Anda di halaman 1dari 6

“ BAKABA “

NAMA : NORMA DWI SARLINA


KELAS : X – IPA
SEKOLAH : SMA SMART CIBINONG
MAPEL : SENI BUDAYA ( TEATER TRADISIONAL )
A . Pengertian Bakaba

Tradisi lisan ini milik masyarakat suku Minangkabau. Bakaba merupakan pertunjukan atau
pementasan dari suatu kaba. Kaba adalah sastra pelipur lara yang berisi kisah-kisah yang
bersifat menghibur dan memberi nasihat. Pada dasarnya, karya sastra Minang yang berbentuk
prosa bisa disebut kaba.
Dalam proses penyampainnya, tradisi lisan asal Minang Sumatera Barat. ini disampaikan oleh 2
orang tukang kaba. Satu orang tukang kaba yang menyampaikan atau mendendangkan kaba.
Orang pertama ini bisa jadi merupakan pencipta kaba, bisa juga tidak. Sedang orang kedua
adalah pencipta kaba, yakni orang yang menyampaiakan kaba secara tertulis.
Bakaba dapat disampaikan dengan berbagai cara, tiap daerah di Minangkabau memilki ciridan
keunikannya masing-maisng dalam menggelar petunjukan bakaba. Ada macam nama-nama
bakaba berdasarkan jenis musik pengiringnya, daerah pberkembangnya dan nama kabanya.
Sijabang yakni petunjukan bakaba yang diiringi kecapi. Ada juga Basimalin berasal dari daerah
Payakumbuh. Masih ada banyak lagi jenis kaba sesuai daerah dan alat pengiringnya.
Tradisi lisan bakaba ini sejatinya tidak dikatakan hilang secara teks, beberapa naskah kaba
dicetak dibukukan dan beberapa tersebar luas di internet. Namun yang mulai luntur adalah
pertunjukan atau pentas bakaba itu sendiri. Saat ini, tak banyak orang yang mengerti dengan
budaya yang satu ini.
Tradisi bakaba, kini hanya terdengar dibeberapa acara adat. Dan tak banyak orang yang dapat
mendendangkannya, sebab proses regenarasi yang tidak terlalu baik. Hingga hanya para tetua
adat atau beberapa orang tua saja yang dapat mendendangkan kaba.
Sejarah / Perkembangan Bakaba

bakaba adalah bercerita dengan berdendang (berlagu). yang diceritakan berupa kaba, sastra
tradisional Minagkabau. Bercerita dengan berdendang dan diiringi oleh musik tertentu. Ada
beberapa jenis alat musik yang biasanya dipakai, antara lain :

 Bakaba di daerah pesisir selatan diiringi dengan rebab (alat gesek) atau biola yang
digesek seperti rebab dan atau adok (sejenis gendang).
 Bakaba di daerah Tanah Datar, Agam, Solok, Sijunjung dan Pauh (Padang luar kota), alat
musik mengiringinya adalah salulang (sejenis alat tiup)
 Di daerah Payakumbuh, alat musik yang mengiringi bakaba adalah kecapi (sejenis alat
musik yang dipetik)
Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra barat. Teater ini dituturkan oleh tukang
kaba dalam bentuk prosa liris yang didendangkan (dilagukan) dengan diiringi alunan musik
rebah atau kecapi,saluang (suling) , dan adog9rebana). Untuk menggelar kaba sekurang
kurangnya harus ada dua tukang kaba ,seorang penyanyi yang berserita,dan seorang lagi
sebagai pengiring musik. Kaba biasanya dipentaskan sebagai bagian dari upacara
perkawinan,menempati rumah baru,panen , dan sebagainya.Waktu pementasan terjadi
interaksi dengan penonton.

Jenis Teater / Tema Cerita Bakaba

Secara harfiah "bakaba" berasal dari kata kaba yang artinya kabar, bakaba adalah berkabar
yang bermaksud mempunyai kabar. Di Minangkabau, kaba merupakan cerita yang diungkap
secara lisan dari mulut ke mulut yang difungsikan sebagai alat pengajaran/penanaman hal-hal
yang membentuk prinsip-prinsip hidup yang kuat.

"bakaba" di Minangkabau diartikan sebagai sebuah cara berkisah, atau menyampaikan


"sesuatu" dengan cara mengiaskannya dalam sebuah kaba/cerita, "sesuatu" yang dimaksudkan
dapat disebut sebagai pesan yang tersembunyi/pesan yang diselipkan dalam kaba dan
disampaikan secara metaforik sehingga secara tidak sadar dapat merasuki dan tertanam pada
perasaan dan pikiran para pendengar.

Hingga masa sekarang ini istilah "bakaba" merupakan sebuah acara kesenian yang
menceritakan segala macam kisah dengan setiap pesannya dan diselenggarakan dengan diiringi
berbagai alat musik sebagai instrumennya. Selain dari itu "bakaba" juga dilakukan dengan
menumpangi bentuk-bentuk kesenian seperti Randai, Saluang, Rabab, Indang dan Selawat
Dulang.

Secara sosiologis "bakaba" dapat dilakukan dimanapun seperti di Rumah Gadang, Surau, Lapau
atau warung kopi dan bahkan di tepian mandi. Sistim pendidikan seperti ini sangat kental pada
masayarakat Minangkabau, sebab kaba ada untuk sesuatu yang belum diketahui/sangat
terbuka untuk hal apapun yang bersifat baru, artinya budaya ini tidak akan pudar sampai
kapanpun dan tetap relevan untuk setiap zaman.

Dalam bakaba, pesan disampaikan dengan dikiaskan pada kaba secara metaforik, pada
dasarnya pengungkapan yang metaforik tidak hanya menjadi sebuah cara yang halus/indah
dalam menyampaikan sebuah pesan bagi masyarakat minang, sebab berbahasa dengan
menggunakan metafora sudah menjadi makanan keseharian bagi mereka. Bahasa keseharian
seperti ini menjadikan masyarakat Minangkabau sangat peka terhadap hal-hal yang terkias dan
tersembunyi, "alun takilek alah takalam" (belum terjadi kilat, sudah terasa gelap kembali)
artinya sebelum terbesitkan dalam kata/terlihat dalam rupa, namun sudah terduga maksud dan
tujuannya.

Secara singkat dijelaskan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki tata bahasa yang bernilai
tinggi, tidak umum dan sangat akrab dengan Metafora, diketahui bersama bahwa pengambilan
hal-hal yang merupakan pengibaratan/percontohan secara simbolik tidak dapat dilakukan
dengan mendeskripsikan/mengutip secara langsung pada alam (realitas), akan tetapi harus
melewati makna/pemahaman yang berlapis sehingga menimbulkan persepsi yang bersifat
khusus (realitas baru). Bagi masyarakat Minangkabau, Proses menemukan realitas baru inilah
yang mengasah kepekaan setiap individu dalam beradaptasi dengan alam dan lingkungan.
Sehingga hal ini juga dikatakan sebagai basic/dasar intelektual Masyarakat Minangkabau
khususnya pada bidang seni rupa bagi para anggota Komunitas Seni Sakato.

Merujuk pada persoalan seni, di Minangkabau seni secara umum hadir dalam bentuk hiburan
dan permainan dalam mengisi waktu luang, namun seni bukanlah hiburan ataupun permainan,
seni berdiri sendiri sebagai seni, namun seni berperan sebagai atmosfer yang menyelimuti
hiburan dan permainan tersebut dalam penyampaian maksud ataupun pesan yang tersebunyi.
Artinya seni dipahami tidak lebih dari sebuah bahasa yang halus dan bernilai tinggi namun
terkonstuksi dengan pondasi yang sangat kokoh. Seperti pada kesenian saluang misalnya, lagu-
lagunya sedikit kocak dengan pantun yang mengelitik, namun dibalik itu si tukang
dendang/penyanyi saluang menyelipkan pesan-pesan moralis, politis, spritual dan sebagainya,
bunyi saluang dengan irama yang mendayu-dayu, suara tukang dendang yang indah dan
melenggak-lenggok yang dianggap sebagai seni hanyalah merupakan sebuah cara untuk
memperhalus dan menyelimuti pesan sehingga dapat merasuki penonton diluar kesadarannya
secara halus dan melekat.

Berdasarkan uraian di atas, maka karya-karya perupa pada Pameran Besar Komunitas Seni
Sakato yang mengusung tema "bakaba" ini, diharapkan dapat mencerminkan kekuatan
intelektual pada kepekaan artistik dan tata bahasa visual yang bernilai tinggi serta memiliki
prinsip dan konstruksi pemikiran yang kuat.

Iringan Musik Bakaba

alat musik seperti Rebana besar, kecapi, rebab, dan biola. yang kisahnya menceritakan tentang
adat Minangkabau mengenai baik dan buruk atau patut tidak patut dalam tradisi Tamboo.
Ciri khas Bakaba

Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra barat. Teater ini dituturkan oleh tukang
kaba dalam bentuk prosa liris yang didendangkan (dilagukan) dengan diiringi alunan musik
rebah atau kecapi,saluang (suling) , dan adog9rebana). Untuk menggelar kaba sekurang
kurangnya harus ada dua tukang kaba ,seorang penyanyi yang berserita,dan seorang lagi
sebagai pengiring musik. Kaba biasanya dipentaskan sebagai bagian dari upacara
perkawinan,menempati rumah baru,panen , dan sebagainya.Waktu pementasan terjadi
interaksi dengan penonton.

Sekian TerimaKasih

Salam Hangat
(Norma .d.s)

Anda mungkin juga menyukai