Anda di halaman 1dari 23

Djoti Atmodjo

Standar AP.1
Rumah sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada
disiplin medis dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan fisik,
riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis,
sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.

Elemen Penilaian AP.1


1. Rumah sakit menentukan isi, jumlah, dan jenis asesmen awal pada
disiplin medis dan keperawatan sesuai d) sampai dengan n) di
maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin
medis. (D,W )
3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin
keperawatan. (D,W)
4. Ada bukti keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen awal
(lihat HPK 2 EP1). ( D,W )
Standar AP.1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan
fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis,
psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP.1.1
1. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi
riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik (D,W)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap meliputi
faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien (lihat
juga ARK 3). (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap harus
selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai dengan kondisi
pasien. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap
menghasilkan rencana asuhan (D,W)
Standar AP.1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi
pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP.1.2
1. Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen
awal pasien rawat jalan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi
riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan meliputi
faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien (lihat
juga ARK 3). (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat jalan
menghasilkan rencana asuhan. (D,W)
Standar AP.1.3
Asesmen awal masing-masing pasien gawat darurat meliputi
pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.

Elemen Penilaian AP.1.3


1. Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen
awal pasien gawat darurat. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat
meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat
meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual berfokus pada
kondisi pasien. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien (lihat
juga ARK 3). (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien gawat darurat
menghasilkan rencana asuhan (D,W)
Standar AP.1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi,
kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus lainnya, kemudian
dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.

Elemen Penilaian 1.4.


1. Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang
dikembangkan bersama staf yang kompeten dan berwenang.
(R)
2. Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari
asesmen awal (lihat SKP 1 EP 4). (D,W)
3. Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan asesmen
gizi. (D,W)
Standar AP.1.6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan
untuk populasi pasien tertentu.

Elemen Penilaian AP.1.6


1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang asesmen
tambahan untuk populasi pasien tertentu (R)
2. Terhadap populasi pasien tersebut dilaksanakan asesmen
tambahan sesuai regulasi rumah sakit. (D,W)
Standar AP.4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan
asuhan pasien terintegrasi, masing-masing melakukan asesmen
berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat
rencana asuhan (IAR), dengan dokter penanggung jawab pemberi
pelayanan (DPJP) sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan
asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi
pasien rawat inap.

Elemen Penilaian AP.4


1. Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-
masing profesional pemberi asuhan (PPA) diintegrasikan. (D,W)
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana
asuhan. (D,W)
3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya, dokter penanggung jawab pemberi
pelayanan (DPJP) mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak
lanjutnya (lihat PAP 2.1 dan PAP 5). (D,W)
Standar PAP 4
Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien
dan konsisten dengan asuhan klinisnya.

Elemen Penilaian PAP 4


1. Rumah sakit menetapkan regulasi yang berkaitan dengan
pelayanan gizi. (R)
2. Rumah sakit menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan
pasien. (D,O,W)
3. Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai dengan
status gizi dan kebutuhan pasien serta dicatat di rekam medis.
(D,W)
4. Makanan disiapkan dan disimpan dengan mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan. (O,W)
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi

Elemen Penilaian PAP 5


• Rumah sakit menetapkan regulasi untuk terapi gizi
terintegrasi. (R)
• Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada pasien risiko
nutrisi. (D,W)
• Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana, pemberian, dan
monitor terapi gizi. (D,W)
• Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam medis
pasien. (lihat AP 2 EP 1). (D)
Standar ARK.3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan
pemulangan pasien.

Elemen Penilaian ARK.3


1. Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan
pemulangan pasien (P3), dimulai pada asesmen awal rawat
inap dan menetapkan kriteria pasien yang membutuhkan P3
(R)
2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat di rekam medis sesuai
dengan regulasi rumah sakit (lihat AP 1,7; ARK 4). (D,W)
Standar ARK.3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses
kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan koordinasi diantara
profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer pelayanan
pasien (MPP) / Case Manager.

Elemen Penilaian ARK.3.1


1. Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung
kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit i)
sampai dengan m) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi
rumah sakit (lihat juga TKRS.10). (R)
2. Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas antara lain dalam
konteks menjaga kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi
individu pasien melalui komunikasi dan kerjasama dengan PPA dan
pimpinan unit serta mencakup butir a) sampai dengan h) di maksud
dan tujuan. (D,W)
3. Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen
pelayanan pasien (D,W)
Standar PAP 2
Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi serta koordinasi
pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien.

Elemen Penilaian PAP 2


1. Ada regulasi yang mengatur pelayanan dan asuhan
terintegrasi di dan antarberbagai unit pelayanan. (R)
2. Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan
antarberbagai unit pelayanan. (lihat juga ARK 2, EP 3).
(D,O,W)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan
antar berbagai unit pelayanan. (D,O,W)
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain
tentang kerjasama didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)
Standar HPK 2.1
Pasien diberitahu tentang semua aspek asuhan medis dan tindakan.

Elemen Penilaian HPK 2.1


1. Ada regulasi tentang hak pasien untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi, diagnosis pasti, rencana asuhan, dan dapat
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan serta diberitahu
tentang hasil asuhan termasuk kemungkinan hasil yang tidak
terduga. (R)
2. Pasien diberi informasi tentang kondisi medis mereka dan
diagnosis pasti. (lihat juga MKE 9 EP 1). (D,W)
3. Pasien diberi informasi tentang rencana asuhan dan tindakan yang
akan dilakukan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
(lihat juga AP 1 EP 4 dan MKE 9 EP 1). (D,W)
4. Pasien diberi tahu bilamana “persetujuan tindakan” (informed
consent) diperlukan dan bagaimana proses memberikan
persetujuan. (lihat juga HPK 5.1; AP 6; AP 5.11 EP 2; PAP 3.3; PAB
3; PAB 4; PAB 7; dan MKE 9 EP 4). (D,W)
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan
kepada pasien.

Elemen Penilaian MKE 9


1. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan mengenai hasil
asesmen, diagnosis, dan rencana asuhan yang akan diberikan.
(D,W) (lihat juga HPK 2.1)
2. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan hasil asuhan dan
pengobatan termasuk hasil asuhan dan pengobatan yang tidak
diharapkan. (D,W) (lihat juga PAP 2.4 dan HPK 2.1)
3. Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W)
4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan
tindakan kedokteran (informed consent), pasien dan keluarga
belajar tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk
dapat memberikan persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan
tanggung jawab mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan.
(D,W) (lihat juga HPK 2.2)
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait
dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi
antara obat dan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri,
dan teknik rehabilitasi.
Elemen Penilaian MKE 10
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dengan asuhan yang diberikan meliputi diet dan nutrisi yang
memadai. (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7)
4. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dengan asuhan yang diberikan meliputi manajemen nyeri.
(D,W) (lihat juga HPK 2.5 dan PAP 6 ; AP 1.3)
Standar MKE 11
Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan
keluarga, serta memperkenankan interaksi yang memadai antara
pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan.
Elemen Penilaian MKE 11
1. Profesional pemberi asuhan (PPA) harus menyediakan waktu yang
adekuat dalam memberikan edukasi. (W)
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
diberikan secara kolaboratif oleh PPA terkait. (D,W)
3. Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan
keluarga untuk bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai
peserta aktif. (W,S)
4. Terdapat bukti dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan
keluarga dapat memahami materi edukasi yang diberikan. (D,W)
5. Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis. (D,W)
Standar ARK.4.1
Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar
rumah sakit tentang tindak lanjut pemulangan.

Elemen Penilaian ARK.4.1


1. Ada bukti pemulangan pasien yang rencana pemulangannya
kompleks (discharge planning) dimulai sejak awal pasien
masuk rawat inap melibatkan semua PPA terkait serta
difasilitasi oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.
(D,W)
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat
ditujukan kepada fasilitas kesehatan baik perorangan
ataupun institusi yang berada di komunitas dimana pasien
berada yang bertujuan untuk memberikan bantuan
pelayanan.(D)
Standar MKE 12
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang
berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan
berkelanjutan.

Elemen Penilaian MKE 12


1. Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk mendukung promosi kesehatan
berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien
yang berkelanjutan. (D)
2. Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan
pelatihan yang diperlukan untuk menunjang asuhan pasien
berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan yang optimal
setelah meninggalkan rumah sakit. (D,W) (lihat juga ARK 4.1)
3. Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien yang
rencana pemulangannya kompleks. (D,W) (lihat juga ARK 3)
Standar TKRS 11
Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit, melakukan monitoring,
serta meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di
unitnya.
Elemen penilaian TKRS 11
1. Rumah sakit mempunyai regulasi tentang kriteria pemilihan
indikator mutu unit seperti di a ) sampai dengan c) penilaian
di unit tersebut. (R)
2. Kepala unit mengusulkan indikator mutu untuk setiap unit
pelayanan sesuai dengan a) sampai dengan c) yang ada di
maksud dan tujuan. (lihat juga PMKP 4.1 EP 1 dan PAB 8.1).
(D,W)
3. Kepala unit telah melakukan pengumpulan data dan membuat
laporan terintegrasi secara berkala. (D,W)
Standar PMKP 6
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator
mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja.

Elemen Penilaian PMKP 6


1. Rumah sakit mempunyai regulasi pengukuran mutu dan cara
pemilihan indikator mutu di unit kerja yang antara lain meliputi
butir a) sampai dengan c) yang ada pada maksud dan tujuan. (R)
2. Setiap unit kerja dan pelayanan telah memilih dan menetapkan
indikator mutu unit. (lihat juga TKRS 11 EP 1). (D,W)
3. Setiap indikator mutu telah dilengkapi profil indikator meliputi butir
a) sampai dengan m) yang ada pada maksud dan tujuan PMKP 5.
(D,W)
4. Setiap unit kerja melaksanakan proses pengumpulan data dan
pelaporan. (D,W)
5. Pimpinan unit kerja melakukan supervisi terhadap proses
pengumpulan data dan pelaporan serta melakukan perbaikan mutu
berdasar atas hasil capaian indikator mutu. (D,W)
Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong
pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan perawatan
metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).

Elemen Penilaian Standar 1.2


1. Terlaksananya rawat gabung. (O,W)
2. Ada bukti RS melaksanakan IMD dan mendorong pemberian
ASI Ekslusif. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi dan perawatan metode
kangguru (PMK) pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
(D,O,W)
Djoti Atmodjo 23

Anda mungkin juga menyukai