Disusun oleh :
Kelompok 4
1.Trisna febrilia ningsih 201712113
2.Afida dwi cahyani 201712114
3.Eka wahyu ningrum 201712116
4.Siti hidayatun ni’mah 201712119
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”AKUNTANSI
PENGGABUNGAN USAHA DENGAN METODE POOLING OF INTEREST’’ Dalam pemulisan
makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
Akuntansi keuangan lanjutan 2 yang telah memberikan materi kuliah tersebut dan memberikan
tugas ini sehingga dapat berfikir dan bekerja sama antar mahasiswa. Serta pihak-pihak yang
sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa doa dari teman – teman mungkin
makalah ini tidak dapat terselesaikan.
Sebelumnya kami meminta maaf karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kami mohon saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan di kemudian hari. Dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah……………………………………………………………………………4
1.4 Tujuan Penulisan...................................................................................................................5
1.5 Manfaat Penulisan………………………………………………………………………….5
BAB II ISI
2.1 Pengertian Akuntansi Penggabungan Usaha Dengan Menggunakan Metode Penyatuan
Kepemilikan (Pooling Of Interest)………………………………………………………..6
2.2 Prosedur Akuntansi Penggabungan Usaha Dengan Metode Pooling Of Interest…………7
2.3 Manfaat dan Kelemahan Penggabungan Usaha…………………………………………..7
2.4 Contoh Soal Kasus Akuntansi Konsolidasi Dengan Metode Pooling Of Interest…….......8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam
metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang
bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang
baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap
memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada
harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada
buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas
yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh
tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi penggabungan usaha dengan metode pooling of
interest ?
4. Bagaimana pembahasan soal kasus pada akuntansi penggabungan usaha dengan metode
pooling of interest ?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini lebih terarah, terfokus dan tidak terlalu meluas, maka
penyusun membatasi bidang kajian yang dibahas mengenai uraian tentang pengertian akuntansi
penggabungan usaha dengan metode pooling of interest, prosedur akuntansi penggabungan usaha
dengan metode pooling of interest, manfaat dan kelemahan penggabungan usaha, serta
pembahasan soal kasus pada akuntansi penggabungan usaha dengan metode pooling of interest.
D. Tujuan Penulisan
4. Memahami soal kasus pada akuntansi penggabungan usaha dengan metode pooling of
interest.
E. Manfaat Penulisan
1. Memenuhi tanggung jawab penyusun sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas sebagai
proses pembelajaran pada matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Metode yang menggunakan nilai buku dalam pengalihan aktiva dan kewajiban yang
dialihkan. Dengan kata lain aktiva dan kewajiban perusahaan yang melakukan penggabungan
usaha ditambahkan dalam perusahaan yang menjadi survival company. Oleh karena tidak ada
selisih antara nilai pengalihan dan nilai buku, maka tidak terdapat objek pajak penghasilan.
IAS No. 22 dan PSAK NO. 22 memberikan ijin atas penggunaan Pooling of Interest
Method. Sedangkan IFRS No.3 tidak lagi mengijinkan penggunaan Pooling of Interest
Method dan menyebutkan bahwa semua penggabungan usaha harus dicatat dengan
menggunakan Purchase Method. Larangan ini ditetapkan karena walaupun terdapat kriteria
yang ditetapkan oleh IAS No. 22 dalam menggunakan Pooling of Interest Method dan
Purchase Method, manajemen seringkali mencari celah agar dapat menggunakan salah satu
dari dua metode pencatatan tersebut yang menguntungkan bagi mereka.
Indonesia belum mengadopsi IFRS No.3 ini sehingga dalam prakteknya di Indonesia
manajemen seringkali melakukan pemilihan metode pencatatan berdasarkan metode yang
menguntungkan bagi kepentingan dan tujuan mereka. Dalam menerapkan metode penyatuan
ini, PSAK Nomor 22, paragraf 58 menyatakan bahwa unsur-unsur laporan keuangan dari
perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan untuk
periode perbandingan yang diungkapkan, harus dimasukkan dalam laporan keuangan
gabungan seolah-olah perusahaan tersebut sudah bergabung sejak permulaan periode yang
disajikan tersebut.
Secara umum, ada beberapa manfaat yang mungkin diperoleh oleh pihak-pihak yang
melakukan penggabungan usaha, antara lain:
1. Mengoptimalkan sinergi
2. Memperluas pasar
3. Proteksi pasar
4. Akuisisi terhadap produk pesaing
5. Memperkuat bisnis inti
6. Merebut saluran distribusi
7. Penetrasi pasar
8. Meningkatkan daya saing
9. Melakukan efisiensi perpajakan
Secara spesifik, menurut Suta (1992:13) keunggulan dan manfaat penggabungan usaha,
antara lain:
1. Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.
2. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan
perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
3. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
4. Memperoleh pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.
5. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
6. Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.
7. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.
8. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang cepat.
Di samping itu, Rusli (1992) mengemukakan lima alasan utama suatu perusahaan
melakukan penggabungan usaha melalui merger, yaitu:
1. Keinginan untuk mengurangi kompetisi antar perusahaan atau ingin memonopoli
salah satu bidang usaha.
2. Untuk memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk.
3. Untuk mencapai skala ekonomi tertentu sehingga dapat menjadi lowest cost
procedure.
4. Untuk memperoleh sumber bahan baku yang murah (dari hulu ke hilir).
5. Untuk mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah kapasitas hutang yang
semakin besar serta kemampuan baik dalam hal teknologi maupun manajerial.
Kasus 1:
PT BUNDA akan mengganti aktiva bersih PT ANANDA. Untuk itu PT BUNDA
mengeluarkan 5.000 lembar sahamnya untuk mengganti aktiva bersih milik PT ANANDA.
Dalam kasus ini, 5.000 lembar saham PT BUNDA diserahkan kepada PT ANANDA
sehingga jurnal yang harus dibuat oleh PT BUNDA pada saat pengeluaran saham tersebut
adalah sebagai berikut:
Neraca Gabungan
Keterangan PT BUNDA PT ANANDA (Buku PT
BUNDA)
Aktiva:
Kas Rp. 25.000.000,- Rp. 15.000.000,- Rp. 40.000.000,-
Piutang 35.000.000,- 25.000.000,- 60.000.000,-
Persediaan 40.000.000,- 40.000.000,- 80.000.000,-
Aktiva Tetap 80.000.000,- 60.000.000,- 140.000.000,-
Aktiva Lain-lain 20.000.000,- 10.000.000,- 30.000.000,-
Total Aktiva Rp
Rp 200.000.000,- 150.000.000,- Rp 350.000.000,-
Hutang:
Hutang Dagang Rp. 15.000.000,- Rp. 20.000.000,- Rp 35.000.000,-
Hutang Bank 25.000.000,- 30.000.000,- 55.000.000,-
Berdasarkan jurnal diatas, tampak bahwa rekening agio saham tidak tampak lagi dalam
jurnal (bandingkan dengan jurnal pada kasus 1). Hal ini disebabkan karena besarnya
investasi pada PT ANANDA sejumlah Rp 100.000.000,- (sama dengan jumlah modal PT
ANANDA) sudah ditukar dengan 7.000 lembar saham PT BUNDA senilai Rp 70.000.000,-.
Sesuai dengan prosedur nomor 3, selisish antara besarnya investasi dengan modal
dibebankan ke dalam rekening laba yang ditahan yaitu Rp 30.000.000,-
Kasus 3:
Apabila PT BUNDA mengeluarkan 6.000 lembar saham guna mengganti aktiva bersih
PT ANANDA, maka jurnal penggabungan yang dibuat adalah sebagai berikut:
Investasi pada PT ANANDA Rp 100.000.000,-
Modal saham Rp 60.000.000,-
Agio saham Rp 10.000.000,-
Laba yang ditahan Rp 30.000.000,-
Dari jurnal diatas, tampaklah bahwa yang berubah adalah rekening modal saham yaitu
sebesar 6.000 x Rp 10.000 = Rp 60.000.000 dan rekening agio saham menjadi Rp
10.000.000 (bandingkan dengan jurnal dalam kasus 1 dan kasus 2 dari contoh diatas).
Agio saham sekarang menjadi Rp 10.000.000,-, karena rekening ini tergantung pada
modal saham dan laba yang ditahan. Dalam kasus 3 ini, besarnya investasi = Rp
100.000.000,-. Besarnya modal saham yang dikeluarkan Rp 60.000.000,- dan besarnya laba
yang ditahan Rp 30.000.000,-. Akibatnya besarnya agio saham adalah Rp 10.000.000,- .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prosedur akuntansi penggabungan usaha dengan metode Pooling of interest, yaitu (1)
Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat
diadakan penggabungan; (2) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung
adalah sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung (yang dimaksud modal disini adalah
modal saham yang, agio saham, dan laba yang ditahan) atau sebesar aktiva bersih (total
aktiva dikurangi total hutang) milik perusahaan yang bergabung; (3) Bila terjadi selisih
antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi
pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih
yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan
digabung; (4) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan-perusahaan yang bergabung.
Secara umum, ada beberapa manfaat yang mungkin diperoleh oleh pihak-pihak yang
melakukan penggabungan usaha, antara lain: Mengoptimalkan sinergi, Memperluas pasar,
Proteksi pasar, Akuisisi terhadap produk pesaing, Memperkuat bisnis inti, Merebut saluran
distribusi, Penetrasi pasar, Meningkatkan daya saing, dan Melakukan efisiensi perpajakan.