IDENTITAS
Penyusun : Aris Wahyudi M, Pd
Sekolah : SMA Taruna Nusantara
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Jenjang/Fase : SMA/E
Semester :2
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
FASE E
Domain CP Elemen Pemahaman Konsep Sejarah:
Siswa memahami konsep dasar kerajaan Hindu Budha; menganalisis
serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Hindu Budha,
menganalisis dan mengevaluasi kerajaan Hindu Budha dalam lingkup
lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan
Hindu Budha dari pola pekembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-
Budha secara diakronis/kronologis/sinkronis.
Alur Tujuan Pembelajaran dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Alur Tujuan 1. Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat,
Pembelajaran pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu
dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti
yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa
kini
2. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk Mind Map tentang
kehidupan, nilai-nilai dan unsur budaya masyarakat yang
berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih
berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa
kini.
Indikator Pencapaian 1.1 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat,
Kompetensi pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu
dan Buddha di Indonesia dengan tepat
1.2 Menguraikan bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan
Buddha yang masih ada sampai masa kini dengan tepat
2.1 Membuat Mind Map tentang kehidupan, nilai-nilai dan unsur
budaya masyarakat yang berkembang pada masa kerajaan Hindu
dan Buddha dengan baik
2.2 Mempresentasikan Mind Map tentang kehidupan, nilai-nilai dan
unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan
Buddha dengan baik
Kata Kunci Agama; Budha;Dinasti; Hindu;Kebudayaan;Kerajaan
4. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai kompetensi dalam mempelajari bahan ajar ini maka ikuti petunjuk-
petunjuk berikut:
a. Bacalah bahan ajar ini secara keseluruhan dan pahami isinya.
b. Ikuti petunjuk kegiatan belajar yang ada pada bahan ajar ini.
c. Kerjakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman materi.
d. Jika merasa masih belum menguasai materi silakan belajar lebih giat lagi.
e. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan anda silahkan ekplorasi lebih jauh
link materi yang disajikan dalam bahan ajar ini.
➢ Materi Pokok:
1) Proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia
2) Teori-teori masuknya Agama Hindu Budha di Nusantara
Nah, setelah anda melihat video tersebut, bagaimana kesan anda? Dari video
tersebut kita bisa mengetahui betapa besar dan megahnya jejak peninggalan
kerajaan Hindu-Budha di masa lalu. Jauh sebelum kita membahas lebih dalam
tentang kerajaan-kerajaan Hindu Budha beserta peninggalan-peninggalannya yang
masih bisa kita nikmati saat ini, maka muncul pertanyaan mendasar, yaitu
bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia? Dan bagaimana
pengaruhnya kebudayaan Indonesia?
Nah! Untuk mengetahui jawaban tersebut, silakan Anda pelajari uraian materi
berikut ini!
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara
dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang
merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati peta jaringan perdagangan laut Asia
Tenggara berikut ini:
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 3
Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi
beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan
tersebut.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia,
tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat
tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan
Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha diberbagai daerah di Indonesia
antara lain arca perunggu di Sikendeng, Mamuju (Sulbar), arca batu di Bukit
Siguntang (Sumsel).
Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari
abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam
Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa teori yaitu antara lain:
1. Teori Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke
Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
2. Teori Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,
karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit
yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan
kerajaan di Indonesia.
3. Teori Brahmana, diutarakan oleh J.C.Van leur berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana
yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum
Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau
sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
4. Teori Sudra, teori yang menyatakan bahwa agama Hindu dibawa masuk ke
Indonesia oleh kalangan kelas bawah seperti budak atau buruh pekerja dari India atau
kasta Sudra. Teori Sudra dicetuskan oleh seorang pria keturunan Jerman-Belanda
bernama Godfried Hariowald von Faber atau Van Faber.
5. Teori Arus Balik atau teori Nasional, bahwa bangsa Indonesia yang berdagang ke
India pulang dengan membawa agama dan kebudayaan Hindu atau sebaliknya orang-
orang Indonesia (raja) mengundang Brahmana kemudian Brahmana menyebarkan
agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Pendapat ini disebut teori arus balik.
