Anda di halaman 1dari 13

Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.

com

PERTEMUAN 5:
Akuntansi Sumber Dana

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai akuntansi sumber dana, Anda
harus mampu:
5.1. Mahasiswa memahami akuntansi dana setoran haji
5.2. Mahasiswa memahami akuntansi pinjaman yang diterima
5.3. Mahasiswa memahami akuntansi pinjaman subordinasi
5.4. Mahasiswa memahami akuntansi kewajiban lain-lain
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 5.1:
Akuntansi Setoran Haji

Salah satu dana bank yang harganya relatif murah atau sangat murah
adalah dana yang diperoleh dari masyarkat untuk tujuan naik haji. Dana ini
mulai banyak dipromosikan oleh bank-bank semenjak tauhun 1980an sebagai
upaya bank untuk menyerap dana murah.

Setoran ongkos naik haji adalah dana dari nasabah yang ditujukan untuk
kepentingan khusus naik haji yang diterima oleh bank untuk kemudian
diteruskan kepada si pihak berhak.

Keuntungan bagi bank selain mendapatkan sumber dana murah juga


membuka kesempatan untuk menciptakan keuntungan melalui pendayagunaan
dana tersebut, dan segi promosi bank bersangkutan.

Akuntansi untuk dana setoran naik haji ini terdiri dari penerimaan setoran
dan penerusan dana ke dalam rekening nasabah pengelola naik haji, yang
semua merupakan hutang bank.

Untuk setiap kali penerimaan dari setoran dana naik haji akan dibukukan
sebagai sumber dana bank, atau berada pada posisi sebelah kredit. Sebagai
contoh, apabila seseorang datang ke bank Omega Cabang Jakarta untuk

1
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

menyetorkan dana ongkos naik haji sebesar Rp15.000.000 tunai. Setoran


tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro CV Arafat sebagai
pengelola naik haji. Pada saat penerimaan setoran naik haji ini, oleh Bank
Omega Jakarta dibukukan sebagai berikut :

Rekening Debet Kredit


Dr. Kas 15.000.000
Cr. Dana Setoran Naik Haji 15.000.000

Secara berkala jumlah setoran ini dipindahbukukan kedalam rekening CV


Arafat dengan jurnal:

Rekening Debet Kredit


Dr. Dana Setoran Naik Haji 15.000.000
Cr. Giro CV Arafat 15.000.000

Dana untuk naik haji ini diharapkan mengendap lama pada bank sehingga
bank dapat mengelola dana yang diterima ini untuk dapat disalurkan menjadi
aktiva yang menguntungkan bank.

Selain dana setoran haji yang disetorkan langsung oleh yang bersangkutan
secara penuh, juga ada dua jenis dana setoran naik haji lain yang sifatnya
seperti tabungan. Dana ini dikenal dengan tabungan naik haji yang memberi
kesempatan kepada masyarakat dan mengumpulkan dana naik haji.

Tabungan naik haji ini juga merupakan dana yang relatif murah bagi bank
untuk dikelola. Tabungan naik haji ini merupakan hutang bank kepada
masyarakat yang jangka waktunya terbuka, artinya dapat disimpan terus dalam
bank hingga jumlahnya mencukupi untuk naik haji.

pada waktu penyetoran naik haji, rekening nasabah yang bersangkutan


akan dikredit dan dibiarkan outstanding hingga pencairan dilakukan oleh
nasabah yang bersangkutan.

Sebagai contoh, bila Tuan Surya datang hendak membuka rekening


tabungan naik haji di Bank Omega cabang Jakarta sebesar Rp300.000 tunai,

2
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut:

Rekening Debet Kredit


Dr. Kas 300.000
Cr. Tabungan Naik Haji Surya 300.000

Setiap kali penyetoran akan ditampung dalam rekening nasabah yang


bersangkutan. Rekening ini lazimnya sedikit mengalami mutasi penarikan
karena sifatnya untuk memupuk dana guna naik haji.

Apabila Tuan Bambang yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar
Rp12.000.000 datang hendak mencairkannya dan menyetor dana tersebut
kepada CV Arafat, pengelola naik haji maka bank Omega cabang Jakarta akan
membukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:

Rekening Debet Kredit


Dr. Tabungan Naik Haji Bambang 12.000.000
Cr. Giro CV Arafat 12.000.000

Dengan demmikian hanya terjadi perpindahan dana dari tabungan kedalam


rekening giro yang semuanya merupakan dana murah bagi bank.

Tujuan Pembelajaran 5.2:


Akuntansi Pinjaman Yang Diterima

Pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat


Deposito, Commercial Paper dan surat berharga lainnya. Contoh:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank
ABC sebesar Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat
Deposito dengan jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun.
Dana diterima Bank Omega dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC.
Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
Rekening Debet Kredit
Dr. BLL Giro ABC 30.000.000
Cr. Pinjaman yang Diterima Sertifikat 30.000.000

3
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Deposito 3 Tahun

Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank


Omega Kantor Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama
sebesar Rp 4.500.000. Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega Kantor Pusat
sebagai berikut.
Rekening Debet Kredit
Dr. Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima 4.500.000
Cr. BLL Giro ABC 4.500.000

Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh


kantor cabang. Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak
mempergunakan dana dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon
agar Kantor Pusat untuk memakai dana tersebut, oleh Kantor Pusat mentrasfer
dana tersebut ke kantor cabang melalui Bank Indonesia setempat. Ayat jurnal
sebagai berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. RAK Cab. Jakarta 1.000.000.000
Cr. BLL Giro ABC 1.000.000.000

Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini


sebagai berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. Giro BI 1.000.000.000
Cr. RAK Kantor Pusat 1.000.000.000

Two Step Loan


Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh
Kantor Pusat dan akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-
TSL. Rekening ini merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang
bersangkutan.
Gambar 5.2.1
Proses terjadinya TSL

4
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Contoh, Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari


Bank of Japan sebesar Rp 12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor
Pusat akan dijurnal sebagai berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. Giro BI 12.000.000.00
0
Cr. Pinjaman yang Diterima TSL 12.000.000.000

Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan
jumlah yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.
Obligasi Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank
adalah dari penjualan surat berharga obligasi. Pengadministrasian penerbitan
obligasi ini harus diketahui oleh Kantor Pusat sebagai dasar pengelolaan dana
bank. Penjualan obligasi dapat saja dilakukan di cabang. Pencairan obligasi
pada saat jatuh waktu dapat dilakukan di cabang-cabang.
Contoh, Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @
Rp 1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil
menjual seluruh obligasi kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta
transakasi ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. Kas 1.000.000.000
Cr. Hutang Obligasi 1.000.000.000

Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan


biaya bunga obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai
berikut.
Rekening Debet Kredit
Dr. Biaya Bunga Obligasi 10.000.000
Cr. Hutang Bunga Obligasi 10.000.000

5
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta
sebanyak 10 lembar @Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke
cabang Surabaya hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua
sebelum bunga dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai
cabang pembayar. Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa
keabsahan dokumen atau bilyet obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang
bersangkutan dan pembayaran bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang
Surabaya akan dibukukan melalui perhubungan antar kantor sebagai berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. RAK Cab Jakarta 10.100.000
Cr. Kas 10.100.000

Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan


sebagai berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. Biaya Bunga Obligasi 100.000
Dr. Hutang Obligasi 10.000.000
Cr. RAK Cab Surabaya 10.100.000

Pinjaman untuk Pembiayaan Bersama


Kewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama
proyek-proyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali
diterima dana pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan ke
dalam rekening Pinjaman Yang Diterima-Pembiayaan Bersama. Rekening ini
akan tetap outstanding disebelah passiva hingga proyek yang dibiayai selesai
dan pinjaman dilunasi oleh bank. Proses pinjaman yang diterima dalam rangka
pembiayaan dapat dijabarkan pada gambar berikut ini:
Gambar 5.2.2
Proses Pinjaman Pembiayaan Bersama

6
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar


Rp 300 M. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank
lain: Bank ABC dan Bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp
100 M. Jadi besarnya dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan
bersama ini sebesar Rp 200 juta yang disediakan langsung dalam rekening giro
dimasing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk
mencatat transaksi ini, oleh Bank Omega kantor pusat akan dibukukan sebagai
berikut:
Rekening Debet Kredit
Dr. BLL Giro ABC 100.000.000
Dr. BLL Giro XYZ 100.000.000
Cr. Pinjaman yang Diterima Pembiayaan 200.000.000
Bersama

Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung
jawab terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah menerima
dana dari bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh
Bank Omega.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi
dana kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan
tersebut dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-
masing bank. Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 5.2.3
Proses Pembiayaan Bersama

Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega tidak
pernah akan menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak
akan muncul dalam neraca.

