1. Opisthorchiasis
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
- Nyari perut kuadran kanan atas
- Hepatomegali
- Pembesaran kantong empedu
- Urtikaria
- Arthralgia
- limfadenopati
Diagnosis
Ditemukan telur di tinja. Dapat juga menggunakan ELISA
Tatalaksana
- Praziquantel
25 mg/kgBB 3kali sehari atau,
40 mg/kgBB dosis tungga (apabila asimtomatik) atau,
50 mg/kgBB dosis tunggal (pada infeksi berat)
- Mebendazol 30 mg/kgBB/hari, selama 3 minggu
- Albendazol 400 mg 2 kali sehari, selama 3 minggu
2. Clonorchiasis
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
- Infeksi akut tanpa gejala
- Demam
- Malaise
- Nyeri perut kuadran kanan atas
Diagnosis
Ditemukan telur di tinja. Dapat juga menggunakan ELISA
Tatalaksana
Praziquantel 25 mg/kgBB 3kali sehari selama 1-2 hari
3. Fascioliasis
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
- Rasa sakit di daerah hati
- Nyeri perut
- Demam
- Anemia
- Diare
Diagnosis
Ditemukan telur di tinja atau cairan empedu. Dapat juga menggunakan ELISA. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan gangguan funsi hati, leukositosis, dan eosinofilia
Tatalaksana
- Tribendazol 10 mg/kgBB dosis tunggal, dimakan bersama makanan
- Bithionol 30 – 50 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis selama 10 -15 hari
- Dehidroemetin 1 mg/kgBB/hari IM atau SC selama 10 hari
- Tindakan operasi ERCP
Diagnosis Ditremukan telur dalam tinja, Ditemukan telur di tinja, Ditemukan telur di tinja atau
menggunakan ELISA menggunakan ELISA empedu, menggunakan ELISA
Pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan gangguan fungsi
hati
Tatalaksana - Praziquantel Praziquantel 25 mg/kgBB - Tribendazol 10 mg/kgBB
25 g/kgBB 3kali sehari 3kali sehari selama 1-2 dosis tunggal
- Mebendazol hari - Bithionol 30 – 50
30 mg/kgBB/hari, selama 3 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis
minggu selama 10 -15 hari
- Albendazol - Dehidroemetin 1
400 mg 2 kali sehari, selama mg/kgBB/hari IM atau SC
3 minggu selama 10 hari
- Tindakan operasi ERCP