Anda di halaman 1dari 2

PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS

GAS

Nama : Nia Puspita Dewi


NPM : 1817011067
Kelas :A

Tujuan Percobaan :
1. Menentukan BM senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas.
2. Melatih penggunaan persamaan gas ideal.

Berdasarkan percobaan penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran massa jenis gas
merupakan salah satu alternatif dari metode penentuan massa jenis gas dengan alat Viktor Meyer.
Hal ini dengan memanfaatkan masa jenis suatu gas, persamaan gas ideal dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul senaywa volatil. Berikut ini persamaan gas ideal yang dapat
digunakan :

PV = nRT atau V = (m/V) RT


Persamaan tersebut kemudian dapat dirubah dan akan diperoleh :
P(BM) = (m/V) RT atau P(BM) = pRT
Dimana :
BM = Berat molekul ; V = Volume gas ; R = Konstanta gas ideal ; P = Tekanan gas ; T =
Temperatur ; p = Massa Jenis.

Cairan volatil adalah senyawa kovalen dengan titik didihnya rendah, sehingga pada suhu kamar
sudah cukup banyak yang menguap. Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil dari
100° C ditempatkan dalam erlenmeyer tertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian
tutupnya, kemudian labu erlenmeyer dipanaskan sampai 100° C, maka cairan tadi akan menguap
dan mendorong udara yang ada pada labu erlenmeyer tersebut keluar melalui lubang kecil tadi.
Setelah semua udara keluar akhirnya uap itu sendiri yang akan keluar, sampai uap itu akan
berhenti keluar ketika sama dengan tekanan udara luar. Pada kondisi kesetimbangan, labu
erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfir, volumenya
sama dengan labu erlenmeyer dan suhu sama dengan titik didih air dalam penangas air (kira-kira
100° C).

Suatu gas selalu dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan suhu lingkungan. Molekul-molekul gas
selalu bertumbukan sehingga menyebabkan adanya tekanan. Gas ideal adalah gas yang
mengikuti secara sempurna hukum-hukum gas, sedangkan gas nyata adalah gas yang hanya
mengikuti hukum-hukum gas pada tekanan rendah. Gas ideal juga merupakan gas teoritis yang
terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Hal ini
dikarenakan gas yang terdiri atas molekul yang bergerak menurut jalannya yang lurus ke segala
arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukkan
dengan molekul-molekul lainnya atau dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding
bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan. Karena molekul gas selalu bergerak ke segala
arah, maka gas yang satu mudah bercampur dengan gas yang lain (diffusi), asal keduanya tidak
bereaksi. Misal: N2 dan O2, CO2 dan H2 dan sebagainya. Sifat gas sejati hanya dapat dinyatakan
dengan persamaan yang lebih kompleks pada tekanan yang tinggi dan temperatur yang rendah.
Rumus molekul merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Hal ini menyatakan
jumlah atom yang sesungguhnya yang bergabung dengan ikatan kimia untuk membentuk
molekul. Rumus molekul dapat ditentukan jika massa molekul dan rumus empiris suatu senyawa
diketahui. Rumus molekul tidak hanya menentukan jumlah relatif atom dari setiap elemen tetapi
juga jumlah sebenarnya atom unsur dalam satu molekul senya1a (Brensick, 2002). Berbeda
dengan gas ideal, pada gas nyata apabila semua gas berada pada suhu tinggi, pada tekanan yang
relative rendah maka gas tersebut dikatakan berada dalam kondisi ideal. Hal inilah yang
membuat hukum gas yang dipakai merupakan gabungan dari beberapa hukum gas dan berlaku
untuk semua macam gas (Brady,1999).

Besarnya nilai BM dalam hasil perhitungan sebenarnya kurang tepat atau dapat dikatakan
mendekati bahkan terkadang sangat berbeda dengan berat molekul seharusnya. Hal ini dapat
dipengaruhi beberapa faktor kesalahan seperti kurang teliti dan lain-lain. Seperti pada saat
menimbang erlemeyer kosong,erlemeyer tersebut berisi penuh udara. Setelah dilakukan
pemanasan dan pendinginan, uap cairan volatil tidak seluruhnya berubah menjadi cairan kembali
sehingga volume udara yang masuk ke dalam erlemeyer berkurang. Hal ini akan membuat massa
erlemeyer pada proses ini lebih ringan dibandingkan massa erlemeyer kosong, sehingga massa
cairan volatile (X), harus ditambah dengan massa udara yang tidak dapat masuk kembali
kedalam erlenmeyer. Massa udara tersebut dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa
tekanan parsial udara yang tidak dapat masuk sama.dengan besarnya tekanan uap cairan pada
suhu kamar. Besarnya nilai ini dapat diketahui dengan melihat tabel yang ada dalam literatur.
Oleh karena itu, faktor koreksi perlu ditambahkan agar berat molekul yang diperoleh menjadi
lebih tepat (TIM Penyusun FMIPA , 2014).

Anda mungkin juga menyukai