Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang pengertian Sub-CPMK 3. Mahasiswa mampu memahami
Strategi Inovasi, New Product Development, dan menjelaskan peran Segmentation,
Strategi Pricing Targeting dan Positioning (STP) sebagai
Marketing Capability (CPMK 2) • Strategi
Inovasi, New Product Development, Strategi
Pricing
Dalam NewDevelopment Product, pertama harus ada sesuatu untuk dijual produk, jasa atau ide
dan “sesuatu” ini harus dikembangkan. Proses pengembangan produk baru harus dimulai dengan
seleksi strategi produk baru secara jelas. Strategi ini kemudian dapat berfungsi sebagai pedoman
berguna dalam meneliti selangkah demi selangkah proses pengembangan dari setiap produk
baru. Definisi & Teori Produk Sebelum mengetahui pengertian tentang pengembangan produk
Pengertian produk itu sendiri, ditinjau dari sudut pandang pemasaran, yang dikemukakan
oleh Kotler dan Armstrong Badan USaha Inovasi Produk Baru Pasar Rp 4 (1997;274) dalam
bukunya Dasar-Dasar Pemasaran yang disadur oleh Sindoro sebagai berikut: “Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dipergunakan, atau di konsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Seperti
definisi produk di atas, produk yang baik adalah produk yang dapat diterima untuk dikonsumsi
guna memenuhi kebutuhan konsumen tetapi biasanya ada saat tertentu dimana konsumen akan
merasa jenuh dengan produk yang sudah ada dan akibatnya hasil penjualan dari produk tersebut
akan mengalami penurunan. Keberadaan pesaing yang dapat menjadi salah satu penyebab
penurunan hasil penjualan, untuk itu perusahaan dituntut untuk kreatif dalam menghadapi situasi
seperti di atas. Salah satu cara adalah dengan mengembangkan produk menjadi produk yang
baru. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil designer dalam upaya memenuhi
konsumen, tidak seluruhnya dapat memuaskan atau memenuhi sesuai dengan keinginan
konsumen. Hal ini disebabkan, salah satu diantaranya yaitu kesulitan designer dalam
demikian, secara umum seharusnya produk yang berada di pasar dapat memberikan manfaat
yang besar bagi pemakainya. Tetapi kenyataannya banyak produk yang beredar di pasar tidak
disukai oleh konsumen, karena konsumen merasa tidak menyukainya atau membutuhkannya
akan produk tersebut. Seluruh aktivitas yang terjadi di alam semesta ini, seluruhnya selalu
berhubungan dengan kepentingan manusia. Manusia selalu dijadikan objek dalam
pengembangan design produk. Produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat memuaskan dan
memenuhi kebutuhan manusia. Tetapi banyak produk yang dijual dan beredar di pasar dinilai 5
tidak ergonomis, dan manusia sebagai pengguna tidak menyadari akan hal tersebut karena tidak
ada pilihan lain. Dengan demikian akan menguatkan hipotesis bahwa produk yang dirancang
tidak menggunakan konsep ergonomis, tidak akan memberikan manfaat yang besar bagi
pemakainya sehingga tidak akan diminati dan dibeli oleh manusia sebagai konsumen, dimana
produk tersebut tidak akan memberikan nilai jual yang tinggi dan tidak memiliki keunggulan
bersaing.
Sedikit produk yang dirancang secara ergonomis, atau pemasaran produknya dengan
menjual citra (image) ergonomis, bahkan masih sedikit pihak yang berkepentingan (baik
design produk. Hal ini disebabkan belum adanya proses sosialisasi konsep ergonomi secara
terpadu dan berkesinambungan ke masyarakat luas, dimana konsep ergonomi masih dipandang
sebagai konsep yang tidak ada gunanya dan membuang-buang biaya, atau setidaknya masih
memberikan kesan akan membuat harga produk menjadi mahal sehingga sulit laku dan bersaing
di pasaran. Anggapan dan kesan ini menjadi ganjalan dan perlu dikikis secara bertahap dan
perlunya sosialisasi aplikasi konsep ergonomi dalam pengembangan design produk tidak akan
membuat harga produk menjadi mahal, bahkan akan memberikan nilai tambah terhadap fungsi
produk tersebut sehingga sedemikian rupa aplikasi konsep ergonomi tersebut akan memberikan
nilai jual produk yang tinggi (superior customer value) dan keunggulan bersaing
(competitiveadvantage).
tertentu yang dapat menekan resiko sekecil mungkin, hal ini disebabkan karena kegiatan
pengembangan produk itu membutuhkan dana yang relatif besar. Adapun tahapan-tahapan yang
dimaksud terdiri dari delapan tahapan menurut Kotler (1997;277-295) dalam bukunya
Manajemen Pemasaran Analisis, 6 Perencanaan, Implementasi dan Kontrol yang disadur oleh
8. Komersialisasi (Commercialization).
Prinsip Pemasaran yang disadur oleh Yohanes Lamarto ada enam tahap, yaitu : a. Mewujudkan
Gagasan Produk Baru b. Menyaring dan Menilai Gagasan untuk Menentukan Mana yang
Komersialisasi
mengalami siklus kehidupan pada waktu produk itu ada dipasaran sampai produk itu hilang dari
dalam bukunya Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol dalam
produk baru yang baru saja diperkenalkan di masyarakat konsumen. Biaya sangat tinggi
2. Tahap pertumbuhan (Growth), pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga
karena produk baru sudah bisa diterima oleh sebagian pembeli potensial. Jumlah
keuntungan mantap, stabil menurun yang disebabkan oleh meningkatnya biaya
4. Tahap penurunan (Decline), dalam periode ini penjualan menurun dengan tajam diikuti
Produk Product Life Time Cycle Volume Penjualan Laba Laba produk baru dibutuhkan
Perusahaan harus selalu berusaha untuk mengembangkan produknya sesuai dengan selera dan
keinginan konsumen sehingga dapat terus bersaing dengan perusahaan lain. Pengembangan
produk tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat selalu memenuhi selera pasar sehingga
konsumen dapat terus tertarik pada produk tersebut. Hal ini akan menguntungkan perusahaan
dalam meningkatkan hasil penjualan karena tingkat penjualan merupakan suatu tolak ukur
perusahaan karena memerlukan biaya yang tinggi serta kemungkinan produk baru tersebut gagal
dalam pemasaran. Dengan demikian usaha pengembangan produk yang berhasil akan
memberikan imbalan yang seimbang dengan resiko yang ditanggung oleh perusahaan, untuk itu
beberapa sebab yang bisa mengakibatkan makin sulitnya keberhasilan pengembangan produk
5. Kurangnya modal.
Manajemen perlu menyeleksi strategi keseluruhan produk baru yang efektif untuk membimbing
peranan strategi produk baru di dalam usaha mencapai tujuan pemasaran dan perusahaan.
Misalnya, sebuah produk baru dapat dirancang untuk mempertahankan posisi pangsa pasar, atau
untuk menjaga posisi perusahaan sebagai innovator produk. Di dalam situasi lain, peranan
produk dapat membantu perusahaan mengembalikan modal investasi atau merintis posisi dalam
pasar yang baru. Peranan produk baru yang sudah ditentukan juga mempengaruhi tipe produk
4. Memperkenalkan produk yang benar-benar baru tidak hanya modifikasi dari produk yang
sudah ada.
Hanya selama beberapa tahun terakhir ini saja perusahaan-perusahaan menyadari bahwa strategi
produk baru perlu dipisahkan dalam proses pengembangan. Sejak itu, efisiensi proses
pengembangan telah meningkat dengan pesat sekali. Sebuah survey yang dilakukan oleh Booz,
Allen & Hamilton melaporkan bahwa di tahun 1968 diperlukan gagasan produk baru untuk satu
produk baru yang diproduksi. Di tahun 1981, hanya diperlukan 7 gagasan produk baru untuk
Proses pengembangan
Dengan bimbingan strategi produk baru perusahaan, pengembangan sebuah produk baru berjalan
melalui enam langkah. Dalam setiap langkah, manajemen harus menentukan apakah melanjutkan
Pengembangan Lanjutkan ? Selesai Uji Pasar (Produksi Terbatas) Pasar (Produksi Penuh) ya 4 5
Dua langkah pertama – mewujudkan gagasan produk baru dan menilainya berpusat pada strategi
produk baru secara keseluruhan. Strategi ini menyediakan (1) fokus untuk mewujudkan gagasan
produk baru dan (2) kriteria untuk menyaring dan menilai gagasan-gagasan ini.
1. Mewujudkan gagasan produk baru. Pengembangan produk baru dimulai dengan suatu
gagasan/ide. Sumber gagasan tidak begitu penting. Yang penting adalah system
2. Menyaring dan menilai gagasan-gagasan untuk menentukan mana yang berharga untuk
dikembangakan.
3. Analisis bisinis. Gagasan produk baru yang bisa mencapai tingkat ini dikembangkan
menjadi sebuah usulan bisnis yang kongkrit. Manajemen (a) mengidentifikasikan ciri-ciri
laba, (c) menyusun sebuah program untuk mengembangkan produk, dan (d) menetapkan
tanggung jawab untuk studi lebih lanjut kemungkinan pelaksanaan produk. Ketiga
langkah diatas dinamakan tahap “pengujian konsep”. Tahap ini merupakan pra-uji dari
produk kongkrit. Sejumlah kecil produk atau model panduan (pilot model) produk dibuat
sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji laboratorium dan
produk.
5. Uji pemasaran (marketing test). Uji pasar, uji pakai dan pelbagai uji coba komersial
lainnya dilaksanakan dalam daerah geaografis terbatas. Kegiatan ini dilakukan untuk
langkah ini, design dan variable produksi bisa disesuaikan menurut hasil uji pemasaran.
Pada titik ini menajemen harus membuat keputusan akhir, memasarkan produk secara
6. Komersialisasi. Program pemasaran dan produksi dalam sekala penuh direncanakan dan
mengendalikan produk secara penuh. Sekali produk “dilahirkan” dan mulai memasuki
daur hidupnya, lingkungan luar yang penuh persaingan mulai menentukan nasibnya.
Dalam evolusi enam langkah ini, tiga langkah pertama – yaitu tahap gagasan atau konsep
– merupakan tahap yang kritis. Bukan saja biayanya tidak sedikit – setiap langkah
menjadi makin mahal baik dalam ongkos maupun dalam kelangkaan sumberdaya
manusia. Lebih penting lagi, banyak produk gagal karena gagasannya atau waktunya
salah. Ketiga langkah pertama diatas dirancang untuk mengidentifikasi situasi seperti itu.
teknik kuantitatif lainnya untuk didayagunakan dalam pengembangan produk baru dan
dalam menilai produk yang teah dipasarkan. Sebagai ilustrasi, PERT (Program
Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method = Metode Jalur
Krisis) merupakan dua alat kuantitatif yang sering didayagunakan dalam proses
pengembangan.
Produk Baru Kapan sebaiknya produk baru ditambahkan pada produk-produk perusahaan yang
sudah ada? Berikut disebutkan 8 pedoman bagi perusahaan untuk menjawab pertanyaan diatas.
1. Harus ada permintaan pasar yang cukup. Pedoman ini merupakan pedoman yang paling
penting. Terlalu sering manajemen mulai dengan pertanyaan seperti “ Apakah kita dapat
mendayagunakan gugus wiraniaga yang ada sekarang?” atau “Apakah produk baru akan
sesuai dengan system produksi kita?” Padahal pertanyaan dasar adalah, “Apakah cukup
jumlah orang yang benar-benar menginginkan produk kita?” Manajemen harus berusaha
mengakibatkan polusi berat terhadap udara dan air (seperti halnya pabrik kertas dan
DDT dan beberapa diterjen)? Apakah produk memiliki potensi di siklus-ulang (recycling
potensial)?
3. Produk harus sesuai dengan struktur pemasaran perusahaan yang sedang berjalan.
produksinya, sedangkan pabrik cat Glotex pasti akan mengalami kesulitan menambahkan
produk baru margarine ke dalam rangkaian produksinya. Pertanyaan yang lebih khusus
dapat dipertanyakan : Apakah gugus wiraniaga yang ada sekarang bisa didayagunakan?
4. Gagasan produk baru bisa lebih diterima oleh manajemen jika produknya cocok dengan
5. Produk harus cocok dari sudut pandang keuangan. Paling sedikit tiga pertanyaan yang
perlu dipertanyakan : Apakah keuangan cukup tersedia? Apakah produk baru akan
nilai laba cukup? Harus tidak ada persoalan hukum. Hak paten harus didaftarkan, etiket
dan kemasan harus sesuai dengan peraturan yang ada dan seterusnya.
6. Manajemen dalam perusahaan harus memiliki waktu dan kemampuan mengelola produk
baru. Produk harus sesuai dengan citra dan tujuan perusahaan. Perusahaan yang
menekankan pada produk berharga murah dan volume penjualan yang tinggi biasanya
tidak perlu memasukkan produk baru yang berkaitan dengan prestise atau status. Kriteria
Pialang Pada waktu para pengecer atau grosir mempertimbangkan menjual produk baru
atau tidak, mereka akan menggunakan kriteria di atas kecuali nomor 4 (empat) dan 8
(delapan) yang berkaitan dengan produksi. Sebagai tambahan, para pialang harus
mempertimbangkan :
1. Hubungan dengan pabrikasi : reputasi pabrikan, kemungkinan memperoleh hak tunggal
penjualan di daerah tertentu, tipe bantuan promosi yang bisa diberikan oleh pabrikan, dan
lain sebagainya.
2. Kebijakan dan praktek dalam toko : Tipe usaha penjualan apa yang dibutuhkan untuk
produk baru? Apakah produk baru sesuai dengan kebijakan took terutama yang
barang.
Agar program-program produk baru dapat berhasil, manajemen puncak harus mendukung secara
terus menerus dan mau bertanggungjawab atas programprogram ini. Rasa terikat kepada
program harus tetap ada meskipun dihantui oleh kemunginan gagal, hal yang wajar terjadi dalam
usaha produk baru. Agar keterkaitan ini bisa berjalan efektif, program produk baru harus
terorganisir secara efektif. Tipe-tipe Organisasi Tidak ada satupun struktur organisasi yang
“terbaik” untuk pengembangan dan perencanaan produk baru. Kenyataannya, banyak perusahaan
mendayagunakan lebih dari satu tipe struktur organisasi untuk mengelola kegiatan
pengembangan dan perencanaan. Empat dari struktur organisasi yang secara luas didayagunakan
dan pengusaha dibahas secara singkat di bawah ini. Beberapa ahli dalam inovasi produk
menganjurkan bahwa organisasi yang bertanggung jawab atas produk baru sebaiknya dipisahkan
dari organisasi yang mengelola produk yang sedang berjalan. Ada dua alasan yang mendasari
anjuran ini. Pertama, para eksekutif yang menangani produk yang sedang berjalan biasanya
mempunyai pandangan jangka pendek. Waktu mereka kebanyakan disita oleh masalah sehari-
hari dari produk yang ada, dan akibatnya mereka cenderung akan mengabaikan produk baru.
Kedua, para manajer produk baru yang sedang berjalan baik segan mengambil resiko
biasanya mencakup direktur utama perusahaan dan para direktur eksekutif departemen-
departemen penting, pemasaran, produksi, keuangan, rekayasa, dan riset. Setelah berhasil
diambil alih oleh unit lain mungkin manajer produk atau departemen produk baru. Dalam
komite, gagasan dan saran dari beberapa eksekutif ditampung. Setiap produk baru yang diterima
mereka biasanya akan berjalan dengan dukungan manajemen yang menjadi anggota komite.
Sebaliknya, kegiatan komite menyita banyak waktu yang berharga dari para eksekutif dan juga
Departemen Produk-baru
membentuk departmen produk baru. Umumnya, unit-unit ini kecil dan terdiri dari empat atau
lima orang bahkan bisa juga hanya satu orang. Departemen ini melapor langsung ke dirut
perusahaan. Departemen seperti ini biasanya beranggungjawab membuat produk baru dan
mengarahkannya melewati tahaptahap pengembangan. Bila produk siap untuk dipasarkan salam
Versi inovatif dari departemen produk baru telah berkembang di beberapa perusahaan misalnya,
GE company dan NCR (National Cash Register Company) dan di Indonesia PT. Unilever
Indonesia. Departemen ini bertanggungjawab mewujudkan produk baru secepatnya melalui cara
(1) menghidupkan kembali paten lama, (2) mengontrak dan menghubungi para pialang produk
untuk menjodohkan produk perusahaan, atau (3) mengembangkan produk melalui perusahaan
Departemen ini juga mempunyai tugas khusus lainnya menjualkan produk-produk, penemuan-
penemuan dan tekhnologi yang telah dikembangkan oleh perusahaan tetapi tidak dapat
dipasarkan pada saat ini karena berbagai alasan. Daripada dibiarkan tersimpan selama bertahun-
tahun, manajemen bisa memperoleh uang untuk investasi dalam riset dan pengembangan.
Manajer Produk Dalam
banyak perusahaan seorang manajer produk kadang-kadang disebut manajer merk (brand
manager) atau manajer usaha (merchandise manager) adalah eksekutif yang bertanggungjawab
merencanakan produk baru dan sekaligus juga produk yang telah berjalan. Perusahaan yang
besar bisa mempunyai beberapa manager produk yang melapor ke seorang eksekutif puncak
pemasaran. Berbagai diskusi dalam dunia bisnis yang berkaitan dengan fungsi produk manjaer
merupakan indikasi perhatian manajemen dalam struktur organisasi ini. Dalam perusahaan-
perusahaan yang besar misalnya, Procter & Gamble, PT. Unilever dan Salim Group
program lengkap pemasaran sebuah merek atau sekelompok produk. Jadi, dia bertanggungjawab
bukan saja atas produk baru tetapi juga atas produk tetapi juga atas produk yang sedang berjalan.
ada juga manajer produk yang hanya bertanggungjawab atas promosi dan penjualan. Mungkin
masalah terbesar dalam system manajer produk terletak pada tugas yang berat (responsibility)
yang diberikan kepada mereka tanpa diimbangi wewenang (authority) yang sesuai. Mereka harus
Mereka tidak berweang menyeleksi biro-biro iklan, padahal mereka bertanggungjawab untuk
mengembangkan rencana periklanan. Mereka mempunyai tanggungjawab laba atas merk yang
dibinanya, tetapi seringkali tidak diberikan kekuasaan dalam hal-hal yang menyangkut seperti
biaya produk, penetapan harga produk atau budget periklanan. Efektifitas mereka sebagian besar
Ini merupakan konsep organisasi yang relative baru tetapi dengan cepat berkembang. Tim ini
berfungsi mengelola inovasi produk dari tahap gagasan sampai pemasaran dalam skala penuh.
Secara organisatoris tim terpisah dari departemen-departemen lainnya, anggotanya relative kecil
dan multi disiplin dengan wakil-wakil dari produksi, keuangan, rekayasa dan riset pemasaran.
Iklim operasinya bersifat wiraswasta bisnis kecil. Melapor langsung ke manajemen puncak
dengan satu sasaran masuk ke pasar yang baru secara menguntungkan. Sekali sebuah produk
baru ditemukan dan kemudian secara komersial bisa menguntungkan, tim usaha akan
menyerahkan unit yang sudah ada kepada departemen lain, divisi baru atau anak perusahaan.
Tim pengembangan ini biasanya kemudian dinon-aktifkan. Dalam beberapa kasus tim bisa terus
berlanjut sebagai inti manajemen sebuah perusahaan baru yang akan dibentuk. Tim usaha baru
dirancang untuk masalah-masalah pengembangan produk yang biasa ditemukan dalam struktur
menunjang dari segi kualitas produk yang dihasilkan. (Orang digantikan dengan Mesin-
mesin berat).
hal yang mudah atau instant, maka semakin dituntut pula sebuah perusahaan untuk segera
menunjukkan segala macam strategi pada produk mereka agar mampu mengambil alih
3. Hidup Produk yang sangat pendek. Dikarenakan faktor kemajuan tekhnologi dan
permintaan konsumen yang semakin variatif jelas disini akan menyebabkan umur produk
akan cepat bermetamorfosis. Jika tidak maka produk tersebut dengan sendirinya akan
segera hilang dari pasaran yang tentunya berakibat buruk pada branding atau imej
akan semakin kesulitan untuk mendapatkan pelanggan. Prinsip itu tentunya telah berlaku
jika telah menurunkan faktor-faktor tersebut diatas. Satu- satunya jalan adalah mereka
harus segera menciptakan model atau trend pasar yang sangat berbeda dari yang sudah
ada. ( Persaingan Perusahaan mobil). Pada waktu yang sama, faktor di luar dan didalam
perusahaan juga dapat menghambat pengembangan produk di masa yang akan dating.
1. Semakin tingginya biaya Modal Bahan baku yang semakin sulit didapatkan, bahan baku
yang berkualitas akan menentukan hasil produk sebuah perusahaan yang mana kan
berdampak kepada kepusan pelanggan dan loyalitas terhadap produk. Namun hal ini
semakin sulit mengingat ketatnya kompetisi dalam memperebutkan lahan dan modal.
untuk mengurungkan niat melanjutkan proses produk yang sudah berupa model.
3. Biaya tenaga kerja yang mahal Tekhnologi dan SDM yang berkembang seiring kemajuan
jaman tentunya akan semakin dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan ide dan
SDM tersebut akan didapatkan oleh perusahaan setelah melalui berbagai macam seleksi dan
akan terekruit dengan biaya gaji yang mahal. Dari dalam ; kurangnya perhatian pada orientasi
produk baru, ini tercermin dari riset pemasaran yang tidak memadai, keterlambatan dalam
memutuskan produk baru, dan kekurangan dalam strategi produk baru. Faktor-faktor lain ;
Selama beberapa tahun ini konsumen menjadi semakin selektif dalam memilih produk Karena
Pendapatan konsumen makin meningkat dan juga karena makin banyaknya produk, keinginan
merupakan kelompok yang telah cukup dalam kebutuhan Primernya. Dalam periode pertama,
mereka membeli produk untuk pamer terhadap tetangga. Pada waktu mereka membuktikan
bahwa mereka telah mampu memiliki rumah serta dua mobil mereka lalu memasuki periode
kedua. 20 Jika kejenuhan pasar , dalam kuantitas timbul, maka konsumen akan lebih selektif
dalam menilai produk baru. Bila konsumen mulai selektif, pasar akan mulai dibanjiri dengan
produk-produk berkualitas instansi atau produk yang hampir serupa dengan yang ad
berlomba untuk menciptakan keunggulan kompetitif melalui berbagai strategi agar perusahaan
dapat bertahan hidup di tengah ketatnya persaingan. Persaingan dalam dunia bisnis hampir
terjadi pada seluruh industri dan jasa, sehingga produsen berusaha agar produk atau jasa yang
dihasilkan dapat diterima oleh konsumen bahkan sukses dipasaran. Dalam membeli suatu produk
konsumen tidak langsung membeli begitu saja, akan tetapi mereka mengidentifikasi terlebih
dahulu apa yang mereka inginkan. Apalagi jika konsumen benar-benar selektif dalam
menentukan pilihan mana yang akan di beli. Strategi yang cukup tepat yang dapat dilakukan
perusahaan ditengah persaingan yang semakin tinggi adalah dengan mempertahankan pelanggan
melalui peningkatan kepuasan pelanggan dan loyalitas konsumen. Sedangkan strategi untuk
memperluas pasar dapat dilakukan dengan memasarkan produk-produk baru (melalui inovasi
produk).
Dengan inovasi akan menciptakan suatu produk baru yang dapat memberikan solusi yang
lebih baik bagi pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Suatu perusahaan akan memiliki
keunggulan kompetitif jika konsumen dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
kebutuhan konsumen.
Suatu perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif jika konsumen menuntut atau
menekan produsen untuk melakukan inovasi lebih cepat sehingga dapat mencapai keunggulan
kompetitif yang lebih canggih dibandingkan dengan perusahaan lain. Inovasi adalah proses
kreatif untuk membuat objek-objek dan substansi yang baru yang berguna bagi manusia.Inovasi
bisa diartikan sebagai proses mengadopsi “sesuatu” yang baru oleh siapapun yang
mengadopsinya, dan sebagai proses menciptakan produk baru. Inovasi mencakup kreatifitas
dalam menciptakan produk baru, jasa, ide atau proses baru. Dengan perkataan lain, inovasi bisa
diartikan sebagai proses adaptasi produk, jasa, ide, atau proses baik yang sudah ada dalam
organisasi maupun yang dikembangkan dari luar organisasi. Pada dasarnya terdapat dua tipe
inovasi yaitu inovasi proses dan inovasi produk. Inovasi proses memfokuskan pada metode-
metode baru yang diimplementasikan dalam proses inovasi dengan cara menggunakan teknologi
baru atau mengembangkan teknologi yang telah ada, misalnya adalah penerapan model bisnis
inovasi produk menitik beratkan pada pengenalan produk secara radikal dan modifikasi produk
yang ada. Inovasi produk menjadi semakin penting dan diakui keberadaannya sebagai satu
strategi dalam merespon persaingan bisnis yang makin kompetitif dan memiliki pengaruh besar
Melalui inovasi produk, para pengambil keputusan dapat memberikan keputusan untuk
mengatasi permasalahan bisnis dan tantangan bisnis yang muncul dan memberikan dasar yang
kuat untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencapai kesuksesan perusahaan dalam jangka
panjang. Inovasi bagi sebuah perusahaan dengan skala kecil dan menengah harus diartikan
sebagai segala usaha yang dilakukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih efektif dan
efisien, sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari pesaing dan dapat dijual dengan
harga yang lebih kompetitif. Inovasi tersebut harus mampu membuat produk yang berbeda
dimata konsumen, sehingga konsumen lebih tertarik membeli produk tersebut dibandingkan
dengan produk pesaing. Dalam mengkonsumsi suatu produk, konsumen tidak hanya sebatas
melihat pada nilai atau fungsi dari suatu produk yang dibutuhkan, tetapi konsumen juga
memperhatikan apakah produk yang dipilih memiliki nilai tambah atau kelebihan dibandingkan
Keinginan inilah yang harus dimengerti oleh produsen sebagai landasan untuk
melakukan proses inovasi. Perkembangan inovasi yang berhasil akan menjadi strategi yang tepat
Inovasi berasal dari kata latin, “innovation” yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata
kerjanya “innova” yang artinya memperbarui dan mengubah. Innovasi merupakan suatu
perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah ada
sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara kebetulan. Inovasi
sebagai perubahan organisasi. Inovasi mencakup kreatifitas dalam menciptakan produk baru,
jasa, idea atau proses baru.2 Inovasi bisa diartikan sebagai proses adaptasi produk, jasa, ide, atau
proses baik yang sudah ada dalam organisasi maupun yang dikembangkan dari luar organisasi.
Secara umum inovasi memiliki makna proses mengadopsi “sesuatu“ yang baru oleh siapapun
Menurut Yusanto dan M.K. Widjayakusuma yang dikutip Nana Herdiana Abdurrahman,
Seseorang dikatakan kreatif jika dia bisa membuktikan sebagai orang yang memang banyak
menghasilkan karya yang relatif baru, kemampuan berkreasi dapat dikembangkan melalui
pengalaman yang luas, terutama pengalaman melihat dan mengamati berbagai hal yang relatif
baru.3 Thompson dalam Hurley dan Hult memberikan definisi bahwa inovasi adalah konsep
yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk, atau proses yang baru.4 Inovasi
sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh
karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-
gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang
memuaskan pelanggan. Dalam sisi lain produk inovasi didefinisikan sebagai proses dari
penggunaan teknologi baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai
tambah. Inovasi dapat dilakukan pada barang, pelayanan, atau gagasan-gagasan yang diterima
oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru, sehingga mungkin saja suatu gagasan telah muncul di
masa lampau, tetapi dapat dianggap inovatif bagi konsumen yang baru mengetahuinya.
Seringkali orang berpendapat bahwa dengan melakukan inovasi pada suatu hal maka seseorang
telah melakukan perubahan yang bersifat positif yang mengarah pada kemajuan.
Ada dua konsep inovasi yaitu : (1) Keinovativan dan (2) Kapasitas untuk berinovasi.
Keinovativan adalah pikiran tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai sebuah aspek
kultur perusahaan. Sedangkan kapasitas untuk berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk
menggunakan atau menerapkan gagasan, proses, atau produk baru secara berhasil. Keinovativan
dapat juga diterjemahkan sebagai kultur suatu perusahaan. Keinovativan ini dapat dilihat dari
bagaimana sikap suatu perusahaan terhadap adanya suatu inovasi. 4 Tujuan utama Inovasi adalah
meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi. Terutama sumber tenaga; seorang karyawan harus memenuhi beberapa elemen
berikut ini agar dapat mengembangkan daya kreativitas dalam berinovasi, diantaranya rajin
membaca, memerhatikan orang dan barang, mencatat hal-hal baru; bayak berpikir dan mencari
bertanya dan mengikuti diskusi/seminar/lokakarya atau pelatihan ilmiah; yakin bahwa apa yang
ada di dunia termasuk apa yang ada di sekitar pasti ada gunanya; berintuisi.5 Inovasi merupakan
suatu konsep multidimensional yang terdiri dari empat dimensi yaitu, orientasi kepemimpinan
perusahaan terhadap inovasi, tipe inovasi yang dilakukan, sumber inovasi dan investasi yang
dibutuhkan dalam inovasi. Orientasi kepemimpinan menunjukkan posisi perusahaan dalam pasar
Pemimpin bertanggung jawab dalam menentukan dan merumuskan strategi sesuai posisi
menitikberatkan pada implementasi inovasi proses dan inovasi produk untuk menghasilkan
produk yang unik dan inovatif. Sebagai perusahaan second–to-the- market, perusahaan
memonitor inovasi yang dilakukan perusahaan pesaing dan menirukan pesaing. Perusahaan
sebagai late entrant hanya melakukan penjiplakan produk yang memiliki merek terkenal dan
menjualnya pada harga yang rendah. Dimensi inovasi kedua yaitu tipe inovasi mewakili
kombinasi inovasi manufaktur yaitu proses yang dilakukan dan produk yang dihasilkan
perusahaan. inovasi proses menekankan pada metode-metode baru dalam pengoperasian dengan
cara membuat teknologi baru atau mengembangkan teknologi yang telah ada. Sedangkan inovasi
produk merupakan hasil dari penciptaan dan pengenalan produk secara radikal atau modifikasi
produk yang telah ada. Ketidakpastian teknologi, kurangnya dukungan manajer senior,
kurangnya sumber daya, dan manajemen proyek yang jelek akan menghalangi pencapaian tujuan
pengembangan produk. Pemilihan tipe inovasi dipengaruhi oleh investasi yang dimiliki
perusahaan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dimensi inovasi ketiga
adalah sumber inovasi yang menjelaskan pelaksanaan aktivitas inovasi, apakah ide inovasi
berasal dari internal perusahaan, eksternal perusahaan atau keduanya. Sumber inovasi internal
memiliki makna bahwa perusahaan mempercayakan untuk melakukan inovasi baik pada proses
atau produk pada usaha bagian riset dan pengembangan. Sedangkan sumber inovasi eksternal
memiliki makna perusahaan akan melakukan inovasi dengan cara membeli, persetujuan lisensi,
akuisisi perusahaan lain atau kerjasama (joint ventures) dengan supplier, pelanggan atau
perusahaan lain.
Dimensi inovasi keempat yaitu tingkat investasi mencakup investasi baik dalam hal
investasi keuangan, teknologi maupun investasi sumber daya manusia. Investasi keuangan
meliputi pengeluaran untuk proyek riset dan pengembangan , dan pembelian suatu inovasi pada
produk yang telah dikembangkan di tempat lain. Investasi teknologi adalah pengeluaran untuk
peralatan , infrastruktur, fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi. Investasi
dibidang sumberdaya manusia termasuk diantaranya gaji, pelatihan dan biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pengembangan staf. Di dalam perspektif pemasaran, maka inovasi harus
mampu menciptakan harga yang lebih kompetitif (price), produk yang lebih baik (product),
produk sehingga konsumen mengenal produk tersebut.6 Inovasi akan menciptakan produk yang
berbeda dari pesaing, sehingga perusahaan dapat melakukan “product differentiation” kepada
konsumen.
inovasi dan mampu mengkomunikasikan produk baru tersebut kepada konsumen sehingga
konsumen memandang produk tersebut sebagai produk yang berbeda dari produk pesaing maka
pada hakekatnya perusahaan tersebut telah melakukan penetrasi pasar dan memenangkan
persaingan. Inovasi yang menghasilkan produk baru dengan karakteristik kualitas lebih baik dan
harga yang lebih rendah dari pesaing akan menarik konsumen yang sensitif terhadap harga.
Konsumen tersebut akan meninggalkan produk pesaing dan beralih kepada produk yang inovatif
tersebut. Menurut Hendro, ada jenis-jenis inovasi yang sering digunakan oleh pelakupelaku
usaha yang cerdas dalam bisnisnya, yaitu : 1. Inovasi Produk; meliputi isi (rasa, kualitas, dan
lain-lain), dan kemasan (pembungkus, tulisan, warna, sistem buka tutupnya, bentuknya, dan lain-
lain). 2. Inovasi Marketing; meliputi cara menjual, cara mendistribusikan, cara memasarkannya,
cara menciptakan permintaan, dan lain-lain. 3. Inovasi Proses; meliputi proses penciptaan
produk, proses produksi, proses teknologi pengemasannya, proses riset dan pengembangannya,
proses menciptakan mesin baru, dan lain-lain. 4. Inovasi Teknikal; meliputi teknik desain, teknik
Menurut James Brian Quinn yang dikutip oleh Hendro, ada beberapa faktor yang mendukung
keberhasilan dari sebuah inovasi yaitu harus berorientasi pasar, mampu meningkatkan nilai
tambahan perusahaan, punya unsur efisiensi dan efektivitas, harus sejalan dengan visi dan misi
perusahaan, dan harus bisa ditingkatkan lagi.8 Harus berorientasi pasar; Banyak inovasi yang
sekedar pemecahan masalah kreatif tetapi tidak bersifat dan mempunyai keunggulan bersaing di
pasar. Hubungan 6 inovasi dengan pasar yang didalamnya ada 5C, yaitu Competitor (pesaing),
(penentu arah perubahan), dan Customer behaviour (perilaku konsumen). Mampu meningkatkan
nilai tambahan perusahaan; Ada nilai tambah (value added) sehingga bisa menjadi dongkrak
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Punya unsur efisiensi dan efektivitas; Tanpa dua
faktor ini, yaitu faktor efisiensi dan faktor efektivitas dari sebuah inovasi yang ditemukan maka
inovasi tersebut tidak mempunyai arti atau dampak yang berarti bagi kemajuan perusahaan.
Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan agar tidak menyimpang dari arah
pertumbuhan usaha. Inovasi harus bisa di inovasikan lagi sehingga terjadi inovasi yang
dan lebih berkembang. Selanjutnya masih menurut Hendro, ada beberapa sumber yang
mendorong terjadinya sebuah inovasi, yaitu: 1. Perbedaan (gap) antara permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Di suatu Negara yang mempunyai budaya tertentu, biasanya jika penawaran
barang/produk tidak sesuai dengan kondisi permintaan yang ada, maka kejadian ini bisa
memunculkan sebuah inovasi. 2. Penciptaan permintaan karena kecenderungan (kecenderungan).
Adanya kecenderungan pola hidup masyarakat Indonesia yang menyukai produk instan, maka
muncullah produk-produk lain yang mengikuti tren tersebut. 3. Perubahan (change). Setiap
perubahan pasti diikuti sang motivator untuk dimanfaatkan, misalnya perubahan ekonomi,
perubahan teknologi, perubahan sosial dan lain-lain. 4. Masalah yang belum terpecahkan dalam
jangka waktu yang lama. Terkadang masalah yang diselesaikan dengan cara pemecahan masalah
kreatif saja belum tentu bisa memecahkan masalah dalam jangka waktu yang lama atau dapat
menghilangkan masalah. 5. Inovasi yang ditujukan untuk mengganti inovasi produknya sendiri.
Hampir sebagian besar industri berteknologi tinggi menggunakan prinsip ini agar produknya bisa
diganti dengan produk yang baru diluncurkan sehingga masih bisa menjadi pimpinan pasar.9
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif, yaitu dengan
cara :
Produk inovasi dapat gagal karena banyak faktor, misalnya tidak menawarkan desain yang unik
atau salah memperkirakan persaingan merupakan kesalahan yang umum terjadi. Kadang-kadang
gagasannya sendiri sebenarnya baik tetapi terletak pada desain dan efisiensi biayanya jauh lebih
tinggi dari yang semula diperkirakan. Dengan adanya inovasi produk maka akan memberi nilai
tambah dibanding produk sejenis (keunggulan produk), sehingga akan meningkatkan penjualan.
Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan
produk baru. Sehingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
produk lain yang sejenis. Keunggulan produk baru sangat penting dalam lingkungan pasar global
yang sangat kompetitif. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi
yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan di pasar yang selanjutnya akan menang
dalam persaingan. Li dan Calantone berpendapat bahwa keunikan pada suatu produk diartikan
sebagai atribut penting dari keunggulan produk tersebut, yang dipengaruhi oleh daya inovatif
serta teknologi yang tinggi, sehingga dapat dihasilkan produk sesuai dengan keinginan
konsumen. Perusahaan diharapkan bisa memuaskan keinginan konsumen dengan membuat
produk yang superior. Keunggulan produk baru dapat diwujudkan apabila desainnya unik,
kebaruan serta adanya efisiensi dalam biaya. Keberhasilan bisnis perusahaan akan dapat dicapai
bila perusahaan dapat dengan cepat bereaksi dengan kondisi pasar baru dan kebutuhan
pelanggan. Selain itu perusahaan dapat secara berkesinambungan mencari solusi yang kreatif
beradaptasi serta berinovasi secara terus menerus. Inovasi produk itu sendiri dapat dipengaruhi
Pemilik dan para pemangku kepentingan perusahaan (manajer, karyawan, pelanggan, pemasok,
mitra, pemerintah, dan sebagainya) berharap perusahaan dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya dalam jangka panjang. Mereka mendambakan perusahaan dapat bertahan, mampu
menghadapi persaingan dan tumbuh berkembang dengan memanfaatkan berbagai peluang bisnis.
yang dinilai mampu menghasilkan keuntungan dan memiliki aset yang jauh melebihi pemain di
industrinya. Perusahaan tersebut juga mampu bertahan menghadapi persaingan selama puluhan
Advantage) adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan bersaing pada
dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang diciptakan oleh perusahaan bagi para pembelinya
yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah
yang sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang lebih
rendah ketimbang harga pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik yang
Inovasi merupakan suatu alat untuk kelangsungan hidup perusahaan, bukan hanya untuk
pertumbuhan dalam hal kinerja tetapi juga kemenangan persaingan dalam hal keunggulan
bersaing berkelanjutan. Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing jika memiliki biaya
lebih rendah dibandingkan pesaing, memiliki produk atau proses yang lebih baik, sukses
menjalankan strategi fokus segmen pasar tertentu. Keunggulan bersaing berkelanjutan adalah
sebagai kemampuan untuk mendapatkan keuntungan di atas normal dalam jangka panjang
berkesinambungan hanya bila konsumen merasakan adanya perbedaan antara produk perusahaan
dan pesaingnya, perbedaan tersebut muncul karena adanya gap kapabilitas, dan gap tersebut
dapat dipertahankan. Strategi dalam mencapai keunggulan bersaing juga dapat didefinisikan
dalam beberapa tingkatan, yaitu: 1. Corporate strategy, yang berkaitan dengan alokasi sumber
daya di antara berbagai bisnis atau divisi dalam perusahaan. 2. Business Strategy, yang terdapat
pada tingkatan bisnis atau divisi tertentu, yang khususnya berkaitan dengan posisi persaingan
fungsi tertentu dalam suatu bisnis (misalnya fungsi pemasaran, personalia, keuangan dan
lainnya). Untuk menghadapi kekuatan persaingan, Porter mengemukakan perlunya strategi yang
dikenal dengan nama strategi generic yang merupakan cara mendasar bagi perusahan untuk
industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan kepada sasaran pokok.
2. Strategi diferensiasi, adalah diferensiasi produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan,
yaitu menciptakan sesuatu yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal yang
citra rancangan atau merek (brand Image), teknologi, karakteristik khusus, pelayanan
3. Strategi fokus, adalah memusatkan (focus) pada kelompok pembeli, segmen lini produk,
Penjelasan lebih lanjut mengenai strategi yang dapat dilaksanakan dalam mempertahankan
keunggulan bersaing secara berkelanjutan, yaitu cost leadership strategy, differentiation strategy,
perusahaan berharap dapat memanfaatkan economies of scale dan experience curve effects.
Produk standar tanpa tambahan apapun yang dapat diproduksi pada biaya yang relatif rendah dan
dapat tersedia bagi seluas mungkin pelanggan. Strategi ini dapat dicapai dengan syarat perlu
pencarian secara kontinyu pengurangan harga dari seluruh aspek bisnis. Ini terkait dengan
strategi distribusi yang mampu menyediakan distribusi produk seluas mungkin. Strategi promosi
yang sering digunakan meliputi upaya menyembunyikan fitur-fitur produk yang berbiaya rendah.
Keberhasilan strategi ini membutuhkan pertimbangan keunggulan market share yang mampu
mengakses bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan input penting lainnya. Tanpa keunggulan
b. Differentiation Strategy
Diferensiasi meliputi penciptaan suatu produk yang unik. Keunikan fitur atau manfaat yang akan
memberikan nilai superior bagi pelanggan akan menjamin keberhasilan strategi diferensiasi.
Pelanggan melihat produk sebagai produk yang tak tertandingi dan tak ada yang menyamai,
sehingga elastisitas harga cenderung dapat dikurangi dan pelanggan cenderung menjadi loyal
terhadap brand. Maka ini dapat menghindarkan diri dari persaingan. Akan tetapi strategi ini perlu
tambahan biaya terkait dengan biaya penciptaan fitur produk yang berbeda dan oleh karenanya
perlu strategi harga premium. Dalam strategi diferensiasi, terdapat beberapa syarat sukses yang
Dalam strategi ini perusahaan berkonsentrasi pada seleksi pasar sasaran yang spesifik atau
disebut juga dengan focus strategy or niche strategy. Dengan memfokuskan usaha-usaha
pemasaran pada 1 atau 2 segmen pasar sempit dan menyesuaikan bauran pemasaran pada pasar
spesifik ini maka diharapkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar sasaran secara lebih
baik. Perusahaan mencari keuntungan dengan meraih keunggulan kompetitif melalui efektifitas
bukan efisiensi. 10 Strategi ini sesuai bagi perusahaan yang relatif kecil dan umumnya
menggunakan strategi pemasaran perang gerilya. Porter lebih lanjut menjelaskan tentang generic
strategies ditentukan melalui dua dimensi, yaitu: strategic scope dan strategic strength. 1.
Strategic scope adalah dimensi dari sisi permintaan (demand side), yang ditentukan oleh ukuran
dan komposisi pasar yang akan dijadikan sebagai target. 2. Strategic strength adalah dimensi dari
sisi penawaran (supply side), yang dapat dilihat dari: kekuatan atau kompetensi inti perusahaan.
Yang diidentifikasikan oleh dua kompetensi terpenting, yakni: product differentiation dan
product cost (efficiency). Perusahaan yang melakukan inovasi berkelanjutan dipandang sebagai
sumber keunggulan bersaing. Dalam mencapai keunggulan bersaing, ada beberapa hal lain yang
bisa menjadi ukuran, yaitu keunggulan sumber daya, keunggulan posisi, dan keunggulan nilai
bagi pelanggan. Keunggulan sumber daya yang terdiri dari keunggulan keahlian dan keunggulan
dalam bahan baku serta kinerja pemasaran dan modal. Keunggulan posisi yang terdiri dari
keunggulan biaya relatif rendah dan keunggulan nilai bagi pelanggan yaitu nilai yang berbeda
dengan yang lain dan tidak mudah digantikan. Sesuai dengan pendapat Porter, keunggulan
bersaing dapat diperoleh dari sumber daya dan modal yaitu kekuatan dan kelemahan kinerja
sumberdaya yang dimiliki untuk bekerja sama seperti tim kerja dalam satu departemen, atau
dengan kata lain tinggi rendahnya kinerja pemasaran akan berpengaruh kepada tinggi rendahnya
keunggulan bersaing perusahaan. Keunggulan posisi terdiri dari keunggulan biaya relatif rendah
Dalam kondisi lingkungan yang berubah dengan cepat, keunggulan bersaing ditentukan
oleh kreativitas dan inovasi yang dapat memuaskan keinginan pelanggan secara lebih baik dari
pada pesaing. Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu industri mempunyai strategi
bersaing, eksplisit atau implisit. Strategi ini mungkin dikembangkan secara eksplisit melalui
proses perencanaan atau mungkin juga telah berkembang secara implisit melalui kegiatan-
kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Tetapi gabungan dari pendekatan-
pendekatan departemental ini jarang sekali yang merupakan strategi terbaik. Pada dasarnya
bisnis akan bersaing, apa sebenarnya yang menjadi tujuannya, dan kebijakan apa yang akan
diperlukan untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Strategi bersaing adalah kombinasi antara
tujuan akhir yang diperjuangkan perusahaan dengan alat (kebijakan) dimana perusahaan
berusaha sampai ke sana. Keunggulan bersaing sebagai strategi benefit dari perusahaan yang
melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam market place. Strategi harus
didesain untuk mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus, sehingga perusahaan
dapat mendominasi pasar lama maupun pasar baru. Hal terpenting dalam mencapai kesuksesan
strategi yang diterapkan adalah dengan mengidentifikasi asset perusahaan yang sesungguhnya,
dalam hal ini adalah tangible dan intangible resources yang membuat organisasi itu unik.
bersaing berkelanjutan. Hanya sumberdaya dan kapabilitas yang memiliki kriteria valuable, rare,
menerapkan strategi yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Rare artinya
sumberdaya dan kapabilitas tersebut jarang dimiliki oleh para pesaing. In-imitable artinya
sumberdaya dan kapabilitas sulit ditiru oleh pesaing atau memerlukan biaya sangat besar atau
waktu yang lama untuk meniru. Nonsubstitutable yakni sumberdaya dan kapabilitas yang
dimiliki sulit digantikan dengan sumberdaya atau kapabilitas lain. Misalnya pola hubungan
antara Bank BRI dengan para nasabah usaha mikro sulit diganti dengan pola e-banking. Selain
itu perusahaan harus mampu memanfaatkan dan memelihara sumberdaya dan kapabilitas yang
sumberdaya dan kapabilitas unggulan secara lebih terencana dan efektif. Dalam mengidentifikasi
sumberdaya dan kapabilitas unggulan kita perlu memahami kunci-kunci sukses bersaing dalam
suatu industri. Perlu dipahami dengan memiliki sumberdaya dan kapabilitas unggulan tidak
tersebut harus dimanfaatkan sedemikian rupa melalui implementasi strategi bisnis yang tepat.
Lingkungan bisnis selalu mengalami perubahan, baik eksternal maupun internal. Sehingga
menyebabkan perubahan kunci sukses di suatu industri dan akhirnya juga menyebabkan
keusangan pada sumber keunggulan bersaing. Dengan demikian perusahaan harus selalu
memperbaharui sumberdaya dan kapabilitas unggulannya sesuai dengan perubahan kunci sukses
di industri.
kapabilitas perusahaan sehingga dapat merespon perubahan teknologi dan pasar. Sebagai contoh,
Apple Inc. adalah perusahaan telah berhasil melakukan inovasi yang dapat memenangkan
persaingan. Apple Inc. adalah ahlinya inovasi. Dimulai dengan gebrakan yang luar biasa hebat
melalui iPod, Apple menjungkirbalikkan dominasi Sony Walkman yang selama bertahun-tahun
mendominasi pasar hiburan. Sony yang selama puluhan tahun merajai pasar, akhirnya harus
mengikuti permainan dan kompetisi yang diciptakan oleh Apple dengan iPodnya. Inovasi kedua
adalah saat Apple mengumumkan bahwa mulai tahun 2006, Apple memulai transisi untuk
menggunakan prosesor Intel, dan akan digunakan sepenuhnya pada tahun 2007 untuk komputer
Macintosh. Ini perkembangan menarik mengingat selama ini Apple adalah salah satu pengguna
setia prosesor milik IBM. Apple dengan Macintosh selama ini cenderung melakukan strategi
Mereka membuat hardware komputer sendiri, program dan aplikasinyapun dibuat khusus
untuk kalangan mereka. Yang jelas, keluar dari mainstream utama yang dikeluarkan oleh
Microsoft. Dengan strategi ini, memang menjadikan pengguna Apple satu komunitas eksklusif
yang cukup loyal. Loyalitas itu terbangun dan dibentuk oleh Apple dengan membuat aplikasi
yang user friendly, lengkap, dan juga didukung oleh desain komputer yang unik dan berbeda dari
desain komputer secara umum. Namun demikian, strategi ini membuat komputer buatan Apple
menjadi terbatas dan terjual hanya pada kalangan tertentu. Karena itulah, pergantian prosesor
dari IBM ke Intel membawa konsekuensi yang sungguh luas, di antaranya tentu saja kolaborasi
Apple-Microsoft. Dengan membuka diri terhadap sistem operasi Microsoft, Apple membuka
pasar yang jauh lebih luas bahwa komputer buatan Apple, terutama laptopnya, Macbook, bisa
digunakan oleh siapa saja. Macbook yang dulunya eksklusif hanya untuk perangkat lunak buatan
Apple, sekarang ini bisa juga diinstall Windows yang buatan Microsoft. Inovasi sangatlah
penting untuk bisa bersaing sehat dengan para pesaing lain. Untuk menghasilkan suatu produk
yang bisa diterima masyarakat dengan baik, diperlukan adanya konsep strategi inovasi yang
matang untuk mencapai keunggulan bersaing. Produk yang dibuat agar bisa mempunyai
keunggulan bersaing tidak harus selalu unik, karena produk yang unik saja belum tentu bisa
keunggulan kompetitif dengan cara menciptakan nilai–nilai daya saing perusahaan yang lebih
baik dibandingkan para pesaing. Untuk mencapainya, perusahaan harus mampu menerapkan
strategi dan nilai-nilai yang berbeda dan tidak dapat ditiru oleh pesaingnya. Strategi tersebut
diantaranya adalah strategi keunggulan biaya menyeluruh (cost leadership strategy), strategi
diferensiasi (differentiation strategy) dan strategi fokus (market segmentation strategies). Inovasi
bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga, mendengarkan aspirasi
sendiri bisa individu, kelompok atau perusahaan. Artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada
individu atau kelompok yang sangat brilliant dan inovatif, tetapi yang ideal adalah perusahaan
menjadi tempat yang terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi
ide-ide baru.
a. Harga bukan hanya angka-angka dilabel harga. Harga mempunyai banyak bentuk dan
melaksanakan banyak fungsi. Dulu, harga beroperasi sebagai determinan utama pilihan
pembeli. Lingkungan Penetapan Harga yang Berubah Praktik penetapan harga telah
kecenderungan harga yang rendah dan berhasil mendorong konsumen membeli produk
dan jasa yang kebih mahal dengan menggabungkan formulasi produk unik yang
perorangan.
dengan berbagai cara. Di perusahaan kecil, harga sering ditentukan oleh atasan. Di
perusahaan besar, penetapan harga ditangani oleh manajer divisis dan manajer lini
produk.
konsumen adalah “penetapan harga” dan menerima harga pada “nilai muka” atau sesuai
menganggap harga dan berapa harga aktual saat ini yang mereka perimbangkan- bukan
HARGA REFERENSI
pengetahuan yang cukup banyak tentang kisaran harga yang terlibat, ternyata
harga sedikit konsumen yang dapat mengingat harga spesifik produk secara
akurat. Ketika konsumen mengingat satu atau lebih kerangka referensi ini, harga
ASUMSI HARGA-KUALITAS
kualitas. Penetapan harga pencitraan sangat efektif untuk produk sensitif ego
premium.
AKHIRAN HARGA
Banyak penjual yakin harga harus berakhir dengan angka ganjil. Pelanggan
melihat barang dengan $299 berada dalam kisaran $200 dan bukan $300.
A. Menetapkan Harga
Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali mereka mengembangkan
atau wilayah geografis baru, dan ketika perusahaan memasukkan penawaran pekerjaan
penawaran pasarnya.
ketat.
saat ini.
PANGSA PASAR MAKSIMUM Beberape perusahaan inginmemaksimalkan
TUJUAN LAIN Apa tujuan khususnya, bisnis yang menggunakan harga sebagai
alat strategis akan menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang
Setiap harga akan mengarah ke tignkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan
harga.
pengurangan harga sebesar 1%. Elastisitas harga tergantung pada besaran dan
mempunyai dua bentuk, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabeladalah
penjualan. Biaya total terdiri dari jumlah baiya tetap dan biaya variabel untuk
kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan,
pesaing. Pengenalan harga baru atau perubahan harga lama dapat memprovokasi
bereaksi dalam cara standar terhadap harga yang ditetapkan atau diubah.
pelanggan, fungsi biaya, dan harga pesaing, kini perusahaan siap memilih harga.
Perusahaan memilih metode penetapan harga yang mencakup satu atau lebih dari tiga
pertimbangan ini.
PENETAPAN HARGA MARKUP Metode penetapan harga paling mendasar
perusahaan telah menerapkan penetapan harga nilai. Salah satu jenis 138
penetapan harga nilai yang penting adalah penetapan harga murah setiap hari,
mengenakan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan
tujuan lelang yang utama adalah membuang persediaan berlebih atau barang
bekas. Perusahaan harus menyadari tiga jenis lelang utama dan prosedur
penjual dan banyak pembeli atau satu pembeli banyak penjual. c) Lelang
tender tertutup adalah lelang dimana pemasok hanya dapat memberikan satu
sebagian atau semu resiko jika tidak menghantarka nilai yang dijanjikan
secara penuh.
yang berbeda lokasi dan negara yang berbeda. Barter. Pembeli dan penjual
secara langsung bertukar barang, tanpa uang dan campur tangan pihak ke tiga.
Penjual menjual sebuah pabrik, peralatan atua teknologi ke negara lain dan
volume, dan pembelian diluar musim. Penetapan harga diskon menjadi modus
menutup penjualan. Tetapi berita akan cepat menyebar bahwa harga resmi
perusahaan bersifat ‘lunak’ dan diskon menjadi sesuatu yang umum. Diskon
harga untuk merangsang pembelian dini: Penetapan harga pemimpin kerugian (loss-
leader), Penetapan harga acara khusus, Rabat tunai, Pembiayaan berbunga rendah, Jangka
waktu pembayaran yang lebih panjang, Jaminan dan kontrak jasa, Diskon psikologis.
pertama, penjual mengenakan harga terpisah kepada setiap pelangga tergantung pada
harga yang tidak terlalu mahal kepada pembeli yang membeli volume yang lebih besar.
Dalam diskriminasi harga tingkat tiga, penjual mengenakan jumlah yang berbeda
terhadap berbagai kelas pembeli, seperti dalam kasus berikut: penetapan harga segmen
pelanggan, penetapan harga bentuk produk, penetapan harga citra, penetapan harga
saluran, penetapan harga lokasi, penentapan harga waktu. Memulai dan Merespons
Perubahan Harga Perusahaan seringkali harus menurunkan atau menaikkan harga. a.
menurunkan harga. Salah satunya adalah kapasitas pabrik berlebih, dalam usahanya
mendominasi, pasar melalui lebih murah. Meskipun demikian penutnan harga untuk
urunan harga bisa menyebabkan kemungkina jebakan lainnya: Jebakan kualitas rendah,
Jebakan pangsa pasar yang rentan, Jebakan saku tipis, Jebakan perang harga. b. Memulai
Kenaikan Harga Faktor lain yang menyebakan kenaikan harga adalah kelebihan
Penguraian
Pengurangan diskon
harga yang dilakukan oleh pesaing? Umumnya, respons terbaik bervariasi sesuai situasi.
Perusahaan harus mempertimbangkan tahap produk dalam daur hidup, arti pentingnya
dalam portofolio perusahaan, maksud dan sumber daya pesaing, harga dan sensitivitas
kualitas pasar, perilaku biaya dengan volume, dan peluang alternatif perusahaan.
DaftarPustaka
Abdurrahman, Nana Herdiana, Manajemen Bisnis Syariah dan kewirausahaan, Bandung :
Pustaka Setia, 2013.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.Jilid 1. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Lovelock, Christoper dan Lauren Wright. 2001. Principles of Service Marketing and
Management. Pearson Education.
Leverin, Andreas dan Veronica Liljander. 2006. “Does Relationship Marketing Improve
Customer Relationship Satisfaction and Loyalty?”. International Journal of Bank
Marketing. Vol. 24 No. 4, pp. 232-251.