Anda di halaman 1dari 13

383 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No.

3 Desember 2011

PELUNASAN BEA METERAI ATAS DOKUMEN DI INDONESIA

Evie Rachmawati Nur Ariyanti


Dosen Fakultas Hukum Universitas YARSI

ABSTRACT

The Law No. 13/1985 sets a tax on documents, which is called stamp duty. Its
detailed and technical implementation is further described in Government
Regulation No. 24/2000 on the New Tariff for Stamp Duty and its Imposition Limit
of Nominal Price. So far, many people are familiar with only one type of stamp:
seal on receipts. In addition, many people are still uninformed about when it is
compulsory to stamp on their documents. Through juridical-normative approach,
this research found out that there is another alternative to attaching stamps or
seals to pay stamp duty on documents: either manual or digital franking machine.
This means of repayment involves fixed procedures. The sealing or stamping itself
uses seals on receipts or tax collection letters. This ty,stmpingmeans of sealing is
done to documents used as evidence previously not payable on stamp duty and
insufficiently paid. This stipulation also applies to documents made in other
countries which are to be used in Indonesia.

Keywords : stam duty, stamping under penalty

PENDAHULUAN 2. adanya jaminan terdapat hak-hak


Hukum menjadi salah satu asasi manusia (warga negara);
unsur penting dalam suatu kehidupan 3. adanya pengawasan dari badan-
bernegara sebagaimana dikemukakan badan peradilan.
oleh Martosoewigyo, bahwa negara Sejak perubahan tahap yang
yang dikategorikan sebagai negara ketiga UUD 1945, prinsip negara
hukum harus mempunyai unsur hukum disepakati untuk dimuat
sebagai berikut, yaitu:1 menjadi rumusan Pasal 1 Ayat (3)
1. Pemerintah dalam melaksanakan karena sifatnya yang sangat mendasar
tugas dan kewajibannya harus dan fundamental.2 Bagir Manan juga
berdasarkan atas hukum atau memberikan pendapat bahwa syarat
peraturan perundang - undangan; dalam negara hukum minimal harus

2
Jimly Asshiddiqie, Komentar Atas Undang-
1
R. Sri Soemantri Martosoewigyo, Bunga Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Tahun 1945, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),
(Bandung: Alumni,1992), hal. 29 hal. 13
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, Peluasan Bea Meterai…. 384

memiliki ciri-ciri sebagai berikut, bumi, gas alam, dan penghasilan non
3
yaitu: pajak lainnya. Hasil pajak yang
a. Semua tindakan harus dipungut oleh pemerintah dari
berdasarkan atas hukum; masyarakat tidak hanya digunakan
b. ada ketentuan yang menjamin untuk membiayai pengeluaran rutin
hak-hak dasar dan hak lainnya; tetapi ditujukan pula untuk
c. ada kelembagaan yang bebas pembangunan di segala bidang. Salah
untuk menilai perbuatan penguasa satu jenis pajak yang dipungut oleh
terhadap masyarakat (badan negara adalah bea meterai. Pajak ini
peradilan yang bebas); termasuk jenis pajak objektif.
d. ada pembagian kekuasaan. Pajak objektif menurut
Berdasarkan batasan-batasan Brotodiharjo adalah pajak yang
negara hukum yang diuraikan tersebut pertama-tama melihat kepada
terlihat adanya penyelenggaraan objeknya yang selain daripada benda
kepentingan umum, berbentuk dapat pula berupa keadaan, perbuatan
pembangunan nasional sebagai tujuan atau peristiwa yang menyebabkan
dari negara kesejahteraan. Untuk timbulnya kewajiban membayar
mencapai tujuan tersebut, negara kemudian barulah dicari subjeknya
membutuhkan dana sebagai biaya (orang atau badan hukum) yang
penyelenggaraan aktivitas negara dan bersangkutan langsung. Subjek yang
dana yang dibutuhkan oleh negara mempunyai hubungan hukum yang
antara lain diperoleh dari pajak. Saat tertentu dengan objek itulah yang
ini, pajak merupakan salah satu ditunjuk sebagai subjek yang harus
sumber pembiayaan yang sangat membayar pajak.4
potensial karena Anggaran Selama ini banyak orang
Pendapatan Belanja Negara (APBN) hanya mengenal bentuk pelunasan
Republik Indonesia tidak cukup dengan meterai tempel saja. Selain itu,
mengandalkan dari hasil minyak banyak pihak juga tidak memahami
tentang adanya kewajiban
3
Bagir Manan, Dasar-dasar Sistem pemeteraian kemudian bagi pihak-
Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut
UUD 1994, (Bandung: Makalah ceramah
4
ilmiah disampaikan kepada Mahasiswa Pasca Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu
Angkatan 1994/1995 tanggal 3 September Hukum Pajak, (Bandung: Refika Aditama,
1994) hal. 19 edisi keempat, 2003), hal. 90
385 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 3 Desember 2011

