Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Labora Medika Vol 2 No 1 (2018) 1-5

Journal Homepage: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed


e-ISSN: 2549-9939

Peningkatan Stabilitas Termal Dan Stabilitas Penggunaan Berulang Enzim


Lipase Melalui Imobilisasi Pada Zeolit Alam

Fandhi Adi Wardoyo*, Aprilia Indra Kartika.

Laboratorium Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang

Info Artikel Abstrak


Thermal stability and lifetime stability for immobilization lipase on
Diterima 12 Februari 2018 zeolit by absorption technique has been carried out. Immobilization of
Direvisi 28 Maret 2018 lipase on zeolit was performed via physical adsorption. This reseacrh
Disetujui 29 Maret 2018 aimed to determine the effectiveness of pancreatic lipase
Tersedia Online 31 Maret 2018 immobilization in term of thermal and lifetime stability of the
hydrolysis activity. The result of this research proved that pancreatic
lipase was able to immobilized to zeolit by using the physical
adsorption. Immobilized lipase shows better lifetime stability than the
free lipase. Immobilized enzyme catalyzed reaction has a lower
decreases free fatty acid than that of the free enzyme. Lower decline of
value suggests the enzyme is more stable for repeated use. The
immobilized lipase was able to maintain its activity after multiple-uses
Keywords: up to four reaction cycles. Similar trend was also observed for
thermal stability study. Immobilized lipase shows a higher thermal
Lipase, imobilisasi, zeolit,
stabilitas termal, stabilitas stability that that shown by free lipase. Immobilized lipase on zeolit
penggunaan berulang. was also able to maintain its activity at 40oC.

PENDAHULUAN menjadi senyawa penyusunnya yaitu asam


Sebagian besar reaksi biokimia di dalam lemak dan gliserol.
tubuh dikatalisis oleh suatu protein yang Enzim lipase biasa digunakan di dalam
disebut dengan enzim. Jenis protein ini laboratorium dengan cara bath, yaitu
biasanya terdapat di dalam sel, dengan kadar melarutkan enzim lipase ke dalam air,
yang rendah, dan bekerja dengan cara kemudian direaksikan dengan substrat,
meningkatkan laju reaksi tetapi tidak mengubah sehingga antara substrat dan enzim menjadi
kesetimbangan reaksi (Ngili, 2009). bercampur (Godfrey 1986; Agustini, 2001).
Berdasarkan kemampuannya dalam Penggunaan cara bath ini cenderung hanya
mengkatalisis suatu reaksi, enzim dapat bisa digunakan untuk satu kali siklus reaksi,
dibedakan menjadi beberapa golongan. Salah dikarenakan sulitnya untuk memisahkan enzim
satu golongan enzim mempunyai kemampuan yang telah bercampur dengan substrat di akhir
untuk mengkatalisis reaksi hidrolisis, sehingga reaksi (Cahyaningrum, 2009). Oleh sebab itu,
sering juga disebut enzim hidrolase. Lipase perlu dilakukan inaktivasi enzim untuk
merupakan salah satu jenis enzim golongan memisahkan enzim dari substrat, baik dengan
hidrolase yang mempunyai kemampuan untuk memanaskan enzim, maupun mengubah pH
menghidrolisis tigliserida (lemak/minyak) yang akan mendenaturasi enzim (Chibata,
1978).

*Corresponding Author:
Fandhi Adi Wardoyo
Laboratorium Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang, Semarang Indonesia 50273
E-mail: fandhiadi@unimus.ac.id
Wardoyo & Kartika/Jlabmed Vol 2 No 1 (2018) 1-5

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan BAHAN DAN METODE


suatu modifikasi enzim dengan cara mengikat Peralatan yang digunakan dalam
maupun memerangkap enzim dalam suatu peneitian ini adalah seperangkat alat gelas
padatan, tanpa menghilangkan aktivitas (Pyrex), shaker, elisa reader, botol Falcon 50
katalitiknya (Gemeiner, 1992). Modifikasi ini mL, pH meter, pengaduk magnet, corong gelas,
biasa disebut dengan imobilisasi enzim. Dalam buret, mikropipet, neraca analitis, oven, almari
imobilisasi enzim, kestabilan enzim baik es.
kestabilan termal maupun penggunaan Bahan yang digunakan dalam penelitian
berulangnya sangat bergantung kepada cara ini adalah minyak kelapa sawit, zeolit alam,
imobilisasi dan juga padatan pendukung yang enzim lipase pankreas, kertas saring Whatman
digunakan. Imobilisasi enzim yang dilakukan 41, kertas indikator pH, akuades, n-heksana,
haruslah kuat, agar enzim tidak terdesorpsi dari etanol. Asam klorida (HCl), natrium hidroksida
permukaan padatan pendukung (Akoh, 2002). (NaOH), natrium monohidrogen phospat
Agar didapatkan imobilisasi enzim yang (Na2HPO4.2H2O), natrium dihidrogen phospat
kuat dengan aktivitas katalitik yang baik, (NaH2PO4.H2O), reagen biuret, indikator
metode imobilisasi dan padatan pendukung phenolpthalein, bovin serum albumin (BSA).
yang dipilih harus tepat, karena kedua hal ini
sangat mempengaruhi aktivitas enzim imobil Aktivasi Zeolit Alam
(Primadevi, 2013). Zeolit alam sebanyak 30 g diaktivasi
Zeolit alam merupakan material yang dengan menggunakan 100 mL HCl 3N, pada
cukup melimpah di Indonesia. Zeolit alam suhu 90oC selama 2 jam. Hasil aktivasi
tersusun dari kristal aluminosilika dengan selanjutya dibilas dengan aquadest hingga air
kandungan kation alkali maupun alkali tanah pencucian tidak berwarna kuning. Zeolit
yang dapat digantikan oleh molekul lain tanpa kemudian dikeringkan di oven selama 5 jam
merusak struktur yang dimiliki oleh zeolit dengan suhu 105oC (Septiani dan Lisma, 2011).
(Amalia, 2002). Zeolit alam juga mempunyai
sifat hidrofil, harganya relatif murah, tahan Pengukuran Konsentrasi Protein
terhadap mikrobia, tidak mudah rusak oleh Pengukuran konsentrasi protein
pengaruh suhu dan pH, memiliki afinitas dilakukan menggunakan larutan standar Bovin
terhadap enzim, dan dapat mengikat enzim Serum Albumin (BSA) dengan reagen biuret
sehingga cocok digunakan sebagai padatan yang dibaca absorbansinya dengan elisa reader
pendukung untuk imobilisasi enzim lipase. pada λ 550 nm. Hasil absorbansi tersebut
Metode imobilisasi enzim yang cukup digunakan untuk membuat kurva kalibrasi BSA
sederhana salah satunya adalah dengan cara (absorbansi vs konsentrasi).
adsorpsi secara fisik. Metode ini didasarkan
kepada kemampuan zeolit yang dapat Imobilisasi Enzim Lipase pada Zeolit Alam
mengadsorpsi enzim lipase, sehingga akan Imobilisasi enzim dilakukan dengan cara
terjadi interaksi fisik non spesifik antara enzim membuat larutan enzim lipase 1% dalam buffer
lipase dengan zeolit. Keunggulan dari metode phospat yang ditambah dengan satu gram zeolit
adsorpsi untuk imobilisasi enzim adalah alam teraktivasi, dan diaduk selama satu
metodenya cukup sederhana, dan tidak jam.setelah satu jam, campuran disaring,
mengubah konformasi dari sisi aktif enzim sehingga didapatkan sisa larutan enzim dan
(Sassolas et al, 2009). enzim lipase terimobilisasi pada zeolit alam.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian Filtrat sisa larutan enzim diukur kadar
ini dilakukan untuk mengkaji efektifitas zeolit proteinnya. Jumlah enzim lipase termobilisasi
alam sebagai padatan pendukung dalam merupakan selisih antara jumlah enzim awal
imobilisasi enzim lipase melalui metode dengan jumlah sisa enzim.
adsorpsi fisik. Efektifitas katalitik enzim lipase
terimobilisasi pada zeolit alam akan dilihat dari Uji Aktivitas Enzim Lipase
kestabilan termal dan kestabilan penggunaan Minyak kelapa sawit sebanyak satu gram
berulang melalui melalui reaksi hidrolisis pada ditambah dengan 10 µL dan dilarutkan dengan
minyak kelapa sawit, yang akan dibandingkan n-heksan hingga volume 10 mL. Larutan ini
dengan enzim lipase bebas sebagai kontrol. selanjutnya dimasukkan dalam botol falcon dan
ditambah dengan enzim enzim lipase
terimobilisasi, maupun enzim lipase bebas

2
Wardoyo & Kartika/Jlabmed Vol 2 No 1 (2018) 1-5

(sebagai kontrol). Larutan kemudian diaduk Dari Gambar 1 dapat terlihat bahwa
dengan shaker pada suhu 37oC selama. Sebagai enzim lipase bebas pada suhu 30oC
pembanding dilakukan pula uji aktivitas menghasilkan FFA sebanyak 18,03% dan
hidrolisis tanpa menggunakan enzim lipase. meningkat menjadi 19,29% pada suhu 35oC.
Hasil reaksi hidrolisis disaring, filtrat Enzim lipase terimobilisasi dapat menghasilkan
ditambah dengan etanol sebanyak 10 mL dan FFA sebanyak 8,29% pada suhu 30oC dan terus
indikator pp untuk selanjutnya dititrasi meningkat menjadi 9,42% pada suhu 40oC.
menggunakan NaOH 0,05 N. Unit aktivitas dan Secara umum enzim mempunyai suhu optimum
aktivitas spesifik dihitung dengan rumus sekitar 37oC. Pada suhu dibawah suhu
berikut: optimum, konformasi yang dimiliki enzim
masih belum dapat mengkatalisis reaksi, yang
menyebabkan jumlah FFA yang dihasilkan
menjadi lebih sedikit.
Enzim terimobilisasi pada zeolit alam
mempunyai aktivitas katalitik yang lebih baik
pada suhu diatas 35oC bila dibandingkan
Uji Stabilitas Enzim Lipase dengan enzim lipase bebas. Hal ini dapat
Uji stabilitas termal dilakukan dengan terlihat, pada suhu 50oC, enzim lipase
cara memanaskan enzim lipase bebas dan terimobilisasi pada zeolit alam masih dapat
enzim lipase terimobilisasi pada suhu 35, 40, mempertahankan aktivitas katalitiknya dengan
45, dan 50oC selama 20 menit. Setelah enzim baik, sedangkan enzim lipase bebas pada suhu
dipanaskan selanjutnya digunakan dalam reaksi 40 hingga 50oC, FFA yang dihasilkan menurun
hidrolisis minyak. dengan drastis. Pada suhu diatas suhu optimum
Pada uji stabilitas penggunaan berulang, enzim, enzim akan mengalami denaturasi,
enzim lipase dan enzim lipase bebas yang telah karena konformasinya menjadi rusak pada suhu
digunakan dalam reaksi hidrolisis dipisahkan tinggi. Dengan rusaknya konformasi enzim,
dari substrat, kemudian digunakan kembali maka aktivitas katalitik enzim akan menurun,
untuk reaksi hidrolisis selanjutnya. sehingga FFA yang dihasilkan juga menjadi
HASIL lebih sedikit.
Stabilitas Termal Enzim Lipase Enzim lipase terimobilisasi pada zeolit
Terimobilisasi pada Zeolit Alam alam mempunyai aktivitas katalitik pada suhu
Semakin tinggi suhu, maka laju reaksi tinggi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan enzim lipase bebas. Hal ini sesuai
juga akan semakin meningkat. Namun
dengan penelitian Febrina pada tahun 2012
semakin tinggi suhu juga akan yang menyatakan bahwa enzim lipase
menyebabkan enzim menjadi terdenaturasi terimobilisasi cenderung lebih stabil terhadap
(Nelson, 2004). Dari uji stabilitas termal kenaikan suhu. Adanya zeolit alam sebagai
didapatkan hasil seperti terlihat dalam padatan pendukung menyebabkan enzim
Gambar 1 berikut: menjadi terlindung dari panas dan tidak mudah
terdenaturasi, sehingga kestabilan termalnya
menjadi meningkat (Chiou, 2003).

Stabilitas Penggunaan Berulang Enzim


Lipase Terimobilisasi pada Zeolit Alam
Enzim lipase cenderung sulit untuk
dipisahkan dengan substrat di akhir reaksi,
sehingga menyebabkan enzim sulit digunakan
untuk reaksi berulang. Dengan adanya
imobilisasi enzim, diharapkan enzim menjadi
mudah dipisahkan dari substrat sehingga dapat
digunakan kembali untuk reaksi selanjutnya.
Hasil dari uji stabilitas penggunaan berulang
dapat terlihat pada Gambar 2 berikut:
Gambar 1. Pengaruh temperatur terhadap jumlah
asam lemak bebas

3
Wardoyo & Kartika/Jlabmed Vol 2 No 1 (2018) 1-5

UCAPAN TERIMAKASIH
Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi
melalui Hibah Penelitian Dosen Pemula tahun
2017 yang telah memfasilitasi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Rudiana, 2001, Karakterisasi dan
Amobilisasi Protease dari Mikroorganisme
Termofilik Isolat CG-10 yang Hidup di
Sumber Air Panas Cangur Jawa Timur
dengan Matriks Pendukung Bentonit.
Disertasi, Universitas Airlangga, Surabaya
Akoh, C. C., and Min, D. B., 2002, Food Lipid,
Marcel Dekker; Ink
Amalia, 2002, Amobilisasi Enzim Papain dari
Getah Pepaya pada Zeolit Alam yang Telah
Gambar 2. Hubungan pemakaian berulang terhadap
Diaktifasi, Universitas Andalas, Padang.
jumlah asam lemak bebas
Cahyaningrum Sari Edi, 2009, Peranan
Jembatan Kation Logam Dalam Imobilisasi
Dari Gambar 2, aktivitas katalitik enzim
Papain Pada Kitosan, Disertasi, Jurusan
lipase bebas mengalami penurunan yang drastis Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta
dari pemakaian kedua hingga kelima. Hal ini
Chibata, I., 1978, Immobilized Enzymes, 1th
disebabkan karena substrat mengkontaminasi
Edition, Research and Development,
enzim, sehingga enzim lipase menjadi rusak.
Kodansha LTD., Tokyo.
Sulitnya memisahkan enzim di akhir reaksi
Chiou S.H., dan Wu W.T., 2004,
juga menyebabkan jumlah enzim yang
Immobilization of Candida rugosa Lipase on
digunakan pada reaksi selanjutnya menjadi
Chitosan with Activation of the Hydroxil
lebih sedikit.
Groups, J. Biomat, 25, 197-204.
Hal berbeda ditunjukkan oleh enzim
Febrina Lizma, 2012, Pengaruh Derajat
lipase terimobilisasi pada zeolit alam yang
Deasetilasi Terhadap Efektivitas Chitosan
masih dapat mempertahankan aktivitas Bead Sebagai Padatan Pendukung
katalitiknya dengan baik hingga lima kali siklus
Imobilisasi Lipase Dengan Teknik
reaksi, meski jumlah FFA yang dihasilkan
Pengaitan Silang, Tesis, Jurusan Kimia
cenderung menurun. Ikatan enzim lipase
FMIPA UGM, Yogyakarta.
dengan substrat melalui metode adsorpsi masih
Gemeiner, P., 1992, Enzyme Engineering:
kurang kuat, sehingga enzim kemungkinan Immobilized Modified Lipase: Aqueous
masih dapat lepas ke dalam substrat, sehingga
Preparation and Reaction Studies in n-
aktivitas katalitiknya menjadi menurun. Hexane, J. AM. OIL CHEM. SOC., 75,
Penelitian Wardoyo pada tahun 2015 juga
1519-1526
menunjukkan hasil yang sama, meskipun
Godfrey, T. and Reichet, J, 1986, Industrial
aktivitas katalitiknya mengalami penurunan, Enzymology, The Application of Enzymein
namun kestabilan penggunaan berulang enzim
Industry. Great Britain, Stockton Press.
lipase terimobilisasi masih lebih baik jika Nelson, D.L., 2004, Lehninger Principles of
dibandingkan dengan enzim lipase bebas.
Biochemistry, 4th Edition, W. H. publisher,
New York.
KESIMPULAN Ngili, Y., 2009, Biokimia: Struktur dan Fungsi
Kestabilan termal dan kestabilan
Biomolekul, edisi I, Graha Ilmu,
penggunaan berulang enzim lipase Yogyakarta.
terimobilisasi pada zeolit alam masih lebih baik
Primadevi, Susan, 2013, Imobilisasi Lipase
jika dibandingkan dengan enzim lipase bebas. Pada Chitosan Bead dengan Teknik
Pada suhu 40oC enzim lipase terimobilisasi Pengikatan Silang: Pengaruh pH dan
masih dapat mempertahankan aktivitas
Konsentrasi Kitosan Terhadap Aktivitas
katalitiknya, dan juga dapat digunakan hingga Transesterase, Tesis, Jurusan Kimia FMIPA
empat kali siklus reaksi.
UGM, Yogyakarta

4
Wardoyo & Kartika/Jlabmed Vol 2 No 1 (2018) 1-5

Sassolas A., Blum L. J., Bouvier B. D. L., Wardoyo, Fandhi Adi. 2015. Uji Stabilitas
2009, Biosensors Combining Polyluminol Enzim Lipase Terimobilisasi Kitosan
and an Enzymatic Matrix, Bioanal Chem., Serbuk melalui Teknik Taut Silang. The 2nd
399, 971-980 University Research Colloquium. ISSN:
Septiani, Upita dan Lisma, Agrina. 2011. 2407-9189
Pemanfaatan Zeolit Alam Sebagai Media
Pendukung Amobilisasi Enzim α-Amilase.
J. Ris. Kim. 5. 1978-628X.

Anda mungkin juga menyukai