Oleh:
Farid Hidayat, S.T., M.T.
Sekretaris Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
4 Best Practices
Suhu global rata-rata telah meningkat Frekuensi dan keparahan peristiwa Gletser dunia telah kehilangan
sekitar 1,1°C sejak era pra-industri dan cuaca ekstrem, seperti gelombang rata-rata sekitar 227 miliar metrik ton
diproyeksikan meningkat sebesar 1,5°C panas, kekeringan, dan banjir, es per tahun antara CMM tahun 2002
menjadi 4,5 C pada akhir abad ke-21. meningkat secara global. dan 2016,
Permukaan laut global telah meningkat Keasaman laut telah meningkat sekitar Spesies menjadi punah pada tingkat
sekitar 20 cm sejak akhir abad ke-19, dan 26% sejak era pra-industri, karena yang belum pernah terjadi
diproyeksikan naik sebesar 26 cm hingga penyerapan karbon dioksida dari sebelumnya, dan banyak ekosistem
82 cm pada akhir abad ke-21. atmosfer. diubah, mengurangi kapasitas mereka
untuk memberikan layanan vital bagi
kemanusiaan.
Sumber: IPCC
● Dalam 40 tahun terakhir, terjadi kenaikan suhu ● Permukaan air laut Indonesia cenderung ● Terjadi perubahan klimatologis di Indonesia selama
permukaan di Indonesia bagian barat dan mengalami peningkatan setiap tahunnya (62,3 mm 19 tahun ya 2001-2019. Durasi musim hujan lebih
tengah. pada tahun 2022) panjang di beberapa wilayah selatan di Indonesia.
● Pulau Sumatra bagian timur, Pulau Jawa bagian ● Rata-rata kenaikan permukan air laut Indonesia ● Hari-hari kering mengalami peningkatan selama
utara, Kalimantan dan Sulawesi bagian utara mencapai 4 mm setiap tahunnya, lebih tinggi musim hujan untuk wilayah selatan Indonesia.
mengalami trend kenaikan > 0,3°C per dekade. dibandingkan rata-rata tahunan global yaitu 3 mm
Sumber:
https://news.republika.co.id/berita/remug8485/bmkg-ungkap-kenaikan-suhu-di-indonesia-dalam-40-tahun-terakhir
https://dataindonesia.id/varia/detail/permukaan-air-laut-indonesia-cenderung-meningkat
https://www.brin.go.id/news/112114/periset-brin-paparkan-data-perubahan-iklim-10-tahun-terakhir-musim-hujan-di-indonesia-lebih-panjang
Jangka Pendek: dalam periode 2 tahun Jangka Panjang: dalam periode 10 tahun
Hasil survei
2 Bencana alam dan perubahan cuaca ekstrem 2 Kegagalan adaptasi perubahan iklim persepsi risiko
terhadap
perubahan iklim
3 Konfrontasi geoekonomi 3 Bencana alam dan perubahan cuaca ekstrem menunjukkan
bahwa mayoritas
4 Kegagalan mitigasi perubahan iklim 4 Hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan ekosistem negara-negara di
dunia mengalami
Tingkat Kegagalan dalam Mitigasi Perubahan Iklim
kegagalan dalam
5 Erosi kohesi sosial dan polarisasi sosial 5 Migrasi paksa dalam skala besar mengupayakan
mitigasi dan
adaptasi
6 Kerusakan lingkungan berskala besar 6 Krisis sumber daya alam
perubahan iklim.
Hal ini ditunjukkan
7 Kegagalan adaptasi perubahan iklim 7 Erosi kohesi sosial dan polarisasi sosial dengan dominasi
spektrum warna
pekat.
8 Perluasan kejahatan dan serangan cyber 8 Perluasan kejahatan dan serangan cyber
10 Migrasi paksa dalam skala besar 10 Kerusakan lingkungan hidup dalam skala besar
Sumber: Global Risk Perception Survey accessed on www.weforum.org at January 8’th 2024 Sumber: The Global Risks Report 2023 18th Edition. World Economic Forum. (2023)
Tahun
Sumber: Handayani (2023) dalam Bahan Paparan Urgensi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang di Indonesia
Melayani,Melayani,
Profesional, Terpercaya
Profesional, 7
Terpercaya
Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Definisi dan Konsep
Mitigasi Adaptasi
Kegiatan yang dapat mengurangi Emisi GRK, meningkatkan Tindakan menyesuaikan diri untuk mengantisipasi pengaruh buruk iklim,
serapan karbon dan/atau penyimpanan/penguatan dengan cara membangun strategi antisipasi dan memanfaatkan
cadangan karbon peluang-peluang yang menguntungkan
LTS-LCCR (Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience) - KLHK 2050
Strategi jangka panjang dengan mempertimbangkan keseimbangan antara pengurangan emisi, pertumbuhan ekonomi, ekuitas dan pembangunan berketahanan iklim.
Target: Mengurangi dampak perubahan iklim terhadap PDB nasional sebesar 3,45% pada tahun 2050
Strategi: peningkatan ketahanan pada empat kebutuhan dasar (pangan, air, energi, dan kesehatan lingkungan)
sumber penghidupan
ENDC (Enhanced Nationally Determined Contribution) 2030 ● Ketahanan
dan Lanskap
ekosistem
ENDC
Memuat komitmen target penurunan emisi GRK Indonesia dan adaptasi perubahan iklim pada 2030
Target: Membangun ketahanan nasional, kewilayahan, dan masyarakat dari berbagai risiko atas kondisi perubahan iklim atau ketahanan iklim.
(NDC Perpres 98/2021 Tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian NDC dan Pengendalian Emisi GRK dalam
Pembangunan Nasional)
RE: Solar PV, Hydro, Wind, Biomass, Biofuel, Tidal, dan Limbah.
Energi 1.030 572 87
Pengembangan EV, pemanfaatan Hidrogen, CCS/CCUS, BECCS
198 120 87 Meningkatkan pengomposan 3R, TPA + LFG, biodigester, sludge recovery,
Limbah Refuse Derived Fuel (RDF), Solid Recovered Fuel (SRF), Palm Oil Mill
Effluent (POME)
Melayani,Melayani,
Profesional, Terpercaya
Profesional, 12
Terpercaya
Dukungan Tata Ruang dan Pertanahan terhadap Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Tantangan dan Upaya Internalisasi Isu Perubahan Iklim dalam Pelaksanaan Penataan Ruang
Isu dan Tantangan: Perubahan Iklim dan Isu Lainnya
Penataan Ruang
Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1. Sinkronisasi program pembangunan dengan Indikasi Program RTR untuk menjawab 1. Insentif dan Disinsentif
1. Penyediaan RTR yang lengkap dari level makro,
isu strategis terkait PI, Ketahanan Pangan-Energi-Air, Ketahanan Bencana, dll 2. Penilaian KKPR
meso, dan mikro
2. Perwujudan rencana struktur dan pola ruang serta indikasi program RTR 3. Penilaian perwujudan RTR dan penggunaan
2. Peningkatan kualitas RTR
3. Realisasi pemenuhan dan penyediaan RTH indikator (KPI) RTR yang spesifik dan terukur
❏ Internalisasi dan pengarusutamaan isu-isu
4. Implementasi perlindungan/pemertahanan lahan sawah dan pertanian (LP2B, LBS, 4. Inventarisasi dan pemanfaatan tanah terlantar,
strategis (Perubahan iklim, Ketahanan
LSD) dan pembangunan infrastruktur pendukung HGU habis
pangan-energi-air, dst) ke dalam RTR:
5. Implementasi perlindungan situ, danau, embung, dan waduk (SDEW) 5. Pengendalian SDEW
Tujuan/Kebijakan/Strategi dan Indikasi
6. Implementasi pengembangan perkotaan: low carbon development,low impact 6. Pengendalian lahan sawah dan pangan
Program RTR
development, TOD, Green City, Smart City, Spongy City, Water Sensitive Urban 7. Law enforcement/penertiban pelanggaran
❏ KPI RTR terkait isu-isu strategis tersebut
Design, dlst. pemanfaatan ruang
❏ Integrasi KLHS dan risiko bencana
7. dst 8. dst
Ekosistem (Support System) Penataan Ruang dalam Pengurangan Dampak Perubahan Iklim dan Isu Lainnya
Data dan Informasi Partnership
Regulasi Bidang Sains, SDM Tata Kelola ❏ Kolaborasi
Penataan Ruang Teknologi, dan ❏ Spasial ❏ Pendanaan
❏ Non-spasial ❏ Partisipasi
(NSPK) Inovasi ❏ Kelembagaan masyarakat
❏ Bidang tanah
❏ Lainnya
Melayani, Profesional, Terpercaya 13
Dukungan Tata Ruang dan Pertanahan terhadap Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Kebijakan Spasial dalam Mendukung Pengurangan Dampak Perubahan Iklim
Pelaksanaan pengendalian terutama penegakan hukum dalam pemanfaatan ruang, pemberian sanksi, insentif dan
disinsentif, dan perlindungan SDEW.
Reforma Agraria
Kegiatan redistribusi tanah berkontribusi dalam mengurangi efek gas rumah kaca yang akan berkontribusi
dalam penyimpanan cadangan karbon untuk mengurangi dampak perubahan iklim (Pahlevi et. al, 2020)
Temuan Informasi: Jumlah stok karbon yang tersedia menurut hasil perhitungan dari kegiatan redistribusi tanah tahun 2017 sebesar 55.577,42 Ton. Tahun 2018
sebesar 4.087.406,22 Ton. Tahun 2019 sebanyak 6.609.980,22 Ton, dan Tahun 2020 sebanyak 3.065.909,49 Ton. Total karbon yang tercadangkan di lahan
redistribusi tanah Kalimantan Barat adalah sejumlah 13.818.873,35 Ton.
Law enforcement/penertiban
5 pelanggaran pemanfaatan ruang
Melayani,Melayani,
Profesional, Terpercaya
Profesional, 16
Terpercaya
Best Practice
Penataan Ruang Berbasis Adaptasi Perubahan Iklim terkait Bencana Hidrometeorologi