Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGOLAHAN MOKE

MEMBUAT MOKE SEBAGAI INDUSTRI RUMAH TANGGA


PERTANIAN DI KABUPATEN SIKKA
SERTA TINJAUAN MANFAAT SOSIAL EKONOMI
DAN DAMPAK NEGATIFNYA

KARYA ILMIAH REMAJA

Oleh

DEVIA ALEXANDRA

SMA Negeri I Maumere


Maret 2010

BAB I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
Alkohol sabagai salah satu produk bioteknologi sudah dikenal sejak ribuan tahun
sebelum masehi. Alkohol selain berfungsi sebagai desinfektan juga sebagai minuman
stimulan untuk menghangatkan tubuh terutama di daerah beriklim dingin. Alkohol
merangsang pembakaran lemak tubuh untuk menghangatkan tubuh dalam menghadapi
cuaca dingin. Kebiasaan minum alkohol ini dibawa oleh para penjajah (Belanda,
Portugal, dan Jepang) ke Indonesia dan diterima sebagai gaya hidup yang diwariskan
hingga sekarang. Masuknya pengaruh Islam sejak abad ke-16 berpengaruh positif
terhadap konsumsi alkohol karena ajaran islam mengharamkan konsumsi alkohol.
Di Eropa alkohol berasal dari proses fermentasi sari buah anggur, Di Jepang alkohol
lokal dengan nama sake yang menjadi minuman khas orang Jepang terbuat dari
fermentasi nasi. Di Pulau Jawa Alkohol dibuat dari fermentasi singkong rebus dan nasi
ketan. Di Kabupaten Sikka alkohol dibuat dari fermentasi nira yang disadap dari pohon
lontar (Borassus flabellifer) atau dari pohon aren (Arenga pinnata).
Pembuatan alkohol dengan bahan dasar nira yang disadap dari pohon lontar ini,
telah menjadi salah satu industri rumah tangga d kabupaten Sikka. Tingginya konsumsi
alkohol di kalangan masyarakat menjadi salah satu faktor penyebabnya. Masyarakat
kabupaten Sikka, tidak dapat terlepas begitu saja dari konsumsi alkohol atau yang lebih
dikenal dengan moke, karena menurut adat dan kebiasaan moke adalah minuman wajib
yang harus disajikan dalam acara atau pesta adat yang dilaksanakan.
Tingginya konsumsi alkohol di kalangan masyarakat, membuat banyak orang
mengambil profesi menjadi pembuat atau penyuling moke. Bahkan banyak keluarga
yang secara turun temurun menjadi penyuling moke. Namun, apakah pekerjaan ini
memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi keluarga tersebut?
Alkohol telah menjadi minuman sehari-hari di kalangan masyarakat. Tetapi tanpa di
sadari, alkohol juga memicu terjadinya berbagai macam tindakan anarkis di tengah
masyarakat.
Dari berbagai macam fakta ini, maka kami berani untuk membuat sebuah makalah,
dan mengangkat judul “Membuat moke sebagai industri rumah tangga pertanian di
Kabupaten Sikka, serta tinjauan manfaat ekonomi, dan dampak negatifnya.” 
Kami berharap makalah ini dapat menjadi sebuah wacana bagi masyarakat, dan bagi
siswa/siswi di bangku sekolah. Alkohol dapat menjadi salah satu mata pencaharian yang
menjanjikan, namun jika kita slah memanfaatkannya alkohol dapat berdampak negatif
dan memicu banyak tindakan anarkis.

1.2.          Rumusan Masalah
Di satu sisi alkohol merupakan sumber pendapatan industri rumah tangga tetapi di
sisi lain konsumsi alkohol telah menimbulkan masalah sosial dan kriminalitas. Oleh
karena itu masalah yang terkait dengan produksi alkohol sebagai industri rumah tangga
ialah
1.     Apakah pekerjaan penyulingan moke, dapat memberikan dampak postif bagi
perkembangan ekonomi keluarga?
2.     Bagaimana menghindari konsumsi alkohol yang dapat memicu tindakan anarkis dan
kriminalitas di tengah masyarakat?

1.3.     Tujuan dan Manfaat KIR


1)      Untuk mempelajari proses pembuatan alkohol secara praktis berhubungan dengan
pelajaran yang didapat di sekolah.
2)      Sebagai latihan penulisan karia ilmiah remaja untuk membiasakan siswa dengan karya
ilmiah.
3)      Sebagai bahan bacaan praktis bagi masyarakat terutama bagi petani produsen alkohol.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.     Tata Nama Alkohol


Alkohol adalah satu jenis senyawa organik dengan gugug fungsional hidroksil (OH).
Rumus umum alkohol  R-OH. R adalah alkil dengan rumus bangun CnH2n+1.  Agar lebih
mudah memahami tatanama senyawa alkohol kita perlu mengenal tatanama senyawa
alifatik (rantai lurus) sebagai dasar untuk memberi nama kelompok alkohol. Kelompok
senyawa alifatik jenuh (tanpa ikatan rangkap) adalah kelompok alkana. Pemberian nama
masing-masing senyawa alkana ialah dengan menyebut jumlah atom karbon dalam
bahasa Latin atau Yunani diikuti dengan akhiran  -na. Contoh penamaan disajikan pada
tabel berikut.
Jumla Alkana Alkil Alkohol/Alkano
h l
Atom Rumu Nama Rumu Nam Rumu Nama
Karb s s a s
on Bang Bang Bang
un un un
1 CH4 Metan CH3- Meti CH3- Metan
a l OH ol
2 C 2 H6 Etana C2H5- Etil C2H5- Etanol
OH
3 C 3 H8 Propa C3H7- Prop C3H7- Propan
na il OH ol
4 C4H10 Butan C4H9- Butil C4H9- Butano
a OH l
5 C5H12 Penta C5H11- Pen C5H11- Pentan
na til OH ol
5 C6H14 Heksa C6H13- Heks C6H13- Heksan
na il OH ol
7 C7H16 Hepta C7H15- Hep C7H15- Heptan
na til OH ol
8 C8H18 Oktan C8H17- Oktil C8H17- Oktano
a OH l

Tata nama lain untuk alkohol ialah dengan menyebut nama alkilnya dan diikuti dengan
kata alkohol. Jadi nama lain metanol ialah metil alkohol, nama lain etanol ialah etil
alkohol, nama lain propanol ialah propil alkohol, dan seterusnya
Tatanama ketiga adalah berdasarkan banyaknya atom H yang terikat bersama gugus OH.
Jika  C yang mengikat OH, mengikat 2 atom H maka disebut alkohol Prime. Contoh pada
tabel di atas adalah alkohol primer.  Jika pada C yang mengikat OH hanya mengikat 1
atom H dan mengikat alkil maka namanya adalah alkohol sekunder. Jika ketiga tangan C
tedak mengikat karbon tetapi mengikat alkil maka namanya adalah alkohol tersier.
Contoh:
OH
C2H5OH adalah alkohol primer, tetapi C2H5  CH  CH3 (metil-etil alkohol) adalah alkohol
sekunder,  dan (CH3)3-COH adalah alkohol tersier.
Rumus bangun secara lengkap
Etanol (alkohol primer)
Rumus molekul

C2H5OH atau C2H6O (tidak lazim)


Struktur
CH3  CH2  OH

Alkohol Sekunder
OH
C2H5    CH   CH3
Alkohol Tersier
CH3
CH3     C      CH3 (trimetil alkohol)
OH
Dalam alkohol untuk minuman (etanol) adalah alkohol primer alkohol sekunder dan
tersier adalah untuk manfaat lain.
2.2.  Manfaat Alkohol
Manfaat alkohol adalah:
1)      Sebagai minuman keras. Alkohol sebagai minuman keras adalah jenis etanol (C2H5OH)
2)     Sebagai bahan bakar. Misalnya spiritu digunakan untuk komfor meja untuk memanasi
hidangan di atas meja agar tetap panas.
3)     Sebagai bahan baku industri. Misalnya dalam pembuatan politur dan sebagai bahan
pelarut dalam industri cat. Alkohol juga menjadi bahan baku untuk reaksi pembentukan
senyawa kimia lainnya.
4)     Sebagai bahan pelarut dalam industri farmasi. Sejumlah obat menggunakan alkohol
sebagai bahan aktif desinfektan.
5)     Sebagai bahan pengawet untuk menghindari pembusukan oleh
mikroorganisme.  Misalnya formalin untuk pengawetan mayat terbuat dari larutan
metanol (CH3OH) 37,5% dan formaldehit (CH2O) 7% sampai 15%.
2.3.  Reaksi Pembentukan Alkohol
Bahan karbohidrat rantai panjang (polimer) seperti ubikayu dan beras merupakan bahan
baku pembuatan alkohol. Pada prinsipnya bahan baku dimasak (dikukus) setelah masak
didinginkan. Bahan yang sudah didinginkan dicampur dengan ragi (yeast) merupakan
salah satu jamur dari genus Saccharomyces. Langkah pertama ragi bekerja secara
enzimatik untuk memutuskan karbohidrat ranta panjang menjadi monomernya. Jadi
semua karbohidrat (polisakarida) diubah menjadi monosakarida yaitu gluokosa. Proses
perubahan ini adalah suatu reaksi biokimia yang melibatkan bebarapa jenis enzim yang
dihasilkan oleh ragi. Reaksi ini berlangsung secara anarobik (tanpa oksigen atau jumlah
oksigen sangat terbatas). Selanjutnya karena tidak ada oksigen maka gula mono
sakarida yang terbentuk dari karbohidarat akan berubah menjadi alkohol dan
CO2 menurut reaksi di bawah ini.
C6H12O6                          2C2H5OH   +   2CO2
2.4.  Penyulingan
Selama proses fermentasi dihasilkan alkohol dari nira yang kadar alkoholnya 7% sampai
10%. Selanjutnya dilakukan penyulingan atau distilasi, yaitu proses ekstraksi untuk
memisahkan alkohol dari air dengan pemanasan sampai mendidih.  Proses penyulingan
ini menghasilkan ekstrak alkohol dengan kadar mencapai 40% sampai 60%. Kadar
alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan lamanya penyulingan.
Karena titik didih alkohol 87⁰C dan titik didih air 100⁰C maka kontrol suhu sangat
penting. Jika pemanasan sampai 100⁰C maka banyak air yang ikut menguap dan
tercampur pada wadah kondensasi. Hal ini kan mengurangi kadar alkohol. Jadi
pemenasan pada suhu 87⁰C akan mengurang penguapan air.
Dari 45 liter nira diperoleh 5 liter alkohol dengan nama lokal Kabupaten Sikka
adalah moke. Pembuatan moke ini mencapai rendemen 11%.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Cara Pengumpulan Data


Data yang di ambil adalah data sekunder, yang dikumpulkan dari dua sumber data :
1.      Data dari hasil wawancara dengan sejumlah responden
2.      Data dari sumber literatur beberapa responden

Pengumpulan data dari responden ialah, dengan mendatangi salah satu tempat
pembuatan moke, juga dengan mewawancarai beberapa responden yang mempunyai
keprihatinan akan penyalahgunaan konsumsi alkohol di kalangan masyarakat.

3.2.  Bahan dan Alat


Bahan adan alat dalam pengumpulan data terdiri dari :
1.                  Buku tulis dan bolpoin untu pencatatan hasil wawancara.
2.                  Kamera untuk foto dokumentasi

3.3.  Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian di lakukan mulai dari tanggal 23 Maret sampai dengan tanggal 27 Maret
2010.
Penelitian bertempat di Kuwu (pekuburan), kelurahan Beru, Maumere.

