Bila mengingat
T
L O
Sebagai unit hubungan dasar, peranan guru dan murid dalam gaya komando
menghasilkan hasil-hasil khusus (guru dan murid mencapai tujuan-tujuan tertentu).
Ketika seorang guru membuat semua keputusan dan murid mengikuti keputusan-
keputusan ini, maka tujuan-tujuan yang dicapai :
1. Reaksi langsung terhadap seluruh stimuli.
2. Keseragaman.
3. Penyesuaian.
4. Penampilan yang sinkron.
5. Mengikuti model yang telah ditentukan.
6. Replikasi sebuah model.
7. Ketepatan dan akurasi sebuah model.
8. Berkelanjutannya tradisi kebudayaan melalui upacara, adat, kostum dan ritual.
9. Mempertahankan standar estetika.
10. Peningkatan semangat seluruh kelompok.
11. Effisiensi penggunaan waktu.
12. Keamanan.
13. Dan lain-lain.
Jika beberapa tujuan ini adalah tujuanmu, gaya A – gaya komando akan
mencapainya. Tindakan dan keinginanmu akan sesuai. Ada banyak contoh dari
macam / jenis hubungan ini : sebuah orkestra simponi, sebuah penampilan balet,
tarian rakyat, renang serasi, lomba dayung, senam wajib, marching band, team
pelatihan, aerobics, team penggembira, paduan suara dan banyak lagi yang lainnya.
Pre-impact (T)
Impact (T)
Post-impact (T)
Gambar 3-1. Anatomi dari gaya komando. (T menunjukkan peran guru dalam bagian
itu. Pada gaya komando, guru membuat semua keputusan dari ketiga bagian).
Sebuah episode dalam gaya komando harus merefleksi inti dari hubungan ini. Guru
membuat semua keputusan dan murid memberi tanggapan terhadap setiap keputusan.
BAGAIMANA MELAKUKANNYA
Langkah berikut ini menunjukkan penggunaan anatomi gaya komando sebagai
paduan untuk pelaksanaan. Proses ini melibatkan keputusan preimpact, impact dan
postimpact.
Set Preimpact
Tujuan sebelum pelaksanaan adalah untuk merencanakan interaksi antara guru dan
murid. Peran guru adalah membuat keputusan tentang kategori yang dapat dilihat
pada gambar 3-2. Inilah rencana pelajarannya.
Pokok
Tujuan Perlengkapan
Bahasan
Pokok Pengaturan siswa,
No. Tugas khusus Bahasan Gaya Peralatan, Lembar Waktu Keterangan
Peran Tugas; dll.
Time
T-L-O
Set Impact
Inilah waktunya pelaksanaan. Tujuan dari keputusan set impact adalah untuk
melibatkan murid dalam partisipasi aktif dan terus mengikuti keputusan preimpact.
Menjalankan keinginan atau hasrat yang ada. Pada gaya komando (seperti pada gaya
yang lain) merupakan keharusan bahwa murid mengetahui dan memahami harapan
dari episode itu. Mereka harus mengtahui apa yang diharapkan dari tugas-tugas itu
dan dari hubungan guru murid (peran guru dan murid). Bila yang diharapkan telah
diketahui, baik guru dan murid dapat dianggap layak atas tingkah laku mereka. Maka
dari itu guru harus membuat rangkaian keputusan untuk membuat satu gambaran
episode pada gaya komando.
Penjelasan peran
1. Guru menjelaskan pada murid bahwa bila guru dan murid
dalam situasi berhadap-hadapan, bermacam-macam keputusan dapat dibuat
oleh guru atau murid.
Keputusan-keputusan post impact memberi umpan balik kepada murid mengenai penampilan dari
pelaksanaan tugas dan mengenai peran murid dalam mengikuti keputusan guru. (lihat pada bagian
format umpan balik dalam bab 2).
Waktu bekerja
Waktu bicara
Guru Murid
Karena setiap gaya menunjukkan hubungan guru – murid yang berbeda, sebuah realitas muncul dari
penggunaan gaya tertentu. Setiap gaya mempunyai keharusan (apa yang boleh) dan larangan (yang
tidak boleh) sendiri, keistimewaan dan besarnya kesulitan. Penting untuk diwaspadai akan aspek-aspek
realitasnya – gaya membantu mengembangkan pengertian inti dan kontribusinya, juga mencegah hal-
hal yang merugikan yang mungkin mengurangi kemungkinan mencapai tujuannya. Berikut ini adalah
beberapa episode dalam gaya komando.
1. Guru harus menyadari kesensitifan dari gaya komando. Hubungan satu orang yang membuat
keputusan bagi banyak orang harus digunakan dengan penuh pertimbangan dari sisi kejiwaan
murid, kapasitas murid untuk dapat menanggapi sifat dan tujuan tugas itu. Contohnya anak kecil
menikmati banyak kegiatan gaya A seperti Simon Says dan Follow the Leader. Semua adalah
menirukan si pemimpin. Emulasi, mengulang, menulis dan menanggapi pengarahan tampaknya
perlu pada tahun-tahun awal. Belajar melakukan satu tugas adalah bagian pertumbuhan dan
berjiwa sosial dalam kelompok. Menanggapi pengarahan adalah tingkah laku yang penting untuk
anak muda. Tujuan episode seperti ini dapat dibatasi untuk diamati namun memuaskan. Pada saat
murid dewasa, lebih banyak tujuan dari gaya ini yang harus disadari dalam setiap episode.
Menanggapi dan mengemulasi tidaklah cukup, murid harus merasakan prestasinya dan menerima
hubungan ini tidak hanya menanggapi saja.
Murid yang lebih dewasa mengikuti kegiatan gaya A dengan 2 (dua) alasan utama.
Pengembangan pribadi dan atau partisipasi dalam kegiatan sub kebudayaan atau ritual. Contoh
pengalaman seperti itu adalah jam aerobik, yang menggambarkan semua komponen dan tujuan
gaya A – tugas tepat waktu, pengulangan, tingkat keseragaman yang tinggi, dan ketepatan. Masuk
akal bila berpendapat bahwa tujuan dan motivasi utama meliputi olahraga dengan resiko tinggi.
Untuk mencapai keterampilan yang diinginkan memerlukan hubungan dan disiplin gaya A. Ketika
keamanan, keselamatan tertinggi, adalah keharusan selama pelatihan dan sering juga sepanjang
pengalamannya. Beberapa dari pelatihan ini adalah olahraga parasut, mendaki gunung dan
menyelam. Dalam aktivitas tersebut gaya A memusatkan pada reaksi fisik tertentu dan
penggunaan peralatan yang sesuai. Sebagai tambahan, episode yang terkontrol dan khusus
dirancang untuk memanajemen stress (tekanan) dan kepanikan. Hanya ketika aspek ini dipelajari
dan terintegrasi, peserta dapat melanjutkan ke pengalaman yang riil dalam olahraga itu dan
menikmatinya.
Tipe keempat aktivitas yang mewakili gaya A adalah kultur / pengalaman estetika. Gaya
komando sering digunakan untuk mengajar berbagai teknik tarian. Contoh dapat ditemukan di
dalam tari balet, aspek tari modem dan dalam tarian tradisional. Pada berbagai bentuk tari ini,
gerakan yang tepat dan mengikuti modelnya sangat penting.
Bila sebuah gaya komando tidak mencapai tujuannya, mungkin disebabkan oleh satu atau lebih
alasan (pertimbangan) yang berikut :
1. Kelas tidak serasi dalam menampilkan gerakan. Guru perlu meneliti kecepatan langkah dan
irama yang dipilih untuk episodenya.
2. Guru memberi aba-aba / isyarat perintah yang tidak pas. Kadang-Kadang
isyarat yang diulang-ulang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Guru harus
mem-pertimbangkan tanda-tanda / aba-aba alternatif.
3. Pengulangan tugas yang sama secara berlebihan, dapat menyebabkan kebosanan, kelelahan,
atau kedua-duanya.
4. Hentikanlah kegiatan seluruh kelas karena satu atau dua murid yang bermasalah.
Menghentikan laju kegiatan dan mengalihkan perhatian kelas sampai pada ketidakmapuan
tiap individu.
5. Guru hanya tinggal pada satu tempat. Dalam gaya ini guru tidak harus tinggal pada satu
posisi yang tetap ketika melaksanakan episodenya. Berkeliling (menggunakan dukungan
irama bukannya dengan hitungan) memberi kesempatan pada guru untuk tiap individu dan
mendapat umpan balik secara pribadi tanpa menghentikan tindakan kegiatan seluruh kelas.
