Anda di halaman 1dari 3

LATIHAN

1. Jelaskan teori yang dianggap paling berpengaruh dalam Penyebaran Agama Hindu-Budha di
Nusantara!
2. Jelaskan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia Dewasa ini!
3. Tuliskan dan jelaskan faktor yang memperkuat serta kelemahan dari teori-teori masuk dan
berkembang nya agama Hindu-Budha di Nusantara!

JAWAB

1. Ada dua teori yang menurut saya paling berpengaruh dalam penyebaran agama Hindu-Budha yaitu:

 Teori Waisya (yaitu oleh para pedagang) paling mendekati kebenaran. Mengapa? karena pada
saat itu memang Indonesia terkenal akan pelabuhan-pelabuhannya yang menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah di asia, bahkan dunia, sehingga para pedagang dari India pun
datang. Beberapa diantara para pedagang ini tentu saja ada yang memutuskan untuk menetap
dan berkeluarga sehingga munculah agama hindu-buddha yang diturunkan secara biologis.
 Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa
masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka
agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di
Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawadan bahasa
Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu,
teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga
didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan
benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan
Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke
Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang
masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.

2. Berikut pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia:

1. Bidang arsitektur
Salah satu pengaruh yang masih bertahan saat ini yaitu arsitektur pada bangunan di masa lalu
masih banyak digunakan oleh bangunan masa kini. Beberapa bagian bangunan yang masih
dipakai adalah pembagian bangunan dan halaman, atap bangunan, dan gapura. Selain pada
pembagian bagian bangunan, pengaruh arsitektur juga dapat dilihat pada atap dari sebuah
bangunan. Contohnya adalah Masjid Agung Demak yang menggunakan atap tumpang seperti
pada pura.
2. Bidang teknologi perkapalan
Teknologi perkapalan semakin maju sejak masa Hindu-Buddha khususnya Sriwijaya. Ciri khasnya
antara lain adalah badan (lambung) kapal berbentuk seperti huruf V. Ciri lainnya adalah bentuk
haluan dan buritan yang simetris, tidak ada sekat kedap air di bagian lambung, tidak
menggunakan paku besi dalam pembuatannya, serta di bagian kemudi berganda di kiri dan
kanan buritan. Biasanya, kapal ini dibuat dengan teknik menyambung satu papan dengan papan
lainnya, kemudian mengikatnya dengan tali ijuk.
3. Navigasi Pelayaran
Pelayaran Indonesia pada masa kuno bergantung pada sistem angin musim. Pengetahuan
tentang angin darat dan angin laut penting sekali bagi pelaut. Untuk mengetahui arah, pada
siang hari para pelaut memanfaatkan matahari, lalu di malam hari mereka menggunakan
kelompok bintang tertentu di langit, seperti bintang mayang, bintang biduk,dll.
4. Sistem pendidikan
Jika saat ini masih banyak ditemukan sekolah yang memiliki asrama, itu adalah salah satu
warisan Hindu-Budha. Salah satu kerajaan yang terkenal dengan pendidikan agama Buddha-nya
dan memiliki asrama adalah Sriwijaya. Asrama biasanya terletak di sekitar kompleks candi dan
digunakan oleh para murid.
5. Bahasa dan Sistem Aksara
Pada masa awal Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dari India, Bahasa Sanskerta hanya
digunakan oleh kaum pendeta. Bahasa lain yang digunakan oleh masyarakat pada masa itu
adalah Bahasa Pali. Pada akhirnya, Sanskerta-lah yang banyak memengaruhi Bahasa Indonesia.
Berikut beberapa kata yang telah diserap atau sering digunakan dalam Bahasa Indonesia:
 durhaka dari kata drohaka.
 Bahagia dari kata bhagya.
 Manusia dari kata manusya.
 Tirta berarti air.
 Eka, dwi, tri berarti satu, dua, tiga.
6. Upacara dan tradisi
Upacara atau tradisi di masa Hindu dan Buddha banyak yang bertahan hingga saat ini seperti
upacara ngaben, tradisi potong gigi, hari raya Waisak, ataupun wayang. Ngaben adalah upacara
kematian dengan membakar mayatnya dan abunya dibuang ke laut, yang bertujuan untuk
melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu
dengan Tuhan.
7. Sistem pemerintahan
Ketika datangnya pengaruh India ke Indonesia itu sendiri terciptalah sebuah bentuk dari sistem
pemerintahan yang dimana akan berbentuk kerajaan. Sebelum adanya pengaruh ini, Indonesia
menganut sebuah sistem suku yang dimana prinsip primus interperes.
8. Struktur Masyarakat
Ketika masuknya agama Hindu dan berkembang di Indonesia, mulailah terdapat sebuah bentuk
dari sistem dan juga struktur sosial yang dimana melakukan pembagian kasta seperti
pengelompokan terhadap masyarakat.
9. Wilayah Nusantara
Wilayah Indonesia saat ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kehadiran kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha, yaitu Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit. Pada masa Sriwijaya, wilayah
kekuasaannya meliputi daerah Malayu di sekitar Jambi, daerah yang saat ini menjadi Pulau
Bangka, daerah Lampung Selatan, serta usaha Sriwijaya untuk menaklukan Pulau Jawa. Di masa
Singasari, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Pahang (saat ini Malaysia), Malayu (saat ini
Sumatera Barat), Gurun (nama pulau di Indonesia bagian timur), Bali, seluruh Pulau Jawa,
Bakulapura dan Tanjungpura (saat ini wilayah di barat daya Kalimantan).
Peradaban Majapahit yang lebih maju dalam perniagaan dan seni serta wilayah kekuasaan
yang luas, mengantarkannya menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Asia
Tenggara. Kerajaan maritim Hindu-Buddha memiliki pengaruh yang luas karena tidak terbatas
hanya di daratan saja, sehingga dapat melakukan penjelajahan mengarungi lautan untuk
menyebarluaskan pengaruh di bidang politik, ekonomi, dan budaya.
Pada akhirnya, wilayah-wilayah kerajaan yang terbentuk pada masa itu membentuk
wawasan tentang wilayah Nusantara yang sebagian besar menjadi negara Indonesia.

3. Berikut ini kelebihan dan kelemahan teori masuknya hindu-buddha ke Indonesia:

1. Teori Brahmana
 Kelebihan : Di Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa
sansekerta dan huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya dikuasi oleh kaum
Brahmana
 Kelemahan : Dalam tradasi Hindu-Budha kaum Brahmana pantang menyebrang lautan
2. Teori Ksatria
 Kelebihan : Kaum Ksatria menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke seluruh
dunia
 Kelemahan : Para Ksatria tidak memahami bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
3. Teori Waisya
 Kelebihan : Banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang yang
berasal dari India dan menyebarkan agama Hindu-Budha ketika berdagang
 Kelemahan : Para Pedagang tidak mengerti bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
4. 4 Teori Arus Balik
 Kelebihan : Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk
belajar agama Hindu-Budha dan Budaya, tujuanya agar dengan ilmu yang mereka dapat
dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan di Indonesi dengan mencotoh
kebudayan Hindu-Budha
 Kelemahan : Kemungkinaan orang Indonesia untuk belajar agama Hindu-Budha ke india
sulit, karena pada masa itu orang indonesia masih bersifat pasif.

Anda mungkin juga menyukai