Pendukung teori ini adalah F.D.K.Bosch
➢ Aktivitas Siswa 2:
Untuk mengukur pengetahuan anda, kerjakanlah kuis berikut ini:
https://play.kahoot.it/v2/?quizId=f1ea42a0-789b-4314-a877-d7c0b1f2f7c4
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://rb.gy/hyn75y
https://rb.gy/3kssqo
Video : https://www.youtube.com/watch?v=i1_wgolKII4
https://www.youtube.com/watch?v=RRTkAsQEc1c
https://www.youtube.com/watch?v=cfPY4mmypwM
➢ Materi Pokok:
1) Kerajaan Kutai
2) Kerajaan Tarumanegara
3) Kerajaan Pajajaran
4) Kerajaan Sriwijaya
5) Kerajaan Kalingga
6) Kerajaan Mataram Kuno
7) Kerajaan Kediri
8) Kerajaan Singasari (Tumapel)
9) Kerajaan Majapahit
10) Kerajaan Bali
➢ Viva Historia! Halo para siswa sobat sejarah! Bagaimana kabar anda hari ini?
Apakah anda sudah siap untuk mempelajari modul ini? Mudah-mudahan anda
benar-benar sudah siap, agar kesuksesan dapat Anda raih. Seperti yang telah Anda
ketahui dalam materi pembelajaran sebelumnya, bahwa agama Hindu-Budha
berasal dari India, kemudian menyebar ke Asia Timur, Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Di Indonesia agama Hindu Budha kemudian berkembang dan mampu
melahirkan kerajaan-kerajaan besar yang masih bisa kita lihat sisa-sisa kebesaran
dan kemegahannya hingga saat ini. Untuk mengingatkan kembali bagaimana
kehadiran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia, simaklah video
berikut!
https://www.youtube.com/watch?v=cfPY4mmypwM
Nah, setelah kalian menyimak video tersebut, marilah kita pelajari lebih mendalam
bagaimana keberadaan dan eksistensi kerajaan-kerajaan pada masa Hindu Budha
hingga kita masih bisa melihat begitu megahnya peninggalan-peninggalan
Prasasti Yupa
Bahasa Huruf
Sumber: Wikimedia.id
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://rb.gy/qhm441
Video : https://www.youtube.com/watch?v=Id-DVfa2z10
https://www.youtube.com/watch?v=59t8cjzW5_g
2) Kerajaan Tarumanegara
Bukti-bukti adanya kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang
berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah
prasasti batu yang ditemukan 5 (lima) di Bogor, (1) satu di Jakarta dan (1) satu di
Lebak Banten.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nama-nama prasasti tersebut, simak dengan
baik penjelasannya berikut ini.
• Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun,
dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris kalimat yang ditulis
dalam bentuk puisi India. Dan di samping itu juga terdapat lukisan laba-laba serta
sepasang telapak kaki Raja Mulawarman yang diibaratkan kaki dewa Wisnu,
Berikut adalah gambar Prasasti Ciaruteun.
POJOK INFO
Sumber: Wikimedia.id
Sumber: Wikimedia.id
Sumber: Wikimedia.id
Sumber: Wikimedia.id
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
• Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya
paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada
beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.
Berikut adalah gambar prasasti Tugu:
Sumber: Wikimedia.id
Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut
menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga
secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan
sebagai kali Bekasi
2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka
tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan
Pebruari dan April.
3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik, kerajaan Tarumanegara diperkirakan muncul abad 5 M, hal ini
berdasarkan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yang dipergunakan oleh prasasti-
prasasti tersebut. Dan raja yang berkuasa adalah Purnawarman.
Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa Barat dengan pusat
kekuasaannya di daerah Bogor. Hal ini ternyata sesuai dengan tempat penemuan prasasti
tersebut. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda simak gambar peta berikut ini!
Sumber: Wikimedia.id
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://rb.gy/0pvhbw
Video : https://www.youtube.com/watch?v=Y7KTrOUWHgY
https://www.youtube.com/watch?v=_VT4leEuw4g
3) Kerajaan Pajajaran
Setelah Kerajaan Tarumanegara, perkembangan sejarah di Jawa Barat (tanah
Sunda) tidak banyak diketahui. Pada abad ke-11 nama Sunda muncul lagi. Tahun
1050 M nama Sunda dijumpai dalam Prasasti Sanghyang Tapak, yang ditemukan di
Kampung Pangcalikan dan Bantarmuncang di tepi Sungai Citatih, Cibadak,
Sukabumi. Prasasti ini penting karena menyebut nama Raja Sri Jayabupati.
