Askep CA HEPAR
Askep CA HEPAR
(karsinoma hepatoseluler)
Posted by ctrumi on Februari 23, 2012 in Uncategorized
1. Pengertian
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar
yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar.
( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis
kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul
: 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol
dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut
akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi
normal sel hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan
membentuk tumor (Anonim, 2004).
2. Etiologi
Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B kronis
yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran
aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan. (Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama
didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.
Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C
mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh tahun. Dari
sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita kanker hati,
dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
3. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa secara
langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi
aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel
parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling toksik melalui penggantian
glikogen dengan lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau
kematian sel. Keadaan ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan
jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau
toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi
kanker hati.
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari Carcinoma Hepatoseluler berupa tanda dan gejala yang
meliputi : Kulit menjadi berwarna kuning, Deman, Menggigil, Merasa lelah yang luar biasa,
Nausea, Nyeri pada perut, Kehilangan nafsu makan, Berat badan yang turun drastis, Nyeri
pada punggung dan bahu, Urin yang berwarna gelap, Terjadi pendarahan di bagian dalam
tubuh.
5. Penatalaksanaan
A. Non Bedah .
Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan
kelemahan.
2. Kemoterapi
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan reseksi
tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan dua metode yang
digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan
metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam hati melalui
arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian
obat dengan cara infus yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat
dilaksanakan sendiri dirumah.
Tujuan :
Membantu pasien dan kulurganya untuk mengatasi gejala yang dapat terjadi serta
prognosis penyakit tersebut
Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan rasa nyeri
serta pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat terjadi.
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh tumor
hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap beresiko. Dengan
bantuan fluroskopi, sebuah kateter dimasukan melalui dinding abdomen dengan melewati
lokasi obstruksi kedalam deudenum. Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman,
dan kualitas hidup hidup serta kelangsungan hidupnya meningkat. Selama beberapa hari
setelah dipasang kateter tersebut dibuka untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang
mengalir keluar di observasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah , warna dan adanya darah
serta debris.
B. Penatalaksanaan Pembedahan
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempet atau
jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapt di batasi. Dengan
kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telahg dapat diangkat dengan
berhasil. Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.
6. Pengkajian
A. Identitas
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya pada kerusakan atau gangguan hati
menurut doengoes, 1999 adalah :
Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker hati adalah:
1. Tanda – tanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi brakikardial, suhu meningkat,
pernafasan meningkat.
2. Mata : Skera ikterik
3. Mulut : Mukosa kering, bibir pucat.
4. Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, pembesaran hati,
asites, permukaan teraba ireguler.
5. Kulit :Gatal – gatal ( pruritus )
6. Ekstremitas : Mengalami kelemahan, peningkatan edema.
E. Pemeriksaan penunjang
HASIL :
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT, SGPT,
LDH, CPK, Alkali Fostatase.
2. Pemeriksaan radiologi
7. Diagnosa keperawatan
1. Toleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, letargi danmalaise (tidak enak
badan).
1. Perubahan nutrisi berhubungan dengan distensi abdomen, perasaan tidak enak pada
perut serta anoreksia
Diagnosa : I
Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
INTERVENSI
1. Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derajat kelelahan, letargi dan malaise.
2. Bantu dalam pelaksanaan aktivitas dan kebersihan diri bila pasien masih merasa lelah
3. Anjurkan pasien istirahat bila pasien merasa lelah atau bila terdapat keluhan nyeri
atau rasa tidak enak pada perut.
4. Bantu memilih latihan dan aktivitas yang diinginkan.
RASIONAL
Diagnosa : II.
INTERVENSI
1. Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diare, pengukuran berat
badan setiap hari, pemeriksaan laboratorium dan antropometrik.
2. Berikan diet tinggi karbohidrat dengan asupan protein yang konsisten dengan fungsi
hati.
3. Bantu pasien dalam mengenali jenis – jenis makanan rendah natrium.
4. Tinggikan bagian kepala tempat tidur selama pasien makan.
5. Pelihara higine oral sebelum makan dan memberikan suasana yang menyenangkan
pada waktu makan.
RASIONAL
Diagnosa : III
Tujuan :
Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai
indikasi nyeri.
Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada
AKS
INTERVENSI :
1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas (0-10) dan
tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan
dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3. Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai
RASIONAL :
Daftar Pustaka
Gips,CH & CH Wilson 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu. Jakarta:
Gramedia.
Ghofar,Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta: Flamingo.