Anda di halaman 1dari 26

MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik

Pengaman tipe MCB

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik rumah yang
mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi dalam
instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik (short
circuit ataukorsleting). Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang akhirnya bisa
menimbulkan kebakaran.

Dalam artikel kami sebelumnya, “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah” ada
dijelaskan secara singkat fungsi MCB ini dan lokasi dimana MCB ini terpasang.

Pada instalasi listrik rumah, MCB terpasang di kWh meter listrik PLN dan juga di MCBBox.
Jadi sebenarnya kita “kenal baik” dengan komponen ini, setidaknya tahulah bentuk dan
dimana lokasinya. Tentunya karena setiap terjadi listrik di rumah “anjlok” disebabkan
kelebihan pemakaian daya listrik atau korsleting, maka yang pasti dicari untuk menyalakan
listrik PLN adalah MCB yang ada di kWh meter atau MCB Box.

Artikel ini akan membahas mengenai MCB ini secara lebih dalam dan lengkap. Sedikit teori
dan beberapa istilah teknis kami munculkan sebagai pendukung penjelasan, dan semoga
masih bisa dimengerti dengan mudah.

Fungsi MCB

Simbol MCB & Toggle Switch

Bila kita perhatikan secara lebih detail, pada bagian depan MCB akan  ada gambar simbol
seperti gambar disamping ini. Simbol tersebut merupakan simbol yang umum dipakai dalam
gambar listrik sebagai legenda yang menjelaskan fungsi dari peralatan listrik tersebut.

Sedangkan angka 1 dan 2 menunjukkan nomor terminal pada MCB sebagai tempat koneksi
kabel listrik. Pada angka 1 atau bagian atas umumnya disambungkan dengan
kabel incoming dan pada angka 2 atau bagian bawah disambungkan dengan kabel outgoing.
Gambar disebelah kanan merupakan MCB dengan toggle switch berwarna biru. Simbol “I”
putih menunjukkan bahwa MCB dalam posisi “ON” dan simbol “O” menunjukkan posisi
“OFF”.

Dari simbol tersebut, terlihat MCB mempunyai tiga macam fungsi yaitu :

1. Pemutus Arus (simbol “x” dengan garis miring ke kiri) .

MCB ini mempunyai fungsi sebagai pemutus arus listrik ke arah beban. Dan fasilitas pemutus
arus ini bisa dilakukan dengan cara manual ataupun otomatis.

Cara manual adalah dengan merubah toggle switch  yang ada didepan MCB (biasanya
berwarna biru atau hitam) dari posisi “ON” ke posisi “OFF” dan bagian mekanis dalam MCB
akan memutus arus listrik. Hal ini dilakukan bila kita ingin mematikan sumber listrik di
rumah karena adanya keperluan perbaikan instalasi listrik rumah. Istilah yang biasa dipakai
adalah MCB Switch Off.

Sedangkan MCB akan otomatis “OFF” bila dideteksi terjadi arus lebih, disebabkan karena
beban pemakaian listrik yang lebih, atau terjadi gangguan hubung singkat, oleh bagian
didalam MCB dan memerintahkan MCB untuk “OFF” agar aliran listrik terputus. Istilah yang
biasa dipakai adalah MCB Trip.

Bagian-bagian di dalam MCB tersebut akan dijelaskan pada poin 2 dan 3 berikut.

2. Proteksi Beban Lebih (overload) (simbol seperti kotak dengan sisi terbuka di kiri)

Fungsi ini akan bekerja bila MCB mendeteksi arus listrik yang melebihi rating-nya.
Misalnya, suatu MCB mempunyai rating arus listrik 6A tetapi arus listrik aktual yang
mengalir melalui MCB tersebut ternyata 7A, maka MCB akan trip dengan delay waktu yang
cukup lama sejak MCB ini mendeteksi arus lebih tersebut.

Bagian di dalam MCB yang menjalankan tugas ini adalah sebuah strip bimetal. Arus listrik
yang melewatibimetal ini akan membuat bagian ini menjadi panas dan memuai atau mungkin
melengkung. Semakin besar arus listrik maka bimetal akan semakin panas dan memuai
dimana pada akhirnya akan memerintahkan switchmekanis MCB memutus arus listrik
dan toggle switch  akan pindah ke posisi “OFF”.

Lamanya waktu pemutusan arus ini tergantung dari besarnya arus listrik. Semakin besar tentu
akan semakin cepat. Fungsi strip bimetal  ini disebut dengan Thermal Trip. Saat arus
listriknya sudah putus, maka bimetalakan mendingin dan kembali normal. MCB bisa kembali
mengalirkan arus listrik dengan mengembalikan ke posisi “ON”.

3. Proteksi Hubung Singkat (Short Circuit) (simbol lengkungan)

Fungsi proteksi ini akan bekerja bila terjadi korsleting atau hubung singkat arus listrik.
Terjadinya korsletingakan menimbulkan arus listrik yang sangat besar dan mengalir dalam
sistem instalasi listrik rumah.
Bagian MCB yang mendeteksi adalah bagian magnetic trip yang berupa solenoid (bentuknya
seperti coil/lilitan), dimana besarnya arus listrik yang mengalir akan menimbulkan gaya tarik
magnet di solenoid yang menarikswitch pemutus aliran listrik. Sistem kerjanya cepat, karena
bertujuan menghindari kerusakan pada peralatan listrik. Bayangkan bila bagian ini gagal
bekerja.