Daerahnya disebut Prahajyan Sunda.
Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaan pada saat masa kepemimpinan Sri
Baduga Maharaja atau Sri Siliwangi. Ia dikenal sebagai seorang raja yang tidak
pernah punah dan selalu hidup di hati secara abadi dan pikiran para Masyarakat Jawa
Barat. Hal ini dikarenakan Maharaja tersebut membangun sebuah karya besar yang
diberi nama Maharena Wijaya. Tidak hanya itu, Maharaja juga membuat jalan yang
digunakan untuk menuju ibukota Pakuan dan Wanagiri.
Pertahanan ibu kota yang diperkuat serta memberikan desa yang perdikan untuk
semua pendeta dan pengikutnya, sehingga hal tersebut dapat menyemangati
kegiatan beragama dan menjadi pemimpin kehidupan para rakyat.
Sri Baduga Maharaja juga memberikan perintah untuk membangun antara lain
adalah sebagai berikut. Kabinihajian atau Kaputren, Kesatriaan atau Asrama
Prajurit, menambah kekuatan angkatan perang, mengatur pemungutan upeti dari
para raja yang berada di bawahnya dan menyusun undang-undang kerajaan.
Dari segi pembangunan bisa dilihat dalam prasasti Kebantenan dan juga Batutulis.
Batutulis tersebut mengisahkan juru pantun dan penulis Babad yang masih bisa kita
lihat sampai sekarang, tetapi ada beberapa atau sebagian lagi sudah hilang.
Kehidupan Ekonomi
Masyarakat yang berada di Kerajaan Pajajaran bertahan hidup dengan bercocok
tanam, ladang yang menghasilkan beras, buah-buahan, sayuran, lada dan juga
pelayaran dan perdagangan. Dimana Kerajaan tersebut mempunyai 6 pelabuhan
Barang yang biasanya dijual belikan ialah barang yang berupa bahan makanan dan
juga lada, tetapi yang lebih penting adalah beras. Untuk perdagangan yang ada di
jalur darat juga memiliki peran yang penting, dimana jalan darat untuk perdagangan
itu berpusat di Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan. Sedangkan jalan yang lainnya
yakni menuju Timur dan gang lain menuju ke Barat.
Sementara untuk Budaya yang ada di kerjaan ini dipengaruhi oleh agama Hindhu.
Pengaruh dari agama tersebut dapat dilihat dari peninggalan yang ditinggalkan
diantaranya adalah Prasasti, kitab cerita dari Parahyangan dan juga terdapat Kitab
Sanghyang Siksa Kanda.
Setelah persekutuan yang terjadi antara Kesultanan Demak dan Cirebon, ajaran
agama Islam juga mulai memasuki wilayah Parahyangan dan hal tersebut
menimbulkan keresahan dari Jaya Dewata, sehingga ia membatasi pedagang muslim
yang ingin masuk ke Pelabuhan kerajaan Sunda. Hal ini dimaksudkan agar pengaruh
islam terhadap pribumi dapat diperkecil. Tetapi hal yang terjadi malah sebaliknya,
dimana pengaruh dari agama Islam jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Hal ini
menyebabkan Pajajaran berkoalisi dengan Portugis agar bisa mengimbangi
Kesultanan Demak dan Cirebon.
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://historia.id/kuno/articles/sanghyang-siksa-kandang-karesian-pedoman-
masyarakat-sunda-DO4qw/page/1
Video : https://www.youtube.com/watch?v=9TAIGmV3Hfk
https://www.youtube.com/watch?v=W7douxoIriE
https://www.youtube.com/watch?v=zrsGYubvJPs
4) Kerajaan Sriwijaya
Sumber: Wikimedia.id
Sumber: Wikimedia.id
Sumber: Wikimedia.id
Berita Cina, diperoleh dari I-Tshing seorang pendeta Cina yang sering datang ke
Sriwijaya sejak tahun 672 M, yang menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1000
orang pendeta yang menguasai agama seperti di India dan di samping itu juga, berita
dari dinasti Sung yang menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun
971 - 992 M.
Nama kerajaan Sriwijaya dalam berita Cina tersebut, disebut dengan Shih-lo-fo-shih
atau Fo-shih, sedangkan dari berita Arab Sriwijaya disebut dengan Zabag/Zabay
atau dengan sebutan Sribuza. Dari berita-berita Arab dijelaskan tentang kekuasaan
dan kebesaran serta kekayaan Sriwijaya. Demikianlah bukti-bukti tentang sumber
dari luar negeri yang menjelaskan keberadaan Sriwijaya, sehingga melalui sumber-
sumber tersebut dapat diketahui perkembangan Sriwijaya dalam berbagai aspek
kehidupan.
Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik. Dapat diketahui bahwa raja pertama Sriwijaya adalah
Dapunta Hyang Sri Jayanaga, dengan pusat kerajaannya ada 2 pendapat yaitu
pendapat pertama yang menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang karena daerah
tersebut banyak ditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis
untuk perdagangan.
Sedangkan pendapat kedua letak Sriwijaya di Minanga Tamwan yaitu daerah
pertemuan sungai Kampar kiri dan Kampar kanan yang diperkirakan daerah Binaga
yaitu terletak di Jambi yang juga strategis untuk perdagangan.
Dengan demikian maka Sriwijaya bukan lagi sebagai negara senusa atau satu pulau,
tetapi sudah merupakan negara antar nusa karena penguasaannya atas beberapa
pulau. Bahkan ada yang berpendapat Sriwijaya adalah negara kesatuan pertama.
Karena kekuasaannya luas dan berperan sebagai negara besar di Asia Tenggara
(M.Yamin).
Sumber: Wikimedia.id
Kehidupan Politik
Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan
Internasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya
berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan Transito sehingga
Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan sangat baik hal ini juga
didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa,
Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di
jalur- jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar
yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.
Dengan adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah maka penghasilan
Sriwijaya meningkat dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari pembayaran upeti,
pajak maupun keuntungan dari hasil perdagangan dengan demikian Sriwijaya
berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur.
Kehidupan Politik
Faktor lain yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan
sosial masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan
dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama
Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa
di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah
bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti.
Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan
ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti Nalanda.
Dengan demikian kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik
dan makmur, dalam hal ini tentunya juga diikuti oleh kemajuan dalam bidang
kebudayaan.
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan :
https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
Video : https://www.youtube.com/watch?v=43CQrEaUmbM
https://www.youtube.com/watch?v=cUy2wsno6eE&t=179s
https://www.youtube.com/watch?v=B-K-NWPUlAg
https://www.youtube.com/watch?v=wdpZq9wAxPc&t=29s
Sumber: Wikimedia.id
Ada juga yang menghubungkan letak Kaling berada di Kabupaten Jepara. Hal ini
dihubungkan dengan adanya sebuah nama tempat di wilayah Jepara yakni Keling.
Keling saat ini merupakan nama Kecamatan Keling, sebelah utara Gunung Muria,
Jepara, Jawa Tengah. Namun demikian belum ditemukan secara tegas bahwa
Keling mempunyai hubungan dengan Kerajaan Kaling.
Sumber utama mengenai Kerajaan Kaling adalah berita Cina, yaitu berita dari
Dinasti Tang. Berita inilah yang menggambarkan bagaimana pemerintahan Ratu
Sima di Kaling. Sumber sejarah lainnya adalah Prasasti Tuk Mas yang ditemukan
di lereng Gunung Merbabu. Melalui berita Cina dan Prasasti Tuk Mas tersebut,
banyak hal dapat kita ketahui tentang perkembangan Kerajaan Kaling dan
kehidupan masyarakatnya.
Sumber: Wikimedia.id
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 27
Menurut berita Cina raja terkenal Kerajaan Kaling adalah Ratu Sima yang
memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima merupakan raja yang tegas, jujur, dan
sangat bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat
patuh terhadap semua ketentuan yang berlaku. Disebutkan bahwa pada masa Ratu
Sima, kehidupan sangat aman dan tenteram.
Kejahatan sangat minim, karena kerajaan menerapkan hukum tanpa pandang bulu.
Di Kerajaan Keling, Agama Budha berkembang pesat. Bahkan pendeta Cina
bernama Hwining pernah datang di Kaling dan tinggal selama tiga tahun untuk
menerjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam
usaha menerjemahkan kitab itu Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta Kaling
bernama Jnanabadra.
Selain bermata pencaharian bertani, penduduk juga melakukan perdagangan.
Kehidupan yang sangat makmur tersebut sangat wajar, mengingat Jawa Tengah
merupakan pusat hamparan tanah subur. Beberapa gunung berapi di Jawa Tengah
sebagai penyeimbang kesuburan utama untuk tanah pertanian dan perkebunan.
Perkembangan Kerajaan Kaling selanjutnya kurang jelas. Belum ditemukan
sumber Sejarah yang secara tegas meriwayatkan perjalanan Kerajaan Kaling
sampai akhir. Namun pada periode selanjutnya kita akan menemukan beberapa
Kerajaan Hindu Budha lainnya di Jawa Tengah.
Sumber: kompas.com
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Sumber: magelangekspres.disway.id
POJOK INFO
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Selanjutnya di Jawa Tengah bagian selatan juga banyak ditemukan candi antara
lain Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi
Sambi Sari, dan masih banyak candi-candi yang lain.
Untuk menambah pemahaman Anda tentang letak candi-candi tersebut, silahkan
Anda simak gambar peta berikut ini!
Sumber: Wikimedia.id
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 31
Kehidupan Politik
Kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya
yang beragama Hindu Syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada
awalnya mungkin yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan
prasasti Canggal. Tetapi setelah perkembangan berikutnya muncul keluarga
Syaelendra.
Menurut para ahli, keluarga Sanjaya terdesak oleh Keluarga Syaelendra, tetapi
mengenai pergeseran kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, yang jelas
kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah dan memiliki hubungan yang
erat, hal ini sesuai dengan prasasti Kalasan.
Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syaelendra seperti yang tertera dalam
prasasti Ligor, Nalanda maupun Klurak adalah Bhanu, Wisnu, Indra, dan
Samaratungga atau Samaragrawira. Sedangkan raja-raja dari dinasti Sanjaya yang
tertera dalam prasasti Mantyasih.
Kedua dinasti tersebut akhirnya bersatu dengan adanya pernikahan Rakai Pikatan
dengan Pramudyawardani yang bergelar Sri Kahulunan. Pramudyawardani
tersebut adalah putri dari Samaratungga.
Dengan adanya perpindahan kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur oleh
Mpu Sendok, maka Mpu Sendok mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Isyana
dengan kerajaannya adalah Medang.
Tahun 1023 Airlangga dinobatkan oleh kaum Brahmana menjadi raja Medang
menggantikan Dharmawangsa. Pada awal pemerintahannya Airlangga berusaha
menyatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa,
dan melakukan pembangunan di dalam negeri dengan memindahkan ibukota
kerajaan Medang dari Wutan Mas ke Kahuripan tahun 1031, serta memperbaiki
pelabuhan Hujung Galuh, dan membangun bendungan Wringin Sapta.
Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya, tentu teknologi yang dicapai Mataram sudah maju,
bahkan masyarakat Mataram berhasil mengembangkan budaya asing menjadi
budaya baru yang bercirikan Indonesia. Hal ini terlihat adanya penggunaan
berbagai huruf dan bahasa yang beraneka ragam dalam prasasti yang dibuatnya.
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
Video : https://www.youtube.com/watch?v=GtiwVovtIY0
https://www.youtube.com/watch?v=W5ZhxNa4Fos
https://www.youtube.com/watch?v=roMTYcQsXfk
https://www.youtube.com/watch?v=IlT-MqcrwjY
Sumber: Wikimedia.id
Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibukotanya Kahuripan,
sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri,
Madiun, dan ibukotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan
masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga
sehingga terjadilah peperangan.
Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah
kerajaan Kediri.
Salah satu hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayuda dengan
ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1156 M yang menceritakan tentang
kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.
Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita
Cina yang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan
pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina
tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh
Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua
tahun 1225 M.
Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra maupun kitab yang ditulis orang-
orang Cina tersebut perkembangan Kediri dalam berbagai aspek kehidupan dapat
diketahui.
Chou Ku-fei menuliskan, bahwa pada masa-masa itu, negeri-negeri di dunia yang
paling kaya selain Cina adalah Arab (Dinasti Abbasiyah), Jawa, dan Sumatera.
Untuk Jawa, disebutkan Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatera kala itu menjadi
pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Disebutkan pula wilayah kekuasaan
Panjalu kala itu, meliputi: Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen
(Tumapel/Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh/Surabaya), Tung-
ki (Jenggi/Papua Barat), juga Ta-kang (Sumba). Kemudian Huang-ma-chu
(Papua), Ma-li (Bali), Kulun (kemungkinan di Papua Barat atau Nusa Tenggara),
Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Kalimantan Barat), Ti-wu (Timor), Pingya-i
(Banggai/Sulawesi Tengah), hingga Wu-nu-ku (Maluku).
Sumber: Wikimedia.id
Kemudian pada tahun 1181 pemerintahan raja Sri Gandra juga terdapat sesuatu
yang menarik pada masa pemerintahannya, yaitu untuk pertama kalinya
didapatkan orang- orang terkemuka mempergunakan nama-nama binatang sebagai
namanya yaitu seperti Kebo Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih, Gajah
Kuning, dsb.
Untuk selanjutnya tahun 1200 - 1222 yang menjadi raja Kediri adalah Kertajaya.
Ia memakai lancana Garudamuke seperti Rya Airlangga, tetapi sayangnya raja ini
kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana.
Hal inilah yang akhirnya menjadi penyebab berakhirnya kerajaan Kediri, karena
kaum Brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok di Singosari sehingga
tahun 1222 Ken Arok berhasil menghancurkan Kediri.
Demikianlah uraian materi tentang kehidupan politik raja Kediri. Dari penjelasan
tersebut apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham simak kembali
uraian materi selanjutnya.
Kehidupan Ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi diceritakan bahwa perekonomian Kediri bersumber
atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai
penghasil beras, menanam kapas dan memelihara ulat sutra.
Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri sudah cukup
makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan memberikan penghasilan tetap
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat
meningkat masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya
yang baik, bersih, dan rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau
serta orang-orang Kediri telah memakai kain sampai di bawah lutut.
Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat
berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra. Hal ini
terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang.
Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi
sebelumnya juga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab
Kariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya,
kitab Simaradahana karya Mpu Darmeja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya
Mpu Tan Akung, kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka
karya Mpu Monaguna. Semuanya itu dihasilkan pada masa pemerintahan
Kameswara.
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
Video : https://www.youtube.com/watch?v=CDFR8dMWqL0
https://www.youtube.com/watch?v=BGD3M49aR1I
https://www.youtube.com/watch?v=B2LjxErGidE
https://www.youtube.com/watch?v=8o4IfVln7-U
POJOK INFO
Sumber-sumber Sejarah
Keberadaan kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak
ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui
kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama
karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di
Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang
penuh keajaiban.
Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab
Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di
Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada
Ken Dedes istri Tunggul Ametung.
Dari kelima raja Singosari tersebut, raja Kertanegaralah yang paling terkenal,
karena dibawah pemerintahan Kertanegara Singosari mencapai puncak
kebesarannya.
Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai gagasan
politik untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
Apa yang dicita-citakan oleh Kertanegara, mengakibatkan daerah kekuasaan
Singasari meluas. Untuk lebih jelasnya, simaklah gambar peta berikut ini!
Sumber: Wikimedia.id
POJOK INFO
Sedangkan ancaman yang lain dari dalam yaitu adanya serangan dari Jayakatwang
dari Kediri tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenep
yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah
Setelah Anda menyimak gambar candi Singosari tersebut maka simaklah uraian
materi berikut.
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan
sosial masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan
tenteram sejak pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa
dengan kehidupan religius.
Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya, Singosari sangat berkembang karena Singosari banyak
meninggalkan bangunan monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan agama
yaitu seperti candi Kidal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang
merupakan perwujudan Kertanegara yang terletak di simpang tiga Surabaya, Jawa
Timur.
Ket: Candi Kidal, Sumber: Wikimedia.id Ket: Candi Jago, Sumber: Wikimedia.id
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
Video : https://www.youtube.com/watch?v=h7heeSmzNfQ
https://www.youtube.com/watch?v=jzXLgmxwetE
https://www.youtube.com/watch?v=OjNmvzp6-0w
https://www.youtube.com/watch?v=4VG4nOM38LE
Sumber-sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang menjelaskan tentang kerajaan Majapahit sebagian
besar berupa kitab sastra yaitu seperti:
• Kitab Pararaton, selain menceritakan tentang raja-raja Singosari juga
menjelaskan tentang raja-raja Majapahit. Kitab Pararaton adalah salah satu
karya sastra peninggalan Kerajaan Majapahit yang
ditulis dalam bahasa Jawa Kawi. Isinya memuat
tentang sejarah raja-raja Kerajaan Singasari dan
Majapahit. Kitab ini juga dikenal dengan nama Pustaka
Raja atau Kitab Raja-Raja. Mengingat tarikh tertua
yang terdapat pada naskahnya adalah 1522 Saka (1600
M), diduga Pararaton ditulis antara 1481-1600 M.
Sumber: Wikimedia.id
POJOK INFO
Berdirinya kerajaan Majapahit adalah berkat usaha dan perjuangan Raden Wijaya
dengan memanfaatkan kedatangan tentara Cina Mongol (Kubilai Khan) yang
datang ke Pulau Jawa untuk menghukum Kertanegara.
Setelah berhasil mengusir pasukan Kubilai Khan, maka tahun 1293 Raden Wijaya
dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa
Jayawisnuwardhana.
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang kuat, maka Raden Wijaya
melakukan berbagai tindakan yaitu seperti melanjutkan pembangunan Majapahit
sebagai pusat pemerintahan, mengawini keempat putri Kertanegara dan
membalas jasa dengan memberikan kekuasaan kepada para sahabat dan
pengikutnya. Walaupun demikian diantara para pengikutnya ada yang tidak puas
dan akhirnya menjadi benih pemberontakan di Majapahit.
Sumber: Wikimedia.id
Setelah Anda menyimak gambar tersebut, tentu dalam pikiran Anda terlintas
bahwa Gajah Mada berhasil mewujudkan sumpahnya
Memang benar apa yang dicita-citakan oleh Gaja Mada melalui sumpahnya dapat
terlaksana kecuali kerajaan Pajajaran (Sunda) yang belum dikuasainya.
Seni bangunan Majapahit antara lain pemandian, atau petirtaan, gapura yang
berbentuk seperti candi bentar maupun Bajang Retu, candi Penataran di Blitar dan
masih banyak lagi candi-candi peninggalan Majapahit yang lain.
Untuk mengetahui bentuk candi Penataran, silahkan Anda simak gambar berikut
ini!
Sumber: Wikimedia.id
Setelah Anda menyimak gambar candi penataran tersebut, simak kembali uraian
materi berikutnya.
Selain seni bangunan, peninggalan Majapahit juga berupa seni patung yaitu seperti
patung perwujudan Raden Wijaya sebagai Harihara atau sebagai Syiwa dan Wisnu
dalam satu arca, patung putri Suhuta dan patung Tribhuwana sebagai Parwati.
Sedangkan peninggalan Majapahit dalam bidang seni sastra juga cukup banyak,
selain kitab-kitab yang telah disebutkan pada uraian materi sebelumnya, juga kitab-
kitab yang lain yaitu seperti kitab Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu Tantular,
Kitab Hukum Kutaramanawa disusun berdasarkan kitab Hindu yang lebih tua yaitu
kitab Kutarasastra dan Manawasastra. Dengan demikian dari kitab hukum tersebut,
merupakan salah satu contoh wujud akulturasi dengan kebudayaan India.
Beberapa Candi Peninggalan Majapahit
Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
Video : https://www.youtube.com/watch?v=SFiwETBVP1c
https://www.youtube.com/watch?v=4x799nHXM60
https://www.youtube.com/watch?v=mytmH6U5XIQ
https://www.youtube.com/watch?v=QPmAslEDyhI
No
1
Kehidupan sosial Kerajaan Bali tidak terlepas dari adat istiadat yang sudah
tertanam sejak dahulu. Bahkan sampai saat ini, budaya turun temurun itu
masih dilestarikan. Berdasarkan temuan prasasti dari para raja, adat istiadat
penduduk Bali sama dengan masyarakat Ho-Ling (Kalingga) yang berkiblat
Hindu-Buddha. Salah satu adat di Bali dan masih berlaku sampai sekarang
yaitu Ngaben.
Dari beberapa raja tersebut yang terkenal antara lain Indra Jayasinga
Warmadewa, Udayana, dan Anak Wungsu.
Sumber: Tribunnews.com
Saat ditemukan, prasasti ini sudah cukup aus dan banyak bagian
tulisannya yang tidak dapat terbaca lagi. Dari tulisan yang dapat terbaca,
Prasasti Blanjong berisi pernyataan kemenangan Raja Sri Kesari
Sumber: kompas.com
POJOK INFO