Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH METABOLISME ENERGI DAN ZAT GIZI MIKRO

PENYIMPANAN VITAMIN A

Dosen Pengampu : Stefania Widya S., S.Gz, MPH

Disusun Oleh :

Imtiyaz 102011233072
Kayla Lalintang R 102011233073
Dhia Qatrunnada Noor S 102011233074
Annisa Zahra Nasution 102011233075
Annisa Nur Amiini E 102011233076
Anandita Ramadhanty P 102011233077
Gizi 2B

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Metabolisme Energi dan Zat Gizi Mikro
Penyimpanan Vitamin A” dengan tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Metabolisme Zat Gizi
Mikro. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Stefania Widya S.,
S. Gz, MPH selaku dosen Metabolisme Zat Gizi Mikro.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang penulis tekuni . Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini. Dalam penulisan makalah, penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 27 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5

BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian Vitamin A 6
2.2 Transportasi dan Absorpsi Vitamin A 6
2.3 Penyimpanan Vitamin A di dalam Tubuh 8
2.4 Manfaat Vitamin A bagi Tubuh 9

BAB III 11
PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Walaupun dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
sangat kecil, tetapi memiliki fungsi dan peran yang penting dalam tubuh. Vitamin A adalah
vitamin larut lemak yang pertama kali ditemukan. Vitamin A ialah nama generik yang
menyatakan retinoid dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas
biologik sebagai retinol. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam bebarapa bentuk ikatan
kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (bentuk aldehida), dan asam retinoat
(bentuk asam). Vitamin A berupa suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam
lemak ataupun pelarut lemak. Vitamin yang larut yang dalam lemak ini tentunya memerlukan
lemak untuk absorpsinya. Vitamin larut lemak akan diangkat ke hati melalui limfe sebagai
bagian dari lipoprotein. Jika terjadi kelebihan asupan vitamin larut lemak, maka kelebihannya
akan disimpan dalam hati maupun jaringan adiposa.
Hati (liver) berperan sebagai tempat penyimpanan utama vitamin A di dalam tubuh,
vitamin A juga tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial).
Karena itu pengukuran cadangan vitamin A di dalam hati merupakan indeks terbaik untuk
mengetahui status vitamin A. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati ini
dapat bertahan hingga enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A,
asam retinoat akan diabsorpsi tanpa perubahan. Vitamin A yang ada dalam makanan sebagian
besar terdapat dalam bentuk ester retinil, bersama karotenoid dengan lipids lain di dalam
lambung. Sumber pangan yang kaya akan vitamin A adalah susu (di dalam lemaknya), keju,
kuning telur, hati dan ikan seperti ikan sarden dan tuna. Sumber vitamin A terbaik adalah
minyak hati ikan hiu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan vitamin A?


2. Bagaimana proses transportasi vitamin A di dalam tubuh?
3. Bagaimana proses penyimpanan vitamin A di dalam tubuh?
4. Apa manfaat vitamin A bagi tubuh?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari vitamin A.


2. Mengetahui proses transportasi vitamin A di dalam tubuh.
3. Mengetahui proses penyimpanan vitamin A di dalam tubuh.
4. mengetahui manfaat vitamin A bagi tubuh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin A sering
dijumpai pada makanan-makanan hasil hewani seperti susu, daging, kuning telur, keju, ikan,
dan hati. Hasil nabati pada umumnya tidak mengandung vitamin A tetapi mengandung zat
dalam bentuk provitamin A yang dikenal sebagai betakaroten. Di dalam tubuh, vitamin A
berfungsi dalam bebarapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal
(bentuk aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Vitamin ini tahan terhadap panas,
cahaya, dan alkali. Pada makanan hasil-hasil nabati, vitamin A sering dijumpai pada buah-
buahan dan sayur-sayuran seperti pepaya, tomat, wortel, ubi jalar, dan sayur-sayuran hijau.
Semakin hijau daun sayurannya, maka semakin tinggi kadar karotennya.

