Anda di halaman 1dari 5

Seorang perempuan berusia 35 tahun, tampak tertawa sendiri dan melamun, saat ini

mendapatkan obat Clorpromazin 3 x 100 mg. Setelah pemberian obat pasien mengalami kaku
kuduk dan jalan seperti robot.
32. Seorang laiki-laki berusia 38 tahundirawat di RS Jiwa karena mengamuk. Di RS jiwa
diberikan therapi (CPZ) 50 mg2 kali sehari. Setelah pengobatan yang dilakukan selama 3
hari, pasien mengeluh mulutnya terasa kering dan sering susah buang air besar.

Tantangan Berpikir Kritis

1. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja obat pada kasus di atas !


Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik jenis phenothiazine. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat reseptor dopamine D2 yang ada di otak, sehingga dapat
meredakan gejala psikosisObat ini akan membantu penderita skizofrenia untuk bisa
berpikir lebih jernih, lebih tenang, dan mengurangi halusinasi, sehingga penderita bisa
melakukan aktivitas sehari-hari.
Ada beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan chlorpromazine,
di antaranya:Gejala sindrom ekstrapiramidal, seperti tremor, kaku pada leher, ekspresi
wajah seperti topeng, atau gangguan koordinasi
Efek samping chlorpromazine yang tidak begitu serius mungkin termasuk:
Pusing , mengantuk, kecemasan, masalah tidur (insomnia);
Payudara bengkak atau keluar cairan
Perubahan di periode menstruasi;
Berat badan bertambah bengkak di tangan atau kaki;
Mulut kering atau hidung tersumbat, penglihatan kabur;
Sembelit; atau
Impotensi kesulitan mengalami orgasme.

2. Jelaskan indikasi, kontra indikasi dan efek samping pemberian obat pada kasus diatas!

Kontraindikasi chlorpromazine adalah pada orang yang memiliki riwayat


hipersensitivitas terhadap fenotiazin. Penggunaan pada pasien lanjut usia harus
berhati-hati dan diperlukan penyesuaian dosis hingga ½ atau 1/3 dosis dewasa.
Indikasi chlorpromazine adalah untuk psikosis, gangguan perilaku, mual-muntah,
migraine, dan intractable hiccup. Psikosis yang dapat ditatalaksana dengan
chlorpromazine adalah skizofrenia dan depresi.
Psikosis
Sebagai antipsikosis, chlorpromazine mampu memperbaiki gejala psikosis global dan
mengurangi risiko relaps.

Penggunaan chlorpromazine, umumnya memberikan efek samping berupa rasa


mengantuk, dan sedasi. Interaksi chlorpromazine adalah dengan berbagai obat seperti 
cisapride dan disopyramide.

Efek Samping Beberapa efek samping chlorpromazine dapat timbul dengan intensitas
yang lebih berat pada pasien dengan komorbiditas tertentu. Misalnya, pasien dengan
insufisiensi mitral mungkin mengalami efek samping hipotensi lebih berat

3. Jelaskan peran perawat dalam pemberian obat pada kasus diatas!


Peran Perawat

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat obatan yang aman. Untuk itu,
perawat harus mempunyai pemahaman dan pengetahuan tentang farmakologi.
Mendukung keefektivitasan obat, melakukan observasi untuk mengevaluasi efek obat.
Mengobservasi efek samping dan alergi obat.
Mengambil tindakan segera bila terjadi efek samping/keracunan.
Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat; Menyimpan obat yang salah bisa
merusak struktur kimia maupun efek obat.
Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
Menjelaskan tanda dan gejala efek samping obat ketika klien memakai/meminum obat
dirumah.

4. Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan pada kasus
di atas !

Indikasi terapi obat


BENAR PASIEN
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien dan meminta
Klien menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus
Diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung
Kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal,
respon
Non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk.

OBAT YANG BENAR


Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang
Kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu
hubungi
Apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat.

BENAR DOSIS
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker, sebelum dilanjutkan
ke
pasien.Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan
mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa
oleh perawat lain. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi.

RUTE YANG BENAR


Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
dapat
diberikan melalui oral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

BENAR WAKTU
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis
obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d (dua kali sehari),
t.i.d
(tiga kali sehari), q.i.d (empat kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar
obat dalam
plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½) yang panjang,
maka
obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan
beberapa kali
sehari pada selang waktu yang tertentu.

BENAR DOKUMENTASI
Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan merupakan media
komunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan pasien.

BENAR PENDIDIKAN KES BENAR PERIHAL MEDIKASI EDIKASI EDIKASI


KLIEN
Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat yang akan diberikan
sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat mempunyai
tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan
masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara
umum,
penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh,
hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang
merugikan dari
obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan
yang
diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit

5. Buat Intervensi keperawatan sesuai kasus diatas!


Intervensi Keperawatan
a. Anjurkan klien tidak makan makanan berlemak sebelum minum obat tablet enteric
coated karena akan menurunkan kecepatan absorbsi
b. Periksa literature obat untuk presentase pengikatan dengan protein.
c. Laporkan kepada perawat atau dokter jaga bila obat dengan waktu paruh yang
panjang (lebih dari 24 jam) diberikan lebih dari satu kali dalam sehari.
d. Pantau batas terapetik obat-obat yang bersifat lebih toksik atau yang mempunyai
batas terapetik sempit seperti digoksin.

6. Buat SP tindakan keperawatan pada kasus di atas baik untuk pasien maupun keluarga?
Sp 1
mengajarkan klien dengan cara mengontrol
halusinasi dan mengamuk dengan cara menghardik

Sp 2
mengajarkan klien dengan cara mengontrol
halusinasi dengan meminum obat secara
teratur

Sp 3
yaitu mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap

Sp 4
yaitu mengajarkan klien dengan cara mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan aktifitas
kegiatan.

Pada kasus ini akan


menerapkan Sp 2 pemberian obat secara
teratur pada klien halusinasi
Salah satunya strategi pelaksanaan 2
dengan pemberian obat. Hasil yang sudah
dilakukan dalam upaya penurunan
kekambuhan pada klien halusinasi
menggunakan Clorpromazin hasil didapatkan
setelah dilakukan pengkajian dan
penegakan diagnosa, langkah selanjutnya
adalah menyusun rencana atau intervensi
keperawatan yaitu menggunakan obat
secara teratur dan menjelaskan tentang
guna obat, akibat bila putus obat, cara
mendapatkan obat atau berobat, dan cara
menggunakan obat dengan 5 benar. Setelah
dilakukan tindakan klien mampu
mempraktikan cara minum obat dengan
benar dan mampu menyebutkan 5 benar
obat (benar obat, benar pasien, benar cara,
benar waktu dan benar dosis).
Setelah dilakukan Sp1 pada klien maka
akan dilakukan Sp selanjutnya. Sp 2
perawat mengevaluasi kegiatan
sebelumnya kemudian perawat dapat
membantu klien mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien, memberikan
pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai