Anda di halaman 1dari 29

Tugas Teknologi Fermentasi

Immobilization of lipases on lignocellulosic bamboo powder for


biocatalytic transformations in batch and continuous flow
Oleh :
Aidhilla Fitri – 2020412011

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sumaryati Syukur
Latar Belakang dan Tujuan
LIPASE

INDUSTRI BIOKATALIS IMOBILISASI ENZIM

ADSORPSI FISIK

S
MATRIK
LIMBAH
AGROINDUSTRI
BERBASIS
LIGNISELULOSA
TUJUAN :
IMOBILISASI MENGGUNAKAN METODA ADSORPSI FISIK PADA
CANDIDA ANTARTICA LIPASE B DAN RHIZOMUCOR MIEHEI LIPASE
PADA BUBUK BAMBU SERTA PENGGUNAANYA UNTUK SINTESIS
ETIL PALMITAT, HIDROLISIS MINYAK ZAITUN DAN LARUTAN
KINETIK RASEMAT 1-FENILETANOL SECARA BATCH DAN DALAM
PROSES ALIRAN KONTINU
DASAR TEORI
KATALIS Dapat mempercepat/memperlambat reaksi

Sifat-Sifat Katalis
- Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal saat reaksi,
namun mungkin saja terlibat pada mekanisme reaksi
- Katalis mempercepat laju reaksi, tetapi tidak merubah jenis Jenis- Jenis Katalis
dan jumlah hasil reaksi 1. Katalis homogen
- Katalis menurunkan energy aktifasi reaksi, namun tidak 2. Katalis heterogen
merubah perubahan entalpi reaksi 3. Autokatalis
- Katalis merubah mekanisme reaksi dengan menyediakan 4. Biokatalis
tahapan reaksi yang mempunyai energi aktivasi lebih rendah 5. inhibitor
- Katalis mempunyai aksi spesifik, artinya hanya dapat
mengkatalis satu reaksi tertentu
- Katalis hanya diperlukan dalam jumlah terbatas
- Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu, sehingga menjadi
tidak aktif sebagai katalis lagi
merupakan biomolekul protein yang
BIOKATALIS enzim berfungsi untuk mengkatalisis reaksi-reaksi
kimia yang terjadi pada makhluk hidup,dan
senyawa yang dikatalisis disebut substrat.

Bagian-bagian enzim
Mekanisme Kerja Enzim Spesifitas Enzim

• spesifitas absolut dimana enzim hanya


mengkatalisis satu jenis reaksi saja
• Spesifik terhadap gugus fungsi dimana enzim
dapat mengkatalisis substrat dengan gugus
fungsi tertentu.
• spesifik terhadap ikatan-ikatan kimia tertentu
• spesifik terhadap stereokimia tertentu.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim

Suhu

pH

Konsentrasi enzim

Konsentrasi substrat

Adanya kofaktor dan inhibitor


JENIS-JENIS REAKSI YANG DIKATALISIS LIPASE
LIPASE

Enzim mengkatalisis hidrolisis


trigliserida yang tersebar luas
banyak diorganisme

Stuktur Lipase
CAL-B adalah enzim dari kelompok lipase, yang diisolasi
dari spesies Candidaantartika

Bentuk asli CAL-B aktif pada kisaran pH 6-10, dan titik


isoelektriknya adalah 6,8.

enzim ini adalah salah satu solusi yang paling tepat dan
efektif dalam memperoleh senyawa organik untuk aplikasi
Candida antartica
dalam kedokteran dan farmasi

Rhizomucor merupakan jamur berserabut yang ditemukan


ditanah dan buah serta sayuran yang telah membusuk

Rhizomucor miehei
IMMOBILISASI ENZIM Modifikasi bentuk enzim terlarut menjadi tidak larut

Enzim yang secara fisik ditahan atau dikurung di dalam suatu ruang
tertentu dengan tetap mempertahankan aktivitas katalitiknya