2.2 Transportasi dan Absorpsi Vitamin A

Absorpsi dan transport vitamin A dibagi menjadi 2 tahap, yaitu

1. Transportasi ke dalam liver (hati)

Vitamin A yang ada pada makanan, Sebagian besar berbentuk ester retinil, bersama
karotenoid bercampur dengan lipida lain di dalam lambung. Pada mukosa usus halus, ester
retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pankreas etarase menjadi retinol yang lebih efisien
diabsorpsi dibandingkan dengan ester retinil. Sebagian dari karotenoid, terutuama beta-
karoten terdapat tepat di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk
ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk
kemudian diangkut oleh klimikron melalui system limfe ke dalam aliran darah menuju hati.
Retinol berikatan dengan sebuah protein, retinol-binding protein (RBP),
ditaransportasikan ke sel stellate. Sel stellate terdapat di hati, di tempat/ruang antara kapiler
dan hepatosit (sel hati). Ruang ini disebut ruang disse. Sel stellate disebut juga sel Ito, sel
tersebut menyimpan lemak. Vitamin A dikirim ke sel stellate, dikonversi Kembali menjadi
ester retinil untuk disimpan. Droplet lemak dalam sel-sel ini dapat mengandung sekitar 40%
ester retinil, 13% kolesterol, 28% trigliserida, dan 4% phospholipid hingga keseluruhan.
Dengan konsumsi konsumsi yang cukup, sekitar 80%-90% ester retinil dan hanya
40%-60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati berperan sebagai tem pat menyimpan vitamin A
utama di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A di hati dapat bertahan
hingga enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A, asam retinoate
diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoate merupakan Sebagian kecil dari vitamin A dalam
darah yang aktif dalam diferensiasi sel dan pertumbuhan.

2. Pelepasan vitamin A dari hati

Bila tubuh memerlukan, vitamin A akan dimobilisasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati. Retinol
kemudian diangkut melalui membrane sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol
Binding-Protein (CBRP) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata, retinol berfungsi
sebagai retinal dan di dalam nucleus pada jaringan sebagai asam retinoat.
Setelah memasuki sel, retinol dan asam retinoat diikat terpisah oleh protein
sitoplasma. Protein-protein sitoplasma ini disebut Cytoplasmic-Retinol Binding Ptotein
(CRBP) dan Cytoplasmic Retinoic Acid-Binding Protein (CRABP). Ada dua bentuk CRBP,
dan ada dua bentuk CRABP. Satu bentuk CRBP terdapat terutama di dalam sel-sel vili usus
halus, sementara bentuk yang lain terdapat di hati dan organ-organ lainnya. Satu bentuk
CRANP terdapat di kulit, sementara bentuk yang lain terdapat di banyak jaringan.
CRBP digunakan untuk memastikan retinol dimetabolisme oleh enzim yang spesifik,
dan mencegah metabolisme oleh enzim yang lain. Misalnya, dengan mengikat retinol, CRBP
mencegah konversi yang berlebihan dari retinol menjadi asam retinoat. Kedua bentuk
CRABP meningkat secara signifikan selama perkembangan janin, kemudian menurun
kembali sebelum kelahiran, sebagaimana hal ini juga pernah terlihat tehadap bahan
eksperimen tikus.
Inti sel mengandung beberapa protein pengikat retinoid yang berbeda dan tidak
terhubung dengan protein sitosol. Protein inti sel digunakan untuk control genetic dan
disinilah vitamin menunjukkan aktivitas hormonalnya. Kompleks vitamin dengan protein
reseptornya berkaitan dengan bagian khusus kromatin dan merangsang pergantian transkripsi
gen spesifik.
Kompleks hormone dengan protein reseptor berkaitan dengan bagian khusus kromatin
dan mengatur ekspresi gen. beberapa tipe RA-binding protein/retinoic acid-binding protein
terdapat di dalam inti sel. Protein-protein in iberikatan dengan all-trans-RA atau 9-cis-RA 9-
Cis-retinoic acid adalah sebuah versi vitamin A yang digunakan sebagai hormone. 9-Cis-RA
berikatan dengan sebuah protein yang disebut RXR, sementara all-trans-RA berikatan dengan
RAR. 9-Cis-RA dapat dibentuk dari pemecahan 9-cis-β-carotene, atau dari isomerase
senzimatikall-trans-RA.
Asam retinoat berikatan dengan protein reseptor khusus yang ada dalam nucleus di
jaringan yang menjadi target, seperti sel epitel. Kompleks reseptor-asam retinoat berinteraksi
dengan kromatin nucleus untuk menstimulasi sintesis RNA khusus retinoid, untuk
memproduksi protein khusus yang menjadi mediasi beberapa fungsi-fungsi fisiologis.
Misalnya, retinoid mengendalikan ekspresi gen keratin pada kebanyakan jaringan epitel
tubuh.

