ANALYSIS DESIGN
Disusun Oleh:
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI…...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Pengertian agile modeling dan prototipe.................................................................................2
2.2 Implementasi Pemodelan Agile pada Bisnis Digital .......................................................3
2.3 Prototype of Religious Worship Buildings...............................................................................4
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 7
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Apa itu agile modeling dan prototipe untuk sistem analisis design ?
2. Bagaimana implementasi pemodelan agile dan prototipe pada bisnis digital ?
3. Bagaimana prototype of religious worship buildings ?
1.3 Tujuan
ii
1
BAB 2 PEMBAHASAN
ii
merupakan proses berulang yang menyelesaikan produk dengan berbagai percobaan dan
kesalahan.
Tim pengembangan menggunakan model prototipe, ketika mereka ingin menambahkan interaksi
pengguna akhir dalam proyek. Sebagian besar sistem online, dan antarmuka web sangat
membutuhkan interaksi pengguna akhir dalam proyek. Sistem ini memberikan kemudahan
penggunaan dan pengguna akhir membutuhkan pelatihan yang sangat minim. Dalam metodologi
pengembangan prototipe, pengguna akhir terus berhubungan dengan proses pengembangan dan
umpan balik mereka dihargai, yang membuat sistem dapat digunakan. Metodologi
pengembangan prototipe sangat baik untuk merancang CIS (sistem antarmuka komputer). Kami
menggunakan model Prototipe, ketika kami membutuhkan banyak interaksi pengguna akhir
dalam sistem yang diinginkan.
Perusahaan berbasis bisnis digital atau yang biasa disebut startup selalu melakukan
perubahan model, seiring dengan munculnya inovasi yang sesuai dengan nilainya. Sebagaimana
kita tahu bahwa kehadiran startup berbanding lurus dengan munculnya solusi terhadap
permasalahan-permasalahan di masyarakat. Dari yang sebelumnya berbasis proses konvensional
tanpa menggunakan teknologi menjadi bisnis digital yang membutuhkan teknologi dalam
pengembangannya. Akibatnya masyarakat cenderung tidak bisa lepas dari kebermanfaatan
teknologi yang semakin memudahkan pekerjaan manusia. Oleh karena itu perusahaan startup
membutuhkan pendekatan model agile dalam merangkai sistem kinerjanya menjadi lebih baik.
Dalam tahap awal pengembangannya bisnis digital melibatkan Inovasi Model Bisnis
(BMI). Dimana serangkaian metode pragmatis memanfaatkan prinsip Lean dan Agile yang
dikenal sebagai Lean Startup Approach (LSA). Namun, hubungan teoritis dan praktis antara BMI
dan LSA dalam dinamika lingkungan digital jarang diselidiki. Oleh karena itu multi-eksplorasi
menjadi acuan dalam studi kasus berdasarkan tiga startup platform digital multi-sisi untuk
membuat kerangka kerja terpadu yang dapat mengungkapkan hubungan antara BMI, LSA, dan
Pengembangan Agile dalam konteks Agility Strategis. Dalam integrasi tersebut menunjukkan
bahwa LSA dapat digunakan sebagai agile modelling untuk memungkinkan Inovasi Model
ii
Bisnis dalam kewirausahaan digital. Temuan tersebut kemudian diorganisir sekitar seperangkat
proposisi, dengan tujuan mengembangkan agenda penelitian yang diarahkan untuk
mengintegrasikan BMI, LSA, dan AD.
Model energi bangunan prototype sangat penting karena mereka adalah titik awal dalam
analisis saluran untuk berbagi aplikasi, seperti membangun analisis potensi penghematan energi,
menandatangani, membangun evaluasi pasar energy, dan membangun pembuatan kebijakan
energi. Namun, prototype model energy bangunan hanya mewakili tipe bangunan terbatas di
negara tertentu. Oleh karena itu dibuatlah model energy bangunan prototipikal. Pertama,
metodologi enam langkah diperkenalkan : identifikasi input model, pengumpulan data,
pembersihan data, versi, simulasi model, dan kalibrasi model. Kemudian metodologi
diperlihatkan oleh studi kasus menciptakan 30 model energy prototype untuk bangunan ibadah
keagamaan A.S. yang mewakili bangunan di 15 zona iklim dan 2 lembah, sebelum dan sesudah
1980. Akhirnya untuk menunjukkan aplikasi dari model, membangun potensi penghematan
energy dari enam langkah efisiensi dianalisis untuk agama pra-1980 A.S.
Hasilnya menunjukkan penghematan energy yang maksimal, potensi sekitar 30% untuk
bangunan ibadah keagamaan di ketiga zona iklim terjaga keamanannya, menunjukkan peluang
ii
signifikan untuk penghematan energy di gedung-gedung ini melalui prototype mereka dalam
pengembangan model bangunan.
ii
ii
5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prototyping mempermudah pengumpulan informasi dari pengguna diantaranya reaksi,
saran, inovasi, revisi rencana untuk meningkatkan prototype. Selain itu prototyping juga
melengkapi perkembangan sistem yang masih tradisional. Agile model merupakan hal dasar
untuk membuat prototype, karena agile model terus berkembang, dan merilis perangkat lunak,
kemudian melakukan revisi pada perangkat lunak untuk membuat fitur tambahan, shingga
prototyping untuk bisnis digital akan lebih mudah menggunakan pendekatan agile, karena akan
menyesuaikan dengan kebutuhan pembisnis, dan bisnis tersebut akan terus berinovasi karena
perkembangan sistem yang berkelanjutan. Demikian pula pada prototype model energy building
yang memerlukan pengumpulan data, sehingga diketahui bagaimana bentuk energy building
ii
6
DAFTAR PUSTAKA
Ye, y.(n.d.).A methodology to create prototypical buildings energy models for existing buildings.
Buildings and energy.2018.
ii