Anda di halaman 1dari 5

Agung Yamroni

180621100091

Teks sebelum disunting:

KELINCI DAN SAHABAT

Karya Albara Oktovaricho Hidayat

Disebuah hutan yang sangat rindang dan udara yang sejuk, hiduplah seekor Kelinci yang
imut nan menggemaskan. Kelinci terlihat sangat bahagia, ia memiliki tiga sahabat yang sangat
baik dan perhatian kepadanya. Ada Gajah, Monyet, bebek dan kancil. Semuanya tinggal dalam
hutan yang memiliki aneka ragam jenis pohon yakni, ada pohon mangga, pohon jati, pohon
pisang, pohon rambutan, pohon nangka, dan masih banyak lagi.

Setiap pagi kelinci rutin menyirami pohon yang ia tanam di sekeliling rumahnya. Rumah
kelinci berada di atas pohon yang sering disebut teman-temannya dengan rumah pohon. Saat itu,
Kelinci hendak mengisi air untuk satu pohon yang belum ia siram karena kehabisan air. Tiba-tiba
kelinci mendengar suara teriakan “Tolong, tolong, tolongg!!!”, “siapakah itu?” fikir kelinci.
Semakin ia berjalan, suara yang terdengar semakin mendekat. Dan ternyata, itu adalah suara
bebek sahabatnya.

Kelinci mendekati Bebek dan bertanya, ”Kenapa bebek? Ada apaa?” kelinci penasaran sambil
menenangkan bebek. “lima anakku tidak ada Kelinci, tadi kita berenang bersama-sama di sungai
kemudian anak-anakku asik bermain disana dan mereka berenang terlalu jauh”, jawab si Bebek
yang terlihat sangat cemas.

“Tenanglah bebek, mari kita cari lima anak bebek bersama-sama!” kata si Kelinci sambil
bergegas berjalan ke arah sungai. Mereka berjalan bersama menuju sungai, saat itu Kelinci juga
melihat Gajah yang sedang minum di pinggir sungai. “Eh gajah apa kamu melihat lima anak
bebek yang tadi berenang di sungai tidak?”, tanya Kelinci. Kata si Gajah “Oh iya ci, aku tadi
melihat mereka berenang bersama. Setelah itu, mereka bermain lebih jauh dariku”, kemudian
kelinci dan bebek mencari di dekat pohon tersebut (pohon mangga).

Setelah mereka lama mencari, bebek akhirnya menemukan anaknya dibawah pohon sehabis
berenang. Bebek sangat senang melihat anak-anaknya kembali lagi. Kemudian mereka pulang
bersama-sama, tak lupa bebek dan anak-anaknya membantu kelinci yang mengambil air di
beberapa timba untuk dibawah pulang.
Sesampai dirumah kelinci menyiram tanaman pohonnya yang terlihat sangat subur. “Wah
tanaman pohon pisangku sudah berbuah, wah pohon manggaku juga sudah berbau wangi”
gumam si Kelinci sambil memetik satu mangga yang sudah masak. Keesokan harinya, si Kelinci
akan menyirami pohon-pohon yang ia tanam di sekeliling rumahnya. Tak lama kemudian pohon
yang sudah berbuah di lihatnya dan ternyata semua buah pisang dan mangga sudah tidak ada.

“Buah pisang dan manggaku kemana yaa, padahal aku belum memanennya”, rengek
kelinci yang bersedih. Datanglah sahabat-sahabat kelinci yang mendengar teriakannya, sampai
salah satu dari mereka menenangkan si Kelinci. “hai sahabatku, tenanglah jangan bersedih
lihatlah pohonmu itu masih banyak dan semua tumbuh dengan subur, pasti nanti akan berbuah
lagi”, kata si Monyet yang menenangkan kelinci. “Wah benar juga ya monyet, nanti pastinya
pohon ini akan terus berbuah jika aku sering merawat dan menyiramnya”. Sahut si Kelinci polos.