2.3 Penyimpanan Vitamin A di dalam Tubuh


HSC (Hepatic Stellate Cells) atau dalam bahasa Indonesia kerap disebut sebagai sel
bintang hati merupakan sel penyimpan vitamin A, liposit, sel interstisial, dan juga sel
penyimpan lemak atau sel Ito). HSC terletak di ruang antara sel parenkim dan sel endotel
sinusoidal hati dari lobulus hati dan menyimpan 50–80% vitamin A di seluruh tubuh sebagai
retinyl palmitate dalam tetesan lipid di sitoplasma. Dalam kondisi fisiologis, sel-sel ini
memainkan peran penting dalam regulasi homoeostasis vitamin A. Dalam kondisi patologis,
seperti fibrosis hati atau sirosis hati, HSC kehilangan vitamin A dan mensintesis sejumlah
besar komponen matriks ekstraseluler termasuk kolagen, proteoglikan, glikosaminoglikan,
dan glikoprotein adhesif. Morfologi sel-sel ini juga berubah dari SC berbentuk bintang (sel
stellata) menjadi fibroblas atau miofibroblas. SC hati sekarang dianggap sebagai target terapi
fibrosis hati atau sirosis hati. HSC diaktifkan dengan mengikuti sel parenkim dan kehilangan
vitamin A yang disimpan selama regenerasi hati. Sel penyimpan vitamin A ada di organ
ekstrahepatik seperti pankreas, paru-paru, ginjal, dan usus. Sel penyimpan vitamin A di hati
dan organ ekstrahepatik membentuk sistem seluler.
Sudah diketahui dengan baik bahwa sisa kilomikron (makanan) vitamin A diambil
dari sirkulasi oleh hepatosit, tetapi lebih dari 80% vitamin A di hati disimpan dalam sel stellat
hati (HSC). Saat ini tidak diketahui bagaimana vitamin A ditransfer dari hepatosit ke HSC
untuk disimpan. Karena protein pengikat retinol 4 (RBP4), protein yang diperlukan untuk
memobilisasi simpanan vitamin A, disintesis hanya oleh hepatosit dan bukan HSC, sama
halnya tidak diketahui bagaimana vitamin A ditransfer dari HSC ke hepatosit. Meskipun telah
lama dianggap bahwa RBP4 mutlak penting untuk mengantarkan vitamin A ke jaringan,
penelitian terbaru telah membuktikan bahwa anggapan ini salah karena kekurangan RBP4
total tidak mematikan. Selain RBP4, vitamin A juga ditemukan dalam sirkulasi yang terikat
pada lipoprotein dan sebagai asam retinoat yang terikat pada albumin. Tidak diketahui
bagaimana kumpulan vitamin A yang bersirkulasi ini berkontribusi pada kebutuhan vitamin
A dari berbagai jaringan. Dalam pandangan kami, pemahaman yang lebih baik tentang ketiga
masalah ini diperlukan untuk lebih memahami penyerapan, penyimpanan, dan mobilisasi
vitamin A. Di sini, kami memberikan sintesis terkini dari pengetahuan terkini mengenai
penyerapan vitamin A dari makanan melalui usus, penyimpanan vitamin A di dalam hati, dan
mobilisasi penyimpanan vitamin A hati, dan merangkum area di mana pemahaman kita
tentang proses ini tidak lengkap.
Dalam penyimpanan vitamin A diet, hydrolisis dan pembentukan ester retinil
dikategorikan penting. Demikian pula, pada pelepasan vitamin A dari hati sebagai holo-RBP,
hydrolisis dari ester retinil adalah langkah kunci. Sehubungan dengan kontrol proses ini,
sangat menarik bahwa beberapa bentuk retinyl hydrolase ada di hati dan aktivitas mereka
ditingkatkan oleh status vitamin A yang buruk dan defisiensi vitamin E. Di sisi lain, enzim
penguji esterifikasi ditingkatkan ketika vitamin A tertelan. Enzim-enzim ini seharusnya
termasuk di antara faktor-faktor yang mengendalikan metabolisme vitamin di vivo. Faktor
penting lain mungkin rasio apo-CRBP-I ke holo-CRBP-I. Ketika apo-CRBP - I mendominasi,
hidrolisis vitamin A disukai, tapi ketika holo CRBP-I yang mendominasi penyimpanan ester
retinil ditingkatkan.

