Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru adalah profesi mulia, karena guru lah yang memegang peranan signifikan dalam
melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia. Profesionalitas guru menjadi
sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai
tujuan mulia yang diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. Kompetensi menjadi
syarat mutlak menuju profesionalitas guru. Guru yang profesional harus memiliki empat
kompetensi sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Guru dan Dosen, yaitu
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Adanya perbedaan kondisi belajar yang tepat bagi peserta didik akan menyebabkan
timbulnya kesulitan belajar. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kesulitan belajar yaitu
faktor eksternal dan internal. Faktor internal terkait kondisi jasmani dan psikologi peserta didik;
sedangkan faktor eksternal terkait lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal tersebut
didukung oleh penelitian Sari & Suyanta (2013) bahwa faktor penyebab kesulitan belajar kimia
peserta didik adalah guru, peserta didik, lingkungan, dan materi pelajaran. Sekolah memegang
peranan yang cukup utama dalam proses belajar secara formal. Sekolah memiliki kurikulum
yang sudah ditetapkan yang memuat berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik.
1.2 Tujuan
1. Menghasilkan instrumen model testlet sebagai instrumen pendeteksi kesulitan belajar kimia
peserta didik kelas X SMA
2. Menentukan karakteristik butir soal instrumen pendeteksi kesulitan belajar kimia kelas X
menggunakan model Cooperative
3. Mendapatkan profil belajar individu peserta didik
1.3 Manfaat
Dapat membantu guru dalam pengembangan instrument yang dapat menjadi alternatif bagi guru
untuk dapat melakukan peran ganda dalam mendidik peserta didik, yaitu selain sebagai pengukur
prestasi.

1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

Sekolah memiliki kurikulum yang sudah ditetapkan yang memuat berbagai mata
pelajaran yang harus dipelajari peserta didik. Pada tingkatan SMA salah satu mata pelajaran yang
perlu dipelajari peserta didik adalah mata pelajaran kimia. Kimia merupakan salah satu cabang
ilmu sains yang sangat penting karena dapat membuat peserta didik memahami fenomena yang
terjadi di sekitar mereka. Namun tidak sedikit orang mengatakan bahwa ilmu kimia itu sulit.
Salah satu penyebab materi ini sulit adalah karena pengetahuan kimia dipelajari dalam tiga level
disebut segitiga level representasi kimia yang mencakup gambaran yang dapat diobservasi
langsung, sub-mikroskopis (atom, ion, molekul) dan simbolis (lambang, formula, persamaan,
hitungan). Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Untuk dapat
mengatasi kesulitan belajar kimia peserta didik, maka salah satu cara yang perlu dilakukan
adalah dengan melakukan model pembelajaran cooperataive learning untuk mengetahui tingkat
dan letak kesulitan belajar peserta didik. Motode cooperative learning adalah suatu proses yang
dilaksanakan untuk menentukan secara tepat jenis kesukarangan yang dihadapi peserta didik
dalam suatu mata pelajaran tertentu.
(a) upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang
dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejalagejalanya (symtoms);
(b) studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
(c) keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau
faktafakta tentang suatu hal.

2.1 URAIAN PERMASALAHAN


1. Untuk mengetahuidalam mengatasi kesulitan siswa dalam belajar kimia pada kelas XI
SMA.

2
2.2 SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada SMA kelas XI, dan ditujukan hanya dalam pembelajaran
kimia.
2.3 ASSESMENT DATA
Dengan cara menidentifikasi permasalahan yang akan dilakukan, yaitu:
1. Penyebab prestasi belajar yang rendah
2. Metode pemelajara yang digunakan
3. Solusi yang diguakan dalam menangani penyebab menuruya prestasi belajar

3
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 METODE PENELITIAN


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
kemudahan dan kemanfaatan profil individu dalam mendeteksi kelemahan dan kelebihan peserta
didik. Pengambilan data dari para guru dengan menggunakan lembar penilaian dan dari peserta
didik dengan menggunakan angket berupa soal yang yang mudah, sedang dan sampai yang
tersulit. Sehingga kita sebagai guru professional dapat mengetahui sejauh mana anak didik kita
memahami soal dalam pembelajaran kimia. Oleh karena itu semua siswa dapat kita ketahui
bagaimana tingkat kesulitan yang harus di hadapi dan dapat mengetahui bagaimana seharusnya
teknih dalam pengajaran yang baik terhadap peserta didik, oleh sebab itulah kita harus sebagai
guru yang kreatif dan profesional. Penilaian oleh guru pada aspek kemudahan dan kemanfaatan
dalam melakukan deteksi kemampuan peserta didik. Penilaian oleh peserta didik. Subyek pada
penelitian ini adalah para guru kimia dan peserta didik di sekolah kategori tinggi, sedang dan
rendah. Pengambilan data dari para guru dengan menggunakan lembar penilaian dan dari peserta
didik dengan menggunakan angket. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan
bantuan statistik deskriptif.

3.2 LANGKAH PENELITIAN


1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
4. Membimbing kelompok umpan balik

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Dengan menggunakan angket berupa instrumen soal
2. Dengan menggunakan instrumen penilaian

4
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 ANALISA PEMBAHASAN


Menurut Asmani (2009) guru profesional adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran
yang menjadi keahliannya, mempunyai semangat tinggi dalam mengembangkannya dan menjadi
pioneer perubahan di tengah masyarakat.. Seseorang mempunyai bidang keahlian kalau ia
mempunyai kompetensi yang memadai dan mendalam. Guru harus menguasai bahan pelajaran,
strategi belajar mengajar, dan mendorong siswa belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi,
maka segala upaya peningkatan kualitas pendidikan akan mencapai hasil yang maksimal. Dalam
pelaksanaan pendidikan, guru merupakan ujung tombak, sehingga perlu pengembangan
professional guru. Setiap guru memiliki potensi dan kebutuhan untuk berkembang serta
meralisasikan dirinya.
Perkembangan IPTEK menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan secara professional.
Karena Guru mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, sehingga hampir semua usaha
pembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru. Pengembangan profesionalisme guru
diarahkan pada peningkatan kualitas. Kriteria profesionalisme guru meliputi kemampuan:
menguasai bahan, mengelola PBM, mengelola kelas, mengelola media atau sumber, menguasai
landasan kependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa, dan
mengenal administrasi sekolah. Guru yang professional adalah guru yang benar-benar ahli dalam
bidangnya dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sekaligus memiliki kompetensi dan
komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Pengakuan kedudukan
guru sebagai tenaga professional mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Guru.

5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Pentingnya peningkatan kemampuan profesional guru dapat ditinjau dari beberapa sudut
pandang, ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, kepuasan
moral kerja, keselamatan kerja guru dan peranannya yang demikian penting dalam rangka
implementasi manajemen peningkatan mutu. Peningkatan kemampuan profesional guru dapat
diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang, yang tidak mampu mengelola
sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi
kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi. Oleh karena itu, peningkatan
kemampuanprofesional guru seharusnya diarahkan pada pembinaan kemampuan dan sekaligus
pembinaan komitmennya.
5.2 SARAN
a) Diperlukan pengembangan instrument yang dapat menjadi alternatif bagi guru untuk dapat
melakukan peran ganda assesment, yaitu selain sebagai pengukur prestasi juga dapat
dipergunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan peserta didik.
b) Diperlukan produk berupa profil individu dan profil kelas secara bersamaan agar yang dapat
membantu guru membuat perencanaan untuk perbaikan proses pembelajaran.

6
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta:
Powerbook.
Abin Syamsudin. (2002) Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai