Artikel: Nurul Jannah Andriasari, Hanna Rizmadewi Agustina
Artikel: Nurul Jannah Andriasari, Hanna Rizmadewi Agustina
263 - 318
ARTIKEL
Abstrak. Mata merupakan organ penting dan sering kurang diperhatikan pada
saat pasien mengalami penurunan kesadaran dan menggunakan ventilator untuk
bernafas. Pencegahan terjadinya gangguan pada mata sangat penting dengan
cara melindungi mata dengan lapisan yang menutupi permukaan mata dan seca-
ra rutin memeriksa mata pada pasien-pasien di ICU. Pasien yang mendapatkan
obat-obatan sedatif kuat terjadi ketidakmampuan untuk menutup kelopak mata
dengan sempurna. Akan tetapi fenomena perawatan mata yang diabaikan (ne-
gelected eye care) ternyata masih terjadi, karena kemungkinan dampak nega-
tifnya tidak terlihat langsung pada pasien seperti halnya hemodinamik pasien
yang tidak stabil, dampaknya dapat secara langsung terlihat cepat. Dampaknya
akan terlihat setelah pasien pulih dari masa kritisnya, mulai dampak yang ringan
sampai ancaman kebutaan.
Kata kunci : Perawatan Mata, ICU
Abstract. Eyes are the essential organs organ and often less aware of when patients
experienced a decrease in consciousness. The prevention of disorders of the eyes is
very important with how to protect eyes with layers that cover the surface of the eye
and eye checks routinely on patients in the ICU. Patients who are given a strong
sedative effect the inability to close the eyelids completely. However, the
phenomenon of a neglected eye care still occur, due to the possibility of disruptive
not visible directly on patients as well as haemodynamic unstable patients, their
impact can be directly seen quickly. Its impact will look after the patients recovering
from critical period, from mild to impact the threat of blindness.
Keywords : eye care, ICU
272
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
273
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
274
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
(corneal disorder) dan 5 pasien me- secara rutin memeriksa mata pada
ngalami kombinasi ketiganya (eksu- pasien-pasien di rawat di ICU
dat, oedema, dan kekeringan). (Ramirez, 2008). Melakukan mana-
Sekitar 67,5% dari pasien-pasien jemen perawatan mata pada pasien
tersebut mengalami gangguan dari sejak hari pertama pasien dirawat di
hari pertama atau kedua dirawat di ruang intensif mampu mengurangi
ICU (I.Desalu, 2008). angka kejadian exposure keratopaty.
Seperti dalam penelitian Suresh, et
Penelitian yang dilakukan di
al., (2000) mereka mengevaluasi ke-
India menunjukan bahwa 42% pa-
efektifan dan efisiensi dari algoritma
sien di ICU mempunyai gangguan
yang mereka bangun dalam men-
pada permukaan matanya (oculer
cegah gangguan mata pada pasien
surface disorder) termasuk paparan
yag tidak sadar di ruang perawatan
pada kornea (Suresh et al., 2000).
intensif. Penelitian tersebut menun-
Serta kejadian abrasi kornea sekitar
jukan bahwa dengan penggunaan
60% dari pasien-pasien yang ada,
algoritma secara benar, prevalensi
dengan puncak insiden antara 2
kejadian gangguan pada mata me-
sampai 7 hari setelah masuk ruang
nurun sekitar 8,7% .
intensif (lenart & Garrity,2000).
Beberapa metoda dan peng-
Demikian pula penelitian yang
gunaan alogaritma dalam pena-
dilakukan Parkin & Cook (2000),
nganan perawatan mata pada pa-
bahwa 40% pasien menunjukan ke-
sien dengan kesadaran rendah an-
jadian superficial keratopati selama
tara lain metoda penutupan dengan
mereka di rawat di ICU, organisme
kassa lembab (moist chamber
yang sering bertanggung jawab atas
closer), pemberian air mata buatan
munculnya bacterial keratitis adalah
(Artificial Tear), pemberian salep
pseudomonas aerugionosa, yang
mata (lubricating ointment), penutup-
menghasilkan secara cepat dan in-
an mata hanya menggunakan ples-
feksi berat yang bisa menyebabkan
ter hingga penutupan mata meng-
perforasi kornea. Pseudomaonas
gunakan polyethylene film. Bebera-
keratitis dan kolonisasi di saluran
pa metoda perawatan mata telah
pernafasan sering terjadi bersama-
dilakukan penelitian untuk melihat
an, hal ini diyakini bahwa terjadinya
keefektifan metoda yang tepat yang
kolonisasi pada konjungtiva dihasil-
dapat digunakan dengan mengguna-
kan dari adanya penghisapan sekret
kan algoritma sebagai pedoman da-
pasien yang terintubasi di ICU.
lam menentukan metoda yang akan
Berdasarkan data di atas bahwa digunakan. Sehingga dengan ada-
pasien dengan tingkat kesadaran nya alogaritma perawatan mata ke-
yang rendah perlu mendapatkan pe- jadian keratitis dapat diturunkan
rawatan mata secara intensif. Pen- (Briggs,2002.)
cegahan terjadinya gangguan pada
Penelitian Dawson pada tahun
mata sangat penting dengan cara
2005 mengatakan bahwa memba-
melindungi mata dengan lapisan
ngun algoritma untuk mengatasi
yang menutupi permukaan mata dan
275
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
gangguan pada mata dari 31 pasien dari artificial tear (air mata), moist
terjadi 20,8 pada pasien dengan chamber (kassa lembab) dan penu-
penutupan mata yang tidak sem- tup polyethylene film, terhadap pen-
purna. Aspek penting dawson’s eye cegahan keratopati (Shan & Min,
care guidline adalah menekankan 2010).
pada penatalaksanaan dari diag-
Penelitian yang dilakukan di
nosis dari pasien yang mengalami
Brisbane Australia oleh Koroloff dan
gangguan pada matanya.
kawan-kawan pada tahun 2004 me-
Selain algoritma diperlukan juga ngatakan bahwa polyethylene co-
standarisasi dalam perawatan mata. vers sama efektifnya kombinasi la-
Standarisasi dalam perawatan mata crilube dan hypromellose untuk men-
di luar negeri telah memiliki bebe- cegah kejadain rusaknya kornea
rapa alogaritma perawatan mata di pada pasien-pasien di ruang pera-
ruang intensif, mulai dari pengkajian watan intensif. Penelitian lain dika-
mata, intervensi perawatan mata takan bahwa penggunaan penu-
hingga evaluasi hal ini untuk men- tupan mata secara lembab dengan
cegah terjadinya exposure kerato- polyethylene dapat mengurangi ang-
paty. Standar Perawatan mata di ka kejadian keratopati. Hasil tersebut
ruang intensif terutama pada pasien sama halnya dengan hasil penelitian
yang terpasang ventilator dan ber- yang menyebutkan bahwa peng-
kurangnya reflek mengedip, sejak gunaan polyethylene film merupakan
hari pertama masuk ruang intensif best practice dalam perawatan mata
pasien harus segera mendapatkan pada pasien yang dirawat di ruang
perawatan mata, dimulai dengan intensif dengan resiko tinggi terjadi
membersihkan mata menggunakan corneal injury (Alvaranga, 2012).
cairan steril atau normal saline
Alasan Penggunaan polyethy-
kemudian memasangkan poly-
lene film dalam manajemen mata
ethylene film untuk menutupi kedua
selain untuk mengurangi dari ter-
mata, dan di ganti setiap delapan
paparnya bacterial keratitis, juga di-
jam atau jika perlu, jika mata terlihat
tinjau dari perbandingan biaya dan
kering dapat diberikan lubrikasi
efektifitas dua metoda dalam pera-
setiap 2-4 jam (Hua, 2008).
watan mata penggunaan ocular lu-
Penggunaan polyethylene bricant (Lacrilube) dan Polyacry-
film sebagai pilihan penutup mata lamide hydrogel dressing (Geliperm)
telah banyak diteliti seperti penelitian bahwa geliprem sama efektifnya de-
yang dilakukan oleh shan Hua dkk ngan lacrulube, hanya dari sisi biaya
pada tahun 2008, menunjukan geliprem lebih mahal dari lacrilube
bahwa penggunaan penutup poly- (Ezra et al., 2009). Sedangkan
ethylene lebih efektif dan membuat penggunaan poly-ethylene film
waktu untuk terpaparnya kerusakan selain efektif dan mu-rah mampu
kornea lebih lama pada pasien yang mengurangi biaya perawatan mata
dirawat diruang intensif. Penelitian hingga 1000 dollar pertahun.
ini bertujuan untuk melihat efektivitas
276
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
277
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
278
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
Gipson IK. (2007). The ocular sur- epithelial breakdown in the semi-
face: The challengeto enable and conscious intensive care patient.
protect vision: The Friedenwald Intensive Care Med ; 6:1122–
lecture. Invest Ophthalmol Vis 1126.
Sci; 48:4391–4398 Lenart & Garrity,(2000). Eye care for
Hilton E. (1983). Nosocomial bac- patients receiving neuromuscular
terial eye infectionsin intensive blocking agents or propofol
care units. Lancet 13:1318– during mechanical ventilation.
1320 Am J Crit Care ,9:188–191
Hua,S.,& Du,M. (2010). Prevention Lightman,S.2005. Eye care protocol
of exposure keratopathy in for patients in icu
intensive care Unit.Int J Oph- Linda.D.urden & Kathleen,M,Stacy.
thalmol ; 3(4): 346–348. (2010). Critical care nursing:
Hudak & Gallo. (2010). Keperawatan Diagnosis and Manajemen.
Kritis: Pendekatan holistik,edisi Mosby an imprint of Elsevier.Inc.
8, EGC: Jakarta ISBN: 978-0-323-05740-6
Ignativicium, D. D., & Workman, L. Linda Hart,Anna Chu. (2003). Eye
M. (2006). Medical Surgical Care Practice:Eye Care on an
Nursing : Critical Thingking For Adult Intensive Care Unit
Collaborative Care (5 ed. Vol. 2): Evidence Based, Foundation of
Elsevier Sauders. Nursing Studies Dissemination
Ilyas HS, Yulianti SR. (2012). Ilmu Series Supplement 1
Penyakit Mata Edisi ke 4. Marshall, A.P., Elliott, R., Rolls, K.,
Jakarta: FKUI, Schacht, S., & Boyle, M. (2008).
Imanaka H, Taenaka N, Nakamura Eyecare in the critically ill:
J, et al. (1997). Ocular surface Clinical practice guideline.
disorders in the critically ill Australian Critical Care, 21, 97-
Anesth Analg; 85:343–346 109.
Joyce, N. (2002). Eye care for Mercieca F, Suresh P, Morton A, et
intensive care patients: a Sys- al.(1999). Ocularsurface disease
tematic Review No. 21. Adelaide: in intensive care unit patients.
The Joanna Briggs Institute for Eye; 13:231–236
Evidence Based Nursing and McHugh J, Alexander P, Kalhoro A,
Midwifery. et al. (2007). Screening for
Johnson, J.L., Sagraves, S.G., Field ocular surface disease in
C.J., Block E.F.J., & Cheatham, theintensive care unit. Eye Aug
M.L. (2000). Anunusual case of 24 Sit M, Weisbrod DJ, Naor J,
corneal perforation secondary to et al: Cornealgraft outcome
pseudomonas keratitis compli- study. Cornea 2001; 20:129–133
cating a patient’s surgical / Ti SE, Scott JA, Janardhanan P, et
trauma intensive care unit al (2007). Therapeutic kerato-
stay.American Surgeon, 66 (10), plasty for advanced suppurative
972-974. keratitis. Am J Ophthalmol ;
Koroloff N, Boots R, Lipman J, et al. 143:755–762
(2004) A randomized controlled Parkin B, Cook S: A clear view.
study of the efficacy of hypro- (2000). The wayforward for eye
mellose and Lacri-lube com- care on ICU. Intensive CareMed
bination versus polyethylene / ; 2:155–156
Cling wrap to prevent corneal
279
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 6, Nopember 2013, hal. 263 - 318
280