ACARA III
PENGUKURAN SUHU UDARA DAN TEKANAN UDARA
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suhu udara.
B. Dasar teori
Suhu merupakan karakteristik inherent, dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan
panas dan energy. Jika panas dialirkan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan meningkat;
sebaliknya suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Akan
tetapi hubungan antara satuan panas ( energy) dengan satuan suhu tidak merupakan suatu konstanta,
karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi
oleh daya tampung panas ( heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut.
(Lakitan,Benyamin, 1994:89).
Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimum terjadi
sesudah tengah hari, biasanya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimum terjadi pada jam
06.00 waktu lokal atau sekitar matahari terbit. Suhu udara harian rata-rata didefinisikan sebagai rata-
rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Di Indonesia suhu harian rata-rata
Berat sebuah kolom udara per satuan luas diats sebuah titik menunjukkan tekanan atmosfer atau
tekanan udara pada titik tersebut. Dipermukaan laut tekanan atmosfer adalah 101,32 kPa atau 1.013,2
mb. Distribusi tekanan horizontal dinyatakan oleh isobar, yaitu garis yang menghubungkan tempat
yang mempunyai tekanan atmosfer sama pada ketinggian tertentu. Tekanan atmosfer berubah sesuai
berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Perbedaan atau perubahan tekanan udara ini terutama
disebabkan oleh pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut, dan ketinggian tempat
daerah garis lintang pertengahan. Suhu akan berpengaruh terhadap pemuaian dan penyusutan
volume udara. Jika udara memuai maka udara menjasi lebih renggang dan akibatnya tekanan udara
tekanan udara menurun; sebaliknya jika volume udara menyusut, maka kerapatan udara tersebut
menjadi lebih tinggi dan akibatnya tekanannya akan meningkat (Lakitan,Benyamin, 1994:144-145).
Tekanan udara akan berkurang terhadap ketinggian oleh karena itu tekanan terbesar ada pada
permukaan bumi. Dapat dikatakakn bahwa tekanan udara adalah berat udara pada satuan luas
tertentu pada suatu permukaan bumi. Adapun volume udara dihitung dari permukaan bumi sampai
atmosfer paling atas. Masssa udara semkain keatas semakin tipis sehingga semakin keatas tekanannya
semakin rendah. Hal ini dapat dimengerti karena udara yang ada diatasnya semakin tipis (Udia, Hadori,
2007:47).
Alat
1. Termometer.
2. Barometer.
3. Altimeter Thommen.
Bahan
-
D. Langkah kerja
Untuk melaksanakan praktikum mengukur suhu udara dan tekanan udara maka cara kerjanya sebagai
berikut :
a) Langkah penggunaan Termometer :
2. Gantungkan atau tempatkan thermometer jauh dari sinar matahari secara langsung.
3. Baca besarnya suhu udara pada alat, lingkaran luar hPa/mb sebagai satuannya dan lingkaran
Terdapat lubang pada bagian tengah alat yang akan memunculkan angka 1 sampai dengan 6
yang menunjukan ketinggian dengan satuan kilometer kemudian nantinya akan
Berikut ini adalah hasil praktikum yang dilakukan pada tanggal 20-21 September 2019 pada 3 tempat
dengan ketinggian yang berbeda :
Lokasi
Waktu
Bantul UNY Cangkringan
07.00 WIB 25 ℃ 21℃ 21 ℃
13.00 WIB 33 ℃ 30℃ 26 ℃
18.00 WIB 27 ℃ 26℃ 25 ℃
Lokasi
Waktu
Bantul UNY Cangkringan
07.00 WIB 1006 mb 995 mb 1025 mb
13.00 WIB 1006 mb 992 mb 1025 mb
18.00 WIB 1000 mb 992 mb 1025 mb
Grafi k Suhu
Grafik 3.1
Bantul UNY Sleman
34
32
30
28
26
24
22
20
07.00 WIB 13.00 WIB 18.00 WIB
Pengukuran Suhu
Pembahasan
Suhu merupakan suatu besaran yang menyatakan panas benda yang berbeda-beda. Suhu dapat
dapat dinyatakan dalam celcius maupun fahrenhait, namun penggunaan satuan fahrenhait dalam
membaca suhu jarang digunakan di Indonesia, dan lebih sering menggunakan satuan celcius. Untuk
mengukur suhu disuatu tempat diguanakan alat yakni termometer, cara penggunaan termometer sangat
sederhana yakni tinggal kita gantungkan alat pada tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari
secara langsung, kemudian kita langsung dapat mengetahui besar suhu ditempat tersebut.
Pengkuran suhu dilakukan pada tiga temoat yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula,
pada pukul 07.00 WIB didapatkan hasil 25 ℃ (Bantul), 21℃ (UNY),dan 21 ℃ (Cangkringan). Pada pukul
13.00 WIB didapatkan hasil 33℃ (Bantul), 30℃ (UNY), dan 26℃ (Cangkringan). Pada pukul 18.00 WIB
didapatkan hasil 27℃ (bantul), 26℃ (UNY), dan 25 ℃ (Cangkringan). Sehingga dapat diketahui bahwa
setiap tempat memiliki suhu yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah didapatkan, maka dapat di hitung rata-rata suhu pada
b) UNY
2.21+30 +26
−¿ ¿
4
T ¿
Maka rata-rata suhu di UNY yakni sebesar 24,5.
c) Cangkringan
2.21+26 +25
−¿ ¿
4
T ¿
Maka rata-rata suhu di Cangkringan yakni sebesar 23,25.
Dari data hasil perhitungan rata-rata diatas, diketahui bahwa yang memiliki rata-rata terbesar
adalah daerah Bantul dan rata-rata terkecil Cangkringan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tempat suhu semakin rendah. Bantul merupakan tempat yang memiliki ketinggian yang paling
rendah sehingga Bantul memilik suhu rata-rata yang tinggi sedangkan Cangkringan yang memilik
ketinggian cenderung lebih tinggi dari dua tempat lainnya memiliki rata-rata suhu yang rendah. Selain
dipengaruhi oleh ketinggian tempat perbedaan suhu juga dipengaruhi oleh garis lintang.
Tekanan udara atau disebut juga dengan tekanan atmosfer merupakan tenaga yang bekerja
untuk mengerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Satuan yang digunakan dalam
pengukuran tekanan udara ini adalah hPa atau mb. Dalam mengukur tekanan udara ini dapat
menggunakan dua alat yaitu Barometer dan Altimeter. Kedua alat ini memiliki fungsi yang sama namun
untuk alat Altimeter selain bisa mengukur tekanan alat ini juga dapat mengukur ketinggian tempat.
Penggunaan alat ini juga sama yakni kita dapat langsung membaca hasil setelah kita menaruh alat
tersebut selama beberapa menit.
Selain tekanan udara dapat diukur dengan alat, tekanan udara juga dapat dicari dengan cara
teoritik yakni dengan menggunakan rumus :
Tekanan Udara = Rata-Rata tekanan udara pada 0 mdpal (1010 mb) – Penurunan Tekanan Udara
h
Penurunan Udara = ×1 mb
10
Keterangan :
Pengukuran tekanan udara dilakukan pada tiga tempat dan waktu yang berbeda, tempat pertama
yaitu di Bantul, tempat kedua di UNY, dan tempat ketiga di Cangkringan. Dengan menggunakan
Barometer didapatkan hasil pada pukul 07.00 WIB tekanan udara 1006 mb (Bantul), 995 mb (UNY), dan
1025 mb (Cangkringan). Pada pukul 13.00 WIB tekanan udara 1006 mb (Bantul), 992 mb (UNY), dan
1025 (Cangkringan). Pada pukul 18.00 WIB tekanan udara 1000 mb (bantul), 992 mb (UNY), dan 1025
mb (Cangkringan). Sehingga dapat diketahui bahwa disetiap tempat memiliki tekanan udara yang
berbeda-beda.
Berbeda-bedanya tekanan pada setiap tempat dikarenakan terdapat faktor yang
memengaruhinya yakni pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut, suhu udara,dan
ketinggian tempat. Faktor utama yang memengaruhi perbedaan tekanan udara adalah karena
ketinggian tempat, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakih berkurang. hal ini sesuai
dengan dasar teori di atas yang mengatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat lapisan udaranya
semakin tipis dan semakin renggang akibatnya tekanan udara semakin rendah
Namun dalam pengukuran yang telah dilakukan didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori
yang telah dipaparkan diatas. Ini terjadi dikarenakan adanya faktor lokal, yaitu diakibatkan oleh radiasi
panas matahari. Panas ini terperangkap diantara gedung-gedung perkotaan Yogyakarta. Sehingga
menyebabkan tekanan udara dikota Yogyakarta lebih rendah dari tekanan udara di Bantul.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer dan tekanan udara dapat diukur
sengan dua alat, yakni barometer dan altimeter.
G. Daftar Pustaka
Hadori, Udia Haris, 2007. Pengantar Meteorologi. Yogyakarta : jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY
Lakitan, Benyamin. 1994, Dasar Dasar Klimatologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB Press.
H. Lampiran