005-SPO/SKP/07/20 00 1/2
Prosedur 1. Memastikan pasien sudah berapa kali operasi, jika sudah 2x operasi
maka tidak dapat dilakukan di RSIA ASIH.
2. Memastikan kelayakan operasi pada pasien dengan melakukan
anamnesa tentang riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
3. Apabila terdapat faktor resiko atau comorbid, maka pasien akan
dikonsulkan terlebih dahulu sesuai dengan comorbid ya ke dokter
spesialis penyakit dalam dengan alur sebagai berikut:
Untuk pasien BPJS datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) nya, dengan terlebih dahulu membawa surat pengantar
dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan sebagai
penanggungjawab pasien di RSIA ASIH .
Selanjutnya, pasien akan dikonsulkan ke dokter spesialis
penyakit dalam, untuk menentukan apakah operasi dapat
dilaksanakan atau tidak.
Kemudian pasien membawa surat jawaban dari dokter spesialis
penyakit dalam tesebut ke RSIA ASIH dan menyerahkannya
kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang akan
melakukan tindakan.
Untuk pasien umum dapat datang langsung ke rumah sakit yang
dituju.
4. Pada pasien dengan hipertensi:
Apabila sehari sebelum operasi (H-1) tekanan darah ≥
160/90mmHg , maka pasien akan diobservasi selama 2x24 jam
dengan melakukan pemberian terapi oral anti hipertensi dan
pemeriksaan laboratorium wajib, yaitu:
a. Terapi; Methyldopa 4x250mg dan Nifedipin 3x5mg.
b. Laboratorium; Hb, Trombosit, Ureum, Kreatinin, SGOT,
SGPT, Albumin serum, K, Na, Urin lengkap.
Bila dalam waktu 1x24 jam tekanan darah >155/90mmHg, maka
operasi akan ditunda selama 1 (satu) hari.
Apabila setelah 2x24 jam tekanan darah masih tetap sama
(>155/90mmHg), maka pasien akan dikonsulkan terlebih dahulu
ke dokter spesialis obsgyn penanggungjawab pasien (DPJP)
untuk keputusan dirujuk atau tidaknya.
5. Pasien yang wajib dirujuk adalah:
Apabila pada saat kontrol, tekanan darah >170/100mmHg dan
ketika diulang 20 menit kemudian setelah diistirahatkan tekanan
darah tetap sama.
Hipertensi atau Pre Eklampsia yang mengarah ke impending
eklampsia (pusing, mual, mata kabur, nyeri uluhati).
Saat hasil laboratoriumnya mengarah ke HELLP Syndrome.
Hipertensi dengan riwayat cardiomegali atau kelainan jantung
yang terdeteksi saat sebelum hamil.
Pasien rujukan bidan dengan tensi > 160/100mmHg pada saat
inpartu.
6. Setelah mendapatkan surat keterangan acc operasi dari dokter penyakit
dalam, maka selanjutnya dilakukan pemberian informasi tentang hari,
tanggal, dan waktu akan dilaksanakannya operasi.
7. Setelah dipastikan hari, tanggal, dan waktu pelaksanaan operasi, maka
dilakukan persiapan operasi sehari sebelumnya (H-1) yaitu:
a. Siapkan formulir persetujuan operasi.
b. Periksa kelengkapan administrasi, rekam medis, dan hasil
laboratorium.
c. Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang jadwal puasa yang
harus dilakukan dan diberitahu akibatnya bila tidak puasa.
d. Meminta pasien untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan
tindakan dan surat pernyataan bersedia menjalani persiapan operasi
sesuai ketentuan dari rumah sakit.
e. Pasien harus mandi bersih, perhiasan harus dilepas, tidak boleh
memakai cat kuku dan kosmetik.
f. Dilakukan visite oleh dokter spesialis anestesi untuk memastikan
keadaan umum pasien (GCS, vital sign, riwayat alergi, dll).
g. Lakukan tindakan medis (pasang infus, skin test antibiotik, dll).
h. Lakukan pencukuran rambut pada area operasi.
i. Pasien memakai baju pasien operasi.
j. Operasi dimulai.