Anatomi Sistem Pencernaan
Anatomi Sistem Pencernaan
KONSEP TEORI
A. Pengertian
adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah
dan atau tanpa lendir dalam tinja, terjadi secara mendadakdan berlangsung
kurang dari tujuh hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Sujono
H, 1999).
usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari
biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen
7
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
8
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
9
Gambar 2.2. Fisiologi Sistem Pencernaan
10
1. Mulut
lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
2. Tenggorokan ( Faring)
11
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior
yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu
bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu
3. Kerongkongan (Esofagus)
otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari
otot halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga
12
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
a) Lendir
tukak lambung.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
13
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan
otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
makanan.
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di
14
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
garam empedu.
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus
15
besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
rongga abdomen).
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
16
9. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan
anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang
17
10. Pankreas
perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
11. Hati
glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Zat-zat gizi dari
18
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
( Syarifuddin, 1999 )
19
C. Etiologi
1. Faktor Infeksi
merupakan
berikut :
1) Infeksi Virus
a) Retovirus
b) Enterovirus
c) Adenovirus
saluran pencernaan/pernafasan.
2) Bakteri
a) Sigella
20
dengan kejang demam. Gejala muntah tidak menonjol.
Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah.
b) Salmonella
selama berbulan-bulan.
c) Escherichia coli
d) Campylobacter
e) Yersinia Enterecolitica
21
yang berat, diare selama 1-2 minggu, sering menyerupai
apendicitis.
3) Infeksi Parasit
b. Infeksi Parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut (OMA),
a. Malabsorbsi
2) Malabsorbsi lemak
b. Faktor makanan
c. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
besar)
22
d. Faktor Imun
D. Patofisiologi
Proses terjadinya diare dilihat dari beberapa faktor penyebab antara lain :
Kelainan pada lambung, usus halus dan usus besar yang disebabkan
makanan lebih cepat masuk kedalam lumen usus dan kolon, kolon
23
2. Faktor kelainan diluar saluran pencernaan
dibagi atas :
a) Faktor penyakit
mengakibatkan diare.
3. Faktor Infeksi
Parasit, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke dalam lambung akan
mati atau tetap hidup, jika masih hidup mikroorganisme tersebut akan
masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak. Didalam usus halus
24
dapat meningkatkan peristaltis usus sehingga penyerapan makanan, air,
diare.
4. Faktor Makanan
mengandung zat kimia beracun akan sulit diserap oleh usus halus dan
E. Manifestasi Klinis
berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah.
empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering
defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus
selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare
dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan
25
ubun-ubun cekung (bayi), selaput lendir bibir dan mulut, serta kulit kering.
takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba,
asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam.
( Ngastiyah, 2005 )
26
Pathways Keperawatan
Inf. (Bakteri, Virus,
Parasit) Mal Aborsi
makanan di usus
makanan beracun
faktor psikologis
Gagal ginjal
Penurunnan
cairan
Dehidrasi
27
F. Manifestasi klinis
1. Pemeriksaan laboratorium.
ginjal.
28
G. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan
kalium dan glukosa. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan
dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin
yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk
b) Cairan Parentral
badannya.
1) Dehidrasi ringan
29
2) Dehidrasi sedang
3) Dehidrasi berat
atau 3 tetes/kgBB/menit.
Untuk anak lebih dari 2–5 tahun dengan berat badan 10–15 kg.
= 20 tetes).
kg
30
b. 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral
1.Diatetik
kesehatan penderita.
a) Memberikan asi
2.Medikamentosa
31
Obat antibiotic tidak diperlukan untuk mengatasi diare kecuali bila
mg/kgBB/hari.
H. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan Hipovomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikimia
32
Dari komplikasi Gastroentritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
b. Dehidrasi sedang
dari 1 tahun), kelopak mata cekung, suara serak, anak cenderung diam
/ tidak rewel, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam
c. Dehidrasi berat
apatis sampai koma, otot kaku sampai sianosis, keadaan umum buruk,
1. Pengkajian
33
a) Aktivitas / Istirahat
b) Integritas Ego
menyempit, depresi.
c) Eliminasi
timbul, sering tidak terkontrol, flatus lembut dan semi cair : bau
d) Makanan / Cairan
mukosa kering.
e) Hygiene
badan.
34
f) Nyeri / Kenyamanan
g) Keamanan
h) Interaksi Sosial
i) Penyuluhan / Pembelajaran
dukungan psikologis.
35
2. Diagnosa keperawatan
sering
3. Fokus Intervensi
Kriteria Hasil : mukosa bibir lembab, turgor kulit kenyal, tidak ada
tanda-tanda dehidrasi
Intervensi :
36
Rasional : memberikan informasi tentang keseimbangan cairan,
aktivitas
terapi
1) Antidiare
37
Rasional : digunakan untuk mengontrol mual dan muntah
pada usus yang gundul, area ulkus dan diare dapat juga
bikarbonat (HCO3)
4) Vitamin K (Mephiton)
perdarahan.
teratasi
keseimbangan elektrolit
Intervensi :
38
kognitif / pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi
makan.
39
f) Timbang berat badan dengan timbangan yang sama
sesuai indikasi
faktor pemberat ).
a. Ciprofeptadin ( periactin )
40
depresi. Tidak tampak efek samping meskipun penurunan
makan
sering
Intervensi :
taburi talk
hematoksit, dll.
41
4) Gangguan pola eliminasi fekal : diare berhubungan dengan
peningkatan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
b) Dorong diet tinggi serat sesuai diet / bulk dalam batasan diet,
mempengaruhi diare
42
e) Bantu perawatan peringeal sering, gunakan salep sesuai
indikasi
untuk membersihkan
Tujuan :
KH :
Intervensi :
43
a) Kaji karakteritas dan letak nyeri
paling nyaman
menimbulkan nyeri
44