pihak yang pemegang dokumen dan pengertian dari hukum pajak.5 Hukum
hendak menggunakannya. Terlebih pajak dibedakan menjadi hukum pajak
lagi dengan adanya globalisasi dunia materiil dan hukum pajak formal.
sekarang ini banyak pihak yang Hukum pajak materiil memuat norma-
membuat perjanjian di luar negeri dan norma yang menerangkan keadaan,
akan menggunakannya di Indonesia. perbuatan, peristiwa hukum yang
Berdasarkan uraian tersebut, maka dikenakan pajak (objek pajak), siapa
akan dikaji mengenai bentuk yang dikenakan pajak (subjek pajak),
pelunasan bea meterai atas dokumen berapa besar pajak yang dikenakan.
selain dengan meterai tempel dan Segala sesuatu tentang timbul dan
bentuk pemeteraian kemudian atas hapusnya utang pajak, dan hubungan
suatu dokumen. hukum antara pemerintah dan wajib
pajak.6 Salah satu wujud dari hukum
METODE PENELITIAN pajak materiil adalah undang-undang
Penelitian ini merupakan tentang bea meterai.
penelitian yuridis normatif, yaitu Undang-Undang Nomor 13
penelitian terhadap data sekunder Tahun 1985 menetapkan pajak atas
yang datanya diperoleh melalui studi dokumen yang disebut bea meterai.
kepustakaan dan selanjutnya dianalisis Pelaksanaannya kemudian diatur
secara kualitatif. dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2000 Tentang Perubahan
PEMBAHASAN
Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas
Penggunaan Meterai Teraan untuk Pengenaan Harga Nominal yang
Pelunasan Bea Meterai atas Suatu Dikenakan Bea Meterai. Selain kedua
Dokumen peraturan ini, dasar hukum lain yang
Kewenangan pemerintah untuk mengatur mengenai bea meterai
melakukan pemungutan pajak atas adalah sebagai berikut:
kekayaan seseorang kemudian
menyerahkan kembali kepada 5
Wiratni Ahmadi, Perlindungan Hukum Bagi
masyarakat melalui program kerja Wajib Pajak Dalam Penyelesaian Sengketa
Pajak, (Bandung:Refika Aditama,2006) hal. 7
pemerintah dari anggaran belanja 6
Muhammad Mansur, Teguh Hadi Wardoyo,
Pemahaman Terapan dalam Kerangka
negara atau daerah merupakan lingkup Hukum Pajak, (Tangerang: TaxSys, 2005),
hal. 7
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, Peluasan Bea Meterai…. 386

1. Peraturan Menteri Keuangan keadaan atau kenyataan bagi


Nomor 55/PMK.03/2009 Tentang seseorang dan atau pihak-pihak lain
Bentuk Ukuran, dan Warna yang berkepentingan. Secara umum
Benda Meterai dokumen yang tidak dikenakan bea
2. Keputusan Menteri Keuangan meterai adalah dokumen yang
Nomor 133b/KMK.04/2000 berhubungan dengan transaksi intern
Tentang Pelunasan Bea Meterai perusahaan, berkaitan dengan
dengan Menggunakan Cara Lain. pembayaran pajak dan dokumen
3. Keputusan Menteri Keuangan Negara. Pasal 4 UU Bea Meterai
Nomor 476/KMK.03/2002 mengatur bahwa dokumen yang tidak
Tentang Pelunasan Bea Meterai termasuk objek bea meterai adalah:
dengan Cara Pemeteraian 1. Dokumen yang berupa:
Kemudian. a. surat penyimpanan barang;
4. Keputusan Dirjen Pajak Nomor b. konosemen;
KEP-02/PJ./2003 Tentang c. surat angkutan penumpang dan
Tatacara Pemeteraian Kemudian. barang;
5. Surat Edaran Nomor d. keterangan pemindahan yang
29/PJ.5/2000 Tentang Dokumen dituliskan diatas dokumen
Perbankan yang Dikenakan Bea surat penyimpanan barang,
Meterai. konosemen, dan surat
6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak angkutan penumpang dan
Nomor PER-66/PJ/2010 Tentang barang;
Tata Cara Pelunasan Bea Meterai e. bukti untuk pengiriman barang
dengan Membubuhkan Tanda untuk dijual atas tanggungan
Bea Meterai Lunas dengan Mesin pengirim;
Teraan Meterai Digital. f. surat pengiriman barang untuk
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (2) dijual atas tanggungan
Huruf a UU Bea Meterai yang disebut pengirim;
dengan dokumen adalah kertas yang g. surat-surat lainnya yang dapat
berisikan tulisan yang mengandung disamakan dengan surat-surat
arti dan maksud tentang perbuatan, di atas.
387 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 3 Desember 2011

2. segala bentuk ijazah; Rp 6.000, 00 (enam ribu rupiah) dan


3. tanda terima gaji, uang tunggu, Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah).7 Tarif
pensiun, uang tunjangan dan bea meterai Rp 6.000,00 (enam ribu
pembayaran lainnya yang ada rupiah) berlaku untuk dokumen
kaitannya dengan hubungan kerja sebagai berikut:
serta surat-surat yang diserahkan a. Surat perjanjian dan surat-surat
untuk mendapatkan pembayaran lainnya yang dibuat dengan
itu; tujuan untuk digunakan sebagai
4. tanda bukti penerimaan uang alat pembuktian mengenai
negara dan kas negara, kas perbuatan, kenyataan atau
pemerintah daerah dan bank; keadaan yang bersifat perdata;
5. kuitansi untuk semua jenis pajak b. akta-akta notaris termasuk
dan untuk penerimaan lainnya salinannya;
yang dapat disamakan dengan itu c. surat berharga seperti wesel,
ke kas negara, kas pemerintah promes, dan aksep selama
daerah dan bank; nominalnya lebih dan
6. tanda penerimaan uang yang Rp1.000.000,00;
dibuat untuk keperluan intern d. dokumen yang akan digunakan
organisasi; sebagai alat pembuktian di muka
7. dokumen yang menyebutkan pengadilan, yaitu:
tabungan, pembayaran uang 1) surat-surat biasa dan surat-
tabungan kepada penabung oleh surat kerumahtanggaan;
bank, koperasi, dan badan-badan 2) surat-surat yang semula tidak
lainnya yang bergerak di bidang dikenakan bea meterai
tersebut; berdasarkan tujuannya, jika
8. surat gadai yang diberikan oleh digunakan untuk tujuan lain
Perum Pegadaian; atau digunakan oleh orang
9. tanda pembagian keuntungan atau lain selain dan tujuan semula.
bunga dan Efek, dengan nama
dan bentuk apapun.
Sejak tahun 2000, 7
Pasal 2-4 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2000 Tentang Perubahan Tarif Bea
diberlakukan tarif bea meterai sebesar Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga
Nominal yang Dikenakan Bea Meterai
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, Peluasan Bea Meterai…. 388

e. surat yang memuat jumlah uang uang dalam rekening di bank serta
yang mempunyai harga nominal surat yang berisi pengakuan bahwa
lebih dari Rp 1.000.000,00 (atau hutang uang seluruhnya atau
dalam mata uang asing dengan sebagiannya telah dilunasi atau
jumlah nominal yang sama) diperhitungkan. Bagi surat-surat
1) yang menyebutkan penerimaan tersebut di atas yang memuat jumlah
uang; uang dengan nominal hanya sampai
2) yang menyatakan pembukuan dengan Rp 250.000, 00 (dua ratus
uang atau penyimpanan uang lima puluh ribu rupiah) tidak
dalam rekening di bank dan dikenakan bea meterai.
yg berisi pemberitahuan saldo Jumlah uang ataupun harga
rekening di bank; nominal yang disebut di atas termasuk
3) yang berisi pengakuan bahwa juga jumlah uang ataupun harga
utang uang seluruhnya atau nominal yang dinyatakan dalam mata
sebagian telah dilunasi atau uang asing. Untuk menentukan nilai
diperhitungkan. rupiahnya, maka jumlah uang atau
f. efek atau sekumpulan efek harga nominal tersebut dikalikan
dengan nama dan dalam bentuk dengan nilai tukar yang ditetapkan
apapun yang mempunyai harga oleh menteri keuangan yang berlaku
nominal lebih dari pada saat dokumen itu dibuat
Rp 1.000.000,00 sehingga dapat diketahui apakah
Tarif bea meterai sebesar Rp dokumen tersebut dikenakan atau
3.000, 00 (tiga ribu rupiah) dikenakan tidak dikenakan bea meterai.
terhadap surat yang memuat jumlah Dokumen yang pasti memuat jumlah
uang yang menyebutkan penerimaan uang adalah dokumen perbankan.
uang yang mempunyai harga nominal Berdasarkan Surat Edaran Nomor
lebih dari Rp 250.000, 00 (dua ratus 29/PJ.5/2000 Tentang Dokumen
lima puluh ribu rupiah) sampai Perbankan yang dikenakan bea
dengan Rp 1.000.000, 00 (satu juta meterai, maka dokumen-dokumen
rupiah). Ketentuan tarif ini juga perbankan yang dikenakan tarif bea
berlaku bagi surat yang menyatakan meterai Rp 6.000, 00 (enam ribu
pembukuan uang atau penyimpanan rupiah) adalah:
389 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 3 Desember 2011

1. perjanjian pembukaan rekening 20. akta pemberian tanggungan


giro; (personal guarantee);
2. surat kuasa; 21. surat pernyataan tidak
3. stop payment order (baik atas menyewakan barang jaminan;
cek/bilyet giro atau bentuk 22. surat perjanjian electronic
perintah pembayaran lainnya oleh banking; dan
nasabah); 23. perjanjian pembukaan sewa kotak
4. bank draft yang dibayarkan dalam penyimpanan (deposit box).
negeri; Untuk dokumen perbankan
5. penegasan pemenang SBI; lainnya dikenakan tarif bea meterai
6. kontrak jual/beli forward; sesuai dengan harga nominal yang
7. aplikasi pembelian devisa umum; tertera pada dokumen tersebut. Jika
8. surat pengikatan perjanjian nilai saldo akhir di atas Rp 1.000.000,
transaksi derivative; 00 (satu juta rupiah) maka dikenakan
9. aplikasi pembelian traveller chek; bea meterai dengan tarif Rp 6.000, 00
10. draft (ekspor, negosiasi L/C, dan (enam ribu rupiah). Nilai saldo akhir
bank garansi); sampai dengan Rp 250.000,00 (dua
11. indemnity/ pelunasan ratus lima puluh ribu rupiah) tidak
menggunakan copy airway bill dikenakan bea meterai. Tarif bea
(surat pernyataan guarantee); meterai Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah)
12. perjanjian permohonan plafon berlaku bagi nilai saldo akhir lebih
untuk pengeluaran bank garansi; dari Rp 250.000, 00 (dua ratus lima
13. aplikasi permohonan pengeluaran/ puluh ribu rupiah) sampai dengan
perubahan bank garansi (yang Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
disetarakan dengan suatu Dokumen perbankan yang
perjanjian); hanya dikenakan tarif Rp 3.000, 00
14. penerbitan shipping guarantee; (tiga ribu rupiah) adalah cek atau
15. perjanjian kredit; bilyet giro, sedangkan yang
16. cessie di bawah tangan; disesuaikan dengan harga nominal
17. FEO/fidusia di bawah tangan; adalah:
18. laporan stock dari debitur; a. rekening koran bulanan khusus
19. borgtocht di bawah tangan; giro;
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, Peluasan Bea Meterai…. 390

