Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATEMATIKA TERAPAN TEKNIK ONLINE

MERANGKUM MATERI “ DIFERENSIASI VEKTOR “

NAMA ANGGOTA : 1. Vivian Lim ( 545200003 )


2. Christian Valerie ( 545200020 )
3. Ambrosius Milano ( 545200043 )
4. Alyssa Felicia ( 545200048 )
PROGRAM STUDI : Teknik Industri
NAMA DOSEN : Carla Olyvia Doaly S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2020
DIFERENSIASI VEKTOR

TURUNAN BIASA DARI VEKTOR. Misalkan R (u) debuah


vektor yang bergantung pada sebuah variabel skalar

Δ R R (u+ Δ u ) −R (u)
tanggal u. Maka = , dimana Δ u
Δu Δu
menunjukan suatu pertambahan dalam u (lihat gambar disamping).

Turunan biasa dari vektor R(u) terhadap skalar u diberikan oleh

lim Δ R lim R ( u+ Δ u )−R(u)


d R Δu→ 0
= = Δu→ 0
du Δu Δu

Jika limitnya ada.

dR
Karena adalah sebuah vektor yang bergantung pada u, kita dapat meninjau turunannya terhadap u
du

d2 R
Jika turunannya ini ada, dinyatakan oleh Dengan cara yang sama dibahas turunan dengan orde lebih
d u2
tinggi

KURVA-KURVA RUANG. Bila R(u) adalah vektor kedudukan r (u) yang menghubungkan titik asal O dari
suatu sistem koordinat dan sembarang titik (x.y.z) maka

r ( u )=x ( u ) i+ y ( u ) j + z ( u ) k

dan spesifikasi fungsi vektor r(u) mendefinisikan x,y, dan z sebagai fungsi-fungsi dari u.

Bila u berubah, titik terminal r menggambarkan sebuah


kurva ruang yang memiiki persamaan persamaan
parameter

x=x (u ) , y = y ( u ) , z=(u)

Δr r ( u+ Δ u )−r (u)
Maka = adalah
Δu Δu

Sebuah vektor yang searah dengan r (gambar di


Δ
samping)

1
lim Δr
Jika Δu →0 dr ada, maka limitnya akan berupa sebuah vektor yang searah dengan arah garis singgung
=
Δu du
pada kurva ruang (x,y,z) dan diberikan oleh

dr dx dy dz
= i+ j+ k
du du du du

dr
Bila u adalah waktu t, maka menyatakan kecepatan V yang mana dengannya titik terminal dari r
du

dv d 2 r
menggambarkan kurvanya. Dengan cara yang sama, = menyatakan percepatan a sepanjang kurva
dt d t 2

KONTINUITAS DIEFERENSIABILITAS, sebuah fungsi skalar lim ¿


∅ (u) disebut kontinu di u jika Δu→ 0

ϕ ( u+ Δu )−ϕ ( u ) . Ekivalen dengan ini, ϕ (u) kontinu di u jika untuk setiap bilangan positif ∈ jika dapat
memperolehbilangan positif δ sehingga

|ϕ ( u+ Δu ) −ϕ ( u )|<∈ apabila | Δu|<δ


Sebuah fungsi vektor R (u) = R1(u)i + R2(u)j + R3(u)k disebut kontinu di jika u ketiga fungsi skalar R1(u),

R2(u) dan R3(u) kontinu di u atau jika lim lim R ( u+ Δu )−R(u) Ekivalen dengan ini R (u) kontinu
Δu→ 0

Di u jika untuk setiap bilangan positif ∈ kita dapat menemukan bilangan positif δ sehingga

|R ( u+ Δu )−R ( u )|< ∈ apabila | Δu|<δ


Sebuah fungsi vektor atau skalar dari u disebut diferensiabel berorde n jika turunan ke - n - nya ada.
Sebuah fungsi yang dilerensiabel haruslah kontinu tetapi sebatiknya tidak berlaku. Bila tidak ada pernyataan
lainnya, maka kita menganggap bahrva semua lungsi yang ditinjau adalah diferensiabel hingga otde yang
diperlukan dalam pembahasan.

RUMUS DIFERENSIASI. Jika A, B dan C adalah fungsi-fungsi vektor dari sebuah skalar z yang
diferensiabel dan ϕ sebuah fungsi skalar dari u yang diferensiabel, maka

d d A dB
1. ( A + B) = +
du du du
d dB d A
2. (A ∙ B) = A ∙ + ∙B
du du du

2
d dB d A
3. ( A × B) = A × + × B
du du du
d d A dϕ
4. (ϕ A) = ϕ + A
du du du
d dC dB dA
5. ( A ∙ B ×C) = A ∙ B × +A ×C + ∙ B ×C
du du du du
d dC dB dA
6.
du
( A ×(B ×C )) = A × B×
du (
+ A ×(
du )
×C)+
du
(B ×C )

TURUNAN PARSIAL DARI VEKTOR-VEKTOR. Jika A adalah sehuah vektor yang bergantung pada lcbih
daripada satu variabcl skalar, katakan x,y,z misalnya, rnaka kita tuliskan A = A (x, y. z). Turunan parsial dari A
tcrh:dap r didefinisikan sebagai

lim A ( x + Δx , y , z )− A ( x , y , z )
∂ A Δu →0
=
∂x Δx

lim A ( x , y + Δy , z )− A ( x , y , z)
Jika limitnya ada begitupula, ∂ A Δu →0
=
∂x Δx

lim A ( x , y , z+ Δz )− A (x , y , z)
∂ A Δu →0
=
∂x Δx

Adalah masing masing turunan parsial dari A terhadap y dan z jika limitnya ada

Pernyataan kontinuitas dan diferensiabilitas untuk fungsi-tungsi dari satu variabel dapat diperluas bagi

fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel. Misalnya,Φ ( x , y ) dikatakan kontinu di (x,y) jika

lim ϕ(x + Δx , y +¿ Δy)=ϕ ( x , y ) ,¿


Δx → 0
Δ y→ 0

Atau bila untuk setiap bilangan positif ∈kita dapat menemukan bilangan positif δ sehingga
¿ ϕ ( x + Δx , y + Δy ) −ϕ( x , y)∨¿∈ apabila | Δx|<δ dan| Δy|<δ . Definisi yang sama berlaku pula untuk
fungsi-fungsi vektor.

