Anda di halaman 1dari 8

SOAL ULANGAN HARIAN

Sekolah : SMAN 2 BANJARMASIN Jumlah Soal : 10 (Essay)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Materi : Indonesia Zaman Hindu-Buddha

Kelas/Semester : X IPS/2 Alokasi waktu : 60 menit

Tahun Pelajaran : 2019/2020 Penyusun : Mutia Rahmah (1710111220019)

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL

1 a. Menganalisis berbagai teori a. Siswa mampu menyebutkan 1. Sebutkan 3 teori mengenai masuknya agama Hindu-Buddha ke
tentang proses masuknya macam-macam teori Indonesia!
agama dan kebudayaan mengenai masuk dan 2. Jelaskan perbedaan antara Candi Hindu dengan Candi Buddha!
Hindu dan Buddha ke berkembangnya Hindu- Tuliskan beberapa contoh peninggalan masa Hindu-Buddha dalam
Indonesia. Buddha. bidang budaya yang masih dapat kita jumpai sekarang ini!
b. Mendeskripsikan tentang b. Siswa mampu 3. Jelaskan pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat
perkembangan agama mendeskripsikan kerajaan- Indonesia! (C3)
Hindu-Buddha di Indonesia. kerajaan Hindu-Buddha di 4. Bagaimana pendapat George Codeas mengenai faktor penting yang
Indonesia. menyebabkan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar?
c. Siswa mampu menunjukkan 5. Mengapa Srwijaya disebut sebagai kerajaan Maritim di Indonesia?
bukti-bukti kehidupan Dan sebutkan hal-hal yang dapat mendorong Sriwijaya menjadi
pengaruh Hindu-Buddha Kerajaan Maritim!
yang masih ada pada saat ini. 6. Menurut anda apa latar belakang masuknya agama Hindu-Buddha ke
d. Siswa mampu menjelaskan Indonesia?
tentang perkembangan 7. Berikan contoh pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan sehari-hari
agama Hindu-Buddha di yang masih kita rasakan sampai saat ini!
Indonesia. 8. Tunjukkan bukti bahwa kaum Brahmana dalam kehidupan sosial
masyarakat Kutai memiliki kedudukan istimewa!
9. Sebutkan beberapa perbedaan antara agama Hindu dan Buddha!
10. Mengapa agama Hindu-Buddha relative mudah masuk ke Indonesia?