b. sertifikat deposito; teraan meterai manual dan mesin


c. deposito berjangka; teraan meterai digital.
d. bukti pencairan deposito (baik Mesin teraan meterai manual
tunai ataupun pemindahbukuan); adalah mesin teraan meterai yang cara
e. deposito on call (dalam bentuk pengisian depositnya dilakukan
sertifikat); dengan sistem mekanik, yaitu dengan
f. pencairan kiriman uang masuk membuka dan memasang segel timah.
untuk nasabah; Mesin teraan meterai digital adalah
g. penarikan kuitansi (selain untuk mesin teraan meterai yang cara
tabungan); pengisian depositnya dilakukan
h. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dengan sistem elektronik, di mana
i. bukti pelunasan SBI; intervensi manusia tidak dibutuhkan,
j. pencairan deposito antar bank; misalnya seperti mesin teraan meterai
k. kuitansi penarikan giro valas; sistem Deposit Code Recrediting
l. garansi bank; (DCR) atau sistem sejenis lainnya.
m. tanda terima pencairan kredit Deposit Code Recrediting (DCR)
secara tunai; adalah suatu aplikasi yang
n. pengakuan hutang; membangkitkan dan mengatur kode
o. surat sanggup bayar (promes). deposit mesin teraan meterai digital
Meterai yang paling banyak yang diinstal dalam server yang
digunakan dan dikenal di masyarakat diletakkan di Direktorat Teknologi
adalah meterai tempel dan kertas Informasi Perpajakan Kantor Pusat
meterai. Keduanya disebut dengan Direktorat Jenderal Pajak. Deposit
istilah benda meterai. Pada adalah penyetoran bea meterai di
prakteknya, bea meterai atas dokumen muka oleh penerbit dokumen yang
juga dapat dilunasi dengan akan melakukan pelunasan bea
menggunakan cara lain yang meterai dengan menggunakan mesin
ditetapkan oleh menteri keuangan, teraan meterai.8
yaitu dengan mesin teraan meterai.
Sesuai dengan perkembangan
teknologi, mesin teraan dibagi 8
Anastasia Diana, Lilis Setiawati, Perpajakan
Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntun
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu mesin Praktis, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009)
hal. 751
391 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 3 Desember 2011

Tata cara untuk mendapatkan teraan meterai tersebut oleh KPP


izin untuk pelunasan bea meterai setempat;
dengan mesin teraan manual adalah 7. dibuatkan berita acara
sebagai berikut: pemasangan segel untuk
1. Penerbit dokumen harus pemakaian yang pertama kali dan
mengajukan permohonan izin berita acara pembukaan dan
secara tertulis kepada Kepala pemasangan segel untuk
Kantor Palayanan Pajak (KPP) perpanjangan pemakaian mesin
setempat dengan mencantumkan teraan meterai.
jenis, merek, tahun pembuatan Menurut ketentuan yang diatur
mesin teraan meterai yang dalam Peraturan Direktur Jenderal
dimintakan ijin penggunaan; Pajak Nomor PER-66/PJ/2010, wajib
2. melampirkan surat pernyataan pajak yang akan menggunakan mesin
tentang jumlah rata-rata dokumen teraan digital harus melakukan hal-hal
yang harus dilunasi bea meterai- di bawah ini:
nya setiap hari; a. mendaftarkan mesin teraan
3. menyetor di muka bea meterai meterai digital dengan
minimal sebesar Rp 15.000.000, melampirkan surat keterangan
00 (lima belas juta rupiah) dengan layak dipakai yang diterbitkan
Surat Setoran Pajak (SSP); oleh distributor mesin teraan
4. melampirkan surat keterangan meterai digital ke Kantor
laik pakai atas mesin teraan Pelayanan Pajak (KPP) yang
meterai yang dimintakan izin; wilayah kerjanya meliputi
5. Izin penggunaan mesin teraan domisili atau tempat tinggal wajib
meterai diterbitkan oleh Kepala pajak;
KPP yang berlaku selama jangka b. setelah mendapat izin
waktu 2 (dua) tahun; penggunaan mesin teraan meterai
6. sebelum mesin teraan meterai digital dari KPP, wajib pajak
digunakan, dilakukan pengisian membayar deposit ke kantor
deposit sebesar jumlah bea penerimaan pembayaran yang
meterai yang disetor di muka dan sudah on line;
pemasangan segel pada mesin c. mengisikan Pusat kode deposit
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, Peluasan Bea Meterai…. 392

