Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DI PERGURUAN TINGGI

 MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :

NIM :

Kelas/Semester : 

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

2020
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,


karena atas rahmat, dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Pendidikan
Kewarganegaraan Universitas Negeri Manado.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari


beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut membantu hingga penyusunan makalah ini selesai,
mohon maaf penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis telah membuat makalah ini dengan semaksimal mungkin, namun


dengan segala kerendahan hati diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Atas kritik dan saran, penulis ucapkan terima kasih.

Tondano, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..1

1.3 Tujuan……….……………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat


PerguruanTinggi………………………………………………...…....3
2.1.1 Landasan Hukum……………………………………………..3
2.1.2 Landasan Ideal………………………………………….……4
2.2 TujuanPendidikanKewarganegaraan…………………………………6
2.2.1 Menurut Pendapat Ahli………………...……………………..6
2.3 Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah
di Indonesia…………………………………………………………...7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..10

3.2 Saran………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang


diwajibkan dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas hingga Perguruan Tinggi. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memupuk karakter siswa untuk memiliki rasa nasionalisme, juga membentuk
karakter sosial dan karakter bangsa sejak dini.  Karakter Bangsa adalah
perilaku yang diharapkan yang dimiliki oleh warga Negara sebagai cerminan
dari Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pondasi atau modal utama


bagi  seluruh bangsa Indonesia untuk dapat mempelajari, memahami, dan
mencintai setiap aspek dari Indonesia sendiri.

Mahasiswa sebagai sebagai bagian dari Pendidikan tingkat tinggi di


Indonesia juga turut melaksanakan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, karena mahasiswa merupakan bibit untuk mempertanggung
jawabkan Indonesia kedepannya. Karena itulah diperlukan pendidikan moral
dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian
mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses
pembebenahan, pembekalan, penentuan dan akhirnya pemutusan prinsip diri.
Di masa yang akan datang diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat
mendukung kokohnya pendirian suatu Negara dan mencerdaskan kehidupan
bangsa bagi warga Negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela Negara demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang mendasari pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi


mahasiswa?
2. Apa tujuan diadakannya Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Bagaimana pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap berbagai
masalah yang terjadi di Indonesia saat ini?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui hal-hal yang mendasari pentingnya Pendidikan


Kewarganegaraan bagi Mahasiswa
2. Mengetahui apa tujuan dari pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
3. Mengetahui pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap berbagai
masalah yang terjadi di Indonesia saat ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Perguruan


Tinggi

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah media untuk meningkatkan


rasa kesadaran berbangsa dan bernegara, meningkatkan keyakinan dan
ketangguhan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dalam
pelaksanaannya, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dua hal sebagai
landasannya, yaitu Landasan Hukum dan Landasan Ideal.

2.1.1 Landasan Hukum

1. Undang-Undang Dasar 1945


2. Pembukaan UUD 1945

Pembukaan alinea kedua tentang cita-cita mengisi kemerdekaan dan alinea


keempat khusus tentang tujuan negara, yaitu keamanan dan kesejahteraan.

a. Pasal 27 (3) (II)

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.

b. Pasal 30 ayat (1) (II)

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.

c. Pasal 31 ayat (1) (IV)

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

d. Pasal 28 A-J tentang Hak Asasi Manusia.


3

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982

Undang-undang No. 20/1982 adalah tentang Ketentuan-Ketentuan


Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara 1982 No. 51, TLN 3234).

1. Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan


keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui
pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak terpisahkan
dalam sistem pendidikan nasional.
2. Pasal 19 ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti
oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
(1) Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan
dalam gerakan Pramuka.
(2) Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat
Pendidikan Tinggi.
(3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta
Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah
Pengembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi atau kelompok program studi.

3. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen


Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/2006
tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

2.1.2 Landasan Ideal

Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa


dikembangkannya Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem
filsafat menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan juga menjiwai
konsep ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya dibedakan menjadi tiga
4

hal, yaitu: Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa dan Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga hal itu dapat dibedakan,
namun tidak dapat dipisahkan.

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar pemikiran tindakan


negara dan menjadi sumber hukum positif di Indonesia. Pancasila sebagai
dasar negara pola pelaksanaannya dipancarkan dalam empat pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan dalam pasal-
pasal UUD1945 sebagai strategi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar negara.

Pembukaan UUD 1945 pokok pikiran pertama yaitu pokok pikiran


persatuan yang berfungsi sebagai dasar negara, merupakan landasan
dirumuskannya wawasan nusantara sebagai bagian dari geopolitik. Pokok
pikiran kedua yaitu pokok pikiran keadilan sosial yang berfungsi sebagai
tujuan negara merupakan tujuan wawasan nusantara sekaligus tujuan
geopolitik Indonesia. Tujuan negara dijabarkan langsung dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea keempat, yaitu tujuan berhubungan dengan segi keamanan
dan kesejahteraan dan ketertiban dunia. Geopilitik Indonesia pada dasarnya
adalah sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur


yang diyakini kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila
terkandung juga dalam konsep geopolitik Indonesia demi terwujudnya
ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia sehingga ketahanan nasional
ini disusun dan dikembangkan berdasarkan geopolitik Indonesia. Perwujudan
nilai-nilai Pancasila mencakup lima bidang kehidupan nasional yaitu bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam yang disingkat dengan
Ipoleksosbud Hankam. Ipoleksosbud Hankam menjadi dasar pemikiran
ketahanan nasional.

Dari lima bidang kehidupan nasional, bidang ideologi merupakan landasan


dasar. Ideologi itu berupa Pancasila sebagai pandangan hidup yang menjiwai
empat bidang lainnya. Dasar pemikiran ketahanan nasional di samping lima
bidang kehidupan nasional tersebut yang merupakan aspek sosial pancagatra
didukung pula adanya dasar pemikiran aspek alamiah trigatra yang merupakan
geostrategi Indonesia.
5

3. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesatuan konsep-konsep


dasar yang memberikan arah dan tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa dan
negara. Cita-cita bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dipancarkan
dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945 merupakan cita-cita untuk mengisi
kemerdekaan, yaitu: bersatu, berdaulat adil dan makmur.

2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

2.2.1 Menurut pendapat Ahli

1. Branson (1997:7)

Tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan


bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat
lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam
Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut:

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. 

2. Djahiri (1994/1995:10)

a) Secara umum.

Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian


Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan
keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

b) Secara khusus.

Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan


dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang
terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui
musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk
mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.

3. Sapriya (2001)

Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan


politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip
dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang
efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat
ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk
berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun
ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta
sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat. dalam proses
politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat.

4. Somantri (2001:279)

Warga negara yang patriotik, toleran, setia, terhadap bangsa dan


negara, beragama, demokratis. Pancasila sejati.

            Tujuan umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini


adalah, agar dapat menciptakan generasi-generasi yang memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi, cinta bangsa dan tanah air, cerdas, berkarakter,
yang dapat memajukan NKRI, dan dapat berpikir dan bertindak sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.
6

2.2 Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah di


Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya merupakan sebuah teori yang


dipelajari dari tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja,
melainkan diperlukan pengamalannya pada kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat dan berbangsa. Banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia
sedikit banyak berpengaruh terhadap pemahaman seseorang pada Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah dipelajari. Berikut beberapa masalah yang
seringkali terjadi di Indonesia :

1. Kasus Sara yang Merajalela

Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya


yang beragam. Dilingkungan tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki
rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan-perbadaan tersebut. Tapi,
dibeberapa tempat masih banyak yang tidak dapat menerima adanya
perbedaan dan melakukan diskriminasi terhadap kaum minoritas. Sebut
saja beberapa masalah yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti,
penolakan pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan
mayoritas penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme,
pertikaian antar suku, saling ejek agama dimedia sosial, dan masih
banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya dpat menyadari
persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta rasa
persatuan yang kuat.

2. Korupsi

Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu


negara yang terkenal dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang
terjadi. Korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat kelas atas didaerah
pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah kecil. Hal ini menyebabkan
kerugian negara yang amat besar yang menyengsarakan rakyat dan
menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan
sosial, kualitas pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi,
pengangguran, dan banyaknya daerah tertinggal yang tidak mendapat
fasilitas yang layak. Sebenarnya, negara kita memiliki dana yang cukup
untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena ulah para koruptor, uang
negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan penduduk. Namun,
penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita
melihat tindakan yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan
potong tangan, ataupun negara Tiongkok yang menghukum mati para
Koruptor di negaranya, di Indonesia tidak dapat diberlakukan hal yang
demikian dikarenakan adanya HAM. Namun, apakah mencuri uang rakyat
bukan merupakan pelanggaran HAM?

3. Penegakan Hukum yang Lemah

Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang


sudah-sudah, kebanyakan dari mereka yang dihukum adalah rakyat kecil.
Ini dikarenakan hukum di Indonesia yang tidak adil, yang lancip terhadap
rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat kelas atas. Hukum seringkali
disalahgunakan oleh para praktisi hukum yang dapat disuap, sehingga
rakyat kecil yang tidak mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa, dan
pasrah untuk dihukum bersalah.

4. Pengelolaan Sumber Daya yang Buruk

Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan


hingga lautan, merupakan negara yang sangat potensial dan memiliki
kekayaan yang tak terhingga. Karena itulah, banyak dari negara asing yang
melirik Indonesia, dan mulai melakukan eksploitasi terhadap alam
Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita sebagai masyarakat Indonesia,
terutama generasi muda, yang kurang menyadari bahkan cenderung
mengabaikan hal ini.

Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah


penduduk di Indonesia, seharusnya Indonesia tak perlu lagi memikirkan
masalah Sumber daya manusia lagi untuk mengelola negara. Akan tetapi,
sebagian besar perusahaan justru mempekerjakan tenaga kerja asing, yang
menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia.

Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia seperti diatas,


akhirnya menjadi masalah yang berelanjutan dan tidak kunjung usai.
Solusinya, generasi muda di Indonesia haru mengamalkan setiap
pembelajaran yang didapat dari Pendidikan Kewarganegaraan,
pengamalan terhadap sila-sila pancasila merupakan salah satu pemecahan
paling tepat terhadap masalah-masaalh diatas. Semua tergantung dari
pribadi masyarakat Indonesia sendiri. Apakah mau stuck dalam keadaan
Indonesia yang seperti sekarang, atau mau berubah ke arah yang lebih
baik.
8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Tujuan diadakannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak


lain karena ingin menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi. Hal ini jelas seperti yang disebutkan dalam landasan
Pendidikan Kewarganegaraan. Kita tentu tidak ingin masalah-masalah di
Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan ini
kembali terjadi di masa depan. Pastinya kita berharap Indonesia menjadi lebih
baik nantinya. Tidak ada lagi masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas
pendidikan yang rendah, banyaknya kasus sara, korupsi yang merajalela, dan
daerah-daerah yang semakin tertinggal dan diabaikan oleh pemerintah pusat.
Jadi, butuh partisipasi dari masyarakat khususnya mahasiswa sebagai bagian
dari pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat mengamalkan pembelajaran yang
dipelajari dari Pendidikan Kewarganegaraan.

3.2 Saran

Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih


mengefisienkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan ini. Pendidikan
Kewarganegaraan dinilai masih kurang, dengan pembelajaran yang hanya
diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran ebih
diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan, harus dapat memahami dan
mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya menjadi sebatas
teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus mendukung
setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan di negeri
ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya.

9
Daftar Pustaka
 

http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/landasan-tujuan-visi-misi-dan-
kompetensi-penyelenggaraan-pendidikan-kewarganegaraan-di-perguruan-
tinggi_550ad6e4813311490eb1e69a

http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-solusi-dari-10-
permasalahan.html

http://anisandriyani.blogspot.co.id/2015/03/makalahpendidikan-
kewarganegaraan.html

http://veraryanty.blogspot.co.id/2015/04/landasan-hukum-dan-tujuan-
pendidikan.html

http://www.gudangmateri.com/2011/05/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan.html

http://kumpulanblogmahasiswa.blogspot.co.id/2014/11/tugas-makalah-
pendidikan-kewarganegaraan.html

https://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-tujuan-
pendidikan-kewarganegaraan-pegertian/

Anda mungkin juga menyukai