Tujuan Pembelajaran 5.3:


Akuntansi Pinjaman Subordinasi

7
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu


perjanjian antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila
bank telah memenuhi persyaratan tertentu. Pelunasan atas kewajiban ini baru
dapat dilakukan apabila seluruh dana atau simpanan yang ada dalam bank
dalam hal terjadi likuidasi telah dilunasi. Saldo dari pinjaman subordinasi ini
disajikan dalam bentuk neraca.
Akuntansi untuk pinjaman subordinasi dibedakan antara penerimaan
pinjaman, perhitungan bunga dan pelunasannya. Contoh, Bank Omega
menerima pinjaman subordinasi sebesar Rp. 400 juta. Oleh Bank Omega akan
dicatat sebagai berikut :
Rekening Debet Kredit
Dr. Giro BI 400.000.000
Cr. Pinjaman Subordinasi 400.000.000

Rekening ini akan tetap outstanding selama belum ada pelunasan yang
dilakukan oleh Bank Omega.
Contoh perhitungan bunga, apabila pinjaman subordinasi sebesar 12%
setahun, maka beban selama tahun pertama menjadi sebesar Rp. 48 juta dan
harus dibukukan sebagai beban bunga periode penjualan. Ayat jurnalnya
sebagai berikut :
Rekening Debet Kredit
Dr. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi 48.000.000
Cr. Bunga Yang Masih Harus Dibayar 48.000.000

Rekening bunga yang masih harus dibayar merupakan kewajiban lain yang
akan dikelompokan kedalam hutang lancar.
Dalam hal terjadi pelunasan pinjaman subordinasi yang baru atau hanya
dapat dilakukan oleh Bank Omega setelah memenuhi persyaratan tertentu, akan
dicatat oleh bank dengan cara mengurangi rekening pinjaman tersebut apabila
pelunasan dilakukan secara berkala atau menghapus rekening tersebut dalam
hal terjadi pelunasan seluruhnya.
Contoh apabila pinjaman subordinasi diatas dilunasi sebesar Rp. 300 juta atas
beban rekening giro Bank Omega pada bank lain, akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut :
Rekening Debet Kredit
Dr. Pinjaman Subordinasi 300.000.000
Cr. Bank Lain Giro 300.000.000

8
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, sisa pinjaman subordinasi akan


berjumlah sebesar Rp. 100 juta.
Pinjaman subordinasi disajikan dalam neraca sebesar saldo pinjaman
subordinasi yang belum dilunasi pada tanggal laporan, yakni pada saat
penyusunan neraca. Apabila bank memiliki pinjaman subordinasi dalam valuta
asing, maka akan dijabarkan kedalam Rupiah dengan mempergunakan kurs
tengah pada tanggal laporan. Pengungkapan ini wajib dilakukan oleh setiap
bank yang memiliki pinjaman subordinasi. Dari contoh diatas sisa pinjaman
sebesar Rp. 100 juta akan tampak pada neraca bank.

Tujuan Pembelajaran 5.4:


Akuntansi Kewajiban Lain - Lain

Dalam kelompok passiva terdapat beberapa pos yang tidak dapat


dikelompokkan ke dalam kelompok pos sumber dana bank, salah satunya pos
kewajiban lain-lain. Jenis kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan
yang diterima di muka, biaya listrik, biaya telepon, dan lain sebagainya yang
belum dibayar, setoran jaminan L/C atau garansi bank yang jumlahnya relatif
kecil, hutang pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan laba kena pajak
dengan perhitungan pajak penghasilan berdasarkan laba akuntansi yang
disebabkan oleh pos tidak lancar (saldo kredit). Penyajian kewajiban lain-lain
adalah sejumlah kewajiban bruto bank kepada bank lain.
Pendapatan yang diterima dimuka, meliputi jumlah uang atau aktiva lain
yang diperoleh tetapi belum diakui sebagai pendapatan untuk periode yang
bersangkutan, seperti pendapatan sewa jangka panjang yang diterima dimuka,
uang muka kontrak pemberian jasa jangka panjang dan lain sebagainya.
Penyajian pendapatan yang ditangguhkan atau diterima dimuka ini akan
disajikan ke dalam hutang lancar.
Contoh, apabila Bank Omega menempatkan dananya pada bank ABC
dalam bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp
200jt suku bunga 14,4% setahun dengan jangka waktu 6 bulan. Pembayaran
dilakukan dengan bilyet giro Bank Indonesia. Ayat jurnal untuk mencatat
transaksi ini sebagai berikut :
Rekening Debet Kredit
Dr. Bank Lain Sertifikat Berjangka 200.000.000
Cr. Bunga Sertifikat Berjangka Yang 14.400.000

9
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Diterima Dimuka
Cr. Bank Indonesia 185.600.000

