Proposal Anna Nurauliah (105431101317) PPKN 17 A
Proposal Anna Nurauliah (105431101317) PPKN 17 A
PROPOSAL
Oleh
ANNA NURAULIAH
105431101317
2020/2021
KATA PENGANTAR
Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd., M. Pd., sebagai Dekan; Dr. Baharullah, M.Pd sebagai
wakil dekan I; Andi Adam, S.Pd., M.Pd sebagai wakil dekan II; Dr. H.
ii
Nursalam, M.Si sebagai wakil dekan III; Drs. Samsuriadi P. Salenda, M.Ag
penyelesaian studi.
3. Dr. Muhajir, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Kurniawati G, ST. Hartina Amin dan semua pihak yang tidak dapat saya
sebut satu persatu terima kasih atas segala bantuan dan doanya.
skripsi ini yang tidak biasa disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak
iii
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa
tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh, karena itu,
peneliti menantikan kritik dan saran dari para pembaca agar peneliti dapat
membuat laporan dan karya ilmiah yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga
proposal ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN ............................................................................................... 50
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
“Perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut Bahasa artinya membentuk
suatu keluarga yang terdiri atas suami dan istri, dengan melakukan segala bentuk
aktivitas sebagai suami dan istri di kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Perkawinan
disebut juga “Pernikahan” berasal dari kata Nikah yang menurut Bahasa artinya
dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus) juga untuk akad nikahatau sebuah
menyempurnakan imam sebagai ummat islam dengan tujuan ingin hidup bersama
agama islam sebuah pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan siri yang
dimana pernikahan ini sah di mata agama namun tidak sah dalam hukum karena
1
2
Pernikahan adalah salah satu nikmat Allah SWT atas Hambanya pada
kehidupan di dunia ini yang dimana apabila kosong dari kesenangan maka terasa
hampa dalam kehidupan. Karena itulah hikmah Allah meluputi seluruh insangnya
akan menjadikan manusia berada pada sebuah tujuan yang jelas. Kesenangan bukan
tujuan kemuliaan di sisi Allah SWT (Mahmud Mahdi Al- Istanbuli, 2010 : 21).
Tujuan dalam pernikahan adalah bersama-sama dalam mengejar ridoh dari Allah
SWT, maka dari itu sebuah pernikahan bukanlah hal yang dapat di anggap biasa
saja namun sebuah keputusan yang dimana akan di jalani bersama-sama dengan
menarik sekaligus penting untuk para calon pengantin. Namun sayang, tidak
banyak orang yang memahami hal-hal seperti ini, sehingga tidak heran apabila
sering kita jumpai pertengkaran atau perselisihan suami istri akibat kurangnya
pengetahuan tentang hakekat pernikahan yang tidak hanya sebagai ilmu tetapi juga
rumah tangga seorang calon pengantin harus lebih ekstra dalam menjalani
3
kehidupan setelah pernikahan. Sehingga persiapan di awal menjadi hal yang sangat
penting di perhatikan bukan hanya pada segi fisik tapi juga harus memilki bekal
agar nantinya bisa menjadi sebuah landasan awal seseorang sebelum menjalani
sebuah pernikahan.
seseorang pasti memperhatikan banyak hal-hal yang menjadi tolak ukur seseorang
dalam memilih pasangan hidup. Tujuan sebuah pernikahan adalah hidup bersama-
sama baik di dunia maupun di akhirat kelak. Seorang laki-laki akan mencari wanita
yang baik dan akan menjadi ibu bagi keturunannya nanti begitu pula sebaliknya
wanita akan mencari laki-laki yang dapat membimbingnya menuju pada kebaikan
َّ الطيِبَات ُ ِل
َُلطيِبِين َّ ُو ِ ُو ْال َخبِيثونَ ُ ِل ْل َخبِيثَا
َ ُۖت َ َْال َخبِيثَاتُ ُ ِل ْل َخبِيثِين
Artinya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
adalah untuk wanita yang keji ( pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
pula”
Dari arti ayat diatas kita dapat melihat bahwa di dunia ini semua orang di
telah Allah SWT tuliskan takdir seseorang bahkan sebelum dia lahir kedunia ini.