Bagian bimetal strip sebenarnya juga merasakan arus hubung singkat ini, hanya saja
reaksinya lambat sehingga kalah cepat dari solenoid ini.

Bila MCB trip karena overload seperti pada poin 2, maka kita cukup mengurangi pemakaian


listrik dengan memutuskan sebagian beban peralatan listrik. Setelah itu MCB bisa kita “ON”
kan kembali. Tetapi perlu kita beri waktu sekitar 1 atau 2 menit untuk bimetal kembali
normal lebih dahulu.

Sedangkan bila MCB trip karena korsleting, maka jangan langsung “ON” kan MCB, tetapi
pastikan dulu bagian dari instalasi listrik rumah yang bermasalah sudah dilepaskan dari
sistem kelistrikan. Biasanya pada peralatan listrik atau bagian listrik tersebut ada tanda-tanda
seperti percikan bunga api listrik, bau gosong atau bunyi letupan saat terjadi hubung singkat.
Jadi bedanya MCB trip karena overload atau hubung singkat bisa dilihat secara mudahnya
dari sini.

Oke…kalau anda bingung membayangkan bagian-bagian dalam MCB tersebut seperti apa,
yuk kita lihat-lihat bagian MCB tersebut pada bagian berikut.

Bagian-bagian MCB

Gambar Bagian-bagian MCB


Dari situs Wikipedia, kita dapatkan gambar yang menjelaskan bagian-bagian dalam MCB ini.
Gambar ini bersifat umum dan belum tentu sama persis dengan MCB yang umum dipakai di
PLN atau perumahan. Jadi hanya kita ambil sebagai contoh saja.

Bagian dalam MCB sebenarnya lebih dominan bersifat mekanis dengan


fungsi switch mekanis dan kontak penghubung/pemutus arus listrik.

Penjelasannya dari nomor-nomor dalam gambar adalah sebagai berikut :


1. Actuator Lever atau toggle switch, digunakan sebagai Switch On-Off dari MCB. Juga
menunjukkan status dari MCB, apakah ON atau OFF.
2. Switch mekanis yang membuat kontak arus listrik bekerja.
3. Kontak arus listrik sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.
4. Terminal tempat koneksi kabel listrik dengan MCB.
5. Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip
6. Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan pabrikan untuk mengatur secara presisi arus
trip dari MCB setelah pabrikasi (MCB yang dijual dipasaran tidak memiliki fasilitas ini,
karena tujuannya bukan untuk umum)
7. Solenoid. Coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja bila
terjadi hubung singkat arus listrik.
8. Pemadam busur api jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau pengaliran
kembali arus listrik.

Jika anda mengalami masalah dengan fungsi MCB, cukup beresiko jika kita perbaiki sendiri
dengan berbekal pengetahuan mengenai bagian-bagian dalamnya melalui gambar diatas.
Karena ini berhubungan dengan fungsi proteksi arus listrik yang sangat penting. Jadi
sebaiknya sih ganti MCB-nya dengan yang baru.

Cukup bermanfaat memang melihat-lihat bagian-bagian dalam MCB ini. Nice to know saja.

Oke dech kawan pembaca…sampai disini dulu bagian pertama dari artikel mengenai MCB
ini. Bagian selanjutnya dari MCB ini akan semakin menarik dan aplikatif. Dan semoga
bagian pertama ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

ILR-Team

MCB sebagai proteksi dan pembatas daya listrik


Spesifikasi MCB

MCB nameplat dengan kode dan simbol


Gambar disamping adalah contoh MCB umum yang biasa dipakai di instalasi listrik rumah.
Ada perbedaan antara MCB milik PLN yang terpasang di kWh meter dengan milik pelanggan
yang dijual secara umum. Yang pertama adalah warna toggle switch yang berbeda (dalam
produk dari produsen MCB yang sama, milik PLN memiliki warnatoggle switch biru dan
yang dijual untuk umum berwarna hitam) dan kedua adalah tulisan “Milik PLN” pada MCB
yang dipasang di kWh meter. Walaupun ada juga produsen MCB lainnya yang menggunakan
warna toggle switch  biru untuk produk yang dijual di pasaran.

Sekarang, mari kita bahas kode dan simbol yang tertulis dalam nameplate MCB tersebut.

 Simbol dengan angka 1 dan 2


Ini adalah simbol dari fungsi MCB sebagai proteksi beban penuh dan hubung singkat
(penjelasan detail bisa dilihat pada tulisan bagian pertama “”MCB sebagaiProteksi dan
Pembatas Daya Listrik“”). Dari gambar tersebut, hal ini juga menjelaskan bahwa MCB ini
adalah 1 pole (karena hanya ada 1 simbol saja). Bila ada dua simbol berdampingan, maka
MCB-nya adalah 2  poles. Yang umum dipakai di perumahan adalah tipe MCB 1 pole, yaitu
hanya kabel phase saja yang diproteksi.