Untuk fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel kita pergunakan istilah diferensiabel (differensiablei)
dengan pengertian bahwa fungsinya menriliki turunan-turunan parsial pertama yang kontinu. (lstilah ini
dipergunakan oleh yang lainnya dalam pengertian yang agak lebih lunak).

Turunan-turunan yang lebih tinggi dapat didefinisikan seperti dalam kalkulus. Jadi, misalnya,

3
∂2 A ∂ ∂ A ∂2 A ∂ ∂ A ∂2 A ∂ ∂ A
= , = ( ) , =
∂ x2 ∂ x ∂ x ∂ y2 ∂ y ∂ y ∂ z2 ∂ z ∂ z ( ) ( )
∂2 A ∂ ∂A ∂2 A ∂ ∂A ∂2 A ∂ ∂2 A
= , ( )
= , =
∂ x ∂ y ∂ x ∂ y ∂ y ∂ x ∂ y ∂ x ∂ x ∂ z2 ∂ x ∂ z2( ) ( )
Jika A memiliki sekurang-kurangnya turunan-turunan parsial orde kedua yang kontinu. Maka

∂2 A ∂2 A
=
∂x ∂ y ∂ y ∂ x

yakni urutan dilerensiasinya tidaklah menjadi persoalan.

Aturan-aturan untuk turunan parsial dari vektor-vektor mirip dengan yang-dipergunakan dalam
kalkulus elementer dari fungsi-fungsi skalar. Jadi jika A dan B adalah fungsi-fungsi dari x, y. z mzka, misalnya,

∂ ∂B ∂ A
1. ( A ∙ B) = A∙ + ∙B
∂x ∂x ∂x
∂ ∂B ∂ A
2. ( A × B) = A× + × B
∂x ∂ x ∂x
∂2 ∂ ∂ ∂ ∂B ∂A
3.
∂ y∂ x
( A × B) = {
∂y ∂x
( A ∙ B) = }
∂y
{ A∙ +
∂x ∂x
∙ B}

∂2 B ∂ A ∂ B ∂ A ∂ B ∂2 B
= A∙ + ∙ + ∙ + ∙ B ,dan seterusnya
∂ y ∂x ∂ y ∂ x ∂ x ∂ y ∂ y ∂ x

DIFERENSIAL DARI VEKTOR-VEKTOR mengikuti aturan-aturan yang mirip dengan yang dari kalkulus
elenrenter, Misalnya,

1. Jika A = A1i + A2j + A3k, maka dA = dA1i + dA2j + dA3k


2. d(A ∙ B) = A∙dB + dA∙B
3. d(A × B) = A × dB + dA × B
∂A ∂A ∂A
4. jika A = A(x,y,z), maka dA = dx + dy + dz , dst
∂x ∂y ∂z

GEOMETRI DIFERENSIAL menyangkut studi terhadap kurva-kurva ruang dan permukaan-permukaan.

dr
Bila C adalah sebuah kurva ruang yang didefinisikan oleh kurva r (u), maka kita telah melihat bahwa
du
adalah sebuah vektor yang searah dengan garis-singgung pada C, Jika skalar u diambil sebagai sebuah panjang

dr
busur s yang diukur dari suatu titik pada C maka adalah sebuah
ds
vektor singgung satuan pada C dan dinyatakan dengan T (lihat
gambar dibawah). Laju perubahan T terhahap s adalah ukuran dari

4
dT dT
kelengkungan C dan diberikan oieh Arah dari pada sebatang titik pada C adalah normal terhadap
ds ds
kurva pada titik tersebut (lihat Soal 9). Jika N adalah sebuah vektor satuan dalam arah normal ini, maka ia

dT
disebut normal utama (prin' cipal normal)pada kurva jadi =κ N dimana k- disebut kelengkungan
ds
(Creature) dari C pada titik yang dispesifikasikan. Besaran disebut jejari kelengkungan ( radius of creature).

Vektor satuan B yang tegak-lurus pada bidang dari T dan N dan sedenrikian rupa sehingga

B=T × N, disebut binormal terhadap kurva. Dari sini diperoleh bah'uva T, N, B mernbentuk sebuah sistern
koordinat tegakIurus tangan-kanan lokal pada sebarang titik dari C. Sistem koordinat ini disebut trihedral
alautriad pada titik yang ditinjau. Bila s berubah, maka sistem koordinatnya bergerak dan dikenal sebagai
trihedral bergerak.

Himpunan relasi-relasi yang mengandung turunan-turunan dari vektor-vektor fundamental T, N dan B


secara kolektil dikenal sebagai rumus Frenet - Serret yang diberikan oleh

dT dN dB
=kN , =τ B−κ T , =−τ N
ds ds ds

1
di mana r adalah sebuah skalar yang disebut torsi (torsion). Besaran σ = disebut jejari torsi (radius of torsion)
τ

Bidang osktlasi (osculating plane) pada sebuah kurva dititik P adalah bidang yang rnengSndung vektor
satuansing,gungdannorrnal utarnadiP. BidangnormaladalahbidangyangnlelaluiPdantegak-lurusvektorsatuan
singgung. Bidang yang meralat (rectifying plure) adalah bidang yang meialui P dan tegak-lurus normal utama.

MEKANIKA menyangkut studi terhadap gerak partikel sepanjang kutva-kurva, studi ini dikenal sebagai
kinematika. Dalarn hubungan ini beberapa hasil dari geometri diferensial dapat mempunyai arti.

Studi terhadap gaya-gaya pada obyek-obyek yang bergerak ditinjau dalam dinamika. Yang mendasar
dalam studi ini adalah hukunr Nervton yang terkenal yang menyatakan bahwa jika F adalah gaya total yang
bekerja pada sebuah obyek bermassa m yan1 bergerak dengan kecepatan v, maka

d
F= (mV )
dt

dv
di mana mv adalah momentum dari obyek. Jika rn konstan, maka rumus ini menjadi F=m =ma dimana a
dt
adalah percepatan objek.

SOAL DAN PEMBAHASAN

5
1. jika R(u) = x(u)i + y(u)j + z(u)k, dimana x, y, dan z fungsi fungsi diferensiasiabel dari sebuah skalar u, buktikan

d R dx dy dz
bahwa = i+ j+ k
du du du du

lim R (u+ Δ u ) −R (u)


dR Δu→ 0
=
du Δu

= lim [ x ( u+ Δ u ) i+ y ( u+ Δu ) j+ z ( u+ Δ u ) k ]−¿ ¿
Δu→ 0

lim x ( u+ Δu )−x (u)


= Δu →0 y ( u+ Δu )− y (u) z ( u+ Δu )−z (u)
i+ j+ k
Δu Δu Δu

dx dy dz
= i+ j+ k
du du du

dR d2 R ⅆR d2 R
2. Diketahui R = sin t i + cos t j + tk, Carilah (a)
dt
, (b)
dt 2
, ( c ) | | | |
ⅆt
,(d )
ⅆt
2

dR d d d
(a) = ( sin t ) i+ ( cos t ) j+ ( t ) k =cos i−sin j+ k
dt dt dt dt
d 2 R d dR d
(b) = ( )= ¿
dt 2
dt dt dt

(c) |ⅆRⅆt |= ¿ ¿ ¿

d2 R √
(d)
| |
ⅆt2
= ¿¿ ¿ = 1

3. Sebuah partikel bergerak sepanjang sebuah kurva yang persamaan parameternya adalah x = e –t , y = 2 cos 3t, z =
2 sin 3t, dimana t adalah waktu.

(a) Tentukan kece[atan dan percepatannya pada sebatang saat


Vektor kedudukan r dari partikel r = xi + yj + zk = e –t i + 2cos 3t j + 2 sin 3t k
dr
Maka kecepatannya v= =¿e –t i - 6 sin 3t j + 6 cos 3t k
dt
d2r
Dan percepatannya a= =¿ e –t i - 18 sin 3t j + 18 cos 3t k
dt 2

(b) Carilah besar dari kecepatan dan percepatanpada t = 0

6
Besarnya kecepatan pada t = 0 adalah √(1)2+(6)2= √37
Besarnya percepatan pada t = 0 adalah √ (1)2+(−18)2= √ 325

4. Sebuah partikel bergerak sepanjang kurva dimana t adalah waktu. Carilah komponen- komponem kecepatan dan
percepatannya pada saat t = 1 dalam arah i – 3j + 2k.

dr d
Kecepatan = = [2t 2 i+ ( t 2−4 t ) j+ ( 3t−5 ) k ]
dt dt
¿ 4 t i+ ( 2t – 4 ) j+3 k=4 i – 2 j+3 k padat=1
1−3 j+ 2 k i−3 j−2 k
Vektor satuan dalam arah i – 3j + 2k adalah 2
=
2
√(1) +(−3 ) +(2) 2
√ 14
maka komponen kecepatan dalam arah yang diberikan adalah
( 4 i−2 j −2 k ) ∙( i−3 j+2 k ) (4) ( 1 ) −(−2 )(−3 )+(3)(2) 16 8 √ 14
= = =
√ 14 √14 √ 14 7
d 2 r d dr d
percepatan = = ( ) = [ 4 t + ( 2 t−4 ) j+ 3 k ] =4 i+ 2 j+ 0 k
dt 2
dt dt dt

maka komponen percepatan pada arah yang diberikan adalah


( 4 i+2 j+0 k ) ∙(i−3 j+2 k ) ( 4 )( 1 )− ( 2 )(−3 ) +(0)(2) −2 √ 14
= = =
√ 14 √ 14 √ 14 7

5. Kurva C ditentukan oleh persamaan parameter x = x (s), y = y (s), z = z (s), dimana s adalah arepanjang C diukur
dari titik tetap di C. Jika r adalah vektor posisi dari setiap titik di C, tunjukkanbahwa dr / ds adalah vektor satuan
yang bersinggungan dengan C.

dr d dx dy dz
Vektor = (xi + yj + zk) = i+ j+ k bersinggungan dengan kurva x = x (s), y = y (s), z = z (s).
ds ds ds ds ds
Untuk menunjukkan bahwa ia memiliki besaran satuan, kami mencatatnya

dr (dx )2+(dy )2+(dz )2


| |
ds
= √¿ ¿ =
√ (ds)2
=1

Sejak (ds )2 = (dx )2 + (dy )2 + (dz )2 dari kalkulus.

6. (a) Tentukan vektor singgung satuan ke titik mana pun pada kurva x = t 2 + 1, y = 4t – 3, z = 2 t 2 – 6t.

(b) Tentukan satuan tangen pada titik di mana t = 2.

Vektor bersinggungan dengan kurva pada titik mana pun

dr d 2
= [ (r +1 i+ ( 4 t−3 ) j +2 t 2−6 t )k ] = 2t I + 4j + (4t – 6)k
dt dt

7
Besarnya vector adalah |drdt | √(2 t) +( 4) +( 4 t−6)
= 2 2 2
.

2t i+ 4 j+ ( 4 t−6 ) k
Maka vektor tangen satuan yang dibutuhkan adalahT =
√(2 t)2+(4)2+(4 t−6)2
dr ds dr /dt dr
Perhatikan itu sejak | |
=
dt dt
,T= =
ds /dt ds
.

4 i +4 j+2 k 2 2 1
Di t = 2, vektor singgung satuan adalahT = 2 2 2 = i + j = k.
√(4 ) +(4 ) +(2) 3 3 3

7. Jika A dan B adalah fungsi terdiferensiasi dari skalar u, buktikan:

d d B dA d d B dA
(a) (A . B) = A . + . B, (b) (A x B) = A x + xB
du du du du du du

d lim ( A+ Δ A ) . ( B+ ΔB )− A . B
a) ( A . B ) = Δu−0
du Δu
lim A . ΔB+ ΔA . B+ ΔA . ΔB
= Δu−0
Δu

= lim ¿A . Δ B + ΔA . B+ ΔA . ΔB = A . d B + d A . B
Δu−0 Δ u Δu Δu du du
Metode lainnya .biarkan A = A 1 i + A 2 j + A 3 k . B = B1 i + B 2 j + B 3 k .

d d
Lalu ( A . B )= ( A B + A B + A3 B 3)
du du 1 1 2 2
d B2 d B3 d A1 d A2 d A3 dB d A
= ¿¿ + A2 + A3 )+( B1 + B2 + B 3) = A . + .
du du du du du du du

d lim ( A+ Δ A ) x ( B + Δ B )= A x B
b) ( A x B ) = Δu−0
du Δu
lim A x ΔB+ Δ A x B+ Δ A x Δ B
= Δu−0
Δu

= lim ¿A x Δ B + Δ A x B + Δ A x Δ B = A x d B + d A x B
Δu−0 Δu Δu Δu du du
Metode lainnya.

8
i j k
d
du
( Ax B ) =
d d
du du
A1

B1
| d A2
du
B2
d A3
du
B3
|
Menggunakan teorema tentang diferensiasi determinan, ini menjadi

i j k i j k

| A1
d B1
du
A2
d B2
du
A3
d B3
du
+
||
d A1
du
B1
d A2
du
B2
d A3
du
B3
|=Ax
dB d A
du
+
du
xB

d d d
8. Jika A = 5 t 2 i + tj - t 3 k dan B= sin t i – cos t j, cari (a) (A . B), (b) ( Ax B ), (c) ( A x A ).
dt dt dt
a) A . B = 5 t 2 sin t – t cos t. lalu

d d
(A . B) = (5 t 2 sin t – t cos t) = ¿ cos t + 10t sin t + t sin t – cos t
dt dt
= (5 t 2 – 1) cos t + 11t sin t

i j k
b) A x B = 5t 2

| t
|
−t 3 = −t 3 cos t i - t 3 sin t j + (−5 t 2 cos t – t sin t)k
cos t sin t 0

d
Kemudian ( A x B ) = (t 3 sin t - 3 t 2 cos t) I – (t 3cos t + 3 t 2 sin t)j + ¿ ¿ sin t – 11t cos t – sin t)k
dt

d dA dA dA
c) (A . A) = A x + . A = 2A .
dt dt dt dt
= 2 ¿ ¿ + tj - t 3k = 100 t 3 + 2t + 6 t 5

9. Jika A memiliki besaran konstan tunjukkan bahwa A dan dA / dt diberikan tegak lurus |d A/dt |= 0 Karena A
memiliki besaran konstan, A . A = konstanta.

d dA dA dA
Kemudian (A . A)= A x + . A = 2A . = 0.
dt dt dt dt

dA dA dA
Kemudian A x
dt
= 0dan A tegak lurus dengan
dt
yang disediakan
dt
= 0. | |

9
d dC dB dA
10. Buktikan (A . B x C) = A . B +A. xC + . B x C, dimanaA,B,C dapat dibedakanfungsi skalar
du du du du
u.

d d dA
Menurut Masalah 7 (a) dan 7 (b), A .(Bx C ) = A . (B x C) + . (B x C)
du du du

dC dB dA
=A.
[ Bx +
du du
xC + ]
du
.BxC

dC dB dA
=A.Bx +A. xC + .BxC
du du du

d d V d2V
11. Hitunglah (V . x ).
dt dt dt 2

d d V d2V d V d3V d2V d2V d V d V d2V


Dengan masalah 10, (V . x ) = V . x + x + . x
dt dt dt 2 dt dt 3 dt 2 dt 2 dt dt dt 2

d V d3V d V d3V
=V. x + 0 + 0 = V . x
dt dt 3 dt dt 3

12. Sebuah partikel bergerak sehingga vektor posisinya diberikan oleh r = cos ω t i + sin ω t j dimana cv adalah
sebuah konstanta. Tunjukkan bahwa (a) kecepatan v partikel tegak lurus terhadap r, (b) percepatan a adalah
diarahkan ke asal dan besarnya sebanding dengan jarak dari asal, (c) r × v =vektor konstan.

dr
a) V= = -ω sin ωt I + ω cos ωt j
dt
Kemudian r . v = [ cos ωt i+ sin ωt j ] . [ −ω sin ωt i+ ω cos ω j ]
= (cos ωt) (-ω sin ωt) + (sin ωt) (ω cos ωt) = 0

Jadi r dan v tegak lurus.

d 2 r dv
b) = = −ω 2 cos ωt i - ω 2 sin ωt j
dt 2 dt
= −ω 2 [ cos ωt i+ sin ωt j ] = −ω 2 r
Jadi percepatannya berlawanan dengan arah r, yaitu diarahkan ke titik asal. Nyabesarnya sebanding dengan I r I
yang merupakan jarak dari asal.

c) r x v = [ cos ωt i+ sin ωt j ] x [ −ω sin ωt i+ ω cos ωt j ]

10
i j k
=
|cos ωt
−ω sin ωt ω cos ωt 0 |
sin ωt 0 = ω (cos 2 ωt +sin 2 ωt ¿ k=ω k ,vekttor konstan

Secara fisik, gerak adalah gerak partikel yang bergerak pada keliling lingkaran dengan konstanta kecepatan
sudut w. Percepatan yang diarahkan ke pusat lingkaran adalah percepatan sentripetal.

d2 B d2 A d dB d A
13. Buktikan : A x - = (A x - x B)
dt 2
dt 2
dt dt dt

d dB d A d dB d A
(A x - x B) = (A x - x B)
dt dt dt dt dt dt

d2 B d A d B d A d B d2 B d2 B d2 B
=Ax
dt 2
+
dt
x
dt
-
dt
x +
[
dt dt 2
xB =Ax 2 - 2 xB
dt dt ]
dA dA
14. Perlihatkan bahwa A x =Ax
dt dt

A1 i + A2 j + A3 k . Kemudian A= A 2 + A 2 + A 2 .
Biarkan A =
1 √ 2 3
dA 1 2 2 2
−1
d A1 d A2 3
= ( A + A + A ¿ 2 ( 2 A1 + 2 A2 + 2 A3 )
dt 2 1 2 3 dt dt dt

d A1 d A2 d A3
A1 + A2 + A3 dA
dt dt dt = A x dA dA dA
= dt . i.e A x Ax =Ax .
2 2 2 dt dt dt
(A +A +A ) A
1 2 3

15. Jika A = (2 x 2 y −x 4 ¿ 1 + (e xy − y sin x) j + (x2 cos y) k, carilah


2 2 2 2
ƏA ƏA Ə A Ə A Ə A Ə A
, , 2
, 2
, , .
Ə x Ə y Ə x Ə y Ə xƏ y Ə yƏ x

ƏA Ə
= ( 2 x 2 y−x 4 ) 1+ Ə ¿sin x) j + Ə ¿cos y) k
Əx Əx Əx Əx
= (4xy – 4 x 3 ¿ i + ( ye xy − y cos x) j + 2x cos y k

ƏA Ə
= ( 2 x 2 y −x 4 ) i+ Ə ¿) j + Ə ¿ k
Əy Əy Əy Əy
= 2 x 2 i + ( xe xy −sin x ¿ ¿ j−x 2 sin yk

11
Ə2 A Ə
= ( 4 xy−4 x 3 ) i+ Ə ¿
Ə x2 Əx Əx

¿ ( 4 y−12 x 2) i+¿

Ə2 A Ə ( 2 ) Ə
2
= 2 x i+ ¿
Əy Ə y Ə y

¿ 0+ x 2 e xy j−x 2 cos y k=x 2 e xy j−x 2 cos y k

Ə2 A Ə ƏA Ə
= =
Ə xƏ y Ə x Ə y Ə y
¿ ( )
¿ 4 x i+ ¿

Ə2 A Ə ƏA Ə ( Ə
= =
Ə yƏx Ə y Ə y Əx ( )
4 xy −4 x 3 ) i+
Əx
¿

¿ 4 x i+ ¿

Ə2 A Ə 2 A yakni urutan diferensiasi tidak dipermasalahkan. Hal ini pada


Perhatikan bahwa = ,
Ə y Ə x Ə xƏ y
umumnya berlaku apabila A memiliki sekurang-kurangnya turunan-turunan parsial orde kedua yang kontinu.

Ə3
16. Jika Ø (x, y, z) = ( xy 2 z ) dan A = 2
xz i−xy j+ yz 2
k , carilah ¿A) pada titik (2, -1, 1).
Ə x2 Ə z
2 Ə
ØA = ( xy z ¿ ( xz i−xy 2 j+ yz 2 k ) =x 2 y 2 z 2 I −x2 y 2 z j+ xy 3 z 3 k (Ø A)
Əz

Ə ( 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 4 3 2 Ə2 (
¿ x y z i−x y z j+ xz z k ) =2 x y z i−x y j+3 xy z k Ø A)
Əz Ə xƏ z

Ə ( 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 2 Ə3 (
¿ x y z i−x y j+ 3 xy z k )=4 xy z i−2 xy j+3 y z k Ø A)
Əx Ə x2 Ə z
Ə
¿ ( 4 xy 2 z i−2 xy 4 j+ 3 y3 z 2 k )=4 y 2 z i−2 y 4 j
Əx
Jika x = 2, y = -1, z = 1 ini menjadi ¿ (1) i – 2(−1 ¿ ¿4 j = 4i – 2j.

17. Misalkan F bergantung pada x, y, z, t di mana x, y, dan bergantung pada t. Buktikan bahwa

d F Ə F Ə F dx Ə F dy Ə F dy Ə F dz
= + + + +
dt Ə t Ə x dt Ə y dt Ə y dt Ə z dt
Di bawah anggapan diferensiabilitas yang sesuai.

12
Misalkan bahwa F = F 1 ( x , y , z , t ) I + F 2(x , y , z , t) j + F 3( x , y , z , t) k. Maka

dF = d F1 I + d F2 j + d F3 k

Ə F1 Ə F1 Ə F1 Ə F1 Ə F2 Ə F2 Ə F2 Ə F2
=
[ Ət
dt +
Əx
dx +
Əy
dy +
Əz
dz i+
Ət
dt +][
Əx
dx+
Əy
dy +
Əz
dz j ]
Ə F3 Ə F3 Ə F3 Ə F3
+
[ Ət
dt+
Əx
dx +
Əy
dy+
Əz
dz k ]
Ə F1 Ə F2 Ə F3 Ə F1 Ə F2 Ə F3 Ə F 1 Ə F2 Ə F 3
=
( Ət
i+
Ət
j+
Ət ) (
k dt+
Əx
i+
Əx
j+
Əx
k dx +
Əy
i+
Əy
j+
Əy
k dy ) ( )
+
( ƏƏFz i+ ƏƏFz j+ ƏƏFz k ) dz
1 2 3

ƏF ƏF ƏF ƏF
= dt + dx+ dy + dz
Ət Əx Əy Əz
d F Ə F Ə F dx Ə F dy Ə F
dan dengan demikian = + + + dz .
dt Ə t Ə x dt Ə y dt Ə z

GEOMETRI DIFERENSIAL

dT dN
18. Buktikan rumus Frenet-Seret ( a ) =k N , ( b )−t N , ( c ) =t B−k T .
ds ds
dT dT
( a ) Karena T . T = 1, maka dari Soal didapatkan bahwa T . =0, yang berarti tegak lurus. Jika N
ds ds
dT dT
sebuah vektor satuan dalam arah , maka = kN. Kita menyebut N normal utama, K kelengkungan danp
ds ds
= I/K jejari kelengkungan.

dB d N dT dN dN
( b ) Misalkan B = T x N , maka =T x + x N =T x + k N x N =T x
ds ds ds ds ds

dB dN dB
Maka T . =T . T × =0 ,jadi T tegak lurus tetapi dari B . B=1 kita dapatkan
ds ds ds
dB dB
Bahwa B. =0 (soal 9), jadi tegak-lurus B dan terletak dalam bidang dari T dan N
ds ds
dB
Karena terletak dalam bidang dari T dan N dan agak tegak-lurus T , maka ia haruslah
ds

13
dB
Sejajar N ; maka =−τN . Kita menyebut B binormal, τ torsi ,dan σ =1/τ jejar-torsi
ds

(c) Karena T , N , B membentuk suatu system tangan kanan, maka demikian pula N , B , dan, yakni
N=B ×T .
dN dT dB
Maka =B × + × T =B × kN−τN × T =−kT +τB =τB−kT
ds ds ds

19. Buatlah sketsa kurva ruang x = 3 cos t , y = 3 sin t , z = 4t


dan carilah (a) vektor singgung satuan T, (b) normal utama
N , kelengkungan k dan jejari kelengkungan p, (c) binormal
B , torsi τ dan jejari torsi σ .

Kurva ruanganya adalah heliks lingkaran (lihat gambar


z
disamping). Karena t= , persamaan kurvanya adalah
4

x=3 cos ( 4z ) , y=3 sin ( 4z ) jadi dengan demikran

terletak pada permukaan silinder x 2+ y 2=9


(a) Vektor kedudukan dari seberang titik
pada kurva adalah

r =3 cos t i+3 sin t j+ 4 t k


dr
Maka =−3 sin t i+3 cos t j+ 4 k
dt

ds dr dr dr
=
dt dt
= | |√
. =√ ¿ ¿
dt dt
dr dr /dt −3 3 4
Jadi t= = = sin t i+ cos t j+ k .
ds ds /dt 5 5 5

dT d −3 3 4 −3 3
(b) =
dt dt 5 (
sin t i+ cos t j+ k =
5 5 5 5 )
cos t i− sin t j

dT dT /dt −3 3
= = cos t i− sint j
ds ds /dt 25 25

dT dt
Karena
ds
=kN ,
dS | |
=|K||N|=K jadi K ≥0

Maka k = |dTdS |= ¿ ¿

dT 1 dT
Dari kN , Kita peroleh N= =−cos t i−sin t j
ds K ds

14
i j k
3
(c) B=T × N= − sint
5 |
−cos t
3
5
cos t
−sin t 0
|
4 4 4 3
= sin t i− cos t j+ k
5 5 5 5

dB 4 4 dB dB/ dt 4 4
= cos t i+ sin t j, = = cos t i+ sin t j
dt 5 5 ds ds /dt 25 25
−τ N =−τ ¿
20. Buktikan bahwa jejari kelengkungan dari kurva dengan persamaan parameter x=x ( s ) , y= y ( s ) , z=z (s)
2 2 2 −1 /2
d2 x d2 y d2 z
diberikan oleh ρ=
[( ) ( ) ( ) ]
ds2
+
ds2
+
ds2

Vektor kedudukan dari seberang titik pada kurva adalah r =x ( s ) i+ y ( s ) j + z ( s )k

dt dx dy dz dT d2 x d 2 y d 2 z
Maka T = = i+ j+ k dan = i+ 2 + 2 k .
ds ds ds ds ds ds2 ds ds
1
Dan hasilnya langsung diperoleh ρ=
K

dr d 2 r d3 r τ
21. Perlihatkan bahwa . × = .
ds ds 2 ds 3 ρ2

dr d 2 r dT d3r dN dk 2 dK
=T , 2 = =kN , 3 =k + N =kτB−k t + N
ds ds ds ds ds ds ds

dr d 2 r d3 r 2 dk
. 2 × 3 =T . kN ×(kτB−k T + N)
ds ds ds ds

dk τ
(
¿ T . k 2 τN × B−k 3 N ×T + k
ds )
N × N =T . ( k 2 τT +k 3 B )=k 2 τ= 2
ρ
Dengan mempergunakan hasil dari Soal 20, maka hasil diatas dapat dituliskan sebagai berikut

τ =¿
Di mana adanya tanda aksen menyatakan turunan terhadap s

2 2 3 carilah (a) kelengkungan (b) torsi


22. Diketahui kurva ruang x=t , y =t , z= t K, τ
3
2 2
(a) Vektor kedudukannya adalah r =t i+ t j+ t 3 k
3
dr
Maka =i+ 2t j+2 t 2 k
dt

15
ds dr dr dr
= | |√
dt dt
= . =√ ¿ ¿
dt dt

dr dr /dt i+2 tj+2 t 2 k


dan T= = = .
ds ds /dt 1+ 2t 2
2 2
dT ( 1+2 t ) ( 2 j+4 tk ) −( i+ 2tj+ 2t k ) ( 4 t )
=
dt ¿¿¿
2
Maka dT dT /dt −4 ti+ ( 2−4 t ) j+ 4 tk
= =
ds ds /dt ¿¿

dT dT
Karena
ds
=kN , k=
ds| |
= √(−4 t )2+ ¿¿ ¿

23. Carilah persamaan-persamaan dalam bentuk vektor dan koordinat tegak lurus untuk (a)

Vektor singgung satuan, (b) normal utama, (c) binormal terhadap kurva dari soal 22 pada

Dimana t=1

Misalkan T O , N O , BO menunjukkan vektor-vektor satu singgung, normal utama, dan binormal

Pada titik yang dikehendaki . Maka dari soal 22,

i+ 2 j+ 2k −2 i− j+2 k 2 i−2 j+k


T O= , N O= , BO =
3 3 3

Jika A adalah sebuah vektor yang diketahui sedangkan r o dan r berturut turut menunjukkan

Vektor kedudukan dari titik pangkal dan terminal rektor A, maka r −r o sejajar A dan dengan

Demikian persamaan untuk A adalah ( r −r o ) × A=0

Persamaan vektor singgung satuan ( r −r o ) ×T O=0

Persamaan normal utama ( r −r o ) × N O =0


Maka :
Persamaan binormal ( r −r O ) × BO =0

2
Dalam bentuk koordinat tegak-lurus dengan r =xi+ yj+ zk ,r O =i+ j+ k persamaan persamaan diatas
3
berturut menjadi

x−1 y −1 z−2 /3 x−1 y−1 z−2/3 x−1 y−1 z −2/3


= = , , = , = =
1 2 2 −2 −1 2 2 −2 1
Persamaan – persamaan ini dapat pula dituliskan dalam bentuk parameter (Soal 28,bab 1)

16
24. Carilah persamaan-persamaan dalam bentuk vektor dan koordinat tegak-lurus untuk (a) bidang

Oskulasi , (b) bidang normal , dan (c) bidang yang meralat terhadap kurva dari Soal 22 dan 23

pada titik dimana t=1

(a) Bidang oskulasi adalah bidang yang memuat vektor singgung satuan dan normal utama. Jika

r adalah vektor kedudukan dari seberang titik pada bidang ini dan r o vektor kedudukan dari titik

t=1 , maka r −r 0 tegak lurus BO, yang adalah binormal di titik t=1 ,yakni ( r −r O ) . B O=0
(b) bidang normal adalah bidang yang tegak-lurus vektor singgung di titik yang ditinjau. Maka

Persamaan yang dikehendaki adalah ( r −r O ) . T O =0

(c) bidang yang meralat adalah bidang yang yang tegak-lurus normal utama di titik yang ditinjau.

Persamaan yang dikehendaki adalah ( r −r o ) . N O=0

Dalam bentuk koordinat tegak-lurus persamaan persamaan (a), (b), dan (c) berturut turut

menjadi,

2 ( x−1 )−2 ( y−1 ) +1 z− ( 23 )=0


1 ( x−1 )+ 2 ( y −1 )+ 2 z−( 23 )=0
−2 ( x−1 )−1 ( y−1 ) +2 z− ( 23 )=0
Gambar di atas memperlihatkan bidang-bidang oskulasi, normal dan yang meralat terhadap

Kurva C di titik ρ .

25. (a) Perlihatkan bahwa persamaan r =r (u , v ) menyatakan sebuah permukaan

∂r ∂r
(b) Perlihatkan bahwa × menyatakan sebuah vektor yang normal terhadap permukaan
∂u ∂ v
(a) Jika u kita pandang berharga tetap, katakana uo , maka
Di atas.
r =r ( uo , v ) menyatakan sebuah kurva yang dapat dinyatakan
(c) Tentukan normal satuan terhadap permukaan berikut dimana α >0
oleh u=uo. Begitu pula u=u1 mendefisinikan kurva lainnya
r =a cos
r =ru(u
sin1 ,vvi+ a sin vdemikian,
) dengan j+a cos vbila
k u berubah maka r =r (u , v )
menyatakan sebuah kurva yang bergerak dalam ruang dan
menghasilkan sebuah permukaan S . Maka r =r (u , v )
menyatakan permukaan S yang dihasilkannya, seperti
diperlihatkan dalam gambar disamping .

Kurva-kurva u=uo ,u=u1 ,…. menyatakan kurva-kurva


17
tertentu pada permukaan. Begitu pula v=v o , v =v 1 ,… menyatakan
kurva kurva pada permukaaan .
(b) Pandang sebuah titik P yang memiliki koordinat-koordinat
(uO , vO ) pada permukaan S, Seperti diperlihatkan pada gambar di
∂r
bawah . Vektor di P diperoleh dengan menurunkanr terhadap
∂u
u, dimana dipertahankan v=konstan=v o. Dari teori kurva ruang
∂r
diperoleh Bahwa di P menyatakan sebuah vektor singgung
∂u
terhadap kurva v=v o di P seperti terlihat dalam gambar di

∂r
(c) =−a sin u sin v i+ a cos u sin v j
∂u
∂r
=a cos u cos v i+a sin u cos v j−a sin v|k
∂v

i j k
Maka
∂r ∂r
∂u ∂ v |
× = −a sin u sin v a cos u sin v 0
a cos u cos v a sin u cos v j −a sin v |
¿−a 2 cos u sin2 v i−a 2 sin u sin2 v j−a2 sin v cos v k
Menyatakan vektor normal terhadap permukaan di seberang titik (u , v )

∂ r ∂r ∂r ∂ r
Normal satuannya diperoleh dengan membagi ×
∂ u ∂v
dengan besarnya,
∂u ∂ v | |
× , yang diberikan

oleh

√ a 4 cos 2 u sin 4 v +a 4 sin2 u sin 4 v +a 4 sin 2 v cos 2 v


¿ √ a 4 ( cos2 u+sin2 u ) sin4 v + a4 sin2 v cos2 v

a2 sin v , jika sin v >0


4 2 2
¿ √ a sin v ( sin v+ cos v ) ¿2
{
−a2 sin v , jika sin v <0
Jadi terdapat dua buah normal satuan yang diberikan oleh

± (cos u sin v i + sin u sin v j + cos v k ) ¿ ± n

18
Perlu diperhatikan bahwa permukaan yang diberikan didefinisikan oleh x = a cos u sin v, y = a sin u sin v, z
= a cos v yang mana darinya terlihat bahwa x 2+ y 2+ z 2=a2 , yang adalah permukaan bola berjejari a. Karena
r ¿ a n, maka dari sini diperoleh:

n ¿ cos u sin v i + sin u sin v j + cos v k


yang adalah normal satuan berarah keluar ( outward drawn unit normal ) dari permukaan bola di titik ( u,v )

26. Carilah persamaan untuk bidang singgung terhadap permukaan z=x 2 + y 2 di titik (1,-1,2)
Misalkan x=u , y=v , z=u2 + v 2 adalah persamaan-persamaan parameter dari permukaan. Vektor
kedudukan dari seberang titik pada permukaan adalah

r =ui+ v j+ ( u2 +v 2 ) k
∂r ∂
Maka ¿ i+ 2u k=i+2 k , r ¿ j+2 v k = j−2 k di titik (1,-1,2), dimana u¿ 1 dan v=¿ −¿1.
∂u ∂v
Menurut soal nomor 25, normal n terhadap permukaan di titik ini adalah:

∂r ∂ r
n= × =¿( i+2 k ) × ( j−2 k ) ¿−2i+2 j+k
∂u ∂v

Vektor kedudukan dari titik (1,-1,2) adalah RO =i− j+2 k . Vektor kedudukan
dari seberang titik pada bidang adalah

R=x i+ y j+ z k

Maka dari gambar disamping, R−R O tegak lurus n dan persamaan bidang
yang dikehendaki adalah ( R−R O) ∙ n ¿∩ atau

MEKANIKA

27. Perlihatkan bahwa percepatan a dari sebuah partikel yang bergerak sepanjang sebuah kurva ruang dengan
kecepatan v diberikan oleh

dv + v 2
a ¿ T N
dt ρ
dimana T adalah sebarang vector singgung satuan terhadap kurva ruang, N vektor normal utama, dan ρ adalah
jejari kelengkungan.

Kecepatan v = besarnya v kali satuan singgung T atau v ¿ vT

dv d dv dT
Diferensiasikan, a ¿ = ( v T )= T +v
dt dt dt dt

19
d T d T ds ds vN
Tetapi dari soal 18 (a), = =K N =K v N=
dt ds dt dt ρ

dv vN dv v2
a ¿
dt
T +v
( )
ρ
= T+ N
dt ρ
Hasil ini memperlihatkan bahwa komponen percepatan dalam arah singgung terhadap lintasan adalah dv/dt dan
v 2 /ρ adalah dalam arah normal terhadap lintasan. Komponen percepatan terakhir ini seringkali disebut
percepatan sentripetal.

28. Bila r adalah vektor kedudukan dari sebuah partikel bermassa m relatif terhadap titik O dan F adalah gaya luar
pada partikel, maka r× F=M adalah torsi atau momen dari F terhadap O. Perlihatkan bahwa M¿dH/dt,
dimana H ¿ r × mv dan v adalah kecepatan partikel.

d
M ¿ r × F=r × ( mv) menurut buku Newton
dt
d d + dr
Tetapi (r × mv) ¿ r× ( mv) × mv
dt dt dt
d d
¿ r× ( mv) +¿ v × mv = r × (mv) +¿ 0
dt dt
d dH
Jadi M ¿ (r × mv) ¿
dt dt

Perhatikan bahwa hasil ini berlaku baik untuk m konstan atau tidak. H disebut momentum-sudut. Hasil ini
menyatakan bahwa laju perubahan momentum sudut terhadap waktu sama dengan torsi.

Hasil ini dapat diperluas dengan mudah untuk suatu system dari n-buah partikel yang masin-masingnya
memiliki massa m1, m2, …, mn dan vektor-vektor kedudukan r1, r2, …, rn dengan gaya-gaya luar F1, F2, …, Fn.
n n
Untuk hal ini, H ¿ ∑ mk r k × v k adalah momentum sudut total M ¿ ∑ r k × F k torsi total, dan hasilnya
k=1 k=1

dH
adalah M ¿ seperti yang sebelumnya.
dt

29. Seorang pengamat yang berada di titik asal O dari suatu system
koordinat x y z, mengamati sebuah vektor A ¿ A1i +¿ A2j +¿ A3k dan

dA1 dA 2
menghitung turunannya terhadap waktu sebagai i +¿ j +¿
dt dt

dA3
k. Kemudian, ia menyadari bahwa ia dan system koordinatnya
dt
sebenarnya sedang berotasi terhadap system koordinat X Y Z yang
berada dalam keadaan diam dengan titik asalnya juga di O. Ia lalu

20
dA dA
a) Jika
dt f |
dan
dt |
m
masing-masing menyatakan turunan terhadap waktu dari A terhadap system yang

diam dan yang bergera. Perlihatkanlah bahwa terdapat sebuah besaran vektor ω sehingga
dA dA
dt |
f
= |
dt m
+ω× A

b) Misalkan Df dan Dm masing-masing adalah symbol turunan terhadap waktu dalam system koordinat diam
dan yang bergerak. Perhatikan ekuivalen operator.
Df =Dm +ω x

a) Bagi pengamat diam, vektor-vektor satuan i, j, k sebenarnya berubah terhadap waktu. Oleh karena itu,
turunan terhadap waktu dari vektor A akan dihitungnya sebagai

d A d A1 d A2 d A3 di dj dk
1) ¿ i +¿ j +¿ k + A1 + A2 + A3 yakni
dt dt dt dt dt dt dt
dA dA di dj dk
2)
dt |
f
=
dt |
m
+ A1
dt
+ A2
dt
+ A3
dt

Karena i sebuah vektor satuan, maka di/dt tegak-lurus i (lihat soal 9) dan dengan demikian harus
terletak dalam bidang dari j dan k. Jadi

di
3) =α 1 j+ α 2 k
Begitu pula, dt
dj
4) =α 3 k + α 4 i
dt
dk
5) =α 5 i+α 6 j
dt

d j di dj
Karena i ∙ j ¿ 0, maka turunannya menghasilkan i ∙ + ∙ j = 0. Tetapi i ∙ ¿ α 4 dari (4), dan
dt dt dt

di
∙ j = α 1 dari (3), jadi α 4=−α 1 .
dt

dk di
Dengan cara yang sama dari i ∙ k ¿ 0, maka turunannya menghasilkan i ∙ + ∙ k = 0, maka
dt dt

dk d j
α 5=−α 2; dari j ∙ k ¿ 0, j ∙ + ∙ k = 0, maka α 6=−α 3.
dt dt

dj dj dk
Jadi =α 1 j+α 2 k , =α 3 k −α 1 i, =−α 2 i−α 3 j dan
dt dt dt

di dj dk
A1 + A2 + A3 =(−α 1 A2−α 2 A 3 ) i+ ( α 1 A 1−α 3 A 3 ) j +¿ ( α 2 A 1+ α 3 A 2 ) k
dt dt dt

Yang dapat dituliskan sebagai,

21
i j k

| α 3 −α 2 α 1
A1 A 2 A 3 |
Maka bila kita memilih α 3=ω 1, −α 2=ω 2, α 1=ω 3 determinannya menjadi

i j k

|
ω1 ω 2 ω3 = ω × A
A1 A 2 A 3 |
dimana ω=ω 1 i+ω2 j+ω 3 k .Besaran ω adalah vektor kecepatan sudut dari system yang bergerak
terhadap system yang diam.

dA
b) Menurut definisi Df A= |
dt f
=¿turunan dalam system yang diam.

dA
dt |
D A=
m =¿ turunan dalam system yang bergerak.
m

Dari (a), Df A=¿ D m A +ω × A=¿ x ) A


yang memperlihatkan ekuivalrnsi operator D f ≡ D m +ωx.

22

Anda mungkin juga menyukai