Mungkin ada batu sandungan lain, tetapi ketika sesuatu menjadi sulit, itu dapat ditelusuri sampai
pada satu keputusan. Peran guru adalah untuk melihat dan menguji keputusan itu dan membuat
perbaikan yang sesuai.
SALURAN-SALURAN PENGEMBANGAN
Barangkali pertanyaan utama dalam pendidikan dan pengajaran adalah: Apa yang benar-benar
terjadi pada orang bila mereka mengikuti satu pengalaman atau pengalaman yang lainnya ? Dalam arti
Kemandirian
Minimum
Maksimum
Physical Channel x
Social Channel x
Emotional Channel x
Kemandirian Kelompok
Minimum
Maksimum
Physical Channel x
Social Channel x
Emotional Channel x
Cognitive Channel
x
Dalam gaya komando, murid tidak dilibatkan dalam berbagai operasi kognitif. Operasi kognitif
terutama yang dibutuhkan adalah memori. Jika kita mempertimbangkan operasi memori saja,
penempatan pada saluran kognitif akan ke arah maximum. Tetapi pengembangan kognitif, berarti
partisipasi dalam banyak operasi seperti membandingkan, memhadapkan satu dengan yang lain,
menggolongkan, memecahkan masalah, membuat hipotesa, dan menemukan. Gaya komando tidak
mengundang murid untuk berpartisipasi dalam operasi ini; oleh karena itu, penempatan pada saluran
kognitif adalah menuju ke arah minimum.
Ketika kita menguji hubungan ini menggunakan ukuran keikutsertaan kelompok (lihat gambar 3-
6), kita dapat bertanya : Apa yang terjadi pada setiap individu pada setiap saluran masing-masing, bila
ia berpartisipasi dalam aktivitas kelompok (olahraga) yang menunjukkan pengalaman-pengalaman
gaya komando ?
Tujuan setiap kelompok adalah mencapai tujuan penampilan yang paling tinggi dan kemungkinan
terbaik. Setiap orang harus menyumbangkan hasil terbaiknya. Bila ini terjadi, posisi tiap individu pada
saluran pengembangan fisik adalah ke arah maksimum.
Keinginan sosial seperti keikutsertaan pada cabang olahraga ini sangat tinggi. Peserta harus
menggabungkan usahanya dengan yang lainnya dan harus secara benar-benar bekerja sama dengan
yang lain, menempatkan individu itu ke arah yang maksimum pada saluran sosial. (Mengambil bagian
pada cabang olahraga dayung dengan dua atau lebih pendayung adalah suatu contoh yang baik tentang
kondisi ini. Itu adalah suatu kegiatan yang spesifik gaya komando, yang membutuhkan kerjasama
social yang tinggi).
Kerjasama social yang tinggi memerlukan tingkat emosi tertentu. Bukan masalah apa
konsekwensinya, (menang atau kalah), keikutsertaan peserta mengambil bagian harus menunjukkan
PERAN GURU
Untuk membuat keputusan pokok bahasan
Untuk membuat dampak semua keputusan :
Pokok Bahasan
Tugas
Waktu mulai
Irama dan langkah
Waktu berhenti
Interval
Penampilan dan Pakaian
Pemicu pertanyaan untuk klarifikasi
Menyediakan umpan balik ke pelajar tentang pokok bahasan dan
peran.
PERAN MURID
Untuk mengikuti dan melaksanakan tugas ketika diuraikan
Gaya komando merupakan gaya mengajar yang menitik beratkan pada guru.
Gaya ini bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam melakukan tugas gerak secara
akurat dan dalam waktu yang singkat. Dalam gaya komando peran guru sangat
dominan yaitu : (1). membuat segala keputusan dalam pembelajaran, membuat semua
keputusan yang berkaitan dengan mata pelajaran, susunan pelaksanaan tugas, (2).
memulai dan mengakhiri pelaksanaan pengajaran, pengaturan waktu dan
mengklarifikasi berbagai pertanyaan peserta didik. (3). Memberi umpan balik kepada
siswa mengenai peran guru dan materi yang disajikan.
Perlu disadari bahwa setiap gaya mengajar tentu memiliki kelebihan dan
kelemahan. Demikian halnay dengan gaya komando, juga memiliki kelebihan dan
kelemahan.