Keuntungan :
Kelemahan :
1. Dapat digunakan berulang
1. Biaya carier / penyangga dan proses
2. Pemisahan produk lebih cepat
imobilisasi cukup besar
3. Penghentian proses cepat
2. Terjadi perubahan karakteristik enzim
4. Kestabilan lebih baik
3. Aktivitas enzim hilang selama imobilisasi
5. Produk tidak terkontaminasi enzim
Metoda imobilisasi enzim
Adsorbsi fisik

Mudah dilakukan dan ekonomis


Enzim diadsorbsi pada permukaan “carrier”

Kelebihan
1. Kondisi lunak sehingga aktivitas enzim tetap
tinggi
2. Dapat diregenasi

Kekurangan :
1. Kekuatan ikatan lemah
2. Enzim dirusak oleh mikroba/enzim proteolitik
Lignoselulosa adalah komponen polisakarida di alam yang
berlimpah danterdiri atas tiga tipe polimer, yaitu selulosa,
hemiselulosa dan lignin.

Dendrocalamus gigantus
PRODUK REKOMBINAN MODIFIKASI BAHAN

FERMENTASI INDUSTRIAL

BIOMASSA ENZIM PRODUK METABOLIT


CARA KERJA Transformations were plated onto
chloramphenicol (35mg/L) and ampicillin
KLONING dan EKSPRESI (100mg/L) plates and incubated at 37°C
overnight.

A gene encoding Candida antarctica CalB residues A19-


P342 Glycerol stocks were made from the
strain safter two round sofre plating
The gene was inserted into a modified pET23-based single colonies. Stocks were stored at −
expression vector using NdeI/BamHI restriction sites 70°C.
The resulting plasmid was named pHIA633

Phia633 were transformed into the E.coli K12 strain


BW25113 using calcium chloride

1μL of each plasmid was added to 50μl of competent


cells, incubated on ice for30 min and then heat-shocked at
42°C for 45s, and incubated again on ice for 2 min. 200μL
superoptimalbroth (SOB) media was added and the tubes
were placed in a shaking incubator at 37°C for 1h
The expression strain was streaked onto selective plates
and in-cubated at 37°C overnight The supernatant was removed and the cells were
resuspended in 50 ml of 50 mM phosphate buffer
The following morning, a single colony was picked and a pH 7.4, supplemented with 20mg/LDNAse and
starter culture was prepared. 100mg/Llysozyme. The cultures were incubated at
room temperature for 10min before freezing to allow
For small scale expression, starter cultures comprising of action of the lysozyme. Cells were lysed by
2mL of Luria-Bertani (LB) media suplemented by 2g/L repeating a freeze-thaw cycle twice.
glucose and appropriate antibiotics were incubated at
30°C/250 rpm for 5h. A1:100 dilution of this pre culture
The purification was developed using a commercial
was used to inoculate the primary culture comprised of
FPLC system
50mL auto induction media

With appropriate antibiotics in a 500 mL conical flask


sealed with an oxygen permeable membrane. Cultures
were grown for 17h at30 °C/250 rpm

the temperature was then dropped to 20 °C and 0.5mM of


IPTG added (BW25113 cells can not autoinduce). After
24h growth, the cells were harvested. Cells were collected
by centrifugation(3220g,20min,+4°C).
CARA KERJA
KARAKTERISASI FISIK BAMBU KARAKTERISASI FISIK BAMBU
PREPARASI BAMBU
MURNI MURNI

Bambu berumur 4 tahun Karakterisasi bambu sodium dodesil sulfat 1% (75mL)


dikumpulkan menggunakan SEM dan AFM ditambahkan pada 3 g serbuk
bambu

Serbuk bambu dicuci dengan Diaduk selama 2 jam pada suhu


aquades pada suhu 500C 900C

Serbuk bambu kemudian Disaring kemudian dicuci dengan


dikeringkan pada suhu 500C air suling

Ditambahkan 150 mL heksana ke


dalam 3 g sebuk bambu

Campuran diaduk selama 4 jam


pada suhu kamar dan disaring,
lalu dikeringkan pada suhu kamar
Imobilisasi enzim pada pelekatan
Imobilisasi enzim pada adsorpsi fisik kimiawi

Bubuk bambu 1 g ditambahkan


Larutan lipase 2mL diencerkan dalam APTES 10 mL yang dilarutkan dalam
10 mL 25mM buffer fosfat pH 7 tetrahidrofuran 100 mL

Campuran diaduk pada suhu kamar


Tambahkan ke matriks 1 g kedalam
selama 3 jam kemudian dikeringkan
laruran lipase

Bubuk kemudian ditambhkan ke larutam yang


Campuran diaduk selama 24 jam mengandung 4mL glutaraldehid dan 20 ml fosfat
pada suhu 25 C 50mM pH 7 kemudian diaduk selama 24 jam

Produk dicuci dengan air suling


Disaring kemudian dikeringkan pada
suhu kamar Hasilnya kemudian ditambahkan ke larutan lipase
bebas 2ml yang dilarutkan dalam 10 mL buffer
fosfat

Campuran diaduk selama 24 jam pda suhu 40C,


kemudian disaring dan dikeringkan pada suhu
kamar.
Karakterisasi fisik dan kimia bambu murni
Evaluasi imobilisasi
dan enzim amobil pada bambu

Analisis menggunakan FT-IR. Performa esterifikasi dengan sintesis etil palmitat

Analisis Brunauer Emmett Teller. Dengan menambahkan 30 mg biokatalis


Ditentukan dengan menentukan oenentuan terimobilisasi pada media reaksi ( 1;1 asam
luas permukaan dan diameter pori murni palmitat/etanol, dalam 100mM n-heptana)

Analisis termogravimetri dengan instrument


perkin helmer menggunakan sampel Reaksi dilakukan pada 50C dengan pengadukan
platinum yang mengandung sekitar 10 mg 200 rpm. Kuantifikasi ester yang terbentuk
dari setiap enzim yang diimobilisasi. dilakukan dengan analisis GC-FID

Setiap sampel dipanaskan dari 35 – 800 C


pada 10C/menit.

Penurunan berat dicatat


Evaluasi imobilisasi Eksperimen Batch

Rac-1-phenylethanol, vinyl acetate


Uji hidrolisis aktivitas hidrolitik minyk zaitun ditambahkan kedalam enzim amobil dan
direaksikan pada 60 C selama 48 jam.
Kemudian dianalisis kiral GC-FID
10 mg enzim ditambahkan ke 19 ml emulsi
yang dibuat (minyak zaitun 5% w/v) getah arab
(5%w/v) dalam buffer natrium fosfat pH 7 Eksperimen aliran berkelanjutan

Proporsi yang sama dari eksperimen batch


Reaksi dilakukan dalam pengadukan 200 rpm dimasukkan kedalam kolom, kemudian
pada 37 C selama 30 menit dipompa oleh pompa jarum suntik ke sistem
selama 10 menit
Reaksi kemudian dihentikan lalu ditambahkan
campuran aseton-etanol (1:1v/v) dan dititrasi
hingga titik akhir dengan larutan NaOH 0.04 M
Analisis kromatografi

Tes kemudian dilakukan dengan enzim native


Hasil
Reaksi esterifikasi etil palmitat digunakan sebagai model reaksi untuk memverifikasi efisiensi imobilisasi CalB melalui ikatan
kovalen dan adsorpsi fisik.
Untuk meningatkan efisiensi imobilisasi dengan adsorpsi fisik dilakukan penghilngan kotoran dari permukaan bamboo
dengan cara melakukan esterfikasi asam palmitat dan hidrolisis minyak zaitun menggunakan 3 perlakuan.
kesimpulan

Adsopsi fisik dari dua lipase ( Candida antartica lipase B dan Rhizomucor miehei lipase) pada bubuk bambu
lignoselulosa alami berhasil untuk esterifikasi asam lemak, hidrolisis minyak zaitun dan resolusi kinetik 1-
fenetanol.

Aktifitas enzimatis stabil dam dapat diaplikasikan dalam industri mengingat biaya rendah dari biomassa
bambu yang melimpah dan imobilisasi yang sederhana
https://www.rcsb.org/structure/1OIL

10.1016/s0969-2126(97)00177-9

Anda mungkin juga menyukai