Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH

Disampaikan Oleh :
Dr. Sumule Tumbo, SE., MM
Plt. Direktur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LANDASAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UU 25/2004 UU 17/2003 UU 32/2004 UU 1/2004 UU 15/2004 UU 33/2004

PP PP PP PP

misal: SAP, dstnya


PP 58/2005
(Omnibus
UU 23/2014
ttg Pemerintahan Daerah
Regulation) PP 2/12

PP 38/07
PERMENDAGRI 13/06
PP 18/016
PERMENDAGRI 59/07

PERMENDAGRI 21/11
PP 24/05
PERMENDAGRI 32/11 , 39/12, 14/16, 13/2018
PP 71/10
PERMENDAGRI 64/13
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN

PRESIDEN selaku KP memegang KPKN


(Pasal 6 ayat (1) UU 17/2003

• sbg implikasi
MENYERAHKAN desentralisasi

GUBERNUR BUPATI/WALI KOTA

Pasal 6 ayat (2) huruf c UU 17/2003

MEMILIKI

OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3
U R U S A N P E M E R I N TA H A N
(Berdasarkan Pasal 9, 10, 11, 12, 13 dan 25 UU No. 23 Tahun 2014 )

ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM


(Pasal 25)

1. POLITIK LUAR
NEGERI PILIHAN
2. PERTAHANAN
WAJIB (Pasal 12 Ayat 3)
3. KEAMANAN
4. YUSTISI Dibagi
5. MONETER & FISKAL YAN DASAR NON YAN berdasarkan
NASIONAL (Pasal 12 Ayat DASAR (Pasal 12
6. AGAMA 1) Ayat 2) kriteria
(Pasal 9) Eksternalitas,
SPM Akuntabilitas
dan Efisiensi
1. Dilaksanakan sendiri
2. Dilimpahkan Wew. Kpd
Ins Vert di Drh
Atau Gub sbg Wkl
Pem Pus Berd Asas DESENTRALISASI
Dekon 4
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN

WAJIB PILIHAN

Berkaitan dengan pelayanan dasar Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

1. pendidikan; 1. kelautan dan


2. kesehatan; 1. tenaga kerja; 9. perhubungan; perikanan;
3. pekerjaan umum & 2. pemberdayaan 10.komunikasi dan 2. pariwisata;
perempuan dan informatika;
penataan ruang; 3. pertanian;
pelindungan anak; 11.koperasi, usaha
4. perumahan rakyat & 3. pangan; kecil, dan 4. kehutanan;
kawasan 4. pertanahan; menengah; 5. energi dan
pemukiman; 5. lingkungan hidup; 12.penanaman modal; sumberdaya
5. ketentraman & 6. administrasi 13.kepemudaan dan mineral;
ketertiban umum kependudukan dan olah raga; 6. perdagangan;
serta perlindungan pencatatan sipil; 14.statistik; 7. perindustrian;
masyarakat; 7. pemberdayaan 15.persandian;
masyarakat dan desa;
dan
16.kebudayaan;
6. sosial. 8. pengendalian 17.perpustakaan; dan
8. transmigrasi
penduduk dan 18.kearsipan.
keluarga berencana;

5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENDANAAN PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH
(Pasal 282 UU 23/2014)

(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Daerah didanai dari dan atas beban APBD.
(2) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat di Daerah didanai dari dan atas
beban APBN.
(3) Administrasi pendanaan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara terpisah dari administrasi pendanaan
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2). 6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMEGANG KEKUASAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
(Pasal 283 UU 23/2014)

(1) Pengelolaan keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah sebagai akibat dari penyerahan
Urusan Pemerintahan.
(2) Pengelolaan keuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara tertib, taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

semua hak dan kewajiban daerah


KEUANGAN dalam rangka penyelenggaraan
DAEARAH pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang

AZAZ UMUM APBD


1. Disusun sesuai kebutuhan dan
penyelenggaraan pemerintah
daerah APBD
2. Berpedoman pada RKPD dalam (Rencana Keuangan
Tahunan Daerah yang
rangka Mewujudkan Pelayanan
Ditetapkan dengan Perda)
Kepada Masyarakat
3. Mempunyai fungsi Otorisasi,
perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi, dan stabilisasi
4. Ditetapkan dengan PERDA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

SIKLUS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MERUPAKAN


SUATU RANGKAIAN PROSES PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH YANG DIMULAI DARI PENGANGGARAN YANG
DITANDAI DENGAN DITETAPKANNYA APBD,
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN ATAS APBD, SERTA
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD.
PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
Rancangan Disusun dan
RPJMD RKPD Penatausahaan
disajikan Sesuai SAP
DPA-SKPD Pendapatan
PEDUM APBD • Bendahara penerimaan
wajib menyetor Laporan Keuangan
o/ MDN Verifikasi penerimaannya ke Pemerintah Daerah
rekening kas umum daerah • LRA
• LAP PERUBAHAN SAL
selambat-lambatnya 1 hari Laporan Keuangan
KUA PPAS DPA-SKPD kerja • Neraca
• Lap. Arus Kas diperiksa oleh BPK
• LAP OPERASIONAL
Penatausahaan • LAP PERUBAHAN EKUITAS
Pelaksanaan APBD Belanja • CaLK
Nota
Kesepakatan Pendapatan • Penerbitan SPM-UP, SPM- Raperda PJ Pel
GU, SPM-TU dan SPM-LS
oleh Kepala SKPD
APBD
Belanja • Penerbitan SP2D oleh PPKD
Pedoman
Penyusunan Persetujuan
RKA-SKPD o/ KDH Pembiayaan Bersama (KDH +
Penatausahaan
Pembiayaan DPRD)

RKA-SKPD Laporan Realisasi • Dilakukan oleh PPKD


Semester Pertama setelah 3 hari

RAPBD Kekayaan dan


Evaluasi o/
R P-APBD

Kewajiban daerah
Kas Umum Gubernur/MDN 15 DPRD
• Piutang hari
Evaluasi Raperda • Investasi melakukan
Evaluasi • Barang
APBD oleh • Dana Cadangan pengawasan
R P-APBD • Utang
Gubernur/ Oleh 7 hari penyesuaian bukan
Mendagri Gbrnr/MDN o/ Pemda
Akuntansi
pemeriksaan
Keuangan Daerah
Perda APBD Perda P-APBD Perda PJ Pel APBD
SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 310
PERENCANAAN PENGANGGARAN

KUA &
RPJMD RKPD APBD
PPAS

11
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGGARAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Diacu
RPJPD RPJPN
20 tahun pedoman pedoman 20 tahun
pedoman Diperhatikan pedoman
RPJMD RPJMN
Renstra 5 tahun Renstra
5 tahun
SKPD dijabarkan dijabarkan K/L
5 tahun Diserasikan dg 1 tahun
pedoman 1 tahun 5 tahun pedoman
Musrenbang
Renja Renja
diacu
RKPD RKP
SKPD K/L
diacu
1 tahun 1 tahun 1 tahun
Dibahas
bersama
KUA PPAS DPRD

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD


DGN KDH

RKA-SKPD
PEDOMAN KUA = Kebijakan Umum APBD
PENYUSUNAN PPAS = Prioritas & Plafon Anggaran Sementara
RKA-SKPD
TAPD = Tim Anggaran Pemda
TAPD
RKA-SKPD= Rencana kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah
PERDA RAPERDA Dibahas dan
dievaluasi
APBD APBD disetujui oleh DPRD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PRINSIP PENYUSUNAN APBD
Sesuai Dengan Kebutuhan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Berdasarkan Urusan Dan Kewenangannya

Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,


bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk
masyarakat

Tepat Waktu

Transparan

Partisipatif

Tidak Bertentangan Dengan Kepentingan Umum, Peraturan Yang


Lebih Tinggi Dan Peraturan Daerah Lainnya

13
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PRINSIP PENGANGGARAN

Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, maupun


barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD;
Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan
dianggarkan secara bruto;
Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dpt
dicapai serta berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan
adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah
cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang
melandasinya.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

STRATEGI PENYUSUNAN APBD

▪ Menerapkan Prinsip Efisiensi, Efektifitas, Transparansi,


Akuntabilitas, dan Partisipasi;

▪ Keterpaduan dan Sinkronisasi Antar Kegiatan;

▪ Disesuaikan dengan TUPOKSI SKPD dan Urusan yang


menjadi Kewenangan Daerah;

▪ Taati Jadwal sesuai dengan Tahapan Penyusunan APBD.


KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN DAN JADWAL PROSES PENYUSUNAN APBD

No URAIAN WAKTU LAMA


1. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Ketua TAPD Paling lambat minggu I bulan 1 (satu) minggu
kepada Kepala Daerah Juli
2. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Kepala Daerah Paling lambat minggu II
kepada DPRD bulan Juli 4 (empat) minggu
3. Kesepakatan antara Kepala Daerah dan DPRD atas Rancangan KUA dan Paling lambat minggu I bulan
Rancangan PPAS Agustus
4. Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan
RKA-SKPD dan RKA-PPKD Paling lambat minggu II
5. Penyusunan dan Pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta bulan Agustus
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
6. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD kepada DPRD 60 (enam puluh) hari kerja Paling lambat minggu
sebelum pengambilan I bulan September
persetujuan bersama DPRD bagi daerah yang
dan Kepala Daerah menerapkan 5 (lima)
hari kerja per minggu
dan paling lambat
minggu III bulan
September bagi
daerah yang
menerapkan 6 (enam)
hari kerja per minggu
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

7. Persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
dimulainya tahun anggaran berkenan

8. Menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan 3 (tiga) hari kerja setelah persetujuan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam bersama
Negeri/Gubernur untuk dievaluasi
9. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD setelah Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD dan Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD diterima oleh
Menteri Dalam Negeri/Gubernur

10. Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai hasil Paling lambat 7 (tujuh) hari kerja (sejak
evaluasi yang ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan DPRD tentang diterima keputusan hasil evaluasi)
Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
11. Penyampaian Keputusan Pimpinan DPRD tentang Penyempurnaan 3 (tiga) hari kerja setelah Keputusan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD kepada Menteri Dalam Pimpinan DPRD ditetapkan
Negeri/Gubernur
12. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah Paling lambat akhir Desember (31
tentang Penjabaran APBD sesuai dengan hasil evaluasi Desember)
13. Penyampaian Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah Paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur setelah Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah ditetapkan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

SANKSI ADMINISTRATIF
(PASAL 311 s/d 312 UU 23/2014)

Pasal 311 UU 23/214:


➢ Kepala daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai
penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD sesuai dengan
waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
memperoleh persetujuan bersama.
➢ Kepala daerah yang tidak mengajukan rancangan Perda tentang APBD dikenai
sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan.
➢ Rancangan Perda dibahas kepala daerah bersama DPRD dengan berpedoman
pada RKPD, KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan bersama.
➢ Atas dasar persetujuan bersama DPRD dan kepala daerah, kepala daerah
menyiapkan rancangan Perkada tentang penjabaran APBD dan rancangan
dokumen pelaksanaan anggaran.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lanjutan….
Pasal 312 UU 23/214:
➢ Ayat (1) Kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama
rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
dimulainya tahun anggaran setiap tahun.
➢ Ayat (2) DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama
rancangan Perda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran
setiap tahun sebagaimana dimaksud ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 (enam)
bulan.
➢ Ayat (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
dikenakan kepada anggota DPRD apabila keterlambatan penetapan
APBD disebabkan oleh kepala daerah terlambat menyampaikan
rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD dari jadwal yang telah
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan….

Psl 313 ayat (1) & ayat (2):


➢ Apabila KDH dan DPRD tidak mengambil
persetujuan bersama dalam waktu 60 (enam puluh)
Hari sejak disampaikan Ranperda tentang APBD
oleh KDH kepada DPRD, KDH menyusun dan
menetapkan Perkada tentang APBD paling tinggi
sebesar angka APBD Tahun Anggaran sebelumnya
untuk membiayai keperluan setiap bulan.
➢ Ranperda dapat ditetapkan setelah memperoleh
pengesahan dari Menteri bagi Daerah provinsi dan
oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi
Daerah kabupaten/kota.
STRUKTUR APBD APBD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

PAD Belanja Tdk Langsung Penerimaan Pembiayaan


➢ Pajak Daerah ➢ B. Pegawai ➢SiLPA
➢ Retribusi Daerah ➢ B. Bunga ➢ Pencairan d. cadangan
➢ Hsl Pengelolaan ➢ Penj yang dipisahkan
➢ B. Subsidi
Keyaan yg Dipisahkan
➢ B. Hibah ➢ Penerimaan pinjaman
➢ Lain –lain PAD yg Sah
DANA PERIMBANGAN ➢ B. Bantuan Sosial ➢ Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
➢ DBH ➢ B. Bagi Hasil
➢ Penerimaan piutang
➢ DAU ➢ B. Bantuan Keuangan
Penerimaan Pembiayaan
➢ DAK ➢ B. Tidak Terduga
➢ Pembentukan dana
LAIN 2 PD YG SAH
Belanja Langsung cadangan
➢ Hibah
➢ B. Pegawai ➢ Penyertaan modal
➢ Bantuan Keuangan
➢ B. Barang & Jasa ➢ Pembayaran hutang
➢ Dana Darurat
➢ B. Modal ➢ Pemberian pinjaman
➢ Dana Penyesuain
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA DAERAH
(Pasal 26 ayat (1), Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) PP 58 Tahun 2005

▪ Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan


urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi
atau kab/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan.
▪ Belanja Daerah diklasifikasikan menurut organisasi,
fungsi, program dan kegiatan (disesuaikan dg urusan),
serta jenis belanja.
▪ Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan
dengan susunan organisasi pemerintah daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEKEBIJAKAN PENGANGGARAN TERKAIT


ANATOMI BELANJA DLM APBD

 BELANJA YG DIARAHKAN (EARMARK)

 BELANJA YG BERSIFAT MENGIKAT/WAJIB

 BELANJA YG DITENTUKAN PROSENTASENYA SESUAI


AMANAT PER UU

 BELANJA PEMENUHAN URUSAN SESUAI SPM

23
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA YG DIARAHKAN BELANJA YANG BERSIFAT


(EARMARK) MENGIKAT/WAJIB :

 DAK
 BELANJA PEGAWAI
 DBH - DR
 DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU  BELANJA BUNGA
 DANA OTSUS (Untuk Program)  KEGIATAN DPA - L
 DANA BOS  DUKUNGAN PROGRAM PRIORITAS
 DANA INSENTIF DAERAH (DID) NASIONAL (A.L. DANA
 DANA PENYESUAIAN (Tunj. PENDAMPING DAK)
Fungsional, Tambahan  BELANJA PROGRAM/KEGIATAN YG
Penghasilan Guru PNS, Sertifikasi BERSIFAT RUTIN SEPERTI
Guru) KEPERLUAN KANTOR SEHARI-
 BANTUAN KEUANGAN YG HARI
BERSIFAT KHUSUS
24
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA YG DITENTUKAN PROSENTASENYA SESUAI AMANAT PER UU:

 BELANJA FUNGSI PENDIDIKAN 20% DARI TOTAL BELANJA


 BELANJA URUSAN KESEHATAN SEKURANG-KURANGNYA 10% DARI TOTAL BELANJA DILUAR GAJI
=> PSL 171 AYAT (2) UU 36 TH 2009 TTG KESEHATAN
 ALOKASI DANA DESA (ADD) 10% DARI DANA PERIMBANGAN
 BAGI HASIL KAB/KOTA KEPADA DESA MIN 10%
 DBH PAJAK KEPADA KAB/KOTA
 BANTUAN PARPOL
 INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK

BELANJA PEMENUHAN URUSAN SESUAI SPM

 BELANJA URUSAN WAJIB BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR


1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum & penataan ruang;
4. perumahan rakyat & kawasan pemukiman;
5. ketentraman & ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
6. sosial.
25
DISKRESI PENAMBAHAN PROGRAM
DAN KEGIATAN

▪ Pasal 77 ayat (12) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007

❑ Lampiran kode rekening merupakan daftar nama rekening


dan kode rekening yang tidak merupakan acuan baku
dalam penyusunan kode rekening yang pemilihannya
disesuaikan dengan kebutuhan objektif dan nyata sesuai
karakteristik daerah.
 Daerah diberikan diskresi untuk menambah/membuat
program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan daerah.
 Jika nomenklatur program dan kegiatan belum terdapat
dalam Lampiran A.VII Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
(Lampiran kode Program dan Kegiatan) daerah boleh
menambah sesuai dengan kebutuhan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ASPEK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

▪ Menteri Dalam Negeri dan Gubernur melakukan


Pembinaan dan Pengawasan di Bidang Pengelolaan
Keuangan Daerah;

▪ Sasaran Perbaikan Perencanaan Anggaran Tahun


Berkenaan;

▪ Menekankan pada Aspek Pembinaan Manajerial dan


Saran Perbaikan kedepan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai