Anda di halaman 1dari 61

1.

IDENTITAS
Penyusun : Aris Wahyudi M, Pd
Sekolah : SMA Taruna Nusantara
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Jenjang/Fase : SMA/E
Semester :2

2. TUJUAN PEMBELAJARAN

FASE E
Domain CP Elemen Pemahaman Konsep Sejarah:
Siswa memahami konsep dasar kerajaan Hindu Budha; menganalisis
serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Hindu Budha,
menganalisis dan mengevaluasi kerajaan Hindu Budha dalam lingkup
lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan
Hindu Budha dari pola pekembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-
Budha secara diakronis/kronologis/sinkronis.
Alur Tujuan Pembelajaran dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Alur Tujuan 1. Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat,
Pembelajaran pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu
dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti
yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa
kini
2. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk Mind Map tentang
kehidupan, nilai-nilai dan unsur budaya masyarakat yang
berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih
berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa
kini.
Indikator Pencapaian 1.1 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat,
Kompetensi pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu
dan Buddha di Indonesia dengan tepat
1.2 Menguraikan bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan
Buddha yang masih ada sampai masa kini dengan tepat
2.1 Membuat Mind Map tentang kehidupan, nilai-nilai dan unsur
budaya masyarakat yang berkembang pada masa kerajaan Hindu
dan Buddha dengan baik
2.2 Mempresentasikan Mind Map tentang kehidupan, nilai-nilai dan
unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan
Buddha dengan baik
Kata Kunci Agama; Budha;Dinasti; Hindu;Kebudayaan;Kerajaan

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 1


3. Profil Pelajar Pancasila
Pelajar menjadi pribadi yang:
a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dilakukan Melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran,Mengimani
segala mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mensyukuri segala ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa atas segala hasil alam Indonesia dengan jalur rempahnya ).
b. Berkebhinekaan Global
Dilakukan melalui sikap menghargai berbagai teori mengenai asal-usul manusia
Indonesia baik yang menyatakan bahwa manusia Indonesia berasal dari luar
Indonesia maupun yang menyatakan bahwa manusia Indonesia merupakan
keturunan dari Indonesia sendiri
c. Mandiri
Dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan saat melihat sebuah
video maupun membaca sumber, mengerjakan segala tugas individu yang diberikan
dalam upaya menyelesaikan kompetensinya
d. Integritas
Dilakukan dengan selalu menyertakan sumber sejarah pada saat proses pembuatan
laporan baik tulis, audio, visual, maupun audio visual
e. Bernalar Kritis
Didapaati dengan mampu memproses informasi dan gagasan serta melakukan
evaluasi terhadap prosedur yang dilakukan, mampu mengemukakan pendapat
mengenai informasi maupun gagasan yang muncul setelah mempelajari hubungan
manusia dan sejarah.
f. Kreatif
Dengan menghasilkan karya atau gagasan atau tindakan yang orisinil dalam
pengerjaan tugas-tugas yang diberikan baik dalam bentuk audio, visual, audio
visual, maupun karya tulis
g. Gotong Royong
Bersama-sama dalam melaksanakan dan mengerjakan tugas-tugas kelompok yang
diberikan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan projek sederhana

4. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai kompetensi dalam mempelajari bahan ajar ini maka ikuti petunjuk-
petunjuk berikut:
a. Bacalah bahan ajar ini secara keseluruhan dan pahami isinya.
b. Ikuti petunjuk kegiatan belajar yang ada pada bahan ajar ini.
c. Kerjakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman materi.
d. Jika merasa masih belum menguasai materi silakan belajar lebih giat lagi.
e. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan anda silahkan ekplorasi lebih jauh
link materi yang disajikan dalam bahan ajar ini.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 2


5. Penyajian Materi

A. PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA SERTA KEBUDAYAAN


HINDU-BUDHA
➢ Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:
1) Menjelaskan proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia; dan
2) Menjelaskan kekuatan dan kelemahan masing-masing hipotesis masuknya
Agama dan kebudayaan Hindu Budha di Nusantara

➢ Materi Pokok:
1) Proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia
2) Teori-teori masuknya Agama Hindu Budha di Nusantara

➢ Viva Historia! Halo siswa-siswa sobat sejarah… Bagaimana dengan persiapan


Anda untuk mempelajari modul ini? Sebagai pengantar sebelum kita belajar lebih
jauh tentang materi ini, mari simak video berikut!
https://www.youtube.com/watch?v=rSTsL_ctY8w

Nah, setelah anda melihat video tersebut, bagaimana kesan anda? Dari video
tersebut kita bisa mengetahui betapa besar dan megahnya jejak peninggalan
kerajaan Hindu-Budha di masa lalu. Jauh sebelum kita membahas lebih dalam
tentang kerajaan-kerajaan Hindu Budha beserta peninggalan-peninggalannya yang
masih bisa kita nikmati saat ini, maka muncul pertanyaan mendasar, yaitu
bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia? Dan bagaimana
pengaruhnya kebudayaan Indonesia?
Nah! Untuk mengetahui jawaban tersebut, silakan Anda pelajari uraian materi
berikut ini!

Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara
dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang
merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati peta jaringan perdagangan laut Asia
Tenggara berikut ini:
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 3
Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi
beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan
tersebut.

Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia


dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab
masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.

Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia,
tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat
tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan
Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha diberbagai daerah di Indonesia
antara lain arca perunggu di Sikendeng, Mamuju (Sulbar), arca batu di Bukit
Siguntang (Sumsel).
Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari
abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam
Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 4


Dari penjelasan uraian materi tersebut, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda
belum paham, baca kembali uraian materi tersebut, dan kemudian lanjutkan menyimak
uraian materi selanjutnya!
Untuk menambah pemahaman anda, silahkan baca artikel-artikel berikut:

Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa teori yaitu antara lain:
1. Teori Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke
Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
2. Teori Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,
karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit
yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan
kerajaan di Indonesia.
3. Teori Brahmana, diutarakan oleh J.C.Van leur berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana
yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum
Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau
sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
4. Teori Sudra, teori yang menyatakan bahwa agama Hindu dibawa masuk ke
Indonesia oleh kalangan kelas bawah seperti budak atau buruh pekerja dari India atau
kasta Sudra. Teori Sudra dicetuskan oleh seorang pria keturunan Jerman-Belanda
bernama Godfried Hariowald von Faber atau Van Faber.
5. Teori Arus Balik atau teori Nasional, bahwa bangsa Indonesia yang berdagang ke
India pulang dengan membawa agama dan kebudayaan Hindu atau sebaliknya orang-
orang Indonesia (raja) mengundang Brahmana kemudian Brahmana menyebarkan
agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Pendapat ini disebut teori arus balik.
Pendukung teori ini adalah F.D.K.Bosch

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 5


Pada dasarnya setiap hipotesis/ teori diatas mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-
masing. Dengan adanya penyebaran agama Hindu tersebut maka mendorong orang-orang
Indonesia untuk menambah ilmunya mempelajari agama Hindu di India sekaligus
berziarah ke tempat-tempat suci. Dan sekembalinya dari India tersebut, maka orang-orang
tersebut dapat menyebarkan agama Hindu dengan bahasa mereka sendiri, dengan
demikian agama Hindu lebih cepat dan mudah tersebar di Indonesia. Demikianlah uraian
materi tentang proses masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia. Uuntuk mengukur
tingkat pemahaman Anda kerjakanlah aktivitas berikut:
➢ Aktivitas Siswa 1:
1. Berdasarkan materi yang telah kalian pelajari bersama, analisislah masing-masing
teori teori tersebut. 1) Teori Waisya, 2) Teori Ksatria, 3) Teori Brahmana, 4) Teori
Sudra, 5) Teori Arus Balik
2. Analisislah masing-masing teori tersebut dengan berbagai sumber literasi.
3. Tuangkanlah hasil analisis anda dalam format berikut:

No Nama Tokoh Penjelasan Kelemahan


Teori Pencetus
1
2
3
4
5

4. Presentasikanlah hasil analisis anda di depan kelas

➢ Aktivitas Siswa 2:
Untuk mengukur pengetahuan anda, kerjakanlah kuis berikut ini:

https://play.kahoot.it/v2/?quizId=f1ea42a0-789b-4314-a877-d7c0b1f2f7c4

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://rb.gy/hyn75y
https://rb.gy/3kssqo

Video : https://www.youtube.com/watch?v=i1_wgolKII4
https://www.youtube.com/watch?v=RRTkAsQEc1c
https://www.youtube.com/watch?v=cfPY4mmypwM

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 6


B. KERAJAAN-KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

➢ Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:


1) menjelaskan keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia
2) menjelaskan kehidupan politik/sosial/ekonomi/budaya kerjaan-kerajaan Hindu
Budha di Indonesia
3) menjelaskan hasil-hasil peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu Budha di
Indonesia di masa kini

➢ Materi Pokok:
1) Kerajaan Kutai
2) Kerajaan Tarumanegara
3) Kerajaan Pajajaran
4) Kerajaan Sriwijaya
5) Kerajaan Kalingga
6) Kerajaan Mataram Kuno
7) Kerajaan Kediri
8) Kerajaan Singasari (Tumapel)
9) Kerajaan Majapahit
10) Kerajaan Bali

➢ Viva Historia! Halo para siswa sobat sejarah! Bagaimana kabar anda hari ini?
Apakah anda sudah siap untuk mempelajari modul ini? Mudah-mudahan anda
benar-benar sudah siap, agar kesuksesan dapat Anda raih. Seperti yang telah Anda
ketahui dalam materi pembelajaran sebelumnya, bahwa agama Hindu-Budha
berasal dari India, kemudian menyebar ke Asia Timur, Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Di Indonesia agama Hindu Budha kemudian berkembang dan mampu
melahirkan kerajaan-kerajaan besar yang masih bisa kita lihat sisa-sisa kebesaran
dan kemegahannya hingga saat ini. Untuk mengingatkan kembali bagaimana
kehadiran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia, simaklah video
berikut!
https://www.youtube.com/watch?v=cfPY4mmypwM
Nah, setelah kalian menyimak video tersebut, marilah kita pelajari lebih mendalam
bagaimana keberadaan dan eksistensi kerajaan-kerajaan pada masa Hindu Budha
hingga kita masih bisa melihat begitu megahnya peninggalan-peninggalan

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 7


kebudayaan Hindu Budha tersebut di masa kini. Tanpa berpanjang lebar! simak
uraian materi berikut ini.
1) Kerajaan Kutai
Kutai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang diperkirakan muncul pada
abad 5 M atau ± tahun 400-an M, keberadaan kerajaan tersebut diketahui
berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk
Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah.
Untuk mengetahui bentuk yupa tersebut silahkan Anda amati gambar berikut ini.

Setelah Anda melihat gambar tersebut, silahkan Anda tulis


huruf dan bahasa yang dipakai dalam prasasti tersebut! Tulis
jawaban Anda pada table berikut!

Prasasti Yupa

Bahasa Huruf
Sumber: Wikimedia.id

Prasasti Yupa ditemukan di daerah Muarakaman tepi sungai Mahakam, Kutai,


Kalimantan Timur, sehingga oleh para ahli kerajaan tersebut diberi nama Kutai,
karena dalam prasasti tidak dijelaskan nama kerajaan untuk itu diberi nama sesuai
tempat penemuan prasasti tersebut. Berdasarkan isi tulisan yang terukir dalam
prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut,
para ahli kemudian memberikan gambaran tentang kehidupan kerajaan Kutai dalam
berbagai aspek yaitu antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
• Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik dijelaskan bahwa raja terbesar Kutai adalah
Mulawarman sebagai raja yang mulai dan berhasil membawa kejayaan. Raja
Mulawarman adalah putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra
Kudungga. Dalam prasasti Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut
sebagai dewa Ansuman/dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta
atau pendiri keluarga raja.
Hal ini berarti Aswawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang
sebagai pendiri Keluarga atau Dinasti dalam agama Hindu. Untuk itu para ahli
berpendapat nama Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai
kepala suku, walaupun demikian Kudunggalah yang menurunkan raja-raja

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 8


Kutai. Dari penjelasan uraian materi tersebut di atas, apakah Anda sudah
memahami? Kalau Anda sudah paham simak kembali uraian materi berikutnya
• Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial. Perihal ini diketahui bahwa terjalin hubungan yang
harmonis/ erat antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang
dijelaskan dalam salah satu prasasti Yupa, bahwa raja Mulawarman memberi
sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci
bernama Waprakesmara. Dengan adanya istilah Waprakesmara, tentu timbul
pertanyaan dalam diri Anda, apa yang dimaksud dengan Waprakesmara?
Waprakesmara adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa, yang kalau di
pulau Jawa disebut dengan Baprakeswara. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa agama yang dianut Mulawarman adalah Hindu aliran Syiwa artinya dewa
yang dipuja adalah Syiwa
• Kehidupan Ekonomi
Sedangkan dalam kehidupan ekonomi. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti
dalam prasasti, tetapi para ahli sejarah berpendapat bahwa dengan adanya
sedekah 20.000 ekor sapi membuktikan perekonomian Kutai sudah kuat pada
masa itu, yang didasarkan kepada pertanian, peternakan dan perdagangan. Mata
pencaharian tersebut di atas dimungkinkan karena raja Mulawarman
menghadiahkan kepada kaum Brahmana 20.000 ekor sapi. Ini dapat dijadikan
indikasi bahwa populasi ternak cukup besar pada waktu itu. Ia juga
menghadiahkan segunung minyak kental dengan lampu, seperti yang tertulis
dalam prasasti.
• Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya. dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju, walaupun
penganut Hindu belum lama diterima. Hal ini dibuktikan melalui upacara
penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) atau disebut upacara
Vratyastoma. Upacara Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan
Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri
keIndonesiaannya sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para
ahli dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa
Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh
pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli. Dengan adanya kaum
Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 9


tinggi, terutama dalam hal penguasaan terhadap bahasa Sansekerta pada
dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan
bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://rb.gy/qhm441

Video : https://www.youtube.com/watch?v=Id-DVfa2z10
https://www.youtube.com/watch?v=59t8cjzW5_g

2) Kerajaan Tarumanegara
Bukti-bukti adanya kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang
berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah
prasasti batu yang ditemukan 5 (lima) di Bogor, (1) satu di Jakarta dan (1) satu di
Lebak Banten.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nama-nama prasasti tersebut, simak dengan
baik penjelasannya berikut ini.
• Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun,
dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris kalimat yang ditulis
dalam bentuk puisi India. Dan di samping itu juga terdapat lukisan laba-laba serta
sepasang telapak kaki Raja Mulawarman yang diibaratkan kaki dewa Wisnu,
Berikut adalah gambar Prasasti Ciaruteun.

POJOK INFO

Sumber: Wikimedia.id

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 10


Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).
2. Di India, cap telapak kaki melambangkan kekuasaan sekaligus penghormatan sebagai
dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan
dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
• Prasasti Jambu atau prasasti Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak
di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga
menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar
telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Purnawarman.

Sumber: Wikimedia.id

• Prasasti Kebun Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan


Cibungbulang. Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki
gajah, yang disamakan dengan tapak
kaki gajah Airanata, yaitu gajah
tunggangan dewa Wisnu. Prasasti
Kebon Kopi I disebut juga Prasasti
Tapak Gajah karena di permukaannya
terdapat pahatan tapak kaki gajah.
Selain itu, isi prasasti ini
menceritakan tentang gajah
tunggangan dari Raja Purnawarman.

Sumber: Wikimedia.id

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 11


• Prasasti Muara Cianteun, Prasasti Muara Cianten terletak di tepi(sungai)
Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan prasasti
Pasir Muara (Pasiran Muara) karena memang masuk ke wilayah Kampung
Pasirmuara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbuang, Kabupaten Bogor.
Prasasti Muara Cianten belum dilakukan penyelamatan, pemindahan dari tengah
sungai Muara Cianten ke lokasi yang lebih aman yaitu di darat. Perlu secepatnya
dilakukan penyelamatan dan
perawatan terhadap prasasti karena
merupakan salah satu prasasti
tinggalan diduga berasal dari masa
Kerajaan Tarumanagara. Prasasti
ditulis pada sebuah batu berukuran
Tinggi 140 cm, Panjang 317 cm dan
lebar 148 cm.
Sumber: Wikimedia.id

Prasasti memuat tulisan/gambar (piktograf) dalam aksara ikal (garis-garis ikal


yang saling membelit-belit) dan sudah sangat aus hingga sekarang belum dapat
diartikan.
• Prasasti Pasir Awi Sejarah Prasasti Pasir Awi tidak banyak ditemukan. Namun,
prasasti ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1864. Prasasti Pasir Awi pertama
kali ditemukan oleh seorang arkeolog asal Belanda, yaitu N.W. Hoepermans. S.
Pada prasasti ini terdapat bekas sepasang tapak kaki yang menghadap ke arah
utara dan timur. Pahatan tapak kaki tersebut dianggap sebagai tapak kaki milik
Sri Purnawarman, raja dari Kerajaan Tarumanegara.
POJOK INFO

Sumber: Wikimedia.id

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 12


• Prasasti Cidanghiang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi
sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti
ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan
keberanian raja Purnawarman.

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
• Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya
paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada
beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.
Berikut adalah gambar prasasti Tugu:

Sumber: Wikimedia.id
Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:

1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut
menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga
secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan
sebagai kali Bekasi
2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka
tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan
Pebruari dan April.
3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 13


Demikianlah prasasti-prasasti peninggalan Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri.
Berikut ini adalah sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dari Luar Negeri:
• Berita Fa-Hien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi
menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang
beragama Budha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan
sebagian masih animisme.
• Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan
dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
• Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang
utusaan dari To-lo-mo.
Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis
penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber
yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang
kerajaan Tarumanegara.

Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik, kerajaan Tarumanegara diperkirakan muncul abad 5 M, hal ini
berdasarkan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yang dipergunakan oleh prasasti-
prasasti tersebut. Dan raja yang berkuasa adalah Purnawarman.
Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa Barat dengan pusat
kekuasaannya di daerah Bogor. Hal ini ternyata sesuai dengan tempat penemuan prasasti
tersebut. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda simak gambar peta berikut ini!

Sumber: Wikimedia.id

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 14


Pada masa pemerintahan Purnawarman, Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya dan
telah menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Dengan adanya hubungan diplomatik
tersebut, berarti juga terjalin hubungan perdagangan dan pelayaran antara Tarumanegara
dengan Cina. Dengan demikian dapat diketahui kehidupan ekonomi Tarumanegara
tersebut.
Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Tarumanegara di samping utamakan bidang pertanian, pelayaran dan
perdagangan, juga perburuan dan perikanan mendapatkan perhatian. Hal ini dapat
dibuktikan melalui berita-berita tentang barang-barang perdagangan dari kerajaan
Tarumanegara. Barang-barang yang diperdagangkan antara lain: cula badak, gading
gajah dan kulit penyu. Barang tersebut diperoleh dari usaha perburuan dan perikanan.
Kehidupan Sosial
Dengan adanya kehidupan ekonomi yang kompleks tersebut, maka kehidupan sosial
masyarakatnya cukup baik, sehingga masing-masing golongan masyarakat yang ada
pada masa itu dapat saling bekerja sama dan tercipta jalinan kehidupan yang baik.
Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya dapatlah diperkirakan Tarumanegara sudah mengalami
kemajuan. Karena telah mengenal tulisan dan sudah menerima pengaruh asing serta
mengenal sistem kalender seperti yang tertera dalam prasasti Tugu.

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://rb.gy/0pvhbw

Video : https://www.youtube.com/watch?v=Y7KTrOUWHgY
https://www.youtube.com/watch?v=_VT4leEuw4g

3) Kerajaan Pajajaran
Setelah Kerajaan Tarumanegara, perkembangan sejarah di Jawa Barat (tanah
Sunda) tidak banyak diketahui. Pada abad ke-11 nama Sunda muncul lagi. Tahun
1050 M nama Sunda dijumpai dalam Prasasti Sanghyang Tapak, yang ditemukan di
Kampung Pangcalikan dan Bantarmuncang di tepi Sungai Citatih, Cibadak,
Sukabumi. Prasasti ini penting karena menyebut nama Raja Sri Jayabupati.
Daerahnya disebut Prahajyan Sunda.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 15


Raja Sri Jayabupati disamakan dengan Rakyan Darmasiksa pada cerita
Parahyangan. Pusat pemerintahannya adalah Pakwan Pajajaran (mungkin di dekat
Bogor sekarang).
Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yang tercatat oleh Tom Pires pada tahun
1513 M dalam The Suma Oriental. Sesuai yang tulisan yang ada di The Suma
Oriental, bahwa ibu kota dari Sunda mempunyai sebutan dengan Dayo atau Dayeuh.
Kerajaan Pajajaran merupakan lanjutan dari Kerajaan-kerajaan terdahulu, yang
meliputi Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dan juga ada
Kerajaan Kawali.
Kejayaan Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaan pada saat masa kepemimpinan Sri
Baduga Maharaja atau Sri Siliwangi. Ia dikenal sebagai seorang raja yang tidak
pernah punah dan selalu hidup di hati secara abadi dan pikiran para Masyarakat Jawa
Barat. Hal ini dikarenakan Maharaja tersebut membangun sebuah karya besar yang
diberi nama Maharena Wijaya. Tidak hanya itu, Maharaja juga membuat jalan yang
digunakan untuk menuju ibukota Pakuan dan Wanagiri.

Pertahanan ibu kota yang diperkuat serta memberikan desa yang perdikan untuk
semua pendeta dan pengikutnya, sehingga hal tersebut dapat menyemangati
kegiatan beragama dan menjadi pemimpin kehidupan para rakyat.

Sri Baduga Maharaja juga memberikan perintah untuk membangun antara lain
adalah sebagai berikut. Kabinihajian atau Kaputren, Kesatriaan atau Asrama
Prajurit, menambah kekuatan angkatan perang, mengatur pemungutan upeti dari
para raja yang berada di bawahnya dan menyusun undang-undang kerajaan.

Dari segi pembangunan bisa dilihat dalam prasasti Kebantenan dan juga Batutulis.
Batutulis tersebut mengisahkan juru pantun dan penulis Babad yang masih bisa kita
lihat sampai sekarang, tetapi ada beberapa atau sebagian lagi sudah hilang.
Kehidupan Ekonomi
Masyarakat yang berada di Kerajaan Pajajaran bertahan hidup dengan bercocok
tanam, ladang yang menghasilkan beras, buah-buahan, sayuran, lada dan juga
pelayaran dan perdagangan. Dimana Kerajaan tersebut mempunyai 6 pelabuhan

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 16


penting yang terdiri antara lain, Sunda Kelapa yang berada di Jakarta, Pontang,
Tamgara, Pelabuhan Banten, Cigede, dan ada juga Cimanuk yang berada di
Pamanukan.

Melalui peradangan laut, masyarakat dapat melakukan perdagangan dengan daerah


atau negara lain. Untuk wilayah peradangan sendiri bisa mencapai pulau Sumatera
dan bisa juga sampai dengan pulau Maladewa.

Barang yang biasanya dijual belikan ialah barang yang berupa bahan makanan dan
juga lada, tetapi yang lebih penting adalah beras. Untuk perdagangan yang ada di
jalur darat juga memiliki peran yang penting, dimana jalan darat untuk perdagangan
itu berpusat di Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan. Sedangkan jalan yang lainnya
yakni menuju Timur dan gang lain menuju ke Barat.

Jalan yang menuju ke Timur dapat menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan


Karang Sambung yang terletak di wilayah tepi Sungai Cimanuk, melalui Cileungsi
dan Cibarusa kemudian membelok ke Karawang. Kemudian dari Tanjung Puraini
di teruskan ke Cikal dan Purwakarta yang kemudian berakhir di Karang Sambung.
Sedangkan Jalan lain yang menuju ke arah Barat, dimulai dari Pakuan Pajajaran
melalui Jasinga dan juga Rangkasbitung, menuju Serang yang kemudian berakhir di
Banten. Untuk jalan darat lain yang dimulai dari Pakuan Pajajaran menuju Ciampea
mulai dari Muara Cianten.

Kehidupan Sosial dan Budaya


Kehidupan Sosial yang ada di masyarakat Pajajaran yakni berupa seniman, baik itu
penari, pemain gamelan atau badut dan juga dari golongan petani dan peradangan.
Sedangkan golongan jahat yang dianggap oleh masyarakat yakni berupa, tukang
copet, pencuri, maling atau perampas.

Sementara untuk Budaya yang ada di kerjaan ini dipengaruhi oleh agama Hindhu.
Pengaruh dari agama tersebut dapat dilihat dari peninggalan yang ditinggalkan
diantaranya adalah Prasasti, kitab cerita dari Parahyangan dan juga terdapat Kitab
Sanghyang Siksa Kanda.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 17


Keruntuhan Kerajaan Pajajaran
Pada tahun 1579 Kerajaan Pajajaran mengalami masa keruntuhannya. Diperkirakan
kerajaan tersebut hancur diakibatkan oleh serangan yang dilakukan oleh Kerajaan
Sunda (Kesultanan Banten). Kehancuran dari Kerajaan ini ditandai dengan
Pindahnya Palangka Sriman Sriwacana atau singgasana raja dari pangkuran
Pajajaran ke Keraton Surosowan yang ada di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.

Batu yang memiliki besar 200 x 160 x 20 cm tersebut dipindahkan ke wilayah


Banten, karena pada saat itu tradisi politiklah yang membuat Pakuan Pajajaran tidak
bisa menobatkan Raja baru dan menjadi tanda bahwa Maulana Yusuf merupakan
penerus dari Kerajaan Sunda yang sah, hal tersebut dikarenakan buyut
perempuannya ada Putri Sri Baduga Maharaja. Singgasana Raja atau Palangka
Sriman Sriwacana dapat kita lihat di depan bekas dari Keraton Surosowan yang ada
di daerah Banten. Masyarakat disana menyebutnya dengan nama Watu Gilang yang
memiliki arti Mengkilap.

Setelah persekutuan yang terjadi antara Kesultanan Demak dan Cirebon, ajaran
agama Islam juga mulai memasuki wilayah Parahyangan dan hal tersebut
menimbulkan keresahan dari Jaya Dewata, sehingga ia membatasi pedagang muslim
yang ingin masuk ke Pelabuhan kerajaan Sunda. Hal ini dimaksudkan agar pengaruh
islam terhadap pribumi dapat diperkecil. Tetapi hal yang terjadi malah sebaliknya,
dimana pengaruh dari agama Islam jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Hal ini
menyebabkan Pajajaran berkoalisi dengan Portugis agar bisa mengimbangi
Kesultanan Demak dan Cirebon.

Pajajaran memberikan kebebasan untuk melakukan perdagangan dengan bebas di


Pelabuhan Kerajaan Pajajaran, tetapi dengan imbanlan yakni berupa bantuan militer
apabila Kesultanan Demak dan Cirebon melakukan penyerangan. Pada tahun 1524
Kekuasaan Pajajaran resmi jatuh ke tangan Kesultanan Banten, dimana pada saat itu
Pasukan Demak yang bergabung dengan Cirebon mendarat di Banten sehingga
ajaran Islam yang dibawa oleh para pendatang dapat menarik perhatian masyarakat
bahkan sampai ke pedalaman Wahanten Girang. Sesudah berhasil dikalahkan oleh
Kesultanan Banten, para punggawa Istana menetap di Lebak dan hidup di
pedalaman dengan memakai cara kehidupan mandala yang ketat dan kelompok
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 18
masyarakat tersebut masih ada hingga sekarang, atau yang biasanya kita kenal
sebagai Suku Baduy.

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS
https://historia.id/kuno/articles/sanghyang-siksa-kandang-karesian-pedoman-
masyarakat-sunda-DO4qw/page/1

Video : https://www.youtube.com/watch?v=9TAIGmV3Hfk
https://www.youtube.com/watch?v=W7douxoIriE
https://www.youtube.com/watch?v=zrsGYubvJPs

4) Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya adalah nama


kerajaan yang tentu sudah
tidak asing bagi Anda,
karena Sriwijaya adalah
salah satu kerajaan maritim
terbesar di Indonesia
bahkan di Asia Tenggara
pada waktu itu (abad 7 - 13
M).
Jika Anda ingin mengetahui
perkembangan Sriwijaya
hingga mencapai puncak
kebesarannya sebagai
kerajaan Maritim, maka
Anda harus mengetahui
terlebih dahulu sumber-
sumber sejarah yang
membuktikan keberadaan
Sumber: Historia.id kerajaan tersebut.
Sumber-sumber sejarah kerajaan Sriwijaya selain berasal dari dalam juga berasal
dari luar seperti dari Cina, India bahkan Arab.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 19


Sumber dari dalam Negeri:
Sumber dari dalam negeri berupa prasasti yang berjumlah 6 buah yang
menggunakan bahasa Melayu Kuno dan huruf Pallawa, serta telah menggunakan
angka tahun Saka.
Untuk mengetahui keberadaan prasasti tersebut, simaklah uraian materi berikut ini!
• Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Kedukan Bukit, di tepi sungai Tatang
dekat Palembang, berangka tahun 606 Saka. Isi prasasti tersebut menceritakan
perjalanan suci/Sidayatra yang dilakukan Dapunta Hyang, berangkat dari
Minangatamwan dengan membawa tentara sebanyak 20.000 orang. Dari
perjalanan tersebut berhasil menaklukkan beberapa daerah.

Sumber: Wikimedia.id

• Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat kota Palembang berangka


tahun 606 Saka. Isi Prasasti Talang Tuo yang cukup panjang tersebut
memuat beberapa informasi penting, salah satunya tentang pembangunan
Taman Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri
Kerajaan Sriwijaya. Selain itu, banyak doa dan harapan, serta disebutkan
pembangunan vihara, yang jelas menunjukkan sifat agama Buddha. Prasasti
Talang Tuo juga mengungkapkan bahwa Kerajaan Sriwijaya tengah
berkonsentrasi untuk memakmurkan negerinya. Sementara dari letak
penemuannya, prasasti ini
semakin mendukung
argumen bahwa Kadatuan
Sriwijaya berpusat di tepian
Sungai Musi, di daerah
Palembang, Sumatera
Selatan.
Sumber: Wikimedia.id
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 20
• Prasasti Telaga Batu merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang
ditemukan di Telaga Batu, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota
Palembang. Meski tidak berangka tahun, prasasti yang ditemukan pada 1935
ini diperkirakan sezaman dengan Prasasti
Kedukan Bukit dan Talang Tuo, yakni
berasal dari abad ke-7. Prasasti Telaga
Sumber: Wikimedia.id
Batu berisi tentang kutukan terhadap
siapa saja yang melakukan kejahatan di
Kadatuan Sriwijaya dan tidak taat kepada
perintah raja, termasuk para pejabatnya,
pengrajin, tukang cuci, sampai tukang
sapu kerajaan.
Sumber: Wikimedia.id

• Prasasti Kota Kapur ditemukan di kota Kapur pulau Bangka berangka


tahun 608 Saka atau 686 M. Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa dan
Bahasa sansekerta. Prasasti Kota Kapur
ditemukan oleh JK van der Mullen pada
Desember 1892 dan merupakan prasasti
pertama yang menjadi bukti keberadaan
Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Kota Kapur
ditemukan oleh JK van der Mullen pada
Sumber: Wikimedia.id Desember 1892 dan merupakan prasasti
pertama yang menjadi bukti keberadaan
Kerajaan Sriwijaya. Secara garis besar,
Prasasti Kota Kapur menjelaskan bahwa
Sriwijaya telah menguasai bagian selatan
Sumatera, Pulau Bangka, Belitung,
Sumber: Wikimedia.id hingga Lampung.
Selain itu, prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah
melakukan ekspedisi militer untuk menghukum "Bhumi Jawa" yang tidak
mau tunduk kepada Sriwijaya.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 21


• Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi Hulu. Dalam Prasasti Karang
Berahi tidak disebutkan angka tahunnya, akantetapi diperkirakan prasasti ini
dibuat pada tahun 686 atau 608 Saka. Prasasti Karang Berahi merupakan
salah satu prasasti peninggalan Sriwijaya yang berisikan kutukan maupun
ancaman bagi siapa pun yang hendak menentang atau tidak mau berbakti
kepada raja. Pada prasasti berukuran tinggi 130 cm, lebar 80 cm, dan
ketebalan 48 cm ini terpahat 16 baris isi dalam kondisi aus.

Sumber: Wikimedia.id

• Prasasti Palas Pasemah Prasasti ini berada di Desa Palas Pasemah,


Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Tidak
diketahui pasti kapan prasasti ini dibuat, karena tidak tertulis angka tahun
pada prasasti ini. Prasasti Palas Pasemah ditemukan pada tahun 1958 oleh
warga desa. Prasasti ini terbuat dari batu andesit dengan tinggi 59 sentimeter
dan lebar bagian bawahnya 76 sentimeter. Isi Prasasti Palas Pasemah
memperingati ditaklukkannya daerah Lampung Selatan oleh Kerajaan
Sriwijaya. Selain itu, terdapat kutukan kepada siapa saja di daerah Bhumi
Jawa dan Lampung yang berbuat jahat dan tidak tunduk kepada Sriwijaya.

Sumber: Wikimedia.id

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 22


Dari penjelasan tentang prasasti-prasasti tersebut, apakah Anda dapat memahami
keberadaan kerajaan Sriwijaya? Maka untuk menambah lagi pemahaman Anda
simaklah uraian materi tentang sumber-sumber sejarah Sriwijaya yang berasal dari
luar negeri baik yang berupa prasasti maupun berita Cina dan Arab.

Sumber-Sumber Berita Asing:


Di samping prasasti-prasasti, keberadaan Sriwijaya juga diperkuat dengan adanya
berita- berita Cina maupun berita Arab.

Berita Cina, diperoleh dari I-Tshing seorang pendeta Cina yang sering datang ke
Sriwijaya sejak tahun 672 M, yang menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1000
orang pendeta yang menguasai agama seperti di India dan di samping itu juga, berita
dari dinasti Sung yang menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun
971 - 992 M.

Nama kerajaan Sriwijaya dalam berita Cina tersebut, disebut dengan Shih-lo-fo-shih
atau Fo-shih, sedangkan dari berita Arab Sriwijaya disebut dengan Zabag/Zabay
atau dengan sebutan Sribuza. Dari berita-berita Arab dijelaskan tentang kekuasaan
dan kebesaran serta kekayaan Sriwijaya. Demikianlah bukti-bukti tentang sumber
dari luar negeri yang menjelaskan keberadaan Sriwijaya, sehingga melalui sumber-
sumber tersebut dapat diketahui perkembangan Sriwijaya dalam berbagai aspek
kehidupan.

Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan Sriwijaya dalam aspek-aspek


kehidupan tersebut, maka simak uraian materi berikut ini.

Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik. Dapat diketahui bahwa raja pertama Sriwijaya adalah
Dapunta Hyang Sri Jayanaga, dengan pusat kerajaannya ada 2 pendapat yaitu
pendapat pertama yang menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang karena daerah
tersebut banyak ditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis
untuk perdagangan.
Sedangkan pendapat kedua letak Sriwijaya di Minanga Tamwan yaitu daerah
pertemuan sungai Kampar kiri dan Kampar kanan yang diperkirakan daerah Binaga
yaitu terletak di Jambi yang juga strategis untuk perdagangan.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 23


Dari dua pendapat tersebut, maka oleh ahli menyimpulkan bahwa pada mulanya
Sriwijaya berpusat di Minangatamwan. Kemudian karena perkembangannya
dipindahkan ke Palembang.

Untuk selanjutnya Sriwijaya mampu mengembangkan kerajaannya melalui


keberhasilan politik ekspansi/perluasan wilayah ke daerah-daerah yang sangat
penting artinya untuk perdagangan. Hal ini sesuai dengan prasasti yang ditemukan
Lampung, Bangka, dan Ligor. Bahkan melalui benteng I-tshing bahwa Kedah di
pulau Penang juga dikuasai Sriwijaya.

Dengan demikian maka Sriwijaya bukan lagi sebagai negara senusa atau satu pulau,
tetapi sudah merupakan negara antar nusa karena penguasaannya atas beberapa
pulau. Bahkan ada yang berpendapat Sriwijaya adalah negara kesatuan pertama.
Karena kekuasaannya luas dan berperan sebagai negara besar di Asia Tenggara
(M.Yamin).

Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang daerah kekuasaan Sriwijaya, silahkan


Anda simak gambar peta kekuasaan Sriwijaya pada gambar berikut ini:

Setelah Anda menyimak gambar peta


kekuasaan Sriwijaya tersebut maka timbul
pertanyaan yaitu faktor apa yang
menjadikan Sriwijaya dapat berkembang
sebagai kerajaan yang besar? Tuliskan
jawaban Anda pada kolom berikut ini!

Faktor-faktornya adalah: ………………

Sumber: Wikimedia.id

Kehidupan Politik
Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan
Internasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya
berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan Transito sehingga

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 24


dapat menimbun barang dari dalam maupun luar.

Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan sangat baik hal ini juga
didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa,
Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di
jalur- jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar
yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.
Dengan adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah maka penghasilan
Sriwijaya meningkat dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari pembayaran upeti,
pajak maupun keuntungan dari hasil perdagangan dengan demikian Sriwijaya
berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur.

Kehidupan Politik
Faktor lain yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan
sosial masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan
dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama
Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa
di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah
bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti.

Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan
ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti Nalanda.

Kemajuan di bidang pendidikan yang berhasil dikembangkan Sriwijaya bukanlah


suatu hasil perkembangan dalam waktu yang singkat tetapi sejak awal pendirian
Sriwijaya, raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung agama dan penganut
agama yang taat. Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga
memperhatikan kelestarian lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti
Talang Tuo) dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyatnya.

Dengan demikian kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik
dan makmur, dalam hal ini tentunya juga diikuti oleh kemajuan dalam bidang
kebudayaan.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 25


Kemajuan dalam bidang budaya sampai sekarang dapat diketahui melalui
peninggalan- peninggalan suci seperti stupa, candi atau patung/arca Budha seperti
ditemukan di Jambi, Muaratakus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit
Siguntang (Palembang).
Kebesaran dan kejayaan Sriwijaya ternyata banyak mengundang kerajaan lain
menjadi tidak senang dan menyerang Sriwijaya sehingga mengalami kemunduran
dan keruntuhan akibat serangan dari kerajaan lain.
• Serangan pertama dari Raja Dharmawangsa dari Medang, Jawa Timur tahun
990 M. pada waktu itu raja Sriwijaya adalah Sri Sudarmaniwarnadewa.
Walaupun serangan tersebut gagal tetapi dapat melemahkan Sriwijaya.
• Serangan berikutnya datang dari kerajaan Colamandele (India Selatan) yang
terjadi pada masa pemerintahan Sri Sangramawijayatunggawarman pada
tahun 1023 dan diulang lagi tahun 1030 dan raja Sriwijaya ditawan.
• Tahun 1068 Raja Wirarajendra dariColamandele kembali menyerang
Sriwijaya tetapi Sriwijaya tidak runtuh bahkan pada abad 13 Sriwijaya
diberitakan muncul kembali dan cukup kuat sesuai dengan berita Cina.
• Keruntuhan Sriwijaya terjadi pada tahun 1477 ketika Majapahit
mengirimkan tentaranya untuk menaklukan Sumatra termasuk Sriwijaya.

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan :
https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS

Video : https://www.youtube.com/watch?v=43CQrEaUmbM
https://www.youtube.com/watch?v=cUy2wsno6eE&t=179s
https://www.youtube.com/watch?v=B-K-NWPUlAg
https://www.youtube.com/watch?v=wdpZq9wAxPc&t=29s

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 26


5) Kerajaan Kalingga/Kaling/Holing
Kerajaan Kaling atau Holing, diperkirakan terletak di Jawa Tengah. Hal ini
didasarkan bahwa berita China tersebut menyebutkan bahwa di sebelah timur
Kaling ada Po-li (Bali sekarang), di sebelah barat Kaling terdapat To-po-Teng
(Sumatra), sedangkan di sebelah utara Kaling terdapat Chen-la (Kamboja) dan
sebelah selatan berbatasan dengan samudera.

Sumber: Wikimedia.id

Ada juga yang menghubungkan letak Kaling berada di Kabupaten Jepara. Hal ini
dihubungkan dengan adanya sebuah nama tempat di wilayah Jepara yakni Keling.
Keling saat ini merupakan nama Kecamatan Keling, sebelah utara Gunung Muria,
Jepara, Jawa Tengah. Namun demikian belum ditemukan secara tegas bahwa
Keling mempunyai hubungan dengan Kerajaan Kaling.
Sumber utama mengenai Kerajaan Kaling adalah berita Cina, yaitu berita dari
Dinasti Tang. Berita inilah yang menggambarkan bagaimana pemerintahan Ratu
Sima di Kaling. Sumber sejarah lainnya adalah Prasasti Tuk Mas yang ditemukan
di lereng Gunung Merbabu. Melalui berita Cina dan Prasasti Tuk Mas tersebut,
banyak hal dapat kita ketahui tentang perkembangan Kerajaan Kaling dan
kehidupan masyarakatnya.

Sumber: Wikimedia.id
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 27
Menurut berita Cina raja terkenal Kerajaan Kaling adalah Ratu Sima yang
memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima merupakan raja yang tegas, jujur, dan
sangat bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat
patuh terhadap semua ketentuan yang berlaku. Disebutkan bahwa pada masa Ratu
Sima, kehidupan sangat aman dan tenteram.
Kejahatan sangat minim, karena kerajaan menerapkan hukum tanpa pandang bulu.
Di Kerajaan Keling, Agama Budha berkembang pesat. Bahkan pendeta Cina
bernama Hwining pernah datang di Kaling dan tinggal selama tiga tahun untuk
menerjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam
usaha menerjemahkan kitab itu Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta Kaling
bernama Jnanabadra.
Selain bermata pencaharian bertani, penduduk juga melakukan perdagangan.
Kehidupan yang sangat makmur tersebut sangat wajar, mengingat Jawa Tengah
merupakan pusat hamparan tanah subur. Beberapa gunung berapi di Jawa Tengah
sebagai penyeimbang kesuburan utama untuk tanah pertanian dan perkebunan.
Perkembangan Kerajaan Kaling selanjutnya kurang jelas. Belum ditemukan
sumber Sejarah yang secara tegas meriwayatkan perjalanan Kerajaan Kaling
sampai akhir. Namun pada periode selanjutnya kita akan menemukan beberapa
Kerajaan Hindu Budha lainnya di Jawa Tengah.

6) Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno atau disebut dengan Bhumi Mataram. Pada awalnya
terletak di Jawa Tengah. Daerah Mataram dikelilingi oleh banyak pegunungan dan
di tengahnya banyak mengalir sungai besar diantaranya sungai Progo, Bogowonto,
Elo, dan Bengawan Solo. Keadaan tanahnya subur sehingga pertumbuhan
penduduknya cukup maju.

Sumber: kompas.com

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 28


Sumber-sumber Prasasti
Mengenai bukti yang menjadi sumber sejarah berlangsungnya kerajaan Mataram dapat
diketahui melalui prasasti-prasasti dan bangunan candi-candi yang dapat Anda ketahui
sampai sekarang.
Prasasti-prasasti yang menjelaskan tentang keberadaan kerajaan Mataram tersebut yaitu
antara lain:
• Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal
berangka tahun 723 M dalam bentuk
Candrasengkala. Prasasti Canggal
menggunakan huruf pallawa dan bahasa
Sansekerta isinya menceritakan tentang
pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di
samping itu juga diceritakan bahwa yang
menjadi raja mula-mula Sanne kemudian
digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha
(saudara perempuan Sanne).

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

• Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778


M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya
menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta
oleh raja Panangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran
juga menghadiahkan desa
Kalasan untuk para
Sanggha (umat Budha).
Bangunan suci seperti
yang tertera dalam
prasasti Kalasan tersebut
ternyata adalah candi
Kalasan yang terletak di
sebelah timur

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id Yogyakarta.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 29


• Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka tahun
907 M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah
daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya,
Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak,
Rakai Garung, Rakai
Pikatan, Rakai Kayuwangi,
Rakai Watuhumalang, dan
Rakai Watukura Dyah
Balitung. Untuk itu prasasti
Mantyasih/Kedu ini juga
disebut dengan prasasti
Belitung.

Sumber: magelangekspres.disway.id

• Prasasti Klurak Prasasti Kelurak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan


Mataram Kuno yang ditemukan di sekitar kompleks Candi Prambanan. Prasasti
yang terbuat dari baru andesit ini panjangnya 73 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 41 cm.
Prasasti Kelurak ditulis menggunakan aksara Pranagari atau Siddham, dan
berbahasa Sanskerta. Sayangnya, tulisan pada prasasti ini sudah banyak yang aus,
sehingga hanya sedikit yang dapat terbaca. Prasasti Kelurak saat ini disimpan di
Museum Nasional Jakarta. isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja
Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

POJOK INFO

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 30


Menurut para ahli bahwa yang dimaksud dengan arca Manjusri adalah Candi
Sewu yang terletak di Komplek Prambanan dan nama raja Indra tersebut juga
ditemukan pada Prasasti Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan
Sriwijaya.

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Sumber-sumber berupa Candi


Selain prasasti yang menjadi sumber sejarah adanya kerajaan Mataram juga
banyak bangunan-bangunan candi di Jawa Tengah, yang manjadi bukti
peninggalan kerajaan Mataram yaitu seperti Candi pegunungan Dieng, Candi
Gedung Songo, yang terletak di Jawa Tengah Utara.

Selanjutnya di Jawa Tengah bagian selatan juga banyak ditemukan candi antara
lain Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi
Sambi Sari, dan masih banyak candi-candi yang lain.
Untuk menambah pemahaman Anda tentang letak candi-candi tersebut, silahkan
Anda simak gambar peta berikut ini!

Sumber: Wikimedia.id
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 31
Kehidupan Politik
Kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya
yang beragama Hindu Syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada
awalnya mungkin yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan
prasasti Canggal. Tetapi setelah perkembangan berikutnya muncul keluarga
Syaelendra.

Menurut para ahli, keluarga Sanjaya terdesak oleh Keluarga Syaelendra, tetapi
mengenai pergeseran kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, yang jelas
kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah dan memiliki hubungan yang
erat, hal ini sesuai dengan prasasti Kalasan.

Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syaelendra seperti yang tertera dalam
prasasti Ligor, Nalanda maupun Klurak adalah Bhanu, Wisnu, Indra, dan
Samaratungga atau Samaragrawira. Sedangkan raja-raja dari dinasti Sanjaya yang
tertera dalam prasasti Mantyasih.

Berdasarkan candi-candi peninggalan kerajaan Mataram yang berasal dari abad 8-


9 yang bercorak Hindu yang terletak di Jawa Tengah bagian utara dan yang
bercorak Budha terletak di Jawa Tengah selatan , untuk itu dapatlah disimpulkan
bahwa kekuasaan dinasti Sanjaya di Jawa Tengah bagian utara, dan kekuasaan
dinasti Syaelendra di Jawa Tengah selatan.

Kedua dinasti tersebut akhirnya bersatu dengan adanya pernikahan Rakai Pikatan
dengan Pramudyawardani yang bergelar Sri Kahulunan. Pramudyawardani
tersebut adalah putri dari Samaratungga.

Raja Samaratungga selain mempunyai putri Pramudyawardani , juga mempunyai


putera yaitu Balaputradewa (karena Samaratungga menikah dengan keturunan raja
Sriwijaya). Kegagalan Balaputradewa merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan,
maka menyingkir ke Sumatera menjadi raja Sriwijaya. Untuk selanjutnya
pemerintahan kerajaan Mataram dikuasai oleh dinasti Sanjaya dengan rajanya
yang terakhir yaitu Wawa.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 32


Pada masa pemerintahan Wawa sekitar abad 10, Mataram di Jawa Tengah
mengalami kemunduran dan pusat penerintahan dipindahkan ke Jawa Timur oleh
Mpu Sendok . Mengenai penyebab alasan dipindahkannya kerajaan Mataram dari
Jawa Tengah ke Jawa Timur, silahkan Anda diskusikan dengan teman-teman
Anda dan untuk mengetahui kebenaran diskusi Anda, dapat ditanyakan kepada
Guru bina di sekolah penyelenggara.

Dengan adanya perpindahan kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur oleh
Mpu Sendok, maka Mpu Sendok mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Isyana
dengan kerajaannya adalah Medang.

Pada tahun 1017 M kerajaan Medang pada masa pemerintahan Dharmawangsa


mengalami pralaya/ kehancuran akibat serangan dari Wurawari dan yang berhasil
meloloskan diri dari serangan tersebut adalah Airlangga.

Tahun 1023 Airlangga dinobatkan oleh kaum Brahmana menjadi raja Medang
menggantikan Dharmawangsa. Pada awal pemerintahannya Airlangga berusaha
menyatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa,
dan melakukan pembangunan di dalam negeri dengan memindahkan ibukota
kerajaan Medang dari Wutan Mas ke Kahuripan tahun 1031, serta memperbaiki
pelabuhan Hujung Galuh, dan membangun bendungan Wringin Sapta.

Dengan demikian usaha-usaha yang dilakukan oleh Airlangga mendatangkan


keamanan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Tetapi kemudian tahun 1041
Airlangga mundur dari tahtanya dan memerintahkan untuk membagi kekuasaan
menjadi 2 kerajaan. Kedua kerajaan tersebut adalah Jenggala dan Panjalu. Pada
awalnya pembagian kerajaan tersebut dalam rangka menghindari perebutan
kekuasaan diantara putera-putera Airlangga. Tetapi ternyata hal ini yang menjadi
penyebab kerajaan Medang mengalami kehancuran.

Demikianlah uraian materi tentang kehidupan politik kerajaan Mataram. Maka


melalui uraian materi tersebut dapatlah ditarik kesimpulan tentang kehidupan
ekonomi maupun kebudayaan kerajaan Mataram.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 33


Kehidupan Ekonomi
Berdasarkan bangunan candi yang ada, baik yang bercorak Hindu maupun Budha
jumlah cukup banyak dan tempat atau lokasinyapun ada yang berdampingan,
maka hal ini membuktikan bahwa kehidupan sosial masyarakat Mataram sangat
religius dan dilandasi oleh rasa gotong royong yang baik, dan juga mempunyai
rasa toleransi antara pemeluk agama Hindu dan pemeluk agama Budha itu sendiri.

Dalam lapangan ekonomi, kerajaan Mataram mengembangkan perekonomian


agraris karena letaknya di pedalaman dan daerah yang subur tetapi pada
perkembangan berikutnya, Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran,
hal ini terjadi pada masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan sungai
Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.
Dengan adanya pengembangan perekonomian, maka timbul dugaan bahwa
dipindahkannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena alasan tersebut.

Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya, tentu teknologi yang dicapai Mataram sudah maju,
bahkan masyarakat Mataram berhasil mengembangkan budaya asing menjadi
budaya baru yang bercirikan Indonesia. Hal ini terlihat adanya penggunaan
berbagai huruf dan bahasa yang beraneka ragam dalam prasasti yang dibuatnya.

Kemajuan teknologi yang dicapai Mataram dapat Anda rasakan/nikmati sampai


sekarang contohnya dapat Anda lihat pada candi Borobudur yang merupakan salah
satu dari 7 keajaiban dunia.
Beberapa Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Candi Borobudur (Wikimedia.id) Candi Prambanan (Wikimedia.id)

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 34


Candi Kalasan (Wikimedia.id) Candi Plaosan (Wikimedia.id)

Candi Mendut (Wikimedia.id) Candi Gunung Wukir (Wikimedia.id)

Candi Sewu (Wikimedia.id) Candi Sambisari (Wikimedia.id)

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS

Video : https://www.youtube.com/watch?v=GtiwVovtIY0
https://www.youtube.com/watch?v=W5ZhxNa4Fos
https://www.youtube.com/watch?v=roMTYcQsXfk
https://www.youtube.com/watch?v=IlT-MqcrwjY

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 35


7) Kerajaan Kediri
Munculnya Kerajaan Kediri erat kaitannya dengan kelanjutan Kerajaan Panjalu
dan Jenggala. Panjalu di bawah Samarawijaya dan Jenggala di bawah Panji
Garasakan terjadi konflik. Akhirnya pada tahun 1052 terjadilah pertempuran
antara kedua kerajaan. Kerajaan Jenggala memenangkan pertempuran.
Selanjutnya Panjalu dan Jenggala di bawah pemerintahan Panji Garasakan (raja
Jenggala). Perkembangan berikutnya Kerajaan ini lebih dikenal dengan nama
Kerajaan Kediri dengan ibu kotanya di Daha.

Sumber: Wikimedia.id

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibukotanya Kahuripan,
sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri,
Madiun, dan ibukotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan
masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga
sehingga terjadilah peperangan.

Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah
kerajaan Kediri.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 36


Sumber-Sumber Prasasti
Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kediri antara lain yaitu:
• Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan
Panjalu atas Jenggala.
• Prasasti Hantang/Ngantang Prasasti Ngantang berisi tentang pemberian
dan pembebasan pajak tanah oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang
karena telah mengabdi pada Kerajaan Kediri. Prasasti yang kini menjadi
koleksi Museum Nasional ini ditulis pada 1135 M.
• Prasasti Kamulan, Prasasti Kamulan ditemukan di Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur. Isinya menceritakan tentang sejarah berdirinya
Kabupaten Trenggalek dan Kerajaan Kediri ketika diserang oleh raja di
kerajaan sebelah timur. Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, pada 1194 Masehi.

Selain dari prasasti-prasasti tersebut di atas, sebenarnya ada lagi prasasti-prasasti


yang lain tetapi tidak begitu jelas. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan
Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra karena pada masa Kediri kesusastraan
berkembang dengan pesat.

Salah satu hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayuda dengan
ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1156 M yang menceritakan tentang
kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.

Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita
Cina yang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan
pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina
tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh
Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua
tahun 1225 M.

Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra maupun kitab yang ditulis orang-
orang Cina tersebut perkembangan Kediri dalam berbagai aspek kehidupan dapat
diketahui.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 37


Kehidupan Politik
Sri Samarawijaya adalah pendiri Kerajaan Kediri pada 1042 Masehi. Kemudian,
berdasarkan Prasasti Sirah Keting tahun 1104, ditemukan nama Sri Jayawarsa
sebagai penguasa Kerajaan Kediri pada periode tersebut. Kerajaan Panjalu/Kediri
mengalami masa kejayaan pada masa Sri Jayabhaya (1135-1157). Dikutip dari
tulisan bertajuk “Sejarah Panji” dalam Majalah Adiluhung (Edisi 14: 2017),
catatan Cina berjudul Ling Wai Tai Ta yang ditulis oleh Chou Ku-fei pada 1178
memperkuat hal tersebut.

Chou Ku-fei menuliskan, bahwa pada masa-masa itu, negeri-negeri di dunia yang
paling kaya selain Cina adalah Arab (Dinasti Abbasiyah), Jawa, dan Sumatera.
Untuk Jawa, disebutkan Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatera kala itu menjadi
pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Disebutkan pula wilayah kekuasaan
Panjalu kala itu, meliputi: Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen
(Tumapel/Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh/Surabaya), Tung-
ki (Jenggi/Papua Barat), juga Ta-kang (Sumba). Kemudian Huang-ma-chu
(Papua), Ma-li (Bali), Kulun (kemungkinan di Papua Barat atau Nusa Tenggara),
Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Kalimantan Barat), Ti-wu (Timor), Pingya-i
(Banggai/Sulawesi Tengah), hingga Wu-nu-ku (Maluku).

Untuk menambah pemahaman Anda tentang kekuasaan Kediri, maka simaklah


gambar peta kekuasaan Kediri berikut ini!

Sumber: Wikimedia.id

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 38


Raja-raja yang terkenal dari kerajaan Kediri antara lain Raja Kameswara (1115 –
1130 M) mempergunakan lancana Candrakapale yaitu tengkorak yang bertaring
pada masa pemerintahannya banyak dihasilkan karya-karya sastra, bahkan kiasan
hidupnya dikenal dalam Cerita Panji.

Raja selanjutnya adalah Jayabaya memerintah tahun 1130 - 1160 mempergunakan


lancana Narasingha yaitu setengah manusia setengah singa pada masa
pemerintahannya Kediri mencapai puncak kebesarannya dan juga banyak
dihasilkan karya sastra terutama ramalannya tentang Indonesia antara lain akan
datangnya Ratu Adil.

Kemudian pada tahun 1181 pemerintahan raja Sri Gandra juga terdapat sesuatu
yang menarik pada masa pemerintahannya, yaitu untuk pertama kalinya
didapatkan orang- orang terkemuka mempergunakan nama-nama binatang sebagai
namanya yaitu seperti Kebo Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih, Gajah
Kuning, dsb.

Untuk selanjutnya tahun 1200 - 1222 yang menjadi raja Kediri adalah Kertajaya.
Ia memakai lancana Garudamuke seperti Rya Airlangga, tetapi sayangnya raja ini
kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana.
Hal inilah yang akhirnya menjadi penyebab berakhirnya kerajaan Kediri, karena
kaum Brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok di Singosari sehingga
tahun 1222 Ken Arok berhasil menghancurkan Kediri.

Demikianlah uraian materi tentang kehidupan politik raja Kediri. Dari penjelasan
tersebut apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham simak kembali
uraian materi selanjutnya.

Kehidupan Ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi diceritakan bahwa perekonomian Kediri bersumber
atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai
penghasil beras, menanam kapas dan memelihara ulat sutra.

Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri sudah cukup
makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan memberikan penghasilan tetap

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 39


kepada para pegawainya walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Demikian
keterangan yang diperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-
ta.

Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat
meningkat masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya
yang baik, bersih, dan rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau
serta orang-orang Kediri telah memakai kain sampai di bawah lutut.

Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat
berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra. Hal ini
terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang.
Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi
sebelumnya juga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab
Kariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya,
kitab Simaradahana karya Mpu Darmeja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya
Mpu Tan Akung, kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka
karya Mpu Monaguna. Semuanya itu dihasilkan pada masa pemerintahan
Kameswara.

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS

Video : https://www.youtube.com/watch?v=CDFR8dMWqL0
https://www.youtube.com/watch?v=BGD3M49aR1I
https://www.youtube.com/watch?v=B2LjxErGidE
https://www.youtube.com/watch?v=8o4IfVln7-U

POJOK INFO

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 40


8) Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari atau Kerajaan Tumapel adalah kerajaan bercorak Hindu-
Buddha yang didirikan oleh Ken Arok pada 1222 silam. Dalam sejarah
pendiriannya, Kerajaan Singasari telah beberapa kali mengalami perpindahan
tempat. Ada yang menyebutkan bahwa Singasari berlokasi di ibu kota Kutaraja.
Ada juga yang mengatakan Singasari adalah wilayah bawahan dari Kerajaan
Kediri.

Sumber-sumber Sejarah
Keberadaan kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak
ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui
kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama
karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di
Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang
penuh keajaiban.

Ket: Arca Durga dari Candi Singasari, Sumber: historia.id

Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab
Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di
Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada
Ken Dedes istri Tunggul Ametung.

Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kediri


yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana
Kediri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M
Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada
pertempuran di desa Ganter. Dengan kemenangannya maka Ken Arok dapat
menguasai seluruh kekuasaan kerajaan Kediri dan menyatakan dirinya sebagai
raja Singosari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhattara Sang Amurwawabhumi.
Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya dinasti baru
yaitu dinasti Rajasa atau dinasti Girin.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 41


Raja-raja Kerajaan Singasari
1) Ken Arok (1222-1227 M)
Ken Arok merupakan raja pertama Singasari. Ken Arok memiliki empat putra
dari istrinya Ken Umang yaitu Panji Tohjoyo, Panji Sudatu, Panji Wregolo,
dan Dewi Rambi. Sementara dengan istrinya Ken Dedes, Ken Arok
mempunyai putra Bernama Mahesa Wongateleng.
2) Anusapati (1227-1248 M)
Tahun 1227 M Anusapati naik tahta Kerajaan Singasari. Ia memerintah
selama 21 tahun. Tohjoyo berhasil membunuh Anusapati hingga kemudian
menjadi raja.
3) Tohjoyo (1248 M)
Ronggowuni, salahsatu anak Ken Umang berusaha merebut kekuasaan
Tohjoyo. Pasukan Tohjoyo di bawah Lembu Ampal gagal menghancurkan
perlawaman Ronggowuni. Pasukan Tohjoyo kalah, bahkan kemudian ia
terbunuh dalam suatu pertempuran.
4) Ranggawuni
Ronggowuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana didampingi oleh Mahisa
Cempaka. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardana (Ronggowuni) mengangkat
putranya Kertanegara sebagai raja muda atau Yuwaraja. Tahun 1268 M,
Ronggowuni meninggal dunia.
5) Kertanegara
Tahun 1268 M Kertanegara naik tahta bergelar Sri Maharajadiraja Sri
Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal di Singasari.
Ia bercita-cita Singasari menjadi kerajaan yang besar dengan wilayah
kekuasaan yang luas Kertanegara mencita-citakan wilayah Singasari meliputi
seluruh Nusantara. Beberapa daerah akhirnya berhasil ditaklukkan, misalnya
Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda,dan Pahang.
Pada tahun 1275 M Raja Kertanegara mengirim Ekspedisi Pamalayu di bawah
pimpinan Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini
untuk menguasai Sriwijaya.
Kertanegara memandang Cina sebagai saingan. Berkali-kali utusan Kaisar
Cina memaksa Kertanegara agar mengakui kekuasaan Cina, tetapi ditolak
oleh Kertanegara. Terakhir pada tahun 1289 M datang utusan Cina yang
dipimpin oleh Men-ki. Kertanegara marah, Meng-ki disakiti dan disuruh
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 42
kembali ke Cina. Hal inilah yang membuat Kaisar Cina yang bernama Kubilai
Khan marah besar. Ia merencanakan membalas tindakan Kertanegara

Dari kelima raja Singosari tersebut, raja Kertanegaralah yang paling terkenal,
karena dibawah pemerintahan Kertanegara Singosari mencapai puncak
kebesarannya.
Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai gagasan
politik untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
Apa yang dicita-citakan oleh Kertanegara, mengakibatkan daerah kekuasaan
Singasari meluas. Untuk lebih jelasnya, simaklah gambar peta berikut ini!

Sumber: Wikimedia.id

POJOK INFO

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 43


Setelah Anda menyimak gambar peta kekuasaan Singasari tersebut, yang perlu Anda
ketahui bahwa kekuasaan tersebut dapat dicapai oleh Kertanegara karena tindakan
politiknya yaitu seperti:
• Membangun Singasari menjadi pusat pemerintahan dan berusaha
menyingkirkan lawan-lawan politiknya seperti Kebo Arem (Raganatha)
dijadikan adhyaksa di Tumapel, Arya Wiraraja (Banyak Wide) dijadikan
Bupati Madura.
• Menumpas pemberontakan Mahisa Rangkah.
• Menyatukan agama Syiwa dan Budha menjadi agama Tantrayana (Syiwa
Budha). Agama ini dipimpin oleh Dharma Dyaksa.
• Melakukan politik perkawinan yaitu mengawinkan salah satu putrinya dengan
R. Wijaya dan putri yang lain dengan Ardharaja putra Jayakatwang dari
Kediri dalam rangka memperkuat kedudukannya sebagai raja Singasari. Dan
mengawinkan saudaranya dengan raja Campa yaitu raja Jaya
Singhawarman IV dalam rangka mencari persekutuan/aliansi dengan
kerajaan Campa.
• Mengirimkan ekspedisi ke luar pulau Jawa antara lain ekspedisi ke Malayu/
Pamalayu tahun 1275 untuk menjalin persahabatan dengan kerajaan Malayu
dan ekspansi ke Bali tahun 1284 karena Bali tidak mau tunduk kepada
Singasari.

Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, mungkin di satu sisi Kertanegara


berhasil mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisi
yang lain muncul beberapa ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari.
Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol
karena Kertanegara tidak mau mengakui kekuasaannya bahkan menghina utusan
Kubilai-khan yaitu Meng-chi yang dibuat cacat mukanya.

Sedangkan ancaman yang lain dari dalam yaitu adanya serangan dari Jayakatwang
dari Kediri tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenep
yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 44


Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri.

Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawi


sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina
(Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi.
Untuk memperjelas pemahaman Anda, tentang candi Singosari tempat Kertanegara
di muliakan, maka simaklah gambar berikut ini!

Ket: Candi Singosari Sumber: Wikimedia.id

Setelah Anda menyimak gambar candi Singosari tersebut maka simaklah uraian
materi berikut.
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan
sosial masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan
tenteram sejak pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa
dengan kehidupan religius.

Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran agama baru


yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya Tantra.

Ajaran Tantrayana berkembang dengan baik sejak pemerintahan Wisnuwardhana dan


mencapai puncaknya pada masa Kertanegara, bahkan pada akhir pemirintahan
Kertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang melaksanakan upacara
Tantrayana bersama Mahamantri dan pendeta terkenal.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 45


Kehidupan Ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber yang secara jelas
tetapi sangat memungkinkan bahwa ekonomi Singosari ditekankan pada kehidupan
pertanian dan perdagangan serta pelayaran.

Perkembangan tersebut sangat dimungkinkan karena Singosari merupakan daerah yang


subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana
lalu lintas perdagangan dan pelayaran.

Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya, Singosari sangat berkembang karena Singosari banyak
meninggalkan bangunan monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan agama
yaitu seperti candi Kidal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang
merupakan perwujudan Kertanegara yang terletak di simpang tiga Surabaya, Jawa
Timur.

Ket: Candi Kidal, Sumber: Wikimedia.id Ket: Candi Jago, Sumber: Wikimedia.id

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah literasi
dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS

Video : https://www.youtube.com/watch?v=h7heeSmzNfQ
https://www.youtube.com/watch?v=jzXLgmxwetE
https://www.youtube.com/watch?v=OjNmvzp6-0w
https://www.youtube.com/watch?v=4VG4nOM38LE

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 46


9) Kerajaan Majapahit
Nama kerajaan Majapahit tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena
Majapahit adalah salah satu kerajaan Hindu yang terbesar di Indonesia.

Sumber-sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang menjelaskan tentang kerajaan Majapahit sebagian
besar berupa kitab sastra yaitu seperti:
• Kitab Pararaton, selain menceritakan tentang raja-raja Singosari juga
menjelaskan tentang raja-raja Majapahit. Kitab Pararaton adalah salah satu
karya sastra peninggalan Kerajaan Majapahit yang
ditulis dalam bahasa Jawa Kawi. Isinya memuat
tentang sejarah raja-raja Kerajaan Singasari dan
Majapahit. Kitab ini juga dikenal dengan nama Pustaka
Raja atau Kitab Raja-Raja. Mengingat tarikh tertua
yang terdapat pada naskahnya adalah 1522 Saka (1600
M), diduga Pararaton ditulis antara 1481-1600 M.

Sumber: Wikimedia.id

• Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca, yang kemudian menjadi


sumber sejarah yang begitu dipercaya. Naskah kitab
ini selesai ditulis dalam Bahasa Kawi pada bulan
Aswina tahun Saka 1287 (September – Oktober 1365
Masehi). Dari maknanya, Negarakertagama artinya
negara dengan tradisi spiritual. Oleh Mpu Prapanca,
kitab ini juga disebut sebagai Desawarnana, yang
berarti tulisan tentang daerah Majapahit.
Sumber: Wikimedia.id

POJOK INFO

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 47


• Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular juga pada masa pemerintahan
Prabu Hayam Wuruk. Kitab Sutasoma bercerita mengenai Pangeran
Sutasoma. Di dalamnya juga mengajarkan
toleransi beragama, khususnya antara Hindu dan
Buddha. Di dalam kitab ini, terdapat istilah
"Bhinneka Tunggal Ika" yang menjadi sumber
inspirasi dirumuskannya semboyan negara
NKRI. Selain itu, pada salah satu kitab yang
ditulis pada zaman Majapahit ini terdapat istilah
Pancasila, yang kemudian menjadi nama dasar
negara Indonesia.
Sumber: Wikimedia.id

Di samping sumber sejarah di atas, sumber sejarah peninggalan Majapahit juga


berupa seni bangunan seperti candi, pinti gerbang, pemandian atau pertirtaan serta
kota Trowulan, bekas ibukota Majapahit yang terletak di kota Mojokerto Jawa
Timur.

Sedangkan sumber dari luar negeri yang membuktikan kerajaan Majapahit


diperoleh dari berita-berita Cina yaitu seperti berita yang ditulis pada masa dinasti
Ming (1368- 1643) dan berita dari Ma-Huan dalam bukunya Ying Yai
menceritakan tentang keadaan masyarakat dan kota Majapahit tahun 1418 serta
berita dari Portugis tahun 1518.

Dari sumber-sumber tersebut di atas, dapat diketahui pemerintahan raja-raja


Majapahit, kehidupan sosial, ekonomi, serta peninggalan budaya-budaya
Majapahit. Untuk itu silahkan simak dengan baik uraian materi berikut ini.

Berdirinya kerajaan Majapahit adalah berkat usaha dan perjuangan Raden Wijaya
dengan memanfaatkan kedatangan tentara Cina Mongol (Kubilai Khan) yang
datang ke Pulau Jawa untuk menghukum Kertanegara.

Dengan kedatangan pasukan Kubilai Khan, maka dimanfaatkan untuk menyerang


Jayakatwang di Kediri, sehingga kekalahan Kertanegara dapat terbalaskan karena

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 48


Jayakatwang akhirnya meninggal di Ujung Galuh. Sedangkan pasukan Kubilai
Khan melalui tipu muslihat Raden Wijaya dapat diusir dari pulau Jawa tahun
1293.

Setelah berhasil mengusir pasukan Kubilai Khan, maka tahun 1293 Raden Wijaya
dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa
Jayawisnuwardhana.
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang kuat, maka Raden Wijaya
melakukan berbagai tindakan yaitu seperti melanjutkan pembangunan Majapahit
sebagai pusat pemerintahan, mengawini keempat putri Kertanegara dan
membalas jasa dengan memberikan kekuasaan kepada para sahabat dan
pengikutnya. Walaupun demikian diantara para pengikutnya ada yang tidak puas
dan akhirnya menjadi benih pemberontakan di Majapahit.

Pemberontakan tersebut muncul pada masa pemerintahan Jayanegara (Kala


Geret), karena Jayanegara adalah raja yang lemah. Diantara pemberontakan
tersebut yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti tahun 1319 tetapi
akhirnya dapat dipadamkan oleh pasukan Bhayangkari yang dipimpin Gajah
Mada. Atas jasanya Gajah Mada menjadi patih Kahuripan tahun 1319 dan
selanjutnya tahun 1321 diangkat menjadi patih Daha.

Pemberontakan terhadap Majapahit tetap muncul, pada masa pemerintahan


Tribuana Tungga Dewi yaitu seperti pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah
Besuki tahun 1331. Dan pemberontakan tersebut juga berhasil dipadamkan oleh
Gajah Mada. Atas jasa tersebut maka Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih
Majapahit tahun 1333.

Dengan adanya Sumpah Amukti Palapa, maka Gajah Mada bercita-cita


mempersatukan wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sehingga
untuk mewujudkan sumpah tersebut, pasukan Majapahit yang dipimpin Gajah
Mada dan dibantu oleh Adityawarman melakukan politik ekspansi/penyerangan
keberbagai daerah dan berhasil. Atas jasanya Adityawarman diangkat menjadi
Raja Melayu tahun 1347 untuk menanamkan pengaruh Majapahit di Sumatera.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 49


Pada tahun 1350, Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk. Ia bergelar
Rajasanegara dan dalam menjalankan pemerintahan yang didampingi oleh
Mahapatih Gajah Mada, Adityawarman dan Mpu Nala sehingga pada masa
tersebut Majapahit mencapai puncak kebesarannya, karena daerah kekuasaannya
hampir meliputi seluruh Nusantara dan Majapahit berkembang sebagai kerajaan
Maritim sekaligus kerajaan Agraris.
Untuk menambah pemahaman Anda, tentang daerah kekuasaan Majapahit
simaklah peta wilayah kekuasaan Majapahit berikut!

Sumber: Wikimedia.id

Setelah Anda menyimak gambar tersebut, tentu dalam pikiran Anda terlintas
bahwa Gajah Mada berhasil mewujudkan sumpahnya

Memang benar apa yang dicita-citakan oleh Gaja Mada melalui sumpahnya dapat
terlaksana kecuali kerajaan Pajajaran (Sunda) yang belum dikuasainya.

Dalam rangka menguasai Pajajaran tersebut, maka Gajah Mada melakukan


Politik perkawinan yang berakibat terjadinya peristiwa Babat tahun 1357. Perang
babat tersebut tentu sudah pernah Anda ketahui untuk itu silahkan Anda ceritakan
kembali perang Babat tersebut menurut versi Anda. Selanjutnya cerita Anda
ditulis pada selembar kertas dan kumpulkan pada Guru bina Anda.
Wilayah kekuasaan Majapahit hampir meliputi seluruh wilayah nusantara,
bahkan Semenanjung Malaya juga berhasil dikuasai Majapahit.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 50


Untuk itu dalam rangka menjaga keamanan dan memelihara kesatuan daerah
kekuasaannya maka Majapahit memperkuat armada lautnya di bawah pimpinan
Mpu Nala. Dan juga berusaha menjalin persahabatan dengan negara-negara
tentangga yang diistilahkan Mitrekasatata yang berarti sahabat atau sahabat
sehaluan atau hidup berdampingan secara damai.

Tahun 1364 Gajah Mada meninggal. Sehingga Majapahit mengalami kesulitan


mencari penggantinya. Baru tiga tahun kemudian digantikan oleh Gajah Enggon.

Meninggalnya Gajah Mada sangat berpengaruh terhadap pemerintahan Hayam


Wuruk, sehingga pemerintahan Hayam Wuruk mengalami kemunduran. Hayam
Wuruk meninggal tahun 1389. Selanjutnya tahta Majapahit diduduki oleh
Wikramawardhana.

Pada masa pemerintahan Wikramawardhana (tahun 1389 - 1429) kehidupan


politik Majapahit diwarnai oleh Perang Paregreg atau perang saudara antara
Wikramawardhana dengan Bhre Wirabumi.Perang Paregreg terus berkelanjutan
menyebabkan bintang Majapahit semakin pudar, sehingga banyak daerah-daeah
kekuasaannya yang melepaskan diri. Hal ini ditambah dengan adanya penyebaran
Islam yang berpusat di Malaka serta munculnya kerajaan-kerajaan Islam yang
menentang Majapahit maka keruntuhan Majapahit diambang pintu.
Mengenai runtuhnya Majapahit ada beberapa pendapat yaitu:
• Majapahit runtuh tahun 1478, ketika Girindrawardhana memisahkan
diri dari Majapahit dan menamakan dirinya sebagai raja Wilwatikta Daha
Janggale Kediri. Tahun peristiwa tersebut di tulis dalam Candrasangkale
yang berbunyi “Hilang sirna kertaning bhumi”.
• Pendapat lain menjelaskan Majapahit runtuh karena diserang oleh Demak
yang dipimpin oleh Adipati Unus tahun 1522.

Demikianlah kehidupan politik pemerintahan raja-raja Majapahit maka untuk


menguji tingkat pemahaman Anda, silahkan Anda buat kesimpulan sebab-sebab
kemunduran dan keruntuhan Majapahit, kemudian Anda tulis pada selembar
kertas dan kumpulkan pada Guru anda.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 51


Setelah Anda mengerjakan tugas tersebut di atas lanjutkan menyimak uraian
materi berikutnya!

Sebagai kerajaan Hindu terbesar di Nusantara kehidupan sosial masyarakat


Majapahit umumnya baik, kerajaan memperhatikan kepentingan rakyat,
keamanan rakyat terjamin, dimana hukum serta keadilan ditegakkan dengan tidak
pandang bulu.

Dalam kehidupan beragama raja membentuk dewan khusus yaitu Dharmadjaksa


ring kasaewan yang mengurus agama Hindu Syiwa dan Dharmadjaksa ring
Kasogatan yang mengurus agama Budha keduanya dibantu oleh pejabat
keagamaan yang disebut Dharma Upapatti.

Dengan adanya pejabat keagamaan tersebut, kehidupan keagamaan Majapahit


berjalan dengan baik, bahkan tercipta toleransi. Hal ini seperti apa yang
diceritakan oleh Ma- Huan tahun 1413, bahwa masyarakat Majapahit di samping
beragama Hindu, Budha juga ada yang beragama Islam, semuanya hidup dengan
rukun. Dan berita Ma-Huan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh Islam sudah
ada di kerajaan Majapahit.
Kehidupan sosial yang penuh dengan toleransi juga dibuktikan melalui kitab
Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular yang di dalamnya ditemukan kalimat
“Bhinneka Tunggal Ika, TanHana Dharma mangrua”.

Sebagai negara agraris dan maritim, maka tentu perekonomian Majapahit


bersumber dari pertanian, pelayaran, dan perdagangan yang saling menunjang dan
saling melengkapi.

Pemerintahan Majapahit selalu berusaha meningkatkan pertaniannya dengan


memperbaiki atau memelihara tanggul sepanjang sungai untuk mencegah banjir
dan di samping itu juga memperbaiki jalan-jalan jembatan untuk mempelancar
lalu lintas perdagangan.

Komoditi perdagangan Majapahit adalah beras dan rempah-rempah. Daerah-


daerah pelabuhan seperti Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban menjadi
pusat perdagangan karena menumpang barang dagangan berupa hasil bumi dari

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 52


daerah pedalaman.

Dengan demikian kehidupan ekonomi Majapahit cukup tinggi sehingga


Majapahit dapat berkembang sebagai kerajaan besar.

Sebagai kerajaan besar tentu kebudayaan Majapahit berkembang dengan baik,


hasil peninggalan Majapahit berupa seni bangunan, patung, dan karya sastra.

Seni bangunan Majapahit antara lain pemandian, atau petirtaan, gapura yang
berbentuk seperti candi bentar maupun Bajang Retu, candi Penataran di Blitar dan
masih banyak lagi candi-candi peninggalan Majapahit yang lain.
Untuk mengetahui bentuk candi Penataran, silahkan Anda simak gambar berikut
ini!

Sumber: Wikimedia.id

Setelah Anda menyimak gambar candi penataran tersebut, simak kembali uraian
materi berikutnya.

Selain seni bangunan, peninggalan Majapahit juga berupa seni patung yaitu seperti
patung perwujudan Raden Wijaya sebagai Harihara atau sebagai Syiwa dan Wisnu
dalam satu arca, patung putri Suhuta dan patung Tribhuwana sebagai Parwati.

Sedangkan peninggalan Majapahit dalam bidang seni sastra juga cukup banyak,
selain kitab-kitab yang telah disebutkan pada uraian materi sebelumnya, juga kitab-
kitab yang lain yaitu seperti kitab Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu Tantular,

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 53


kitab Ranggalawe, kitab Sorandaka yang berbentuk kidung dan juga ada kitab hukum
yang ditulis oleh Gajahmada yaitu kitab Kutaramanawa yang digunakan sebagai
dasar hukum di Majapahit.

Kitab Hukum Kutaramanawa disusun berdasarkan kitab Hindu yang lebih tua yaitu
kitab Kutarasastra dan Manawasastra. Dengan demikian dari kitab hukum tersebut,
merupakan salah satu contoh wujud akulturasi dengan kebudayaan India.
Beberapa Candi Peninggalan Majapahit

Candi Bajangratu, Sumber: kompas.com Candi Wringin lawang, Sumber: Wikimedia.id

Candi Tikus, Sumber: Wikimedia.id

Untuk menambah khazanah pengetahuan kalian tentang materi yang telah kita pelajari, lakukanlah
literasi dengan membuka link berikut:
Bahan bacaan : https://drive.google.com/drive/folders/1bEe42D0aiCooH52l6_9GuD4ANmQ65wVS

Video : https://www.youtube.com/watch?v=SFiwETBVP1c
https://www.youtube.com/watch?v=4x799nHXM60
https://www.youtube.com/watch?v=mytmH6U5XIQ
https://www.youtube.com/watch?v=QPmAslEDyhI

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 54


Selanjutnya, untuk mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap uraian materi
tersebut, kerjakanlah latihan soal berikut ini.
1. Sebutkan sumber-sumber dari dalam maupun luar negeri yang membuktikan
keberadaan kerajaan Majapahit!
Sumber Dalam Negeri Sumber Luar Negeri

2. Berikanlah penjelasan tentang tokoh-tokoh berikut ini!


No Nama Tokoh Penjelasan
1 Raden Wijaya
2 Gajah Mada
3 Mpu Prapanca
4 Hayam Wuruk
5 Wikramawardhana

3. Sebutkan dua Tindakan Raden Wijaya dalam rangka memperkuat


pemerintahannya!

No
1

10) Kerajaan Bali


Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
Kamu tidak asing dengan nama pulau Bali. Nama Buleleng mulai terkenal setelah
periode kekuasaan Majapahit. Pada masa sekarang Buleleng adalah salah satu nama
kabupaten di Bali. Tetaknya yang ada di tepi pantai, berkembang menjadi pusat
perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju
Buleleng. Dari Buleleng barang dagangan yang berupa basil pertanian seperti kapas,
beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke pulau lain (daerah
seberang). Dengan perkembangan perdagangan laut/antarpulau di zaman kuno,
secara ekonomis Buleleng memiliki peranan yang penting bagi perkembangan
kerajaan-kerajaan di Bali, misalnya pada masa Kerajaan Dinasti Warmadewa.

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 55


a. Kerajaan Dinasti Warmadewa
1) Sumber Sejarah
Prasasti tertua yang berangka tahun 804 S atau 882 M berisi tentang
pemberian izin kepada para biksu untuk membuat pertapaan di Bukit
Kintamani. Dalam rasasti itu disebut istanaraja terletak di Singhamandawa.
Prasasti semacam tugu di Desa Blanjong, dekat Sanur yang berangka tahun
836 S atau 914 M. Disebut pada prasasti itu yang memerintah adalah Raja
Kesari Warmadewa.

Menurut perkiraan, Singhamandawa terletak di antara Kintamani (Danau


Batur) dan Pantai Sanur (Blanjong), yakni sekitar Tampaksiring dan Pejeng.
Singhamndawa berada di antara SungaiPatanu dan Pakerisan. Menurut para
pemuka di Bali, Singhamandawa terletak di Pejeng sekarang
2) Kehidupan Ekonomi dan Sosial
Sejak abad ke-10, masyarakat Bali sudah mengenal sistem pertanian yang
kemudian dikembangkan sebagai sumber perekonomian. Raja-raja di Bali
memusatkan ekonomi dari sektor pertanian. Sebagian besar warga bekerja
mengelola sawah, ladang, dan perkebunan.

Selain pertanian, peternakan, dan perburuan turut dikembangkan. Beberapa


warga lainnya juga ada yang bekerja untuk menjalankan pusat kerajinan dari
emas dan perak.

Kehidupan sosial Kerajaan Bali tidak terlepas dari adat istiadat yang sudah
tertanam sejak dahulu. Bahkan sampai saat ini, budaya turun temurun itu
masih dilestarikan. Berdasarkan temuan prasasti dari para raja, adat istiadat
penduduk Bali sama dengan masyarakat Ho-Ling (Kalingga) yang berkiblat
Hindu-Buddha. Salah satu adat di Bali dan masih berlaku sampai sekarang
yaitu Ngaben.

3) Perkembangan Politik Pemerintahan


Raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Singhamandawa dikenal dengan
Wangsa (Keluarga) Warmadewa. Sebagai wamsakertanya adalah Kesari
Warmadewa. Setelah Kesari warmadewa (tahun 915 - 942 M) yang menjadi

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 56


raja adalah Ugrasena. Setelah itu, raja-raja yang memerintah di Bali dari
Wangsa Warmadewa antara lain sebagai berikut.
➢ Tabanendra Warmadewa, memerintah bersama permaisurinya Sang
Ratu Luhur Sri Subadrika Darmadewi (955 - 967 M).
➢ Indra Jayasinga Warmadewa (967 - 975 M).
➢ Janasadu Warmadewa (975 - 983 M).
➢ Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi, seorang raja perempuan (983 -
989 M).
➢ Darma Udayana Warmadewa, memerintah bersama permaisurinya
Mahendradatta (989 - 1011 M).
➢ Marakata Pangkaa (1011 - 1025 M).
➢ Anak Wungsu (1049 - 1077 M).
➢ Sri Maharaja Sri Walaprabu.

Dari beberapa raja tersebut yang terkenal antara lain Indra Jayasinga
Warmadewa, Udayana, dan Anak Wungsu.

Udayana termasuk raja yang besar dari Wangsa Warmadewa. Ia memerintah


bersama permaisurinya bernama Mahendradatta (putri dari Raja
Makutawangsawardana di Jawa Timur). Pada tahun 1001 M Mahendradatta
meninggal dan dicandikan di Desa Burwan atau Buruan di dekat Bedulu.
Arca perwujudannya berupa Durga terdapat di Kutri, daerah Gianyar,
sehingga dikenal dengan Durga Kutri.

Sepeninggal Mahendradatta, Udayana menjalankan pemerintahan sendiri


sampai tahun 1011 M. Udayana meninggal dan dicandikan di Banu Wka.
Udayana mempunyai tiga orang putra, yakni Airlangga, Marakata, dan
Anak Wungsu. Airlangga kemudian berkuasa di Jawa Timur menggantikan
Darmawangsa. Sebagai pengganti raja di Bali adalah Marakata (Marakata
Pangkaja). Raja Marakata disebut sebagai kebenaran hukum dan selalu
melindungi rakyatya.

Marakata Pangkaja digantikan oleh saudaranya bernama Anak Wungsu.


Pada masa pemerintahan Anak Wungsu, kekuasaan Wangsa Warmadewa

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 57


mencapai zaman keemasan. Kerajaan dalam keadaan aman dan tenteram.
Rakyat bertambah makmur. Pada masa pemerintahannya, Agama juga
berkembang. Anak Wungsu, adalah Pemeluk Hindu yang setia terutama
aliran Waisnawa. Ia telah membangun kompleks percandian di Gunung
Kawi, Tampaksiring. Anak Wungsu memerintah sampai tahun 1077 M. Ia
tidak menurunkan seorang putra pun. Anak Wungsu meninggal tahun 1077
M dan dicandikan di Gunung Kawi dekat Tampaksiring.

Anak Wungsu digantikan oleh Sri Maharaja Sri Walaprabu. Setelah


kekuasaan Jayasakti berakhir, tidak terdengar berita siapa yang merjadi raja.
Baru pada tahun 1155 M, muncul seorang raja bernama Ranggajaya.
Pemerintahan raja ini tidak banyak diketahui. Hanya pada tahun 1177 M.
muncul pemerintahan Raja Jayapangus. Raja ini diperkirakan putra dari
Ranggajaya.

Raja Jayapangus merupakan raja yang terkenal di Bali. Jayapangus


memerintah sampai tahun 1181 M. Sesudah Raja Jayapangus, masih banyak
raja-raja yang memerintah di Bali. Pada tahun 1284 M, Bali ditundukkan
oleh Kertanegara dari Singasari. Pada tahun 1343 M Bali menjadi daerah
kekuasaan Majapahit.
4) Jejak Peninggalan Kerajaan Bali
Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Bali yang masih bisa akita lihat
hingga saat ini:
1. Prasasti Blanjong
Prasasti Blanjong ditemukan di
daerah Sanur, Bali, oleh arkeolog
dan sejarawan Belanda bernama
Willem Frederik Stutterheim pada
1930.

Sumber: Tribunnews.com

Saat ditemukan, prasasti ini sudah cukup aus dan banyak bagian
tulisannya yang tidak dapat terbaca lagi. Dari tulisan yang dapat terbaca,
Prasasti Blanjong berisi pernyataan kemenangan Raja Sri Kesari

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 58


Warmadewa atas musuh-musuhnya. Prasasti Blanjong terbuat dari batu
padas berukuran tinggi 177 cm dan diameter 62 cm. Isi prasasti ini
termuat pada dua sisinya. Sisi A terdiri atas enam baris tulisan
menggunakan aksara Pre-Negari yang biasa digunakan di India Utara
dan berbahasa Bali Kuno. Sedangkan sisi B terpahat 13 baris tulisan
dengan aksara Kawi dan berbahasa Sanskerta.
2. Prasasti Anak Wungsu/ Prasasti Tengkulak
Prasasti Tengkulak berupa 18 lempengan tembaga dari zaman Bali
Kuno yang dibagi ke dalam lima kelompok, yakni Prasasti Tengkulak
A, B, C, D, dan E.
Prasasti Tengkulak B
tidak diketahui
kronologinya, karena
lempengan yang
memuat angka tahun
tidak ditemukan. Para
ahli memperkirakan
Sumber: kompas.com bahwa prasasti ini
berasal dari masa pemerintahan Raja Anak Wungsu. Anak Wungsu
adalah putra Raja Udayana yang menjadi penguasa Bali antara tahun
1049-1077. Adapun bahasa utama yang digunakan Prasasti Tengkulak
adalah Bahasa Jawa Kuno, dengan sedikit sisipan kata-kata dalam
Bahasa Bali Kuno.
3. Pura Agung Besakih
Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karangasem,
Provinsi Bali. Pura
ini terletak di lereng
sebelah barat daya
Gunung Agung,
gunung tertinggi di
Bali. Letak Pura
Besakih sengaja
dipilih di desa yang
Sumber: kompas.com
BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 59
dianggap suci karena letaknya yang tinggi, yang disebut Hulundang
Basukih. Nama tersebut kemudian menjadi nama Desa Besakih.

4. Candi Padas/ Candi Gunung Kawi


Situs Candi Tebing Gunung Kawi secara administratif terletak di Dusun
Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten
Gianyar. Situs ini berjarak sekitar 37 km dari kota Denpasar. Candi
Gunung Kawi dibangun oleh Anak Wungsu. Candi ini ditemukan dan
diperkenalkan pada tahun 1920 oleh Residen H.T. Damste. Ada empat
kelompok bagunan pahatan, tiga candi dan satu wihara di Candi Gunung
Kawi. Candi Gunung Kawi termasuk kelompok candi tebing atau candi
pahatan atau candi padas. Candi tebing adalah candi yang reliefnya
dipahatkan pada tebing batu gamping di tepi sungai atau sawah.

Sumber: kompas.com

Demikian uraian materi tentang Kerajaan Bali. Untuk lebih memperkaya


wawasan kalian, silahkan scan QR code dibawah!

POJOK INFO

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 60


6. Daftar Referensi
a. Burhanuddin.Safri,Dkk. Sejarah Maritim Indonesia : Menelusuri Jiwa
Bahari Bangsa Indonesia Dalam Proses Integrasi BANGSA (Sejak
Jaman Prasejarah hungga Abad XVII). (Semarang : Pusat Kajian
Sejarah dan Budaya Maritim Asia Tenggara Lembaga Penelitian
Universitas Diponegoro Semarang Bekerjasama dengan Pusat Riset
Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati Badan Riset Kelautan
Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003)
b. Dwi Hartini.__. Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Serta
Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Academia.edu (diakses pada
29/11/2022)
c. Hapsari, Ratna., M.Adil. 2021. Buku Sejarah Kelas X. Jakarta: Erlangga.
d. Rosfenti, Veni. 2020. Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia
Kelas X. Perkembangan Kehidupan Masyarakat Pemerintahan dan
Budaya pada Masa Kerajaan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia.
Direktorat SMA, Kemendikbud.
e. Sedyawati, Edi dkk. 2014. Candi Indonesia Seri Sumatera,
Kalimmantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktur Pelestarian Cagar
Budaya dan Permuseuman.
f. _________, 2014, Candi Indonesia Seri Jawa, Jakarta: Direktur
Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
g. Sokmono,R.Dr, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia
2,(Yogyakarta : Kanisius, 1981)
h. Sudrajat, Diktat Mata Kuliah Sejarah Indonesia Masa Hindu Budha,
(Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY, 2012)

BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPS SEJARAH 61

Anda mungkin juga menyukai