3.4.  Analisis Data
3.4.1. Identitas Responden
NO Nama Umur Pekerjaan Alamat
1. Petrus 37 Penyuling Kuwu - Maumere
Moke
2. Paulus Winand 62 Pensiunan Perumnas-
LAJR Maumere
3. Simprisius Boseng 51 PNS Kota Baru-
Maumere

3.4.2. Jawaban Responden


1.     Tentang hasil Penyulingan Moke
Responden menyatakan bahwa, hasil penyulingan moke setidaknya mampu untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, dan menyekolahkan anak mereka. Menyuling moke
juga, sudah menjadi pekerjann keluarga secara turun-temurun.
2.     Tentang Intensitas Kecelakaan yang disebabkan Oleh Pengaruh Alkohol
Semua responden merasakan bahwa, intensitas kecelakann yang diseabkan oleh
pengaruh alkohol sering terjadi di kota ini. Rata-rata kecelakaan terjadi, pada musim-
musim pesta atau saat pengumuman kelulusan,. Karena pada saat seperti itu, banyak
orang yang berhura-hura dan meghabiskan waktu untuk mengkonsumsi moke bersama.
Mereka memberanikan diri mengendarai kendaraannya, walaupun masih berada di
bawah pengaruh alkohol. Bahkan terkadang mereka menjadikan jalan, sebagai arena
balapan.

3.     Tentang Sikap Masyarakat Terhadap Konsumen Alkohol


Responden menyatakan bahwa, sampai saat ini belum ada tindakan tegas dari
masyrakat. Masyarakat sekitar biasanya acuh, atau tidak ambil pusing, walaupun banyak
anak-anak muda yang duduk menutupi jalan, sambil mengkonsumsi moke. Hal ini
dirasakan sudah biasa untuk mereka. Walaupun mereka menyadari bahwa kadang, para
konsumen ini bertindak negatig, seperti memalaki orang yang berjalan di depan mereka,
atau mengganggu perempuan-perempuan yang ada di sekitar mereka.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Manfaat Ekonomi Alkohol
Sebagai salah satu mata pencaharian penduduk di kabupaten Sikka, penyulingan
moke dirasakan memberikan penghasilan yang cukup bagi para produsen.
Modal yang dikeluarkan dalam proses penyulingan ini adalah sebesar Rp300.000,- yang
digunakan untuk membeli :
-          Pisau
-          Periuk tanah
-          Jerigen penadah
-          Tali tangga
-          Ikat pinggang
Modal ini hanya dikeluarkan sekali dalam proses penyulingan. Kecuali jika nanti ada
peralatan yang rusak dan perlu diganti.

4.2.  Dampak Negatif Konsumsi Alkohol


Konsumsi alkohol (moke) di Kabupaten Sikka menimbulkan berbagai dampak
negatif dalam bentuk perilaku sosial dan tindakan kriminalitas. Banyak remaja sering
dijumpai duduk berkelompok di pinggir jalan dengan beberapa botol moke. Kala sudah
minum moke mereka mulai menggangu orang yang lewat. Mereka meminta
uang  dengan cara yang kasar atau dengan ancaman. Jika permintaan tidak dipenuhi
sering mereka bertindak kasar, memukul, bahkan sampai melukai. Jika korban
membalas kekerasan yang mereka lakukan maka korban akan dikroyok sampai babak
belur. Sering kekerasan ini terjadi di pemukiman yang ramai  bahkan terjadi di halaman
rumah para pelaku, tetapi masyarakat kurang peduli, seakan-akan apa yang etrjadi
adalah hal yang wajar-wajar saja.
Beberapa orang setelah mabuk malah duduk di jalan dan tidak mau memberi jalan
untuk kendaraan lewat. Hal ini sering menimbulkan emosi pengendara dan dapat terjadi
perkelahian. Kejadian semacam ini  sering ditangani polisi, bahkan pelaku menjadi
tahanan beberapa hari, tetapi kebiasaan itu akan kambuh kembali.
Ada kelompok minum yang sehabis minum, memecahkan botol di tengah jalan
sehingga menimbulkan risiko dari pecahan beling baik risiko bagi pejalan kakai maupun
risiko pecahnya ban kendaraan.
Tahan 2008 Kapolres Sikka menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas di
Kabubupaten Sikka lebih dari 70% berkaitan dengan konsumsi alkohol. Pada umumnya
penyebab kecelakaan lalu lintas terjadi karena pengendara  atau sopir dalam keadaan
mabuk alkohol. Ada kecelakaan yang membawa korban nyawa orang lain dan sebagian
kecelakaan hanya membawa korban nyawa sendiri.

Anda mungkin juga menyukai