Anda di halaman 1dari 4

Tugas Hukum Perlindungan Anak

Dosen:

Dr. Erny Herlin Setyorini, S.H.,M.H

Universitas 17 Agustus Surabaya

Mohammad Farosi

1311900331

Kelas R
Definisi Perlindungan Anak

Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Hak Anak adalah bagian dari
hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat,
negara, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Perlindungan anak menurut Para Ahli:

Menurut Prof. Mr. J. E. Doek dan Mr. H. MA. Drewes memberi pengertian jengdrecht (hukum
perlindungan anak muda) dalam 2 pengertian masing-masing pengertian luas dan pengertian sempit.
Dalam pengertian luas : Segala aturan hidup yang memberi perlindungan kepada mereka yang belum
dewasa dan memberi kemungkinan bagi mereka untuk berkembang. Dalam pengertian sempit : meliputi
perlindungan hukum yang terdapat dalam : - Ketentuan hukum perdata (regels van civiel recht) -
Ketentuan hukum pidana (regels van strafrecht) - Ketentuan hukum acara (procesrechtelijke regels).

Menurut Arif Gosita: Bahwa perlindungan anak merupakan upaya-upaya yang mendukung terlaksananya
hak-hak dan kewajiban. Seorang anakyang memperoleh dan mempertahankan hak untuk tumbuh dan
berkembang dalam hidup secara berimbang dan positif, berarti mendapat perlakuan secara adil dan
terhindar dari ancaman yang merugikan.

Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, mengenai kedewasaan
dijelaskan pada pasal 1 (satu) yang berisi bahwa anak adalah seseorang yang belum dewasa berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk juga anak yang masih dalam kandungan. Jadi apabila seseorang itu belum
mencapai batas usia kedewasaan tersebut, maka seseorang itu masih dibawah umur.

Menurut Undang-Undang No 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Perlindungan Hukum Terhadap Anak

Perlidungan hukum terhadap anak adalah segala usaha yang dilakunan untuk mencapai agar setiap anak
mendapatkan hak dan kewajibannya di hadapan hukum demi pertumbuhan anak secara wajar baik fisik,
mental dan sosial. Perlindungan hukum terhadap anak merupakan adanya keadilan dalam suatu
masyarakat dengan suatu perlindungan hukum terhadap anak diusahakan dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Setiap perlindungan anak membawa akibat hukum,baik dalam kaitannya
dengan hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Perlindungan hukum terhadap anak sangat bermanfaat
bagi anak dan orang tuanyan, maka dalam kerjasama perlindungan hukum terhadap anak perlu diadakan
dalam rangka mencegah ketidak keseimbangan kegiatan perlindungan anak secara keseluruhan. Abdul
Hakim Garuda Nusantara Mengatakan “Masalah perlindungan hukum bagai anak-anak merupakan suatu
sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia. Masalahnya tidak sematamata didekati secara
yuridis, tetapi perlu pendekatkan lebih luas, yaitu : sosial, budaya dan ekonomi.

Aspek Hukum Perlindunggan Anak

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dalam Bab III Hak Asasi Manusia
dan Kebebasan Dasar Manusia pada Bagian Kesepuluh mengatur mengenai hak anak. Bagian yang
mempunyai judul Hak Anak ini memberikan ketentuan pengaturan yang dituangkan ke dalam 15 (lima
belas) pasal, dimana dalam Pasal 52 Ayat (2) disebutkan bahwa hak anak adalah hak asasi manusia dan
untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjamin kesejahteraan pada setiap warga negaranya salah
satunya adalah dengan memberikan perlindungan terhadap hak anak yang merupakan salah satu dari hak
asasi manusia. Pemerintah Indonesia dalam usahanya untuk menjamin dan mewujudkan perlindungan dan
kesejahteraan anak adalah melalui pembentukan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
tersebut adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan hukum dan konsep
perlindungan bagi anak terterdiri beberapa aspek diantaranya; perlindungan terhadap hak-hak asasi dan
kebebasan anak, perlindungan anak dalam proses peradilan, perlindungan kesejahteraan anak (dalam
lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial), perlindungan anak dalam masalah penahanan
dan perampasan kemerdekaan, perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi (perbudakan,
perdagangan anak, pelacuran, pornografi, perdagangan/ penyalahgunaan obat-obatan, memperalat anak
dalam melakukan kejahatan dan sebagainya), perlindungan terhadap anak-anak jalanan, perlindungan
anak dari akibat-akibat peperangan/konflik bersenjata, perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan
perlu dilakukannya perhatian khusus terhadap Anak Bermasalah dengan Hukum (ABH) serta perlunya
penerapan dan/atau implementasi konsep dasar terhadap perlindungan hak-hak asasi anak.
Perlindungan Anak Dalam Lapangan Hukum Pidana

Anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kitab UndangUndang Hukum Pidana memberikan
pengertian anak pada batasan belum cukup umur tampak dalam Pasal 45 yang menyatakan dalam
menuntut orang yang belum cukup umur (minderjaring) karena melakukan perbuatan sebelum umur enam
belas tahun. Pada Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mendefinisikan anak adalah yang orang
belum dewasa atau belum berumur enam belas tahun. Oleh karena itu, apabila seseorang tersangkut
dalam perkara pidana hakim boleh memerintahkan supaya tersalah dikembalikan kepada orang tuanya,
walinya pemeliharaannya dengan tidak dikenakan hukuman atau memerintahkannya supaya diserahkan
kepada pemerintah dengan tidak dikenakan suatu hukuman.

Perlindungan Anak Dalam Lapangan Hukum Perdata

Anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata) menyatakan bahwa belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua
puluh satu tahun, dan tidak lebih dahulu telah kawin. Bertitik tolak dari aspek pengertian anak di atas,
ternyata hukum positif Indonesia tidak mengatur unifikasi hukum pasti dan berlaku universal untuk
menentukan kriteria batasan umur terhadap seorang anak. Oleh sebab itu, mengenai batas anak yang
masih digolongkan sebagai anak terdapat perbedaan penentuan. Dalam hal ini, Irma Setyowati Soemitro
mengambil garis batas bahwa terhadap perbedaan batasan umur yang ada di dalam hukum positif
Indonesia terdapat perbedaan, maka diambil garis batas pengertian anak berlaku untuk anak yang berusia
18 (delapan belas) tahun.

Anda mungkin juga menyukai