yang dihasilkan oleh sistem otomatis pula menginformasikan kode


Deposit Code Recrediting (DCR) deposit tersebut kepada wajib pajak
ke dalam mesin teraan meterai melalui faksimili, email, sms, terminal
digital yang akan digunakannya. data atau cara lainnya.
Setelah diadakan penelitian Bentuk Pemeteraian Kemudian atas
terhadap permohonan pendaftaran dari Suatu Dokumen
wajib pajak, maka KPP akan Menurut Pasal 2 Undang-
menerbitkan izin penggunaan mesin Undang Nomor 13 Tahun1985
teraan meterai digital paling lambat 7 Tentang Bea Meterai disebutkan
hari sejak surat permohonan diterima bahwa terhadap surat perjanjian dan
lengkap. Selain itu, KPP juga akan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
memasukkan informasi mengenai tujuan untuk digunakan sebagai alat
identitas wajib pajak dan identitas pembuktian mengenai perbuatan,
atau nomor seri mesin teraan meterai kenyataan atau keadaan yang bersifat
digital ke dalam server e-meterai. perdata maka dikenakan atas dokumen
Server ini adalah milik Direktorat tersebut bea meterai. Dengan
Jenderal Pajak yang berfungsi demikian maka tiadanya meterai
melakukan verifikasi pembayaran dalam suatu surat perjanjian (misalnya
deposit dan melayani aplikasi kode perjanjian jual beli, perjanjian sewa
deposit. menyewa) maka tidak berarti
Tahap selajutnya, Modul perbuatan hukumnya (perjanjian jual
Penerimaan Negara (MPN) yang beli) tidak sah, melainkan hanya tidak
berada di Kantor Pusat Direktorat memenuhi persyaratan sebagai alat
Jenderal Pajak menerima deposit pembuktian. Sedangkan perbuatan
pembayaran secara otomatis hukumnya sendiri tetap sah karena sah
memberitahukan adanya pembayaran atau tidaknya suatu perjanjian itu
tersebut kepada server e-meterai. bukan ada tidaknya meterai, tetapi
Selanjutnya server aplikasi kode ditentukan oleh Pasal 1320
deposit secara otomatis KUHPerdata.
membangkitkan kode deposit yang Seharusnya atas setiap
diperuntukkan khusus bagi mesin dokumen yang menjadi objek bea
yang akan diisi depositnya dan secara meterai harus sudah dibubuhi benda
393 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 3 Desember 2011

meterai atau pelunasan bea meterai perjanjian. Apabila pihak atau pihak-
dengan menggunakan cara lain pihak yang bersangkutan menentukan
sebelum dokumen itu digunakan. lain, maka bea meterai terutang oleh
Namun demikian, bagaimana jika pihak atau pihak-pihak yang
terjadi pemegang dokumen belum ditentukan dalam dokumen tersebut.
membubuhi meterai pada dokumen Bea meterai terutang saat selesainya
tersebut? Perlu dipahami bahwa bea dokumen itu dibuat yang ditutup
meterai terutang oleh pihak yang dengan pembubuhan tanda tangan dari
menerima atau pihak yang mendapat yang bersangkutan.
manfaat dari dokumen, kecuali pihak Untuk dokumen yang dibuat di
atau pihak-pihak yang bersangkutan luar negeri, bea meterai terutang saat
menentukan lain. Untuk dokumen dokumen tersebut akan digunakan di
yang dibuat sepihak, misalnya Indonesia. Pemeteraiannya dilakukan
kuitansi, maka bea meterai terutang dengan cara pemeteraian kemudian
oleh penerima kuitansi. Bea meterai tanpa denda. Jika dokumen itu baru
terutang sejak saat dokumen itu dilunasi sesudah digunakan, maka
diserahkan. pemeteraian kemudian dilakukan
Dokumen yang dibuat oleh 2 berikut dendanya sebesar 200% (dua
(dua) pihak atau lebih, misalnya surat ratus persen). Jadi dengan demikian,
perjanjian di bawah tangan, maka dokumen yang harus dilunasi dengan
masing-masing pihak terutang bea cara pemeteraian kemudian adalah:
meterai atas dokumen yang 1. Dokumen yang semula tidak
diterimanya. Jika surat perjanjian terutang bea meterai namun akan
dibuat dengan akta notaris, maka bea digunakan sebagai alat
meterai yang terutang baik atas asli pembuktian di muka pengadilan;
sahih yang disimpan oleh notaris 2. Dokumen yang tidak atau kurang
maupun salinannya yang dilunasi sebagaimana mestinya;
diperuntukkan pihak-pihak yang 3. Dokumen yang dibuat di luar
bersangkutan terutang oleh pihak- negeri yang akan digunakan di
pihak yang mendapat manfaat dari Indonesia.
dokumen tersebut, yang dalam hal ini Pemegang dokumen tersebut
adalah pihak-pihak yang mengadakan dapat melakukan pemeteraian
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, Peluasan Bea Meterai…. 394

