Jurnal Perubahan Iklim
Jurnal Perubahan Iklim
ABSTRAK
ABSTRACT
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 88
various sectors, including agriculture sector. This is indicated by the decrease of land
area that was very suitable for paddy rice untill 20% as long in the period 1990-
2009. Due to changes in rainfall by climate change, the current cropping pattern of
rice must also be adjusted. In an effort to address climate change, can be done
through the plant of low emission varieties, use of organic fertilizers, adjusting
cultivation techniques through water and land management and socializing the
importance of agricultural insurance for reducing farmers' risk due to climate
change.
Keywords: Climate change, agriculture, mitigation, adaptation
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 89
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 90
masa datang. Kondisi ini telah mitigasi dan adaptasi (Surmaini, et all.
dirasakan oleh Indonesia berupa 2011).
kejadian banjir dan kekeringan Untuk Provinsi Bali, emisi GRK
sehingga menyebabkan kerusakan Provinsi Bali berasal dari 3 (tiga)
tanaman padi sawah pada periode bidang yaitu 1) berbasis lahan, 2)
tahun 1989-2007 cukup signifikan. berbasis energi dan 3) pengelolaan
Perubahan pola curah hujan dan limbah, dimana pada tahun 2010
kenaikan suhu udara menyebabkan emisi GRK mencapai sekitar 22,4 juta
produksi pertanian menurun secara ton CO₂-eq. Gambar 1 dibawah ini
signifikan. Kejadian iklim ekstrem menggambarkan kontribusi per
berupa banjir dan kekeringan bidang untuk tahun 2017 di Provinsi
menyebabkan tanaman yang Bali. Hasil proyeksi Business as Usual
mengalami puso semakin luas. (BAU) Provinsi Bali tahun 2020 tanpa
Peningkatan permukaan air laut intervensi aksi mitigasi, bidang
menyebabkan penciutan lahan sawah berbasis energi menempati porsi
di daerah pesisir dan kerusakan penyumbang emisi GRK terbesar
tanaman akibat salinitas. Dampak sebanyak 86%, sedangkan bidang
perubahan iklim yang demikian besar berbasis lahan dan limbah secara
memerlukan upaya aktif untuk berturut-turut menyumbang 13% dan
mengantisipasinya melalui strategi 1% dari total BAU 2020 di Provinsi
Bali.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 91
pangan dan sistem produksi pertanian produksi sebesar 10,7% pada kondisi
pada umumnya. Pertanian merupakan El Nino dan sebesar 11,4 % pada
subsektor tanaman pangan dan kondisi La Nina. Padi sawah yang
hortikultura yang paling rentan umumnya diusahakan pada lahan
terhadap perubahan pola curah hujan. basah, mengalami pengaruh
Berdasarkan laporan DNPI (2013) penurunan produksi 2,9% pada saat
sektor pertanian mengalami gangguan El Nino dan sebaliknya terjadi
langsung akibat perubahan iklim. peningkatan produksi 2,4% pada saat
Perubahan iklim mengakibatkan La Nina. Jagung mendapatkan
peningkatan curah hujan di wilayah pengaruh penurunan produksi 7,4%
tertentu dan sekaligus kekeringan di pada saat El Nino dan peningkatan
tempat yang lain (Kusnanto, 2011). produksi 3,9% pada saat La Nina. Ubi
Hal ini berdampak bagi petani yang jalar adalah tanaman yang paling
tidak lagi memprediksi musim tanam toleran terhadap perubahan iklim
secara akurat. Tanaman hortikultura karena memperoleh dampak
umumnya merupakan tanaman peningkatan produksi 2,5% pada
semusim yang relatif sensitif terhadap kondisi El Nino. Terkait dengan
cekaman (kelebihan dan kekurangan) pemahaman petani terhadap
air. Secara teknis, kerentanan perubahan iklim, hasil penelitian
tanaman hortikultura sangat Negara (2016) menunjukkan bahwa
berhubungan dengan sistem pengetahuan petani stroberi tentang
penggunaan lahan, sifat tanah, pola perubahan iklim di Desa Pancasari
tanam, teknologi pengelolaan tanah, terkategori tinggi (skor 3,81) ditinjau
air, tanaman, dan varietas. Oleh sebab dari parameter pengertian perubahan
itu, kerentanan tanaman hortikultura iklim, sumber informasi perubahan
terhadap pola curah hujan akan iklim, bentuk perubahan iklim yang
berimbas pada luas areal tanam, dirasakan, dan dampak perubahan
produktivitas dan kualitas hasil. iklim terhadap perkebunan stroberi.
Kejadian iklim ekstrim, terutama El- Terdapat hubungan positif tingkat
Nino atau La-Nina, antara lain pengetahuan petani tentang
menyebabkan: (a) kegagalan panen, perubahan iklim terhadap adaptasi
penurunan indeks pertanaman (IP) budidaya stroberi di Desa Pancasari.
yang berujung pada penurunan Hasil penelitian Peng et all.
produktivitas dan produksi, (b) (2004), setiap kenaikan suhu minimal
kerusakan sumberdaya lahan 1oC akan menurunkan hasil tanaman
pertanian, (c) peningkatan frekuensi, padi sebesar 10%. Matthews et al.
luas, dan bobot/intensitas (1997) menunjukkan bahwa kenaikan
kekeringan, (d) peningkatan suhu 1oC akan menurunkan produksi
kelembaban, dan (e) peningkatan 5-7%. Penurunan tersebut disebabkan
intensitas gangguan organisme berkurangnya pembentukan sink,
pengganggu tanaman (OPT). lebih pendeknya periode
Penelitian yang dilakukan oleh pertumbuhan, dan meningkatnya
Santoso (2016) di Maluku respirasi (Matthews dan Wassman
menunjukkan bahwa kedelai 2003). Kenaikan permukaan air laut
merupakan komoditas yang paling juga berdampak serius pada sektor
sensitif terhadap perubahan iklim pertanian. Dampak paling nyata
karena memiliki dampak penurunan adalah penciutan lahan pertanian di
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 92
pesisir pantai (Jawa, Bali, Sumatera signifikan juga diikuti oleh kondisi
Utara, Lampung, Nusa Tenggara musim kemarau yang lebih basah.
Barat, dan Kalimantan), kerusakan Kondisi tersebut menyebabkan
infrastruktur pertanian, dan terganggunya suplai air untuk
peningkatan salinitas yang merusak berbagai sector termasuk pertanian.
tanaman (Las 2007). Lebih lanjut, hasil studi Prasetia dan
Novianti (2011) juga menunjukan
Potensi kehilangan luas lahan
bahwa lahan yang sangat sesuai
sawah akibat naiknya permukaan air
secara agroklimat untuk tanaman
laut berkisar antara 113.000-146.000
padi di Provinsi Bali telah menurun
ha, lahan kering areal tanaman
sebesar 20% antara rentang waktu
pangan 16.600-32.000 ha, dan lahan
1990-1999 dan 2000-2009 (Gambar
kering areal perkebunan 7.000-9.000
2(a) 2(b) dan 2 (c)), dimana yang
ha. Menjelang tahun 2050, tanpa
dominan disebabkan oleh perubahan
upaya adaptasi perubahan iklim
curah hujan. Studi tersebut juga
secara nasional, diperkirakan
mengindikasikan bahwa pada rentang
produksi tanaman pangan strategis
waktu tahun 1970 sampai 2000 curah
akan menurun 20,30-27,10% untuk
hujan saat musim hujan berubah
padi, 13,60% untuk jagung, 12,40%
sebesar 46% dan 54% saat musim
untuk kedelai, dan 7,60% untuk tebu
kemarau. Di wilayah Tabanan selatan
dibandingkan produksi tahun 2006.
yang merupakan salah satu sentra
Potensi penurunan produksi padi
padi bagi Provinsi Bali kesesuaian
tersebut terkait dengan berkurangnya
agroklimatnya menurun dari sangat
lahan sawah di Jawa seluas 113.003-
sesuai menjadi sesuai, sedangkan di
146.473 ha, di Sumatera Utara 1.314-
wilayah Kecamatan Seririt yang
1.345 ha, dan di Sulawesi 13.672-
merupakan salah satu sentra padi
17.069 ha (Handoko et al. 2008).
untuk wilayah utara Bali kesesuaian
Beberapa kajian ilmiah yang
agroklimatnya juga menurun dari
dilakukan di Provinsi Bali dari data
sesuai menjadi sesuai marginal.
observasi lapangan menunjukan
Perubahan kesesuaian tersebut
adanya indikasi perubahan iklim di
menyebabkan meningkatnya tingkat
Provinsi Bali. Hasil studi Badan
kerentanan sektor pertanian,
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
khususnya budidaya padi, terhadap
(BMKG; 2010) menunjukan bahwa
perubahan iklim di Provinsi Bali.
pola curah hujan di Provinsi Bali telah
Penelitian lain yang dilakukan oleh As-
berubah berdasarkan data tahun 1951
syakur et al. (2017) juga
sampai 2010 (50 tahun), dimana pada
mengindikasikan bahwa anomaly
beberapa tempat di Bali awal musim
iklim seperti El Nino juga berdampak
hujan dan kemaraunya lebih maju
terhadap produktivitas pertanian di
atau mundur dibandingkan dengan
Provinsi Bali. Hasil studi mereka
kondisi normalnya. Menurut Takama
memperlihatkan bahwa kejadian El
et al. (2017) variabilitas hujan di Bali
Nino tahun 2015 mengakibatkan
memang sangat tinggi, dimana saat
penurunan curah hujan tahunan yang
curah hujan menurun secara
mencapai 30,39% dan menyebabkan
signifikan akan menyebabkan musim
sebagian besar wilayah
hujan yang kering dan sebaliknya saat
kabupaten/kota di Provinsi Bali
curah hujan meningkat secara
mengalami kekeringan pertanian
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 93
(a) (b)
(c)
Keterangan: warna hijau tua menunjukan wilayah yang sangat sesuai untuk
tanaman padi (Prasetia dan Novianti, 2011).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 94
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 95
REKOMENDASI
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 96
peranan asuransi pertanian perlu Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van der
lebih disosialisasikan lagi dalam Linden, and C.E. Hanson (Eds.).
upaya menghindari kerugian petani Cambridge University Press,
karena kegagalan panen akibat Cambridge.
perubahan iklim baik karena
Janzen, H.H. 2004. Carbon cycling: A
kekeringan maupun serangan hama
Measure of Ecosystem – A Soil Science
penyakit.
Perspective. Agric. Ecosyst. Environ.
DAFTAR PUSTAKA Jayanti, I. A. G. K., Osawa, T.,
As-syakur, A.R., Nuarsa, I.W., dan Adnyana, I. W. S., Tanaka, T., Nuarsa,
Osawa, T. (2017). Impacts of El Nino I. W., & As-syakur, A. R. (2012).
on Agricultural Drought in Bali, Multitemporal MODIS Data to
Indonesia. In Proceedings of the 19th Mapping Rice Field Distribution in Bali
Symposium on Remote Sensing for Province of Indonesia Based on the
Environment, Chiba, Japan, 16 Temporal Dynamic Characteristics of
February 2017. the Rice Plant. Earth Science
Research, 1(1).
Baettig, M.B., M. Wild, and D.M.
Imboden. 2007. A Climate Change Kusnanto, Hari. 2011. Adaptasi
Index: Where Climate Change May Be Terhadap Perubahan Iklim.
Most Prominent in The 21st Century. Yogyakarta: BPFE.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 97
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07
Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 98
https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07