KUNCI JAWABAN

1. 3 Teori mengenai masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia


 Teori Brahmana: Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum brahmana diundang datang ke Nusantara
karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan ajaran agama Hindu dan Buddha. Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan para kaum
brahmana untuk mengajarkan agama tersebut untuk raja dan rakyatnya.
 Teori Waisya: Dikemukakan oleh N.J.Krom yang menyebutkan bahwa para pedagang yang beragama Hindu dan Buddha lah penyebar utama
agama tersebut di Nusantara. Karena perdagangan pada jaman dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para pedagang
ini menetap di Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.
 Teori Ksatria: Pada jaman masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan China sedang berlangsung perang saudara. Raja-raja
yang kalah peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di Nusantara dengan
corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya mereka anut. Teori ini dikemukakan oleh C.C. Berg,
Mookerij, J.C. Moens.
2. Perbedaan Candi Hindu dan Candi Budha
Perbedaan Candi Hindu dan Budha salah satunya adalah berdasarkan fungsinya:
Candi Hindu berfungsi sebagai tempat pemujaan dan makam raja, sedangkan candi Budha biasanya hanya sebagai tempat pemujaan saja. Bentuk
candi Hindu dan Budha juga berbeda. Candi-candi yang bercorak Hindu terlihat lebih ramping, relief tentang dewa-dewi ataupun simbolis, tidak
menonjol, menghadap ke barat, dan terletak di bagian belakang.
Sedangkan untuk candi-candi yang bercorak Budha bentuknya lebih tambun, reliefnya tentang kehidupan sang Budha, bersifat naturalis, menghadap
ke arah timur, dan bagian inti candi terletak di tengah halaman.
Beberapa contoh peninggalan masa Hindu-Budha dalam bidang budaya yang masih dapat kita jumpai sekarang ini yaitu sebagian masyarakat
Indonesia menganut agama Hindu-Budha, uapacara ngaben, galungan, nyepi dan waisak. Masyarakat menggunakan sistem kasta. Berbagai candi
yang masih ada hingga saat ini.
3. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat Indonesia
 Bidang agama: Sebelum masuk pengaruh Indra, kepercayaannya bersifat aninisme dan dinanisme. Kemudian agama Hindu-Buddha
berakulturasi dengan kebudayaan Indonesia. Buktinya terdapat banyak upacara keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia.
 Bidang politik dan pemerintahan: Terlihat jelas pada lahirnya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
 Bidang pendidikan: Agama Hindu-Buddha menjadi cikal bakal lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.
 Bidang Sastra dan Bahasa: Pada awalnya orang-orang Indonesia hanya mengenal bahasa Sansekerta dan Pallawa. Pada masa kerajaan Hindu-
Buddha ada karya sastra berupa: Arjuwiwaha, Bharatayudha, Gatotkaca Sraya, dan lain-lain.
 Bidang Seni dan Tari: Dari relief di candi Borobudur dan Prambanan memperlihatkan tarian yang berkembang hingga sekarang ini. Bentuknya
berupa tarian perong, tawung, dan lain-lain.
4. Pendapat George Codeas mengenai faktor penting yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar adalah karena
runtuhnya kerajaan funan di Indocina dan kemudian kerajaan sriwijaya memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan kerajaan Funai,
dengan begitu kerajaan Sriwijaya menjadi penguasa tunggal atas sektor politik, perdagangan, pelayaran dan kebudayaan.
5. Dalam Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo menyebutkan bahwa Dapunta Hyang melakukan usaha perluasan daerah, Daerah Jambi, seperti
Tulang-Bawang (Lampung), Pulau Bangka, Kedah (Semenanjung Melayu), hingga Tanah Genting Kra. Dengan demikian, Sriwijaya memiliki
kekuasaan sampai di negeri Malaysia pada waktu itu. Akan tetapi, usaha Sriwijaya dalam menaklukkan Jawa tidak berhasil. Balaputradewa yaitu
putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara. Ia memerintah pada abad ke-9 M. Wilayah kekuasaan Sriwijaya saat itu sangat luas. Daerah
kekuasaannya meliputi Sumatra serta pulau-pulau yang ada di sekitar Jawa Barat, sebagian Kalimantan, sebagian Jawa Tengah, Semenanjung
Melayu, dan hampir sebagian besar perairan nusantara. oleh karena itu, Sriwijaya kemudian dikenal sebagai negara nasional yang pertama.
Hal-hal yang mendorong kerajaan sriwijaya berkembang sebagai kerajaan maritim dapat dijabarkan dalam beberapa hal, yakni:
Letak yang strategis
Kerajaan Sriwijaya terletak di kawasan yang strategis karena berhadapan dengan Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya yang dipastikan berada di
Palembang terletak di Sungai Musi, dan di hadapan kerajaan ini, terdapat Pulau - pulau yang menjadi Pelindung pelabuhan sehingga baik sekali
sebagai pusat Perdagangan.
Karena letak geografis yang strategis ini, Kerajaan Sriwijaya dapat menguasai dua perairan yang sangat penting dalam perdagangan. Selain itu,
Kerajaan Sriwijaya berhasil mengembangkan perdagangan internasional karena didukung oleh angkatan laut yang kuat dan kapal kapal dagang yang
jumlahnya relatif banyak.
Runtuhnya kerajaan Funan
Kerajaan yang bersifat maritim di Vietnam ini akhirnya runtuh dan kemudian Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terkuat di masanya. Kerajaan
Funan diketahui runtuh akibat diserang Kamboja.
Kekayaan Alam Sriwijaya
Kekayaan ini meliputi bagian pelabuhan dan komoditas penting di Sriwijaya. Komoditas ini berupa kayu gaharu, kapur barus, kayu cendana, gading,
timah, kayu ulin,buah-buahan, gula putih, gelas, kapur barus, batu karang, pakaian, cula badak, wangi-wangian, bumbu masak
Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India,
sehingga menambah pajak dan keuntungan dari pedagang asing yang ada di sekitar pelabuhan kerajaan ini.
6. Agama Hindu dan Budha merupakan agama yang pertama kali masuk ke Indonesia dimana sebelumnya masyarakat Indonesia masih
mengenal animisme. Menurut saya latar belakang masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia adalah karena hubungan perdagangan dengan India,
terutama melalui jalur Selat Malaka yang merupakan jalur laut antara India dan China, menyebabkan masuknya pengaruh India, termasuk masuknya
Hindu-Buddha ke Indonesia. Dampak adanya hubungan perdagangan antara India dan China adalah ikut berkembangnya wilayah di sekitar Selat
Malaka, yang ramai didatangi pedagang dari India dan Tiongkok. Perdagangan ini menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan dan kerajaan di
sekitar Selat Malaka di wilayah Indonesia. Perdagangan ini menyebabkan menyebarnya ajaran agama Hindu dan Buddha. Akibat dari perdagangan
ini muncul kerajaan yang dipengaruhi agama Hindu Buddha, seperti kerajaan Sriwijaya di pesisir timur pulau Sumatera. Kerajaan Sriwijaya ini
menjadi makmur karena perannya sebagai perantara dan tempat singgah dalam perdagangan antara China dan India. Penyebaran agama Hindu dan
Buddha oleh para pedagang merupakan dasar Teori Waisya. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh para pedagang
yang berdagang di Indonesia, atau kasta Waisa. Teori ini dikemukakan oleh Nicolaas Johannes (N.J.) Krom, seorang ahli sejarah Belanda. Teori ini
menyatakan bahwa para pedagang menggunakan angin muson tropis tiap 6 bulan untuk berlayar dari dan ke India. Bukti dari teori adalah adanya
Kampung Keling (kampung pedagang India, diambbil dari nama kerajaan Kalinga di India timur), yang ditemukan di kota-kota pesisir.
7. Pengaruh Hindu-Budha dalam kehidupan sehari-hari yang masih kita rasakan sampai saat ini dapat kita lihat dari:
Navigasi Pelayaran
Pelayaran bangsa Indonesia pada masa kuno bergantung pada sistem angin musim. Pengetahuan tentang angin darat dan angin laut penting bagi
pelaut. Untuk mengetahui arah, pada siang hari para pelaut memanfaatkan matahari, lalu di malam hari mereka menggunakan letak kelompok bintang
tertentu di langit, seperti bintang mayang, bintang biduk, dan sebagainya.
Sistem Pendidikan
Jika saat ini kamu banyak menemukan sekolah yang memiliki asrama, itu adalah salah satu warisan masa klasik. Salah satu kerajaan yang terkenal
dengan pendidikan agama Buddha-nya dan memiliki asrama adalah Sriwijaya. Saat itu kerajaan memiliki asrama (mandala) sebagai tempat untuk
belajar ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Asrama biasanya terletak di sekitar kompleks candi dan digunakan oleh para murid.

Bahasa dan Sistem Aksara

Pada masa awal Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dari India, Bahasa Sanskerta hanya digunakan oleh kaum pendeta. Bahasa lain yang digunakan
oleh masyarakat pada masa itu adalah Bahasa Pali. Pada akhirnya, Sanskerta-lah yang banyak memengaruhi Bahasa Indonesia. Berikut beberapa
kata yang telah diserap atau sering digunakan dalam Bahasa Indonesia:

 durhaka dari kata drohaka.


 Bahagia dari kata bhagya.
 Manusia dari kata manusya.
 Tirta berarti air.
 Eka, dwi, tri berarti satu, dua, tiga.

Upacara/Tradisi: Upacara/tradisi di masa Hindu dan Buddha banyak yang bertahan hingga saat ini. Beberapa upacara atau tradisi yang bertahan
hingga saat ini seperti upacara ngaben, tradisi potong gigi, hari raya Waisak, ataupun wayang. Ngaben adalah upacara kematian dengan membakar
mayatnya dan abunya dibuang ke laut. Tujuannya adalah untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan
mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Tradisi wayang juga masih bertahan hingga saat ini. Wayang mengalami percampuran dengan kebudayaan India melalui cerita-cerita seperti cerita
Ramayana dan Mahabarata. Pagelaran wayang hingga sekarang masih sering diadakan di Indonesia mulai dari pagelaran wayang kulit, wayang
golek.
8. Kaum Brahmana memiliki kedudukan yang terhormat karena bertugas sebagai pemimpin dalam upacara Vratasoma. Salah satu bukti
penghormatannya adalah dengan bukti Prasasti Yupa yang menjelaskan mengenai kaum Brahmana dihadiahi 20.000 ekor sapi oleh Raja
Mulawarman.
9. Agama Hindu tumbuh di India sekitar tahun 1500SM, sedangkan Agama Buddha pertama kali tumbuh di India bagian timur laut sekitar
tahun 500SM.
Agama Hindu mengenal sistem kasta, terdiri dari:
- Brahmana : Pendeta
- Ksatria : Raja, Bangsawan
- Waisya : Petani, pedagang, peternak
- Sudra : Pekerja, pelayan
- Paria : Pengemis, gelandangan
Sedangkan Agama Buddha bersifat non eksklusif, artinya agama Buddha bisa diterima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atau
kasta. Agama Buddha juga tidak mengenal perbedaan hak antara wanita dan pria.
Perbedaan Kitab
Agama Hindu mengenal kitab Veda. Kitab Veda dibagi menjadi:
- Reg Veda : Kitb tertua dan tertulis diantara tahun 1500 – 900 SM
- Yajur Veda : Pedoman pengorbanan
- Sama Veda : Pedoman Zikir dan puji-pujian
- Artharva Veda : Kumpulan mantra – mantra gaib
Agama Buddha mengenal kitab Tripitaka, terdiri dari 3 tulisan, yaitu:
- Sutta (Suttanata) Pitaka
- Vinaya Pitaka
- Abhidharma Pitaka
Agama Hindu mengenal Tri Murti, yang merupakan 3 dewa utama, yaitu :
- Brahma (dewa pencipta)
- Wisnu (dewa pemelihara)
- Syiwa (dewa perusak)
Agama Buddha mengenal 2 aliran, yaitu :
- Hinayana
- Mahayana
Penganut agama Hindu lebih banyak menggunakan bahasa Sansekerta, sedangkan penganut Agama Buddha lebih banyak menggunakan bahasa
sehari-hari.
10. Agama Hindu Buddha relatif mudah masuk ke Indonesia karena terjalinnya hubungan perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Asia di
sekitarnya terutama India. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India dan Cina adalah Selat Malaka, sedangkan Indonesia terletak di jalur
posisi silang dua benua dan dua samudera serta berada dekat dengan selat malaka, sehingga Indonesia sering dikunjungi bangsa-bangsa asing (India,
Cina, Arab, dan Persia). Kesempatan Indonesia untuk melakukan aktivitas perdagangan itulah menyebabkan terjadinya percampuran budaya. Proses
masuknya agama Buddha ke Indonesia ada yang melalui pendeta agama (biksu) Buddha. Para biksu itu pergi ke seluruh dunia melalui jalur
perdagangan. Sedangkan pada Agama Hindu, para Brahmana tidak wajib menyebarkan agama Hindu. Agama Hindu pada dasarnya bukanlah agama
untuk umum. Pedalaman agama tersebut hanya mungkin dilakukan oleh golongan Brahmana. Selain itu, alasan lain bahwa bangsa Indonesia
sendirilah yang berperan aktif menyebabkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa sudah sejak lama
bangsa Indonesia menjelajahi lautan untuk berdagang.

Anda mungkin juga menyukai