Gajah menimpali, “siapa yaa, yang tega mengambil buah di sekeliling rumahmu, sungguh
tega dia itu”. Ihihi” tawa si Monyet dibelakang. Hari demi hari tak kunjung berubah, si Kelinci
selalu merawat dan menyiram pohonnya dan tetap saja kehilangan buah yang di tanam, sampai-
sampai Kelinci sangat geram dan berusaha menyelidiki, “siapa ya, yang berani mengambil
buahku setiap kali akan panen?”, fikir si Kelinci keheranan.

Malam harinya setelah beberapa musim di lewati dan pohon-pohonnya akan panen
kembali, Kelinci sengaja berjaga dari dalam rumahnya. Ternyata malam itu, ia melihat bayangan
Monyong dan berekor panjang, bayangan itu dengan cepat memasukkan buah-buahan ke dalam
karung. Ternyata itu adalah sahabatnya monyet yang selama ini baik terhadap Kelinci semua
perkataan monyet adalah tipuan saja Kelinci sangat kecewa dan bersedih karena sudah di
khianati dan di bohongi sahabatnya si Monyet. Kelinci berencana bersama sahabat lainnya akan
menemui monyet pada pagi harinya.

Dan apa yang dilihat semua sahabatnya itu ternyata disekitar rumah monyet tidak ada lagi
pohon pohon yang rindang seperti dulu dan kelakuan si monyet sangat membuat geram para
sahabatnya. Karena pohon yang dulunya ditanam bersama-sama sudah ditebangi oleh
monyet.”ngapain kalian kesini”,tanya monyet keheranan. “kami sudah tau kalau kamu yang
mencuri semua buah buahanku”, jawab kelinci dengan tegas. Kali ini aku sudah tidak percaya
lagi sama kamu monyet. Kecewa berulang kali yang dirasakan Kelinci dan sahabatnya terhadap
Monyet sehingga monyet dijauhi sahabatnya dan teman-teman di hutan karena sikap yang
pembohong, khianat, suka mencuri, dan serakah. Namun mereka akan memaafkan ketika monyet
berjanji, tidak melakukan hal yang sama dan menanam ulang pohon-pohon yang pernah di
tebangi.

Teks yang sudah disunting

KELINCI DAN SAHABAT

Karya Albara Oktovaricho Hidayat

Disuatu hutan yang sangat rindang dan udara yang sejuk, hiduplah seekor Kelinci yang
imut nan menggemaskan. Kelinci terlihat sangat bahagia, ia memiliki tiga sahabat yang sangat
baik dan perhatian kepadanya. Ada Gajah, Monyet, bebek, dan kancil. Semuanya hidup dan
tinggal di hutan yang memiliki aneka ragam jenis pohon yakni, ada pohon mangga, pohon jati,
pohon pisang, pohon rambutan, pohon nangka, dan masih banyak lagi.

Setiap pagi kelinci rutin menyirami pohon yang ia tanam di sekitar rumahnya. Rumah
kelinci berada di atas pohon, yang sering disebut teman-temannya dengan rumah pohon. Saat itu,
Kelinci hendak mengisi air untuk satu pohon yang belum ia siram. Tiba-tiba kelinci mendengar
suara teriakan “Tolong, tolong, tolongg!!!”, “siapakah itu?” fikir kelinci. Semakin ia berjalan,
suara yang terdengar semakin mendekat. Dan ternyata, itu adalah suara bebek sahabatnya.

Kelinci mendekati Bebek dan bertanya, ”Kenapa bebek? Ada apaa?” kelinci penasaran sambil
menenangkan bebek. “lima anakku tidak ada Kelinci, tadi kita berenang bersama-sama di sungai
kemudian anak-anakku asik bermain disana dan mereka berenang terlalu jauh”, jawab si Bebek
yang terlihat sangat cemas.

“Tenanglah bebek, mari kita cari lima anakmubersama-sama!” kata si Kelinci sambil bergegas
berjalan ke arah sungai. Mereka berjalan bersama menuju sungai, saat itu Kelinci melihat Gajah
yang sedang minum di pinggir sungai. “Eh gajah apa kamu melihat lima anak bebek yang tadi
berenang di sungai tidak?”, tanya Kelinci. Kata si Gajah “Oh iya ci, aku tadi melihat mereka
berenang bersama. Setelah itu, mereka bermain menjauh dariku”, kemudian kelinci dan bebek
mencari di dekat pohon mangga.

Setelah lama mencari, bebek akhirnya menemukan anaknya dibawah pohon manga yang telihat
kelelahan setelah bermain. Bebek sangat senang melihat anak-anaknya baik-baik saja. Kemudian
mereka pulang bersama, tak lupa bebek dan anak-anaknya membantu kelinci yang mengambil
air beberapa timba untuk dibawah pulang.

Sesampainya dirumah kelinci menyirami pohonnya yang terlihat sangat subur. “Wah
pohon pisangku sudah berbuah, pohon manggaku juga sudah berbau wangi” gumam si Kelinci
sambil memetik satu mangga yang sudah masak. Keesokan harinya, si Kelinci akan menyirami
pohon-pohon yang ia tanam di sekitar rumahnya. Tak lama kemudian pohon yang sudah berbuah
dilihatnya kemarin ternyata semuanya sudah tidak ada.

“Buah pisang dan manggaku kemana!!, padahal aku belum memanennya”, rengek kelinci
yang bersedih. Datanglah sahabat-sahabat kelinci yang mendengar teriakannya, sampai salah
satu dari mereka menenangkan si Kelinci. “hai sahabatku, tenanglah jangan bersedih lihatlah
pohonmu itu masih banyak dan semua tumbuh dengan subur, pasti nanti akan berbuah lagi”, kata
si Monyet yang menenangkan kelinci. “Wah benar juga ya monyet, nanti pastinya pohon ini akan
terus berbuah jika aku sering merawat dan menyiramnya”. Sahut si Kelinci polos.

“siapa yaa, yang tega mengambil buah di sekitar rumahmu, sungguh tega dia itu” kata
Gajah. Ihihi” tawa si Monyet dibelakang. Hari demi hari tak kunjung berubah, si Kelinci selalu
merawat dan menyiram pohonnya dan tetap saja kehilangan buah yang di tanam, sampai-sampai
Kelinci sangat geram dan berusaha menyelidiki, “siapa ya, yang berani-berani mengambil
buahku setiap kali aku akan panen?”, pikir si Kelinci keheranan.

Disuatu malam setelah beberapa musim dilewati dan pohon-pohonnya akan panen
kembali, Kelinci sengaja berjaga dari dalam rumahnya. Ternyata malam itu, ia melihat bayangan
Monyong dan berekor panjang, bayangan itu dengan cepat memasukkan buah-buahan ke dalam
karung. Ternyata itu adalah sahabatnya monyet yang selama ini terlihat baik terhadapnya semua
perkataan monyet adalah tipuan saja Kelinci sangat kecewa, sedih karena sudah di khianati dan
di bohongi sahabatnya si Monyet. Kelinci berencana bersama sahabat-sahabatnya akan menemui
monyet pada pagi harinya.
Dan apa yang dilihat semua sahabatnya itu ternyata disekitar rumah monyet tidak ada lagi
pohon pohon yang rindang seperti dulu, kelakuan si monyet sangat membuat geram para
sahabatnya. Karena pohon yang dulunya ditanam bersama-sama sudah ditebangi oleh
monyet.”ngapain kalian kesini”,tanya monyet keheranan. “kami sudah tau kalau kamu yang
mencuri semua buah buahanku”, jawab kelinci dengan tegas. Kali ini aku sudah tidak percaya
lagi sama kamu monyet. Kecewa berulang kali yang dirasakan Kelinci dan sahabatnya terhadap
Monyet sehingga monyet dijauhi sahabatnya dan teman-teman di hutan karena sikapnya yang
pembohong, khianat, suka mencuri, dan serakah. Namun mereka akan memaafkan ketika monyet
berjanji, tidak melakukan hal yang sama dan menanam ulang pohon-pohon yang pernah di
tebangi.

Anda mungkin juga menyukai