besaran penghasilan tambahan bagi masyarakat
 Besaran potensi pendapatan asli daerah

iv. Pengembangan atas Bank Sampah


Pada saat sistem Bank Sampah telah berjalan dalam waktu yang signifikan,
potensi ekonomis yang dimiliki Bank Sampah sangatlah besar, dengan
pengelolaan keuangan yang baik, di masa depan, Bank Sampah memiliki
potensi pengembangan, sistem Bank Sampah dapat berkembang menjadi
unit simpan pinjam, unit usaha sembako, koperasi dan pinjaman modal
usaha.

Perluasan fungsi Bank Sampah dapat disesuaikan dengan kebutuhan


masyarakat. Misalnya, apabila kebanyakan warga masyarakat adalah
wirausaha, pengembangan Bank Sampah dapat diarahkan untuk unit
pinjaman modal usaha.
c. Model Kanvas Bisnis Bank Sampah Sekolah

d. Monitoring Pelaksanaan

Untuk memastikan bahwa kegiatan Bank Sampah ini berkelanjutan, kami


membuat sistem kepengurusan bekerjasama dengan Bumdes. Kepengurusan ini
kami bentuk pada Minggu I bulan Mei 2018 dengan anggota sebagai berikut:

1. Ketua : Ibu Fatimah


2. Anggota 1 : Ibu Rohmah
3. Anggota 2 : Ibu Tuti
Rencana Kerja:
Minggu ke 2 Mei: Survey harga ke Pengepul/ pelapak
Minggu ke 3 Mei: Sosialisasi dari Bumdes ke RT
Minggu ke 4 Mei: Sosialisasi dari RT ke Warga
Minggu ke 3 Juni: Inisasi Bank Sampah di B Desa

REFERENSI

1. Bumdes.id

2. Gelbert dkk, 1996

3. A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),
h.35

4. Wikipedia Bahasa Indonesia


LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3

Anda mungkin juga menyukai