LANDASAN TEORI
9
10
Tabel 2.1 Jenis- jenis sistem informasi (Rainer, Prince, & Cegielski, Introduction to
Information Systems , 2015)
3. Choose Dimensions
Mengidentifikasi dan menghubungkan tabel dimensi dengan tabel fakta.
Dimensi merupakan kumpulan sudut pandang yang penting untuk
menggambarkan fakta-fakta yang terdapat pada tabel fakta. Sebagai
contoh adalah dimensi customer, waktu, dan jenis produk.
4. Identify Facts
Grain dari suatu tabel fakta menentukan fakta-fakta yang bisa digunakan.
Pada tahap ini, tentukan measure yang dibutuhkan pada tabel fakta.
Informasi apa saja yang ingin dibutuhkan.
5. Choosing the Duration of the database
Durasi waktu dari data-data yang akan dimasukkan ke dalam data
warehouse akan ditentukan pada tahap ini. Misalnya, data perusahaan dua
tahun lalu atau lebih diambil dan dimasukkan ke dalam tabel fakta.
6. Tracking slowly changing dimensions
Dimensi dapat berubah dengan lambat dan menjadi sebuah
masalah.Terdapattigatipe dasar dari perubahan dimensi yang lambat,
yaitu:
• Menulis ulang atribut yang berubah.
• Membuat record baru pada dimensi.
• Membuat suatu atribut alternatif untuk menampung nilai yang baru.
a) Direct Cutover
Target date
Old system
New system
cutover cepat tetapi bukan berarti pendekatan ini tidak akan timbul masalah.
Bisa di bayangkan pendekatan ini seperti berjalan di tali tanpa tali pengaman.
Memang mungkin kita akan lebih bisa mencapai ke ujung tali berikut nya
secara cepat, tetapi bukan tanpa resiko yang besar. Kemudian, mungkin tidak
akan jalan mundur nya setelah sistem lama dimatikan dan sistem baru
dinyalakan. Dan hasilnya, perusahaan akan mengalami penundaan besar,
kostumer dan user yang frustasi, kehilangan pendapatan, dan deadline yang
terlewatkan. Tekanan akan memastikan bahwa semua akan berjalan dengan
lancer atau menghadapi kostumer atau user yang marah atau stakeholder
akan membuat proyek team mengalami stress yang sangat besar.
b) Parallel
Target date
Old system
New system
c) Phased
Target date Target date Target date
Old system
New system
memasang komponen jurnal umum, lalu akun hutang, dan akun piutang dan
seterusnya.
Pendekatan phased mungking akan cocok pada saat pengenalan
software system yang baru kepada beberapa bagian dari perusahaan. Ketika
melakukan upgrage OS, IT department bisa melakukan upgrage dari
departemen ke departemen berdasarkan schedule yang sudah disebarkan.
Dalam hal ini, tanggal target setiap departemen akan memungkinkan
departemen untuk merencanakan sesuai schedule tersebut. Pendekatan
phased ini akan memungkinkan tim proyek belajar dari pengalaman selama
implementasi awal agar untuk implementasi berikut nya akan bisa berjalan
dengan mulus. Dan bisa juga untuk tim proyek melakukan development
produk atau sistem menggunakan Agile, akan bisa secara berjalan
menambahkan fitur produk atau penambahan fungsional untuk setiap
pelepasan produk berikutnya.
Meskipun pendekatan phased akan memakan lebih banyak waktu dari
pendekatan direct cutover, ini mungkin akan lebih kurang beresiko and akan
jauh lebih mudah untuk dikelola.
Two-Layer Architecture
Requirement untuk pemisahan memainkan peran mendasar dalam
menentukan arsitektur khas untuk sistem data warehouse. Meskipun biasanya
disebut two-layer architecture untuk menyoroti pemisahan antara sumber
fisik dan gudang data yang sebenarnya, sebenarnya terdiri dari empat tahap
arus data berikut:
1. Source layer sistem data warehouse menggunakan sumber data yang
heterogen. Data tersebut awalnya disimpan ke database relasional
perusahaan atau database legacy1, atau mungkin berasal dari sistem
informasi di luar tembok perusahaan.
2. Data staging data yang disimpan ke sumber harus diekstraksi,
dibersihkan untuk menghilangkan inkonsistensi dan mengisi kesenjangan,
dan terintegrasi untuk menggabungkan sumber heterogen menjadi satu
skema umum. Alat yang disebut Extract, Transform, and Load (ETL)
dapat menggabungkan skema heterogen, mengekstrak, mengubah,
membersihkan, memvalidasi, menyaring, dan memasukkan data sumber
ke dalam gudang data. Secara teknologis, tahap ini membahas masalah
yang khas untuk sistem informasi terdistribusi, seperti pengelolaan data
yang tidak konsisten dan struktur data yang tidak sesuai(Wang, 2008).
3. Data warehouse layer Informasi disimpan ke satu gudang tunggal yang
terpusat secara logic: gudang data. Gudang data dapat diakses secara
langsung, namun dapat juga digunakan sebagai sumber untuk membuat
data mart, yang sebagian mereplikasi konten gudang data dan dirancang
untuk departemen perusahaan tertentu. Meta-data Repository menyimpan
informasi tentang sumber, prosedur akses, pementasan data, pengguna,
data mart skema, dan sebagainya.
4. Analysisdata pada layer ini, data yang terintegrasi secara efisien dan
fleksibel diakses untuk menerbitkan laporan, menganalisis secara dinamis
informasi, dan mensimulasikan skenario bisnis hipotetis. Berbicara secara
teknologis, ia harus menampilkan navigator data agregat, pengoptimalan
kueri kompleks, dan GUI yang user-friendly.
35
Semua data disimpulkan. Data mart dapat dilihat sebagai gudang data
lokal kecil yang mereplikasi (dan menjumlahkan sebanyak mungkin) bagian
dari gudang data utama yang diperlukan untuk domain aplikasi
tertentu(Golfarelli & Rizzi, 2010). Daftar berikut merangkum semua manfaat
Two-layer architecture, di mana sebuah gudang data memisahkan sumber
dari aplikasi analisis(Wang, 2008):
1. Dalam sistem data warehouse, informasi berkualitas selalu tersedia,
walaupun akses ke sumber ditolak sementara untuk alasan teknis atau
organisasi.
2. Permintaan analisis gudang data tidak mempengaruhi pengelolaan
transaksi, keandalan yang sangat penting bagi perusahaan untuk bekerja
dengan baik pada tingkat operasional.
3. Gudang data terstruktur secara logis sesuai model multidimensional,
sedangkan sumber operasional umumnya didasarkan pada model
relasional atau semi-terstruktur.
36
Medium (M) Kebutuhan yang tidak harus dipenuhi, namun jika dipenuhi
akan memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap
proses bisnis yang sedang berjalan di PT. Berau Coal.
Low (L) Kebutuhan yang baik apabila dipenuhi oleh PT. Berau Coal ,
tetapi hanya memberikan nilai tambah terhadap proses bisnis
yang sedang berjalan
Gap (G) Software proses bisnis berjalan sama sekali tidak dapat memenuhi
user requirement pada PT.Berau Coal secara keseluruhan
Menurut Pol dan Paturkar (2011: 2), Fit/Gap Analysis (FGA) adalah
metodologi yang digunakan untuk membandingkan proses bisnis dengan
fungsi sistem dimana akan di lakukan evaluasi dan di urutkan prioritasnya
untuk melihat pencapaian apakah terjadi kecocokan (Fit) dan kesenjangan
(Gap).
Menurut (Bateson & Hoffman, 2011)dalam penggunaan Gapanalysis
dengan service quality, terdapat 5 quality perspective dari service quality
yaitu:
masih bisa di golongkan dalam lingkup acceptable level.Menurut (Jr, Brad, &
Casey , 2015) risiko adalah probabilitas bahwa ancaman akan berdampak
pada sumber informasi, tujuan Risk Management adalah untuk
mengidentifikasi, mengendalikan, dan meminimalisir dampak dari ancaman.
2.1.13 Metadata
Untuk mendokumentasikan makna dari data yang terdapat dalam
gudang data, disarankan untuk membuat struktur informasi spesifik, yang
dikenal sebagai metadata, yaitu data yang menjelaskan data. Metadata
menunjukkan untuk setiap atribut data warehouse sumber asli data, artinya
dan transformasi yang menjadi sasarannya. Dokumentasi yang disediakan
oleh metadata harus terus diperbarui, untuk merefleksikan modifikasi apapun
dalam struktur data warehouse. Dokumentasi harus dapat diakses langsung
oleh pengguna gudang data, idealnya melalui browser web, sesuai dengan
42
hak akses yang berkaitan dengan peran masing-masing analis. Secara khusus,
metadata harus melakukan tugas informatif berikut ini:
• Dokumentasi struktur gudang data: tata letak, pandangan logis, dimensi,
hierarki, data turunan, lokalisasi data mart;
• Dokumentasi silsilah data, diperoleh dengan memberi tag sumber data
dari mana data diekstraksi dan dengan menggambarkan transformasi yang
dilakukan pada data itu sendiri;
• Daftar yang menyimpan statistik penggunaan gudang data, dengan
menunjukkan berapa banyak akses ke lapangan atau pandangan logis
yang telah dilakukan;
• Dokumentasi tentang arti umum dari data warehouse sehubungan dengan
domain aplikasi, dengan memberikan definisi istilah yang digunakan, dan
sepenuhnya menggambarkan properti data, kepemilikan data dan
kebijakan pemuatan.(Vercellis, 2009).
Project Preparation
Kerangka pikiran pada penulisan ini merupakan dasar dari alur proses
bagaimana proyek ini akan dilaksanakan. Dimulai dari penentuan tim proyek yang
44
nanti nya akan terlibat mengerjakan proyek ini. Setelah proyek tim terbentuk maka
akan dilakukannya meeting yang akan membahas mengenai penentuan latar belakang
penulisan ini, tujuan, ruang lingkup, dan metode penelitian yang akan digunakan
nantinya. Selanjutnya adalah pengumpulan userrequirement untuk penelitian ini.
Pengumpulan requirement ini dilakukan dengan observasi dan interview dengan
narasumber yang bersangkutan dengan proses reporting tersebut. Setelah
requirement telah dikumpulkan maka selanjutnya adalah menganalisa sistem
reporting yang berjalan sebelumnya pada PT Berau Coal. setelah dianalisa maka
sudah dapat diidentifikasi permasalahan yang ada pada sistem tersebut. Setelah
ditemukannya permasalahan yang ada pada sistem reporting tersebut maka akan
dilakukannya analisa solusi alternatif dan pemlihan solusi dari permasalahan
tersebut. Selanjutnya tahapan blueprint menggunakan metode fit gap analysis. Fit
gap analysis dilakukan untuk mengetahuimengenai kondisi sebenarnya yang sedang
berjalan di perusahaan tersebut, yang bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui
apakah proses bisnis yang mereka lakukan sudah berjalan secara optimal untuk
memaksimalkan kinerja dari perusahaan. Setelah melakukan analisa fit gap maka
maka akan dilanjutkan ke tahap perancangan sistem to be berdasarkan fit gap yang
telah dilakukan.