Oleh
DEVIA ALEXANDRA
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alkohol sabagai salah satu produk bioteknologi sudah dikenal sejak ribuan tahun
sebelum masehi. Alkohol selain berfungsi sebagai desinfektan juga sebagai minuman
stimulan untuk menghangatkan tubuh terutama di daerah beriklim dingin. Alkohol
merangsang pembakaran lemak tubuh untuk menghangatkan tubuh dalam menghadapi
cuaca dingin. Kebiasaan minum alkohol ini dibawa oleh para penjajah (Belanda,
Portugal, dan Jepang) ke Indonesia dan diterima sebagai gaya hidup yang diwariskan
hingga sekarang. Masuknya pengaruh Islam sejak abad ke-16 berpengaruh positif
terhadap konsumsi alkohol karena ajaran islam mengharamkan konsumsi alkohol.
Di Eropa alkohol berasal dari proses fermentasi sari buah anggur, Di Jepang alkohol
lokal dengan nama sake yang menjadi minuman khas orang Jepang terbuat dari
fermentasi nasi. Di Pulau Jawa Alkohol dibuat dari fermentasi singkong rebus dan nasi
ketan. Di Kabupaten Sikka alkohol dibuat dari fermentasi nira yang disadap dari pohon
lontar (Borassus flabellifer) atau dari pohon aren (Arenga pinnata).
Pembuatan alkohol dengan bahan dasar nira yang disadap dari pohon lontar ini,
telah menjadi salah satu industri rumah tangga d kabupaten Sikka. Tingginya konsumsi
alkohol di kalangan masyarakat menjadi salah satu faktor penyebabnya. Masyarakat
kabupaten Sikka, tidak dapat terlepas begitu saja dari konsumsi alkohol atau yang lebih
dikenal dengan moke, karena menurut adat dan kebiasaan moke adalah minuman wajib
yang harus disajikan dalam acara atau pesta adat yang dilaksanakan.
Tingginya konsumsi alkohol di kalangan masyarakat, membuat banyak orang
mengambil profesi menjadi pembuat atau penyuling moke. Bahkan banyak keluarga
yang secara turun temurun menjadi penyuling moke. Namun, apakah pekerjaan ini
memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi keluarga tersebut?
Alkohol telah menjadi minuman sehari-hari di kalangan masyarakat. Tetapi tanpa di
sadari, alkohol juga memicu terjadinya berbagai macam tindakan anarkis di tengah
masyarakat.
Dari berbagai macam fakta ini, maka kami berani untuk membuat sebuah makalah,
dan mengangkat judul “Membuat moke sebagai industri rumah tangga pertanian di
Kabupaten Sikka, serta tinjauan manfaat ekonomi, dan dampak negatifnya.”
Kami berharap makalah ini dapat menjadi sebuah wacana bagi masyarakat, dan bagi
siswa/siswi di bangku sekolah. Alkohol dapat menjadi salah satu mata pencaharian yang
menjanjikan, namun jika kita slah memanfaatkannya alkohol dapat berdampak negatif
dan memicu banyak tindakan anarkis.
1.2. Rumusan Masalah
Di satu sisi alkohol merupakan sumber pendapatan industri rumah tangga tetapi di
sisi lain konsumsi alkohol telah menimbulkan masalah sosial dan kriminalitas. Oleh
karena itu masalah yang terkait dengan produksi alkohol sebagai industri rumah tangga
ialah
1. Apakah pekerjaan penyulingan moke, dapat memberikan dampak postif bagi
perkembangan ekonomi keluarga?
2. Bagaimana menghindari konsumsi alkohol yang dapat memicu tindakan anarkis dan
kriminalitas di tengah masyarakat?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tata nama lain untuk alkohol ialah dengan menyebut nama alkilnya dan diikuti dengan
kata alkohol. Jadi nama lain metanol ialah metil alkohol, nama lain etanol ialah etil
alkohol, nama lain propanol ialah propil alkohol, dan seterusnya
Tatanama ketiga adalah berdasarkan banyaknya atom H yang terikat bersama gugus OH.
Jika C yang mengikat OH, mengikat 2 atom H maka disebut alkohol Prime. Contoh pada
tabel di atas adalah alkohol primer. Jika pada C yang mengikat OH hanya mengikat 1
atom H dan mengikat alkil maka namanya adalah alkohol sekunder. Jika ketiga tangan C
tedak mengikat karbon tetapi mengikat alkil maka namanya adalah alkohol tersier.
Contoh:
OH
C2H5OH adalah alkohol primer, tetapi C2H5 CH CH3 (metil-etil alkohol) adalah alkohol
sekunder, dan (CH3)3-COH adalah alkohol tersier.
Rumus bangun secara lengkap
Etanol (alkohol primer)
Rumus molekul
Alkohol Sekunder
OH
C2H5 CH CH3
Alkohol Tersier
CH3
CH3 C CH3 (trimetil alkohol)
OH
Dalam alkohol untuk minuman (etanol) adalah alkohol primer alkohol sekunder dan
tersier adalah untuk manfaat lain.
2.2. Manfaat Alkohol
Manfaat alkohol adalah:
1) Sebagai minuman keras. Alkohol sebagai minuman keras adalah jenis etanol (C2H5OH)
2) Sebagai bahan bakar. Misalnya spiritu digunakan untuk komfor meja untuk memanasi
hidangan di atas meja agar tetap panas.
3) Sebagai bahan baku industri. Misalnya dalam pembuatan politur dan sebagai bahan
pelarut dalam industri cat. Alkohol juga menjadi bahan baku untuk reaksi pembentukan
senyawa kimia lainnya.
4) Sebagai bahan pelarut dalam industri farmasi. Sejumlah obat menggunakan alkohol
sebagai bahan aktif desinfektan.
5) Sebagai bahan pengawet untuk menghindari pembusukan oleh
mikroorganisme. Misalnya formalin untuk pengawetan mayat terbuat dari larutan
metanol (CH3OH) 37,5% dan formaldehit (CH2O) 7% sampai 15%.
2.3. Reaksi Pembentukan Alkohol
Bahan karbohidrat rantai panjang (polimer) seperti ubikayu dan beras merupakan bahan
baku pembuatan alkohol. Pada prinsipnya bahan baku dimasak (dikukus) setelah masak
didinginkan. Bahan yang sudah didinginkan dicampur dengan ragi (yeast) merupakan
salah satu jamur dari genus Saccharomyces. Langkah pertama ragi bekerja secara
enzimatik untuk memutuskan karbohidrat ranta panjang menjadi monomernya. Jadi
semua karbohidrat (polisakarida) diubah menjadi monosakarida yaitu gluokosa. Proses
perubahan ini adalah suatu reaksi biokimia yang melibatkan bebarapa jenis enzim yang
dihasilkan oleh ragi. Reaksi ini berlangsung secara anarobik (tanpa oksigen atau jumlah
oksigen sangat terbatas). Selanjutnya karena tidak ada oksigen maka gula mono
sakarida yang terbentuk dari karbohidarat akan berubah menjadi alkohol dan
CO2 menurut reaksi di bawah ini.
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
2.4. Penyulingan
Selama proses fermentasi dihasilkan alkohol dari nira yang kadar alkoholnya 7% sampai
10%. Selanjutnya dilakukan penyulingan atau distilasi, yaitu proses ekstraksi untuk
memisahkan alkohol dari air dengan pemanasan sampai mendidih. Proses penyulingan
ini menghasilkan ekstrak alkohol dengan kadar mencapai 40% sampai 60%. Kadar
alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan lamanya penyulingan.
Karena titik didih alkohol 87⁰C dan titik didih air 100⁰C maka kontrol suhu sangat
penting. Jika pemanasan sampai 100⁰C maka banyak air yang ikut menguap dan
tercampur pada wadah kondensasi. Hal ini kan mengurangi kadar alkohol. Jadi
pemenasan pada suhu 87⁰C akan mengurang penguapan air.
Dari 45 liter nira diperoleh 5 liter alkohol dengan nama lokal Kabupaten Sikka
adalah moke. Pembuatan moke ini mencapai rendemen 11%.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dari responden ialah, dengan mendatangi salah satu tempat
pembuatan moke, juga dengan mewawancarai beberapa responden yang mempunyai
keprihatinan akan penyalahgunaan konsumsi alkohol di kalangan masyarakat.
3.4. Analisis Data
3.4.1. Identitas Responden
NO Nama Umur Pekerjaan Alamat
1. Petrus 37 Penyuling Kuwu - Maumere
Moke
2. Paulus Winand 62 Pensiunan Perumnas-
LAJR Maumere
3. Simprisius Boseng 51 PNS Kota Baru-
Maumere