2.4 Manfaat Vitamin A bagi Tubuh

Vitamin A memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Vitamin A sangat berperan di dalam
fungsi penglihatan, sintesa protein dan diferensiasi sel, serta reproduksi dan pertumbuhan.
Pada penglihatan, vitamin A berfungsi untuk memelihara kornea mata dan pembentukan
rhodopsin photoreceptor untuk mengkonversi energi cahaya menjadi impuls saraf di retina.
Pada sintesa protein dan diferensiasi sel, vitamin A membantu untuk mencegah
kerusakan sel epitel di kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan sebagai fungsi
normal sistem kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan karena vitamin A membantu menjaga
integritas dari membran mukosa. Membran mukosa merupakan pelindung dari permukaan
berbagai organ di dalam tubuh.
Vitamin A juga berperan sebagai sinyal molekul dalam trankrispsi gen dan mobilisasi
penyimpanan zat besi untuk produksi sel darah merah. Pada pertumbuhan dan reproduksi,
vitamin A berperan dalam pembentukan sperma pada laki-laki, dan membantu pertumbuhan
janin selama kehamilan pada perempuan. Vitamin A juga berperan dalam proses
“remodelling” tulang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin yang larut didalam lemak. Vitamin A
seringkali dijumpai dalam produk hewani dan nabati. Contoh dari produk hewani
adalah susu, daging, kuning telur, keju, ikan, dan hati. Pada produk nabati dijumpai
dalam bentuk betakaroten. Contohnya adalah buah-buahan dan sayur-sayuran seperti
pepaya, tomat, wortel, ubi jalar, dan sayur-sayuran hijau. Semakin hijau daun
sayurannya, maka semakin tinggi kadar karotennya.
2. Pada mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas etarase
menjadi retinol yang lebih efisien diabsorpsi dibandingkan dengan ester retinil.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk
ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus
untuk kemudian diangkut oleh klimikron melalui system limfe ke dalam aliran darah
menuju hati
3. Didalam tubuh, vitamin A disimpan didalam HSC (Hepatic Stellate Cells). HSC
menyimpan 50–80% vitamin A di seluruh tubuh sebagai retinyl palmitate dalam
tetesan lipid di sitoplasma.

4. vitamin A berperan dalam fungsi penglihatan, sintesa protesin dan diferensiasi sel,
serta reproduksi dan pertumbuhan. Pada penglihatan, vitamin A berfungsi untuk
memelihara kornea mata dan pembentukan rhodopsin photoreceptor untuk
mengkonversi energi cahaya menjadi impuls saraf di retina. Pada sintesa protein dan
diferensiasi sel, vitamin A membantu untuk mencegah kerusakan sel epitel di kulit
yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan sebagai fungsi normal sistem
kekebalan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Brody, Tom, 1999, Nutritional Biochemistry, Second Edition, Academic Press, USA,
California, San Diego.

Nadiyah, S. M. (2019). Modul Vitamin Larut Lemak. Universitas Esa Unggul.

Anda mungkin juga menyukai