kemudian dengan menggunakan dengan mesin teraan meterai baik


meterai tempel atau Surat Setoran manual maupun digital. Pelunasan
Pajak (SSP) yang harus disahkan oleh dengan cara ini sebelumnya dilakukan
Pejabat Pos seperti yang diatur dalam dengan prosedur yang sudah
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP- ditentukan. Untuk pemeteraian
02/PJ./2003 Tentang Tatacara kemudian dapat dilakukan dengan
Pemeteraian Kemudian. Lembar menggunakan meterai tempel atau
pertama dan lembar ketiga dari SSP surat setoran pajak. Pemeteraian
yang digunakan untuk pemeteraian dengan cara ini dilakukan pada
kemudian harus dilampiri dengan dokumen yang digunakan sebagai alat
daftar dokumen yang dimeteraikan bukti yang semula tidak terutang bea
kemudian dan menjadi bagian yang meterai serta tidak atau kurang
tidak terpisahkan. Pengesahan oleh dilunasi sebagaimana mestinya.
Pejabat Pos atas pemeteraian Ketentuan ini juga berlaku terhadap
kemudian dapat dilakukan setelah dokumen yang dibuat di luar negeri
pemegang dokumen membayar denda. yang akan digunakan di Indonesia.
Besarnya bea meterai terutang dengan
DAFTAR PUSTAKA
cara pemeteraian kemudian adalah
Ahmadi, Wiratni, 2006. Perlindungan
sesuai dengan peraturan yang berlaku Hukum Bagi Wajib Pajak
Dalam Penyelesaian Sengketa
pada saat pemeteraian kemudian.
Pajak, Bandung: Refika
Kewajiban pemenuhan bea meterai Aditama
dan denda adminstrasi yang terutang
Asshiddiqie, Jimly, 2009.Komentar
menurut UU Bea Meterai daluwarsa Atas Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
setelah lampau waktu lima tahun,
Tahun 1945, Jakarta: Sinar
terhitung sejak tanggal dokumen Grafika
dibuat.
Brotodihardjo,Santoso,
2003.Pengantar Ilmu Hukum
PENUTUP Pajak, Bandung: Refika
Aditama, Edisi keempat
Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di Diana, Anastasia, Lilis Setiawati,
2009.Perpajakan Indonesia
atas, dapat disimpulkan bahwa bea
Konsep, Aplikasi, dan
meterai atas dokumen dapat dilunasi Penuntun Praktis, Yogyakarta:
Penerbit Andi
395 ADIL : Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 3 Desember 2011

Manan, Bagir, Dasar-dasar Sistem


Ketatanegaraan Republik
Indonesia Menurut UUD 1994,
Bandung: Makalah ceramah
ilmiah disampaikan kepada
Mahasiswa Pasca Angkatan
1994/1995 tanggal 3 September
1994

Mansur, Muhammad, Teguh Hadi


Wardoyo, 2005.Pemahaman
Terapan dalam Kerangka
Hukum Pajak, Tangerang:
TaxSys

Martosoewigyo, R. Sri Soemantri,


1992.Bunga Rampai Hukum
Tata Negara Indonesia,
Bandung: Alumni

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985
Tentang Bea Meterai

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun


2000 Tentang Perubahan Tarif
Bea Meterai dan Besarnya Batas
Pengenaan Harga Nominal yang
Dikenakan Bea Meterai

Peraturan Direktur Jenderal Pajak


Nomor PER-66/PJ/2010
Tentang Tata Cara Pelunasan
Bea Meterai Dengan
Membubuhkan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Mesin
Teraan Meterai Digital

Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-


02/PJ./2003 Tentang Tatacara
Pemeteraian Kemudian

Surat Edaran Nomor 29/PJ.5/2000


Tentang Dokumen Perbankan
yang Dikenakan Bea Meterai

Anda mungkin juga menyukai