Karena penerimaan bunga dimuka selama 6 bulan mendatang telah


diterima sekarang sebesar Rp 14.400.000, maka setiap bulannya harus
dialokasikan sebesar Rp 2.400.000 kedalam rekening pendapatan. Ayat jurnal
untuk mencatat alokasi pendapatan ini adalah sebagai berikut :
Rekening Debet Kredit
Dr. Bunga Sertifikat Berjangka Yang Dibayar Dimuka 2.400.000
Cr. Pend. Bunga Sertifikat Berjangka 2.400.000
Ayat jurnal ini dibuat setiap bulan hingga saldo kewajiban tersebut nihil.
Contoh lain yang serupa adalah penerimaan hasil sewa jangka panjang
yang diterima dimuka untuk beberapa bulan mendatang, uang jaminan jangka
panjang yang diterima dari langganan, hutang direksi bank atau perusahaan
afiliasi, dan pos-pos yang tidak dapat dikelompokkan kedalam salah satu dana
bank.
Seringkali perhitungan pajak dilakukan dimuka sebelum adanya koreksi
atau penyesuaian terhadap laporan laba rugi. Pajak penghasilan yang telah
dihitung berdasarkan laba sebelum koreksi akan menyebabkan perbedaan
dengan perhitungan pajak penghasilan yang dihitung atas dasar laporan laba
rugi setelah koreksi. Selisih perhitungan ini akan menyebabkan koreksi
terhadap hutang pajak yang telah dihitung semula.
Contoh, apabila perhitungan pajak berdasarkan laporan laba rugi yang
belum dikoreksi adalah sebesar Rp 120 milyar * 35% atau sebesar Rp 42
milyar. Kemudian setelah adanya koreksi terhadap pos-pos pendapatan dan
biaya diketahui bahwa laba koreksi sebesar Rp 98 milyar. Dengan demikian,
terhadap hutang pajak penghasilan harus dikoreksi sebagai berikut
Hutang pajak semula ............................................ = Rp 42.000.000.000
Perhitungan PPh sebenarnya :
Rp 98.000.000.000*35% ............................ = Rp 34.300.000.000 -
Koreksi kelebihan pajak ...................................... = Rp 7.700.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat koreksi pajak ini adalah sebagai berikut :
Rekening Debet Kredit
Dr. Hutang Pajak Penghasilan 7.700.00.000
Cr. Biaya Pajak Penghasilan 7.700.00.000

10
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

Dengan dibukukannya ayat jurnal koreksi ini, hutang pajak kembali


menjadi yang sebenarnya yaitu Rp 34,3 milyar begitu juga dengan biaya
pajaknya.
Pos-pos kewajiban lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok sumber dana biaya yang masih harus dibayar. Contoh, biaya bunga
simpanan berjangka yang dihitung setiap tanggal jatuh waktu. Bunga yang
belum diambil oleh para pemilik simpanan berjangka ini akan dibukukan debet
sebagai biaya bunga dan kredit bunga simpanan berjangka yang masih harus
dibayar.

11
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

C. SOAL LATIHAN / TUGAS


Soal 1
Tanggal 1 Mei 2012 Bapak Ali membuka Tabungan ONH dengan setoran
perdana Rp20.000.000. Kemudian pada tanggal 1 Agustus 2012 Pak Ali
terdaftar sebagai calon haji. Pada saat tersebut, Pak Ali harus melunasi
kekurangannya melalui bank yang bersangkutan sebesar Rp25.000.000.
bingkisan seharga Rp300.000 diserahkan pada 1 Agustus 2012. Buatkan
jurnal pada saat setoran tabungan, pelimpahan tabungan dan jurnal lainnya
yang dibutuhkan.

Soal 2
BPR Artha Makmur Semarang telah menandatangani perikatan kredit dengan
Bank Mansiri Semarang senilai Rp2.000.000.000, bunga efektif 14% per
tahun. Kontak kredit 1 tahun per 25 Juni 2011. Realisasi kredit dilakukan
tanggal 1 Juli 2011. Biaya provisi dan administrasi Rp14.000.000, biaya
asuransi kredit Rp14.000.000, biaya taksasi Rp 12.000.000, biaya perikatan
Rp10.000.000
Diminta:
a. Buatkan jurnal pada saat realisasi

b. Buatkan perhitungan bunga beserta jurnalnya dengan menggunakan


metode flat rate

12
Modul Akuntansi Perbankan anggani.koto@gmail.com

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku

N. Lapolima, Daniel S Kuswandi, 2000, Akuntansi Perbankan, Institut Bankir


Indonesia, Jakarta.

M. Ramly Faud & M Rustan DM, 2005, Akuntansi Perbankan ; Petunjuk


Praktis Operasional Bank, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Taswan, 2005, Akuntansi Perbankan ; Transaksi Dalam Valuta Rupiah, UPP


AMP YKPN, Yogyakarta

Indra Bastian & Suhardjono, 2006, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat,


Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai