A. Judul
Multivibrator
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membentuk rangkaian Multivibrator menggunakan IC Timer
555.
2. Mahasiswa memahami prinsip kerja dari rangkaian Multivibrator.
3. Mahasiswa dapat menganalisis cara kerja dari rangkaian Multivibrator Astabil
dan Monostabil.
D. Kajian Teoritis
Multivibrator
1
jumpai pada sistem pewaktu agar suatu rangkaian dapat bekerja ataupun tidak
bekerja dalam selang waktu tertentu. Misalkan rangkaian pewaktu untuk
membuat agar sebuah relay dapat tertutup atau terputus dalam selang waktu
tertentu. Juga sering kita dapat memodulasi lebar pulsa dan untuk penundaan
waktu (time delay).
2
dan lebarnya pada amplitudo tetap. Sebuatan lain untuk monostabil adalah
eka- mantap, one-shot, atau monoflop. Monostabil dapat dibuat dengan
berbagai cara, namun pada kesempatan ini kita akan membahas monostabil yang
menggunakan gerbang logika NAND yang dilengkapi dengan resistor dan
kapasitor sebagai komponen pewaktunya. Ada 2 jenis monostabil, yaitu
monostabil terpicu positif dan monostabil terpicu negatif. Perhatikan Gambar
berikut.
3
yang menyebabkan jika T = 0 maka Q́ = 1. Sehingga jika T berubah ke 0 lagi
sebelum pulsa pemicu T mencapai tegangan ambang maka lebar pulsa
keluaran Q́ tidak tepat sama dengan R.C dan tentu saja harga t (lama tak
stabil) pasti kurang dari pada R.C. Jenis lain dari monostabil adalah yang
terpicu negatif (dipicu dari 1 ke 0). Cara menyusunnya antara lain dengan
menambahkan NAND-4 seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar 1.2 Rangkaian monostabil terpicu negatif Menggunakan gerbang logika NAND
4
Mula-mula T = 1 dan Q́ = 1, keadaan ini adalah stabil. Jika T berubah
Gambar 1.3 Bentuk pulsa pada monostabi (a) terpicu Positif dan (b) terpicu negatif.
Masih banyak cara untuk menyusun monostabil dari gerbang logika lain,
seperti NOT ataupun NOR, bahkan dengan NAND dengan konfigurasi yang
berbeda- beda. Pada Gambar 8.4 tampak rangkaian monostabil dari gerbang
NAND dengan konfigurasi yang berbeda dari sebelumnya. Misalkan mula-mula
Q́ adalah stabil dalam keadaan 1. Ketika pulsa sempit 0 dikenakan pada
masukan A, maka keluaran NAND-1 menjadi 1 dan melalui C 2 membuat kedua
masukan NAND-2 dalam keadaan 1. Hal ini menghasilkam keluaran
5
pada NAND-2 menjadi 0 yang menjamin keluaran NAND-1 tetap 1
meskipun pulsa masukan telah berakhir. Sekarang C2 membuang muatan lewat
R2 dan dengan demikian kedua masukan NAND-2 menjadi 0. Keadaan ini
membuat keluaran NAND-2 menjadi 1 dan keluaran NAND-1 menjadi 0.
Akhirnya, rangkaian tersebut mencapai keadaan stabilnya lagi dengan masukan
NAND-1 dalam keadaan 1 dan keluaran NAND-2 juga 1. Lama monostabil
tersebut dalam keadaan tidak stabil ditentukan oleh nilai R2 dan C2 .
6
2. Multivibrator Astabil
7
B berubah dari 0 ke 1 lagi. Demikian seterusnya, peristiwa tersebut terjadi
Antara 0 dan t tegangan titik A naik secara eksponensial yang berarti kapasitor C
terisi dan arus mengalir dari B ke A melalui R. Antara t dan t tegangan A turun
yang berarti arus mengalir dari A ke B atau kapasitor C dikosongkan. Astabil
yang menggunakan gerbang logika NAND pada gambar di atas bukanlah satu-
satunya konfigurasi.
Selain dengan gerbang NAND, multivibrator astabil digital juga dapat
disusun dari gerbang logika NOT atau NOR. Pada Gambar di bawah ini dapat
dilihat astabil yang tersusun dari gerbang logika NOR.
8
dengan mengingat bahwa pengisian dan pengosongan muatan pada
kapasitor C melalui resistor R. Kedua komponen tersebut, yakni C dan R,
dihubungkan dengan keluaran astabil.
9
Gambar 1.10 Astabil dengan picu Schmitt 7413.
Gambar 1.11 Hubungan antara isyarat masukan dan keluaran pada picu Schmitt.
10
Gambar 1.12 Kurva histerisis pada picu Schmitt.
Histerisis inilah yang menjadi ciri khas picu Schmitt, yaitu bahwa
rangkaian tidak segera menyambung balik sesudah isyarat masukan turun
tepat di bawah suatu tegangan ambang (atas) tetapi pada tingkat tegangan
yang jauh lebih rendah (pada ambang bawah). Lambang picu Schmitt
dengan histerisis sebagai ciri khasnya tampak pada Gambar di bawah ini.
E. Prosedur Praktik
a. Multivibrator Astabil
11
1. Buatlah rangkaian seperti gambar. Dengan nilai R1 = 4,7kΩ dan R2 =
10kΩ dan C = 100µF
G. Analisa
1. Simulasi
H. Pembahasan
I. Kesimpulan
12
REFERENSI
13