Pasangan kita adalah cerminan dari diri kita sendiri, apabila ingin mendapatkan
pasangan yang baik maka perbaikilah diri kita maka Allah SWT akan memberikan
4
sepan dengan apa yang kita harapkan, dan apa yang diberikan oleh Allah SWT
maka itulah yang terbaik. Maka dari itu hidup di dunia untuk senantiasa selalu taat
Saat ini peningkatan angka perceraian yang terjadi di masyarakat baik pada
dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pernikahan dini menjadi salah satu
permasalahan yang timbul baik dari segi keterbatasan ekonomi atau kesiapan dalam
menjalani kehidupan rumah tangga juga menjadi salah satu pemicu terjadinya
perceraian yang terjadi. Di kabupaten Pangkep sendiri pada tahun 2019 berdasarkan
data pengadilan agama pangkajene menunjukkan bahwa ada 244 kasus perceraian
dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. (Azman Arsyad. 2020: 89). Dari data
yang ada maka upaya pemerintah dengan pengadaan kursus pra nikah di kalangan
faktor-faktor yang melandasi pelaksanaan kursus pra nikahn ini tidak lain
dan sesudah pernikahan. Pengadaan kursus pra nikah ini di lakukan sebagai bentuk
Untuk itu pengadaan kursus pra nikah ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam
Nikah. Dalam pelaksanaannya kursus pra nikah ini dilakukan oleh sebuah lembaga
yang dimana berada pada luar instansi pemerintah atau badan pemerintah umum
dalam hal ini yaitu KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan masing-masing.
Namun dalam hal pelaksanaan, kursus pra nikah ini dilaksanakan oleh sebuah
badan keagamaan islam yang telah memenuhi syarat dan pengakuan oleh
Kementrian Agama dan ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini dilaksanakan oleh
sebuah organisasi islam yang bersifat social keagaamaan dan merupakan mitra
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini di angkat oleh peneliti
untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimana efektivitas pelaksanaan kursus pra
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Pangkep”
D. Manfaat Penelitian
adalah:
1. Manfaat Teoritis
Kabupaten Pangkep.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi Masyarakat
dimasyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Kursus Pra-Nikah
tentang suatu pengetahuan atau keterampilan yang di berikan dalam waktu singkat.
Sedangkan kata Pra Nikah berarti sebelum menikah. Jadi dapat di simpulkan bahwa
Kursus Pra Nikah adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu pengetahuan
pernikahan.
penyelanggaraan Kursus Pra-Nikah pada Bab I Pasal 1 ayat (1) Kursus Pra -Nikah
kesadaran kepada remaja usai nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.
bagaiamana itu sebenarnya sebuah pernikahan dalam kehidupan sebagai suami dan
istri pada sebuah keluarga baik dalam pemenuhan hak dan kewajiban dari masing-
masing calon istri dan calon suami. Hal ini diperlukan mengingat ada
8
9
permasalahan baik dari segi ekonomi atau bahkan karena ketidaksiapan dalam
dari segi akhlak maupun perbuatannya begitupun sebaliknya seorang wanita akan
mencari laki-laki yang yang baik dan dapat membimbing menuju pada kebaikan
dalam suatu rumah tangga. Jika seseorang menikah maka dia telah
Muhammad SAW :
ْ ف
ُُاْلخ َِر ِ ص ِ َّ ُفَُْليَت،فُال ِدي ِْن
ْ ِقُهللاَُفِيُالن َ ص ْ ِإذَاُت َزَ َّو َج
ْ ُِال َعبْدُفَقَدُْ َكم َلُن
Artinya: “Jika seorang hamba menikah maka ia telah menyempurnakan
setengah dari agamanaya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah untuk
menyempurnakan setengah yang tersisa” (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman)
Dalam sebuah pernikahan di butuhkan suatu kesiapan dan kematangan bagi
calon pengantin, hal ini sangat penting untuk bagaimana seseorang dalam
berumah tangga yang terjadi. Untuk itu Kursus Pra Nikah sangat di ajurkan untuk
di ikuti oleh setiap calon pengantin baik perempuan atau pun laki-laki sebagai
sakral dan menyangku pada agama seseorang. Jika seorang menikah berarti dia
sudah berjanji bukan hanya di depan orang-orang melainkan juga pada sang
pencipta yaitu Allah SWT. Perkera menikah adalah menyatukan sebuah dua
10
keluarga yang berbeda, maka dari itu di butuhkan sebuah persiapan yang matang
Tahun 2013 tentang pedoman penyelanggaraan Kursus Pra Nikah pada Bab II Pasal
Dari peraturan yang telah dibuat maka dapat diartikan bahwa pelakasanaan
kursus pra nikah di maksudkan dengan tujuan sebagai awal pembelajaran sebelum
memulai rumah tangga agar nantinya tercipta sebuah keluarga yang sakinah,
mawaddah, warahmah. Hal ini juga di kuatkan dengan maraknya perceraian, hingga
KDRT dalan sebuah rumah tangga sehingga dengan adanya Kursus Pra Nikah ini
mengurangi hal-hal yang sekirannya tidak diharapkan dalam suatu rumah tangga.
harmonis dan bahagia bukan sebuah keluarga yang berantakan dengan berbagai
permasalahn yang terjadi sehingga memungkinkan sebuah hal yang berujung pada
sebuah perpisahan.