 NC45a
Merupakan MCB  model number yang ditentukan dari produsen MCB. Lain produsen berarti
lain model number. Sebagai tambahan informasi, model NC45a ini adalah MCB yang
diproduksi untuk keperluan perumahan secara umum.

 C16
Kode ini menjelaskan tripping curve MCB yaitu tipe “C”, dengan proteksi magnetic
trip sebesar 5-10In (In : arus nominal atau  rating arus dari MCB) dan angka “16”
adalah rating arus dari MCB sebesar 16A. Rating arus ini adalah kode paling penting dalam
MCB dan berguna saat pembelian MCB. Penjelasan selanjutnya mengenairating arus ada di
bagian berikutnya.

 230/400V
Menjelaskan rating tegangan dalam operasi MCB yaitu 230V atau 400V sesuai dengan
tegangan listrik PLN 220V.

 4500 dan 3
“4500” menunjukkan rated breaking capacity MCB, yaitu kemampuan kerja MCB masih
baik sampai arus maksimal 4500A, yang biasanya terjadi saat hubung singkat arus listrik.
Dimana diatas angka ini MCB akan berpotensi rusak. Dan angka “3” adalah I2t classification,
yaitu karakteristik energi maksimum dari arus listrik yang dapat melalui MCB.

 12002
Catalog Number dariprodusen MCB yang tujuannya sebagai nomor kode saat pembelian.

 LMK; SPLN 108; SLI 175 dan IEC 898


Menandakan bahwa MCB ini sudah lolos uji di LMK PLN (LMK : Lembaga Masalah
Kelistrikan). Sedangkan tiga kode selanjutnya menyatakan bahwa MCB dibuat dengan
mengacu kepada standard-standard teknis yang ditetapkan baik nasional maupun
internasional.

 I-ON pada  toggle switch


Menandakan bahwa MCB pada posisi “ON”. Untuk posisi “OFF” maka simbolnya adalah
“O-OFF”.

 SNI
MCB ini sudah mendapatkan sertifikat SNI (Standard Nasional Indonesia).

Bagi anda yang merasa awam mengenai listrik, apalagi soal MCB ini, tidak perlu pusing-
pusing untuk mengertinameplate MCB. Hal yang paling penting dalam memilih MCB yang
hendak dibeli adalah kode rating arus MCB yang sesuai kebutuhan, seperti contoh diatas
yaitu kode “C16”, yaitu  rating arus MCB sebesar 16A dengan tripping curvetipe “C”. Kode
lain yang perlu diperhatikan adalah kode “LMK” serta “SNI” yang berarti produk ini sudah
memenuhi standard tersebut.

Rating MCB dan Daya listrik PLN


Contoh yang dibahas dalam bagian sebelumnya menggunakan MCB dengan rating 16A
dan tripping curve type “C”. MCB yang dijual dipasaran mempunyai rating arus yang
bermacam-macam sesuai kebutuhan. Saat membeli MCB, kita cukup
menyebutkan rating arus MCB yaitu berapa ampere dan tujuan pemakaian yaitu untuk
perumahan.

Dasar pemilihan rating arus MCB yang ingin dipakai di perumahan tentu disesuaikan dengan
besarnya langganan daya listrik PLN yang terpasang. Karena PLN sendiri menetapkan besar
langganan listrik perumahan sesuai ratingarus dari MCB yang diproduksi untuk pasar dalam
negeri.

Tabelnya seperti ini:


Rating Arus Miniature
Daya Listrik PLN
Circuit Breaker

2A 450VA

4A 900VA

6A 1300VA

10A 2200VA

16A 3300VA

Rumusnya adalah : Rating Arus MCB x 220V (Tegangan listrik PLN).

Hasil perhitungannya adalah angka pembulatan. Jadi bila langganan listrik PLN sebesar
1300VA maka MCB yang dipasang di kWh meter memiliki rating 6A.

Berikut adalah contoh MCB dengan berbagai rating arus.

Macam-macam MCB dengan berbagai rating

Dari kiri ke kanan, rating arus MCB adalah 16A (dari C16), 6A (dari C6) dan 6A (dari CL6).
MCB paling kanan adalah milik PLN yang terpasang di kWh meter dengan tipe C32N
dan tripping curve tipe “CL” (hampir sama dengan tripping curve tipe “C”). Bisa dilihat
warna toggle switch biru dan tulisan “MILIK PLN”.

Tambah daya listrik PLN


Setelah mengetahui fungsi, kode-kode MCB dan hubungannya dengan daya listrik PLN,
maka menjadi jelas bahwa dalam hal menambah daya listrik PLN, petugas PLN cukup
mengganti MCB yang dipasang di kWh meter denganrating arus yang sesuai. Tentunya
setelah proses administrasinya diselesaikan. Misalnya menambah daya listrik dari langganan
1300VA ke 2200VA, maka MCB-nya diganti dari 6A ke 10A.

Hanya saja ada faktor yang perlu diperhatikan saat melakukan tambah daya listrik PLN, yaitu
faktor kapasitas dari instalasi listrik rumah itu sendiri. Jika anda melakukan tambah daya dari
1300VA ke 2200VA maka akan ada penambahan daya listrik lebih dari 150% kapasitas.

Salah satu faktor yang harus menjadi perhatian adalah ukuran kabel jalur utama yang
terpasang pada instalasi listrik rumah, apakah mampu menghantarkan arus sebesar 10A dari
sebelumnya 6A.

Salah satu cara mudahnya adalah pastikan ukuran kabel eksisting untuk jalur utama paling
tidak berukuran minimal 2.5mm (memiliki kuat hantar arus minimum 19A keatas). Tapi bila
tambah daya hingga mencapai 3300VA atau MCBrating arus 16A, maka ukuran kabel harus
dinaikkan.

Efek pada kabel yang dilalui arus listrik mendekati kapasitas nominalnya adalah kabel
menjadi panas, dan bila kualitas kabel kurang baik atau sudah berumur, maka bisa terjadi
kerusakan isolasi kabel dan berakibat terjadi kebocoran arus listrik.

Kasus lainnya adalah bila rumah yang akan dinaikkan daya listriknya ternyata pada awalnya
berlangganan listrik 450VA, kemudian dinaikkan menjadi 900VA dan kemudian karena
kebutuhan akan listrik meningkat lagi maka dinaikkan menjadi 1300VA,dan saat tambah
daya ternyata tidak diikuti peningkatan kapasitas hantaran pada instalasi listrik rumah. Untuk
kasus ini perlu dipastikan kondisi kabel listrik dan juga ukurannya yang sesuai.

Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam membeli MCB.


Ada berbagai jenis MCB yang ada dijual di pasaran dari berbagai pabrik pembuat MCB,
dengan harga yang bervariasi sesuai rating dan spesifikasinya. Pertanyaannya, bagaimana
memilih MCB yang berkualitas baik?

Salah satu yang sering ditekankan oleh Pemerintah adalah pilihlah produk yang berlabel
“SNI”. Masalahnya adalah, mungkin banyak produk dengan kualitas rendah ataupun merk
MCB yang dipalsukan yang juga diberi label “SNI”. Nah..inilah salah satu hal yang tidak
mudah. Salah satu caranya adalah cermati harga jualnya. Ada MCB yang dijual dengan harga
sangat murah dari produsen yang tidak terkenal. Logikanya, bila harga jual sudah murah,
berapa ongkos produksinya dan apa material yang dipakai dengan harga semurah itu. Bila
material yang dipakai tidak sesuai standard atau berkualitas jelek, maka efeknya adalah MCB
tidak bekerja sesuai  rating-nya.

Hal ini berbahaya bagi instalasi listrik terutama pada kabel bila terjadi hubung singkat, yaitu
MCB tidak trip atau turun sehingga arus hubung singkat yang luar biasa besar tetap terjadi
dan merusak isolasi kabel sehingga timbul percikan api yang dapat mengakibatkan
kebakaran. Karena itu belilah MCB yang berkualitas baik mengingat fungsinya yang cukup
vital sebagai proteksi dari system instalasi listrik rumah.

Semoga artikel mengenai MCB yang dibagi dalam dua tulisan ini cukup bermanfaat bagi
pembaca dan mohon maaf bila alur pembahasannya banyak berhubungan dengan hal-hal
teknis. Kita berusaha membuatnya mudah dimengerti. Silahkan bila ada yang ingin
menambahkan, koreksi ataupun sharing mengenai penggunaan MCB ini
http://listrik220.blogspot.com/2013/04/mcb-sebagai-proteksi-dan-pembatas-daya.html

http://www.instalasilistrikrumah.com/mcb-sebagai-proteksi-dan-pembatas-daya-listrik/

KABEL INSTALASI

Seperti kita tahu bahwa kabel adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu
rangkaian instalasi listrik, baik instalasi listrik rumah, ruko, kantor, pabrik, gedung
bertingkat. Kabel sangat dibutuhkan sebagai media untuk mengalirkan atau mendistribusikan
daya listrik dari sumber listrik (PLN, Genset, atau pembangkit listrik yang lain) menuju ke
beban (Perlatan rumah tangga, Mesin Produksi, penerangan dll).

Selain sebagai media untuk mengalirkan atau mendistribusikan daya listrik, kabel juga bisa
digunakan sebagai pengontrolan jarak jauh. Contoh yang paling sederhana adalah bila kita
menghidupkan lampu di kamar tidur, cukup kita menghidupkan saklar agar lampu bisa
menyala. Contoh lain yang lebih besar dan rumit adalah pengontrolan pada sebuah mesin
produksi.

Dipasaran dapat kita temui berbagai macam jenis, type dan ukuran kabel, yang masing-
masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Harganyapun bervariasi berdasarkan fungsinya.
Melihat hal itu ada baiknya kita lebih cermat dalam memilih kabel yang sesuai dengan
kebutuhan kita. Dalam memilih kabel yang harus diperhatikan adalah kemampuan kabel.
Kabel mempunyai batas kemampuan dalam mendistribusikan arus listrik berbeda-beda satu
sama yang lainnya berdasarkan ukuran penampang, jenis, dan cara pemasangan kabel. Pada
instalasi listrik untuk rumah, perkantoran, ruko dan toko banyak menggunakan kabel
berjenis NYA,NYM dan NYY. Keterangan masing-masin kabel sebagai berikut:

1. NYA.
Kabel NYA ini berbahan tembaga, berinti tunggal,
kabel pada umumnya berwarna merah, kuning, biru,
ini umum dipergunakan di perumahan karena har
isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tida
udara) dan mudah digigit tikus. Untuk keamanan
disarankan menggunakan pipa conduit agar lebih a
instalasi listrik, kabel NYA ini tidak diperbolehkan
atau ditanah. Apabila kabel ini harus ditanam d
menggunakan pipa conduit. Kekurangan dalam m
setiap jalur instalasi 1phase (Phase,Netral dan Grou
kabel NYA.

2. NYM.
Kabel NYM berbahan tembaga, berinti tunggal, berl
memiliki inti lebih dari 1 inti tembaga yaitu berint
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keaman
(harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dap
kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. A
dimasukkan ke pipa conduit terlebih dahulu kemudia

3. NYY. Kabel NYY merupakan kabel tanah thermoplastik tanpa pelindung perisai,


biasanya digunakan pada insdustri. Kabel NYY berbahan tembaga, memiliki lapisan isolasi
PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.  Kabel NYY dieprgunakan untuk
instalasi tertanam (kabel tanah), dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan
kerusakan mekanis. Kabel NYY juga memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel
NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari
bahan yang tidak disukai tikus. Pada dasarnya kabel NYY ini sama dengan kabel NYM tetapi
pada isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda.
Setiap kabel mempunyai kemapuan hantar listrik yang berbeda berdasarkan ukuran
penampang kabel. Hal ini dapat kita lihat melalui tabel berikut :

Tabel
KHA terus menerus yang diperbolehkan dan proteksi untuk kabel instalasi
berinti tunggal berisolasi PVC pada suhu keliling 30°C dan suhu
penghantar maksimu 70°C

KHA KHA
Luas terus menerus Pengenalgawai proteksi
Jenis
Penampang
Penghantar Pemasangan Pemasangan Pemasangan Pemasangan
Nominal
dalam pipa diudara dalam pipa di udara

mm2 A A A A

1 2 3 4 5 6

  NYFA 0.5 2.5 - 2 -


  NYFAF
  NYFAZ 0.75 7 15 4 10
  NYFAD 1 11 19 6 10
  NYA
  NYAF 1.5 15 24 10 20
  NYFAw
  NYFAFw 2.5 20 32 16 25
  NYFAZw 4 25 42 20 35
  NYFADw
  dan   NYL 6 33 54 25 50

10 45 73 35 63

16 61 98 50 80

25 83 129 63 100

35 103 158 80 125

50 132 198 100 160


70 165 245 125 200

95 197 292 160 250

120 235 344 250 315

150 - 391 - 315

185 - 448 - 400

240 - 528 - 400

300 - 608 - 500

400 - 726 - 630

500 - 830 - 630

Berdasarkan tabel diatas kita bisa mengetahui kemampuan maksimal yang diijinkan pada
kabel yang akan kita gunakan. Misalnya kabel berukuran 2.5 mm², kemampuan hantar arus
yang diijinkan untuk pemasangan dalam pipa sebesar 20 A atau untuk pemasangan diudara
bebas sebesar 32 A. Apabila arus yang mengalir pada kabel berukuran 2.5 mm² melebihi dari
batas kemampuan maksimalnya makan kabel mulai panas dan apabila diteruskan Arus yang
mengalir pada kabel bertambah maka kabel akan terbakar.
Bila dilihat dari tabel diatas maka kita juga bisa tahu berapa ampere MCB yang harus
dipasang. Misalkan kabel ukuran 2.5 mm² dipasang pada instalasi rumah dengan
menggunakan pipa conduit, maka kabel tersebut mampu mengalirkan aliran listrik sebesar 20
A. Dengan ukuran tersebut maka daya maksimal kabel adalah P = I x V = 20 A x 220 V =
4400 W, MCB yang bisa dipasang tidak boleh melebihi dari tabel diatas yaitu 16A. Apabila
kita pasang dengan MCB yang lebih besar maka kabel akan mulai panas dan akhirnya akan
menyebabkan terjadinya kebakaran. Jika dilihat ukuran MCB dipasaran mulai dari 2A, 4A,
6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, dst.
Singkatnya dalam memilih kabel yang akan digunakan untuk instalasi listrik, ada
baiknya kita mengetahui jumlah daya yang akan dipasang di rumah, kantor, ruko, atau
gedung. Dan gunakan kabel yang sudah masuk dalam standart SNI ( biasanya dikenal
dengan 5 besar ). Jangan mempertaruhkan aset kita dengan membeli atau
menggunakan material listrik yang tidak standart. Dilihat dari segi harga memang
kabel yang masuk dalam 5 besar, mempunyai harga yang mahal.
http://listrik220.blogspot.com/2013/03/kabel-instalasi.html

GROUNDING
Grounding / pembumian / pentanahan adalah suatu sistem yang sering digunakan
dalam instalasi listrik. Grounding berfungsi untuk pengaman dari bahaya sengatan
listrik baik yang langsung atau tidak langsung. Bahaya sengatan langsung merupakan
akibat dari anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian yang bertegangan
sedangkan bahaya sengatan tidak langsung merupakan akibat dari adanya tegangan
liar yang terhubung ke bodi atau selungkup alat yang terbuat dari logam (bukan
bagian yang bertegangan) sehingga bila tersentuh akan mengakibatkan sengatan
listrik.

Gambar dibawah ini memberikan ilustrasi tentang kedua bahaya ini.

Sengatan Langsung Sengatan Tid

Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia,
yaitu: Besar arus listrikBesar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh
tegangan dan tahanan tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan,
sedangkan tahanan tubuh manusia bervariasi tergantung pada jenis,
kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh, berat badan,
dan lain sebagainya. Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kohm (kulit kering)
sampai 100 ohm (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 - 500
ohm.
Contoh:
Jika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah kemungkinan arus yang
mengalir ke dalam tubuh manusia?
 Kondisi terbaik:
1. Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal
tubuh, (Rk)=100ohm +100ohm = 200 ohm
2. Arus yang mengalir ke tubuh: I =V/R = 220 V/200ohm = 1,1 A
 Kondisi terbaik:
1. Tahanan Tubuh Rk= 1000 kohm
2. I = 220 V/1000 kohm = 0,22 mA.
Lintasan aliran arus dalam tubuh
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat akibat
sengatan listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang melewati jantung, dan
pusat saraf (otak). Untuk menghindari kemungkinan terburuk adalah apabila kita
bekerja pada sistem kelistrikan, khususnya yang bersifat ONLINE adalah gunakan topi
isolasi, sepatu yang berisolasi baik, sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan.

Lama waktu sengatan


Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat sengatan
listrik. Semakin lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang
diakibatkannya. Pentanahan merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi
bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan terjadi pada bagian
peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang mempunyai body yang tidak
terbuat dari logam tidak memerlukan sistem ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara
efektif maka baik dalam pembuatannya maupun hasil yang dicapai harus sesuai
dengan standard. 
Ada 2 hal yang dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu :
 Menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang teraliri arus listrik
liar ke tanah melalui saluran pentanahan.
 Menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah
sehingga tidak membahayakan bagi yang menyentuhnya.
Tahap - tahap Pemasangan Grounding / Pentanahan / pembumian seperti dibawah ini :
1. Persiapan.
Sebelum kita memulai pekerjaan pemasangan grounding / pentanahan / pembumian,
kita harus mempersiapkan material yang dibutuhkan antara lain:
 Ground Rod / Batang Tembaga. Kita harus hati - hati dalam memilih
ground rod / batang tembaga. Batang tembaga / groundi rod yang baik adalah
batang tembaga / ground rod tersebut harus benar - benar murni tembaga. Hal
ini dikarenakan karena tembag tidak gampang keropos dan lebih mudah
menyatu dengan tanah. Dipasaran banyak batang tembaga / ground rod yang
palsu, hanya pada lapisan luarnya saja yang tembaga. Alias besi / pipa biasa
yang di lapisi dengan tembaga. Cara untuk mengetahui apakah Batang
Tembaga / ground rod itu asli, caranyadengan memotong melintang pada
batang tembaga itu. Dengan cara ini kita bisa mengetahui apakah tembaganya
full sampai pada bagian tengah batang.
 Klem Batang Tembaga. Klem batang tembaga berfungsi untuk
menyambung kabel NYA / BC ke batang tembaga / ground rod yang
sebelumnya kabel tersebut telah diberi skun terlebih dahulu.
 Material untuk pembuatan Bak kontrol. Bak kontrol berfungsi untuk
mengontrol sistem grounding, tempat / titik untuk mengetesan untuk
mengetahui nilai dari tahanan tanah dimana grounding yang telah kita pasang.
Nilai tanah / grounding untuk instalasi rumah berkisar antara 0 - 5? dan untuk
penangkal petir pada rumah berkisar antara 0 - 2ohm. 
2. Pemilihan lokasi. Dalam pemasangan grounding, letak titik grounding sebaiknya
tidak terlalu jauh dengan Box MCB dan tidak terlalu banyak belokan.
3. Pemasangan.

Gambar diatas merupakan gambar konstruksi dari pemasangan grounding


dengan menggunakan 1 batang tembaga / ground rod.
Cara memasangan ground rod / batang tembaga :
1. Tentukan letak titik dimana akan kita pasang batang tembaga.
2. Setalah letak titik ground rod ditentukan, mulailah dengan membuat
lubang dengan diameter ±30Cm dengan dalam ±20cm.
3. Lubang yang telah kita buat tadi kita siram dengan air agar tanah
menjadi lebih lunak / lembek.
4. Kemudian kita mulai menancapkan pipa ½” dengan cara diputar –
putar, kemudian kita tarik keluar pipanya
5. Kemudian lubang kembali kita siram air, kita tunggu sampai air meresap
kedalam tanah.
6. Setelah air meresap kedalam tanah kita tancapkan kembali pipa tersebut
dengan sambil diputar-putar. Kemmudian kita tarik keluar pipa
tersebut.
7. Langkah berikutnya kita mengulangi langkah ke-5 dan ke-6 berulang –
ulang sampai kita menemukan kedalam yang kita inginkan. Dalam hal ini
kedalaman yang kita inginkan adalah 2 meter.
8. Setelah kita mencapai jarak kedalaman yang kita inginkan, langkah
selanjutnya adalah kita memasukkan batang tembaga / ground rod
kedalam lubang yang kita buat tadi sambil disedikit diberi air agar dapat
lebih mudah memasukkan batang tembaga / ground rod.
9. Setelah Batang tembaga / ground rod masuk kedalam tanah, kita
selanjutnya melakukan pengetesan tahanan tanah dengan menggunakan
earth resistance (alat pengukur tahanan tanah).
10. Apabila hasil telah menunjukkan nilai antara 0 - 5ohm, maka pekerjaan
dilanjutkan dengan pembuatan bak kontrol ukuran 15x15x20 Cm.
11. Tetapi apabila hasil pengkuran dengan menggunakan Earth Resistance
masih < 5O ohm, maka diperlukan minimal 1 lagi batang tembaga /
ground rod ditanam. Maka langkah selanjutnya lakukan lagngkah ke-1
sampai ke-9. Jarak anatara Titik ground rod dengan titik ground rod
yang lain ±4 meter.
12. Apabila telah selesai memasang 1 lagi batang tembaga / ground rod, kita
sambung kedua titik batang tembaga yang telah ditanam kemudian
dilakukan pengukuran tahanan tanah. Apabila hasil dari pengukuran
tahanan tanah belum sesuai dengan target, bisa dilakukan penambahan
titik ground rod lagi sampai dicapai hasil sesuai target(hasil pengukuran
tahanan tanah untuk setiap daerah berbeda –beda, tergantung dari jenis
tanah).
Semoga Tulisan ini bemanfaat bagi pembaca….....
http://listrik220.blogspot.com/2013/03/grounding.html

http://www.aperlindo.com/images/stories/instalasi-listrik-sederhana.jpg

KESELAMATAN adalah hal utama, termasuk dalam pemasangan instalasi listrik. Karena itu
pemasangan instalasi listrik, seperti tegangan rendah harus memenuhi standar yang
ditetapkan pemerintah. Adapun untuk pemasangan instalasi listrik tegangan rendah tersebut
harus memenuhi SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
2000/Amd 2006) yang telah diberlakukan wajib oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 008 Tahun 2007.

“Berdasar ketentuan diberlakukannya SNI 04-0225-2000, peralatan listrik yang dipasang


pada instalasi terlebih dahulu harus telah memiliki tanda SNI untuk peralatan listrik yang
telah diberlakukan SNI wajib. Disamping itu, untuk menjamin instalasi listrik yang dipasang
telah memenuhi kesesuaian standar yang berlaku, dilakukan pemeriksaan dan pengujian yang
hasilnya diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi,” ujar Direktur Teknik dan Lingkungan
Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Agoes Triboesono.
Agoes Triboesono, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, Ditjen
Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM.

Agoes mengatakan, mengenai keselamatan dalam pemasangan instalasi listriik ini, Ditjen
Ketenagalistrikan bersama. stakeholders terkait (Yayasan PUIL, Panitia Teknis PUIL, AKLI,
AKLINDO, KONSUIL dan Komite Kontraktor Kecil Elektrikal Nasional (K3EN)) telah
membuat gambar instalasi listrik sederhana untuk rumah tinggal dan material yang
diperlukan untuk dapat digunakan sebagai acuan pemasangan instalasi listrik untuk rumah
tinggal. Selanjutnya, standar instalasi listrik ini akan disampaikan kepada pemerintah provinsi
dan stakeholder dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Dijelaskan Agoes, gambar instalasi ini meliputi tentang perancangan tata letak yang
menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya
(pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar dan lain-lain. Demikian
perancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan
lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur
kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir.

Menurut Agoes, langkah itu ditempuh karena pemerintah telah menerima berbagai keluhan
masyarakat dan berita di media massa mengenai permasalahan pemasangan instalasi listrik
sederhana untuk rumah tinggal, terutama berkenaan pemasangan instalasi listrik tidak sesuai
standar dan biaya pemasangannya diluar kepatutannya.

Acuan ini, kata Agoes, tidak mengikat namun paling tidak masyarakat diberi pengetahuan
tentang standar instalasi listrik dan material apa saja yang digunakan untuk instalasi listrik
dirumahnya. Tentunya dengan mengetahui harga material setempat maka masyarakat dapat
terhindar dari biaya pemasangan instalasi listrik yang di luar kepatutannya.

Agoes melanjutkan terkait permasalahan dan isu-isu penting yang berkembang dibidang
ketenagalistrikan tersebut, baru-baru ini Ditjen Ketenagalistrikan mengadakan kegiatan
coffee morning, yang diikuti para pemangku kepentingan ketenagalistrikan. Pada acara coffee
morning yang diselenggarakan 19 Januari 2012 lalu, permasalahan yang dibahas adalah
tentang instalasi listrik sederhana untuk rumah tinggal.

Agoes mengatakan dalam rangka memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan


sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan, pemasangan instalasi listrik sederhana untuk rumah tinggal agar
memperhatikan pemasangan instalasi listrik sederhana untuk rumah tinggal dengan luas
bangunan 20- 25 m2, luas bangunan 36 m2 dan luas bangunan 45 m2, dan mematuhi semua
aturan serta persyaratan pemasangan instalasi listrik sesuai yang dipersyaratkan dalam
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000/PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) termasuk membuat
rancangan instalasi listrik sederhana untuk rumah tinggal yang terdiri dari gambar instalasi
dan tabel perkiraan peralatan atau material listrik.

Selain itu, masyarakat harus menggunakan peralatan atau material listrik yang bertanda SNI
untuk peralatan atau material listrik yang standarnya telah diberlakukan sebagai SNI Wajib.
Adapun mengenai daftar SNI Wajib dan merek produk yang telah bersertifikat SNI dapat
dilihat dalam website www.djlpe.esdm.go.id.

Sebelum melakukan pemasangan instalasi sederhana untuk rumah tinggal, terlebih dahulu
harus dibuatkan tabel penggunaan peralatan listrik yang akan digunakan beserta gambar
instalasi itu sendiri. *

Berikut gambar dan tabel untuk instalasi listrik untuk rumah sederhana yang harus
diperhatikan masyarakat;
1. Pengertian istilah yang berhubungan dengan  PHB  :
 

Perlengkapan Hubung Bagi ( PHB ) adalah ( ayat 108 P. 36 ) :

-      SUATU PERLENGKAPAN UNTUK MENGONTROL DAN MEMBAGI TENAGA


LISTRIK DAN MELINDUNGI SIRKIT DAN PEMANFAAT LISTRIK .

Panel Hubung Bagi adalah ( ayat 108 P3 )  :


-      PHB YANG PADA TEMPAT PELAYANANNYA BERBENTUK SUATU PANEL
ATAU KOMBINASI PANEL – PANEL DARI BAHAN PENGHANTAR ATAU BUKAN
YANG DIPASANG PADA RANGKA YANG DILENGKAPI DENGAN PERLATAN
LISTRIK .

PHB utama adalah ( ayat 108  P49 )  :

-      PHB YANG MENERIMA TENAGA LISTRIK DAN SAKELAR UTAMA


KONSUMEN DAN MEMBAGIKAN KESELURUHAN INSTALASI KONSUMEN .

PHB utama sub instalasi adalah ( ayat 108 P50 )

-      PHB DARI SUATU INSTALASI UNTUK MENSUPLAY  LISTRIK KEPADA SATU
KONSUMEN DAN INSTALASI TERSEBUT MERUPAKAN BAGIAN DARI SUATU
INSTALASI YANG MENSUPLAI LISTRIK KEPADA DUA KONSUMEN ATAU
LEBIH .

Baterai kotak adalah ( ayat 108 B 7 )

-      PHB YANG TERDIRI DARI KOTAK – KOTAK SEPERTI KOTAK REL , KOTAK
CABANG , KOTAK PENGAMAN LEBUR , DAN KOTAK SAKELAR YANG DIRAKIT
MENJADI SATU .

Sakelar utama adalah ( ayat 108 S8 )  :

-      SAKELAR MASUK DAN SAKELAR KELUAR PADA PHB UTAMA ATAU PHB
UTAMA SUB INSTALASI

Sakelar masuk adalah ( ayat 108 S 5 )   :


-      SAKELAR PADA PHB DISISI MASUKNYA TENAGA LISTRIK MASUK KE PHB
TERSEBUT .

Sakelar keluar adalah ( ayat 108 S4 )  :

-      SAKELAR PADA PHB DISISI KELUARNYA TENAGA LISTRIK KELUAR DARI
PHB TERSEBUT

2. Bentuk – bentuk PHB


2.1. PHB tertutup ( ayat 610 A1 )  :

-      Kerangka terbuat dari LOGAM

-      Selungkup / rumah harus dari bahan LOGAM YANG KUAT dengan tebal minimun  0,8
mm , dan tahan mekanik

-      Dari bahan kayu harus dilapis dengan ASBES , LOGAM DLL .

-      Dipasang BERDIRI pada pondasi

http://suriptotitl.wordpress.com/2012/07/05/macam-macam-hubung-bagi/
 

 
 

b) Bentuk KOTAK
Ukuran masing masing kotak biasanya 1 x 1m, terpasang menjadi satu.

Dari LOGAM ( BESI, ALUMINIUM )

 
c) Bentuk MEJA
Bidang pelayanan mendatar atau miring dengan tinggi kurang dari 1 m.

Anda mungkin juga menyukai