1. Tujuan Umum
dan keluarga yang dapat di ikuti oleh peserta kursus pra nikah serta remaja usia
nikah.
2. Tujuan Khusus
a. Dalam pelaksanaan kursus pra nikah sendiri dilakukan dengan tujuan untuk
mekanisme penyelenggaraan kursus pra nikah bagi remaja usia nikah dan
penyelenggraan kursus pra nikah bagi remaja usia nikah dan calon pengantin
Dari tujuan yang ada dapat disimpulkan bahwa kursus pra nikah sangatlah
penting untuk di ikuti oleh para calon pengantin terkhusus pada mayoritas agama
islam. Membangun sebuah keluarga harus mempunyai kiat-kiat atau pondasi awal
impikan, maka dari itu sehingga kursus pra nikah di buat dengan harapan sebagai
bekal awal yang dapat di ikuti oleh para calon pengantin yang telah cukup umur
atau matang dari segi fisik. Namun tidak dapat di pungkiri bahwa saat sekarang ini
pernikahan dini.
keagamaan Islam yang telah memiliki akreditasi dari Kementerian Agama yang
telah di akui dan sah dalam hukum. Sesuai ketentuan pasal 3 ayat (1) Peraturan
Dirjen Masyarakat Islam Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah:
bahwa penyelenggara kursus pra nikah adalah Badan Penasihatan, Pembinaan, dan
sebagai penyelenggara kursus pra nikah yang telah mendapat Akreditasi dari
didirikan pada tahun 1961 merupakan sebuah organisasi perkumpulan islam yang
bersifat social keagamaan sebagai mitra kementrian agama terkait dalam upaya
penyelenggaraan kursus pra nikah BP4 sebagai sebuah lembaga yang bertugas
perceraian, perselisihan, atau KDRT. Tujuan dari BP4 sendiri adalah memperbaiki
warahmah yang berlandaskan dalam islam sebagai agama dan berasaskan pada
proses pelaksanaan Kursus Pra Nikah terdapat Visi dan Misi BP4 berdasarkan hasil
a. Visi
Dari pelaksanaan kursus pra nikah ini di harapkan dapat menjadi sebuah
strategi atau agen perubahan demi terwujudnya suatu rumah tangga atau keluarga
yang sakinah, mawaddah, dan warahmah sebagaimana dengan apa yang diharpakan
b. Misi
yang menjalani rumah tangga maka dari itu dari pelaksanaan kursus pra
14
advokasi.
Dari visi dan misi yang ada di harapkan dengan adanya BP4 sebagai wadah
bagi masyarakat terkhusus pada bidang keagamaan dalam hal ini pernikahan atau
perkara yang merugikan dengan berbagai latar belakang masalah yang berbeda
dari APBN dan APBD yang kemudian dilaksanakan oleh badan/lembaga di luar
ketentuan yang di tetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah dalam hal ini adalah
dalam bentuk silabus dan modul bagi peserta kursus pra nikah sebagai pembelajaran
15
kepada calon pengantin atau yang sudah berkeluarga dalam hal ini cukup umur
mengurani angka perceraian di masyarakat hal ini juga sebagai bentuk tanggung
sejahterah.
Kursus Pra Nikah yang di ikuti oleh para calon pengantin yang di adakan oleh
1. Sarana Pembelajaran
terdiri dari silabus, modul, dan bahan ajar lainnya yang dibutuhkan untuk
dijadikan acuan oleh penyelenggara kursus pra nikah. Hal ini dilakukan untuk
16
efisien.
Materi kursus pra nikah terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti dan
terarah dan di mengerti oleh para peserta untuk itu dilakukan pembagian
pemberian modul, dan silabus pemberian materi secara tatap muka atau
diskusi ini juga penting dalam menujang pemahaman peserta kusus pra nikah.
3. Narasumber/pengajar
a. Konsultan keluarga,
b. Tokoh agama,
c. Psikolog, dan
d. Profesional dibidangnya.
17
dalam bidangnnya agar peserta dapat lebih memahami dan mengerti terhadap
4. Pembiayaan
Pembiayaan dalam pelaksanaan kursus pra nikah ini bersumber dari APBN,
Belanja Daerah) bersama dengan sumber pendapatan lain yang halal dan tidak
di biayai oleh pemerintah atau negara sebagai bentuk apresiasi dalam upaya
5. Sertifikat
Dalam pelaksanaan kursus pra nikah serifikat dijadikan sebagai tanda bukti
yang di berikan oleh pihak pelaksanaan sebagai tanda bukti bahwa telah
akan di serahkan pada KUA sebagai salah satu berkas atau syarat nikah untuk
Agama.
dilakukan 10 hari setelah pendaftaran di KUA hal ini dilakukan untuk memberikan
banyak waktu dan kesempatan bagi calon pengantin untuk mengikuti segala
pembagian waktu tertentu yaitu selama 24 jam pelajaran (JPL) selama 3 (tiga) hari
atau dibuat beberapa kali pertemuan dengan JPL yang sama. Waktunya pelaksanaan
dapat disesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki oleh peserta mengingat para
calon peserta yang ada berasal dari kalangan yang berbeda-beda dengan segala
aktivitas dan waktu senggang yang berbeda pula. Kursus pra nikah ini hanya di ikuti
oleh remaja usia nikah atau calon penganti yang telah cukup umur dalam
Berbagai pokok permasalahan dalam rumah tangga sudah menjadi suatu hal
retaknya hubungan rumah tangga akibat tidak adanya saling toleransi dan tingginya
sikap egois masing-masing. Dari berbagi permasalahan yang ada sehingga masing-
masing pihak mengambil suatu jalan akhir yaitu perceraian. Dari berbagai pokok
perceraian dimasyarakat. Seperti pada tujuan pelaksanaan kursus pra nikah yang
mempengaruhi pelaksanaan kursus pra nikah yang dimana sesuai dengan tujuan
Namun pada kenyataannya bukan hanya hal itu saja tapi berbgaia factor lain seperti
20
lainnya. Untuk itu pelaksanaan kursus pra nikah dilakukan sebgaai upaya dalam
Menurut Halimah Dian Nastity & Heru Siswanto (2019: 7) terdapat dua
1. Faktor Pendukung
adalah sebuah hal pokok yang harus ada demi berjalannya sebuah
pengadaan biaya untuk pelaksanaan kursus pra nikah ini berasal dari
nikah.
c. Adanya support. Dalam hal ini sebuah penyemangat baik dari para
Pengadaan kursus pra nikah ini juga dikuatkan dengan adanya surat
2. Faktor penghambat
c. Waktu pelaksanaan kursus pra nikah yang tidak tepat atau hari jam
hal yang paling sulit untuk para narasumber atau peserta kursus pra
Dari beberapa faktor yang ada sehingga pelaksanaan kursus pra nikah
diharapkan dapat berjalan dengan baik, dan untuk berbagai masalah yang muncul
atau penghambanya supaya bukan menjadi suatu masalah yang serius dalam
22
semestinya. Saat ini kita ketahui bahwas kursus pra nikah sangat penting dalam
dengan di edarkannya surat tentang peraturan kursus pra nikah banyak dari
kalangan masyarakat yang menggap hal ini bukan sesuatu yang penting dilakukan
penting. Bukan hanya pada masyarakat sendiri terkadang kita temui di Kantor
2. Pernikahan
a. Pengertian pernikahan
Perkawianan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami isri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Dari isi Undang-Undang
tersebut dijadikan sebagai pedoman bagi para calon pengantin yang hendak
dibutuhkan sebuah kesiapan yang matang baik dari segi fisik maupun materil
mengingat bahwa pernikahan adalah sesuatu yang insyaAllah dijalani sekali seumur
hidup. Dalam pasal 7 Ayat 1 UU No. 16 Tahun 2019 dijelaskan usia menikah untuk
laki-laki dan perempuan harus mencapai usia 19 tahun. Syarat ini sejalan dengan
dengan berbagai realita kehidupan keluarga muda sehingga hal ini dilakukan demi
23
menekan resiko gangguan kesehatan, mental, putus sekolah, serta kerusakan rumah
Menurut Sanjaya U.H dan faqih A.R (2017:12) dalam bukunya mengatakan
“Nikah diartiakan lebih khusus dalam konteks syari’ah yang berarti akad, yaitu
sebuah perjanjian dalam mengikatkan atau mempersatukan pria dan wanita dalam
suatu ikatan perkawinan.” Menikah merupakan suatu hal yang di dambakan oleh
semua orang, menjalin sebuah hubungan dan membentuk suatu keluarga kecil
Dasar hukum dalam islam berlandaskan pada Al-Quran dan hadis yang
dimana merupan sebuah kitab atau junjuan ummat islam, sebagai sebuah landasan
dalam hidup di dunia ini. “Pernikahan menurut islam adalah suatu perjanjian (akad)
untuk hudup bersama pria dan wanita sebagai seorang suami istri agar mendapat
ketentraman hidup dan kasih sayang” (Hasbin Indra, dkk, 2004: 76).
b. Hukum Nikah
sebuah pengikatan janji dengan sebuah pernikahan yang resmi baik dalam agama
dan hukum negara. Menurut Jumhur (dalam Iffah Muzammil. 2019: 4) terdapat 5
1. Wajib. Dalam hal menikah seseorang dikatan wajib menikah apabila dia
keluarganya nanti maka dia dia sudah dapat diwajibkan untuk menikah
untuk menikah dalam hal ini belum siap dalam menjalani kehidupan
5. Mubah, berlaku bagi mereka yang tidak ada faktor penghalang maupun
pendorong untuk menikah. Hukum ini berlaku bagi mereka yang tidak
memiliki suatu penghalang dalam menikah baik dari segi umur, mapan,
dan tanggung jawab dalam berumahtangga. Hal ini berlaku bagi laki-laki
maupun perempuan.
laksanakan akan mendapat pahala dan apabila tidak di kerjakan maka tidak apa-
apa. Menikah merarti menyempurnakan iman dan agama kita sebagai ummat islam
ُُوالنِ َكاح،
َ ُوالس َِواك،
َ طر َ ُا َ ْل َحيَـاء: َس ِليْن
ُّ ُوالت َّ َع، ْ ُم ْنُسـن َِن
َ ُالم ْر ُِ أ َ ْربَ ٌع
Artinya: Ada empat perkara yang termasuk Sunnah para Rasul: rasa-malu,
memakai wewangian, bersiwak, dan menikah (H.R At-Tirmidzi)
25
hidup seorang laiki-laki dan perempuan akan mencari pasangan yang sesuai dengan
kriteria yang di inginkan. Namun tidak dapat di pungkiri dalam memilihnya sendiri
ada beberapa anjuran dalam menetapkan pilihan baik bagi perempuan ataupun laki-
laki. Seorang laki-laki juga akan mencari seorang wanita yang akan mendampingi
mencari laki-laki yang dapat membimbing dalam kebaikan dalam mengejar ridoh
kelembutan dan juga kemuliaan. Maka dalam memilih wanita untuk pasangan
hidup hendaklah terdapat kriteria itu agar terjalin rumah tangga yang harmonis baik
antar suami dan istri ataumpun antar anak. Dalam hal memilih pasangan hidup
26
wanita juga harus memperhatikan berbagai hal-hal dalam memilih laki-laki sebagai
keluarga yang terdiri atas istri dan anak-anaknya dalam kehidupan sehari-harinya.
Laki-laki memiliki sebuah tanggung jawab yang besar dalam keluarga maka dalam
memilih sesorang yang akan di jadikan sebagai imam dalam keluarga hendaklah
3. Perceraian
a. Pengertian perceraian
Umar Haris Sanjaya & Aunur Rahim Faqih (2017: 103) menuliskan bahwa
“Perceraian adalah putusnya hubungan pernikahan antara suami dan istri dengan
pernikahan hendaklah bukan dikarekan suatu perkara yang ringan atau sepele
1. Kematian
2. Perceraian
Dalam islam sebuah perceraian memang tidak di larang namun Allah SWT
suatu permasalan dalam pernikahan itu tidaka dapat di pertahankan lagi. Asmuni,
dilangsungkan menurut agama islam, yang dapat juga di sebut sebagai cerai talak”.
Dalam islam talak berarti memutuskan sebuah hubungan antar suami dan istri
dalam suatu pernikahan yang sah menurut agama dan negara. Talak sendiri terbagi
atas talak satu, talak dua dan talak tiga. Pembagian yang ada merupakan suatu
b. Penyebab perceraian
Suatu sifat seseorang memang sesuatu yang paling sulit untuk di ubah
sehingga tidak jarang suatu krisis moral dan akhlak dalam suatu
suatu kewajiban dan hak sebagai suami dan istri harus terlaksana dengan
tujuan menciptakan suatu keluarga yang harmonis namun hal ini tidak
3. Perzinaan
perzinahan baik antara suami ataupun istri yang dilakukan dengan sengaja.
Pernikahan tanpa cinta kerap kali ditemukan pada suatu perjodohan. Hal
ini kerap menjadi sebuah alasan suatu perceraian karena tidak adanya rasa
saling suka antara satu sama lain dari rentang waktu yang mereka lewati
memang merupakan hal yang sudah biasa atau tidak dapat terhindari.
Tangga).
Dari apa tertulis diatas berbagai penyebab terjadinya perceraian juga bisa
dikarenakan oleh :
4. Perbedaan keyakinan
Berbagai macam pokok permasalahn yang terjadi pada suatu rumah tangga
suami ataupun istri mengambil jalan keluar perceraian sebagai suatu solusi terbaik
akit yang mungkin saja akan merugikan bukan hanya untuk keduannya tetapi pada
c. Macam-macam perceraian
Pemerintah No. 9 Tahun 1975 proses perceraian yang telah mengajukan gugatan
baik itu pihak suami atau istri. Dalam hal perceraian terdapat perbedaan antara
30
penganut Agama islam dan agama diluar islam sehingga dalam proses perceraian
1. Cerai talak
jatuhnya talak yang di berikan oleh suami kepada istri, baik itu talak satu, dua,
ataupun tiga dengan berbagai alasan sehingga jatuhlah talak itu. Menurut
renggangnya suatu ikatan perkawinan yang telah lama di jalani namun harus di
akhiri karena berbagai masalah yang timbul sehingga terjadi jatuhnya talak dari
Dalam hal cerai talak Sudirman (2018: 14) dalam bukunya menjelaskan beberapa
a. Talak Raj’i
Talak Raj’i berarti jatuhnya talak satu atau dua yang diberikan pihak suami
kepada istri sahnya. Dari jatuhnya talak ini seorang suami dapat meminta
rujuk kembali kepada istrinya dengan syarat belum melewati masa Iddah
nya.
b. Talak bain
Jatuhnya talak bain atau talak tiga dijatuhkan kepada istrinya. Dari jatuhnya
talak ini seorang suami tidak dapat meminta rujuk kecuali masing-masing
telah menikah satu kali baik pada pihak laki-laki atau perempuan itu sendiri.
31
c. Talak sunni
Talak ini dijatuhkan oles suami kepada istrinya yang masih gadis atau belum
menyetubuhinya setelah dari akad dilangsungkan. Hal ini kerap terjadi pada
suatu perjodohan.
d. Talak bid’i
Talak bid’i ini dijatuhkan suami pada istrinya pada saat keadaan sedang
e. Talak taklik
Talak taklik atau suatu perceraian dimana dalam pernikahan itu terdapat
sebuah sebab atau syarat di dalamnya sehingga apabila dari syarat itu ada
yang berbeda pula sehingga jatuhnya talak itu jelas dengan berbagai alasan di
sehingga jatuhnya talak harus jelas sehingga jatuhnya talak itu sah dan selanjutnya
2. Cerai Gugat
Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 132 ayat (1) gugatan cerai adalah
sebuah gugatan yang di ajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan Agama
kecuali si istri meninggalkan tempat tinggal bersama tanpa izin suami. Berdasarkan
a. Khulu’
32
dengan ganti dan dengan kata-kata khusus.” Khulu’ adalah suatu kesepakan
perceraian antara suami dan istri atas permintaan istri dengan memberikan
b. Fasakh
Secara istilah fasakh berarti membatalkan akad nikah dengan melas atau
dalam arti Bahasa kata Fasakh berarti batal atau rusak. Perceraian fasakh
atau pemrombakan oleh hakim. Dan ketikan suatu perkawianan itu hendak
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari pelaksanaan kursus pra nikah yang
diadakan hanya sekita 40% saja yang mengikuti pelaksanaan kursus pra nikah
ini. hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran pada masyarakat setempat.
33
topik yang dibahas oleh penulis yaitu berkenaan dengan kursus pra nikah dalam
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan maka disimpulkan bawa pada
pelaksanaan kursus pra nikah dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dtudi
kasu dan lainnya. Dalam pelaksanaannya kursus pra nikah dapat dikatakan
kurang efektif terlihat dari angka perceraian yang terjadi dari tahun 2010-2016
persamaan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu sama-sama
mengkaji tentang kursus pra nikah dalam hal perceraian dimasyarakat. Dan
Nomor: DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang kursus calon pengantin sedangkan pada
Dari hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bawa kursus pra nikah
dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan
diperoleh dari kursus pra nikah ini adalah adanya kesiapan yang di miliki oleh
persamaan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu pada
topik kajian mengenai bimbingan pra nikah dalam hal perceraian dimasyarakat.
informan pada penelitian ini yang terdiri dari kepala dan staff KUA Kecamatan
Tondong Tallasa, peserta kursus pra nikah, remaja usia nikah dan masyarakat
setempat.
4. Siti Rolatun (2017) “ Bimbingan Pra Nikah untuk mencegah Perceraian bagi
Calon Pengantin di BP4 KUA Kecamatan Japah, Kabupaten Blora” Dari hasil
dilakukan dengan efektif dengan dan berdasarkan pada peraturan yang ada
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Rolatun terdapat kesamaan dari
atau kursus pra nikah yang dilakukan di BP4 KUA kecamatan setempat.
persamaan dari penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu pada pengurangan
penelitian Viki Rahmat Illahi fokus penelitian terdapat pada peran Badan
yang akan dilakukan oleh penulis berfokus pada efektivitas kursus pra nikah
pra nikah ini efektif terbukti dengan rendahnya angka perceraian pada tahun
2015. Pada penelitian yang dilakukan oleh Umu Aminah terdapat persamaan
36
dari penelitian penulis yaitu pada pegadaan kursus calon pengantin dalam
dari pelaksanaan kursus calon pengantin pada penelitian Umu Aminah yaitu
penelitian yang dilakukan penulis pada pelaksanaan kursus pra nikah dilandasi
Medan Perjuangan” pada penelitian ini menyimpulkan bahwa kursus pra nikah
yang dilaksanakan oleh BP4 berjalan dengan efektif. Hal ini dibuktikan dengan
menjelaskan mengenai kursus pra nikah tetapi hanya pada pola bimbingan di
BP4 semata.
8. Siti Nadirah Binti Mohd Nazri (2018) “Efektivitas Bimbingan Pra Nikah
pasangan yang mengikuti kursus pra nikah ini di wajibkan untuk mengikuti
tujuan yang ingin di capai dalam mengurangi angka perceraian masih belum
Dari penelitian yang dilakukan oleh Siti Nadirah Binti Mohd Nazri
terdapat persamaan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu pada
penelitian yang dilakukan oleh Siti Nadirah Binti Mohd Nazridan dan penulis
sendiri.
C. Kerangka Pikir
Tentang Pedoman Penyelanggaraan Kursus Pra Nikah. Dimana Kursus Pra Nikah
Perkawinan) sebagai sebuah lembaga yang resmi dan di akui oleh Kementrian
Agama. Kursus pra nikah ini dilaksanakan dengan beberapa faktor-faktor yang
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Adapun tujuan pelaksanaan kursus pra nikah
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kursus pra nikah serta tujuan dari
pelaksanaan kursus pra nikah yang ada ini maka diharapkan dapat mengurangi
Mengurangi Angka
Perceraian di
Masyarakat
BAB III
METODE PENELITIAN
“Penelitian kualitatif adalah sebuah jenis penelitian yang bersifat deskriptif tanpa
dengan data yang ada tanpa menggunakan angka atau perhitungan yang ada seperti
pada penelitian kuantitatif. Dimana dalam tujuan penelitian ini dilakukan untuk
memahami suatu topik penelitian dari apa yang terjadi dari sebuah ekspektasi
objek dalam suatu penelitian baik berupa lembaga, orang atau masyarakat yang
didasarkan pada sebuah fakta yang ada sehingga penggunaan analisis dengan
atau objek pada suatu bentuk penelitian yang disusun berdasarkan fakta yang ada
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan yang
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh penulis sebagai data
pendukun g dalam suatu penelitian seperti berupa buku, jurnal, dan data
lain yang secara tidak langsung sebagai sebuah referensi dalam suatu
penelitian.
D. Informan Penelitian
penelititian sebagai sumber data yang di butuhkan penulis. Dalam penelitian ini
data dimana informan yang dipilih adalah informan yang terlibat langsung dan
memiliki pemahaman terkait dengan apa yang inin di kaji. Menurut Sugioyono
Pasangan kursus pra nikah adalah calon pengantin pria dan wanita yang
Remaja usia nikah adalah remaja yang telah cukup umur atau dewasa
muslimah 16 tahun.
8 orang sebagai informan pada penelitian ini dimana pada rinciannya terdiri atas
ketua dan staf KUA Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, 2 pasangan
E. Instrumen Penelitian
miliki dalam melakukan suatu penelitian sehingga data yang di peroleh itu lebih
akurat dan relevan berdasarkan pada pokok permasalahan yang sedang dikaji.
1. Lembar Observasi
2. Pedoman wawancara
wawancara atau hal-hal yang di anggap penting serta alat tulis untuk
a. Wawancara
b. Observasi
diobservasi adalah Kepala dan Staff di Kantor Urusan Agama (KUA) serta
membuktikan dari data yang telah diperoleh dari hasil wawancara. Hal ini
c. Dokumentasi
Dari semua data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
terbagi atas triangulasi sumber, triangulasi tekhnik pengumpulan data dan waktu.
45
a. Triangulasi sumber
b. Triangulasi teknik
c. Triangulasi waktu
data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara
peroleh. Menurut Umar Sidiq dan Moh. Miftachul Chori (2019: 42-46) dalam
1. Pengumpulan Data
berbagai sumber yang ada mengenai efektivitas kursus pra nikah sebagai
mudah di pahami.
2. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya
kesimpulan.
3. Penyajian Data
Proses penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk yang berbeda-beda hal
merupakan proses disaat semua data yang telah diperoleh di susun dengan
telah melalui tahap reduksi data sehingga data yang di susun mudah untuk
dipahami.
4. Verifikasi/Penarikan kesimpulan
terakhir dari analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan dari hasil reduksi
data dan penyajian data yang disusun dari hasil penelitin yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Ghazali, 2003. Fiqih Munakat Cet ke-1. Bogor: Kencana
Asmuni, Khori, dan Nispu, 2017. Hukum Kekeluargaan Islam. Medan: Wal Ashri
Azman Arsyad, 2020. Tren Media Sosial terhadap Pengaruh tinnginya Perceraian
di Kabupaten Pangkep. Jurnal Al-Qadau
Halimah Dian Nastity & Heru Siswanto. 2019. Penyelenggaraan “Kursus Pra
Nikah” dalam Perspektif Pendidikan Luar Sekolah di Badan Penasehat,
Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan. Jurnal PLUS UNESA, 8(2).
Hasbin Indra, Iskandar Ahza, dan Husnani, 2004. Potret Wanita Sholehah.
Jakarta: Penamadani
Kamelia Sambas, 2019 Pola bimbingan BP4 (Badan Penasehat, Pembinaan dan
Pelestarian Perkawinan) dalam Mencegah Perceraian di KUA Kecamatan
Medan Perjuangan.Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara
Moh Ali Wafa, 2018. Hukum Pernikahan di Indonesia (Sebuah Kajian dalam
Hukum Islam dan Hukum Materil). Banda Baru: YASMI
Muhammad Abdul Wahab, Lc, 2019. Jatuhkah Talakku?. Jakarta Selatan: Rumah
Fiqhi Publishing
48
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitiatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istanbul, 2012. Kado Pernikahan. Jakarta: Qisthi Press
Umar Haris Sanjaya & Aunur Rahmi Faqih , 2017. Hukum Perkawinan Islam di
Indonesia. Yogyakarta: Gama Media
Umar Sidiq & Moh. Miftachul Choiri, 2019. Metode Penelitian Kualitatif di
Bidang Pendidikan. Ponogoro: CV Nata Karya
Peraturan Perundang-undangan
49
LAMPIRAN
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
NIM : 105431101317
Judul Penelitian : Efektivitas Kursus Pra Nikah sebagai Upaya Pengurangan Angka Perceraian di Masyarakat (Studi di KUA
“Bagaimana 1. Ketua dan Staf di Perencanaan kursus pra nikah 1. Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk
Perceraian di Pangkep
50
Masyarakat 2. Pasangan Kursus Pelaksanaan Kursus pra nikah 1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
51
dilakukan pada KUA Kecamatan
nikah ini?
52
7. Apa saja faktor-faktor yang
53
1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu
perceraian dimasyrakat?
54
5. Apakah dari penerapan kursus pra nikah
berbagai permasalahan-permasalahan
warahmah?
55
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Nama : Anna Nurauliah
NIM : 105431101317
Judul Penelitian : Efektivitas Kursus Pra Nikah sebagai Upaya Pengurangan Angka Perceraian di Masyarakat (Studi di KUA
Kursus Pra Nikah dalam pra nikah untuk mengikuti kursus pra
56
Tallasa Kabupaten Pelaksanaan Kursus 1. Penilaian Bapak/Ibu terhadap
Tallasa
nikah
57
mengikuti kegiatan kursus pra
nikah
Tallasa
58
5. Ada atau tidak yang menjadi
narasumber dalam
ini
mempengaruhi pada
keberhasilan pelaksanaan
dilaksanakan di KUA
59
9. Terdapat faktor-faktor yang
nikah
mendapatkan bimbingan
60
Pengurangan 1. Terdapat pandangan
2. Terdapat Tanggapan
3. Tingkat perceraian di
dimasyrakat
61
5. Dari penerapan kursus pra
berkurang
warahmah
62
Lampiran 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
Nama : Anna Nurauliah
NIM : 105431101317
Kabupaten Pangkep)
Dokumen Keterangan
Silabus
Modul
Sertifikat
Data perceraian
nikah
Dokumentasi wawacara
Foto
Jurnal
Buku
63