OLEH :
1. Gesit Arga Rossandy (18080324033)
2. Fransiska Sekar Kinasih (18080324035)
3. Ramadhani Ayunia (18080324045)
4. Megananda Devi Puspa .S. (18080324051)
5. Rizki Hidayat Almuzakir (18080324057)
KELAS: PENDIDIKAN TATA NIAGA 2018A
2.1 Strategi Pemasaran Yang Dilakukan Berdasarkan Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle)
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
usaha and dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen. Untuk itu dalam suatu perusahaan harus mengetahui Siklus Kehidupan Produk,
agar dapat membuat suatu produk yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Dan perusahaannya berjalan lancar dan baik. Dan suatu perusahaan dapat menjalankan
perusahaannya dalam jangka waktu yang panjang, berkembang, dan memperoleh
keuntungan.
2.1.1 Pengertian Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya
dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus hidup
produk ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus hidup produk ini
merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
2.1.2 Konsep Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle)
Sebenarnya pola daur hidup produk adalah selalu berubah-ubah, karena sulit
menduga lamanya suatu tahap dan para manajer sendiri sering tidak bisa
memastikan pada tahap apa produk mereka saat ini berada. Suatu produk mungkin
kelihatannya mencapai tahap kedewasaan, padahal hanya mencapai saat mendatar
pada tahap pertumbuhan untuk sementara sebelum naiknya kurva untuk kedua
kalinya. Pola daur hidup merupakan alat strategi pemasaran, bukan seperti siklus
hidup organisme yang alami dan pasti. Pola daur hidup menjadi akibat dari
berbagai strategi pemasaran yang telah ditentukan perusahaan. Usaha untuk
mengenali tahap-tahap khusus tertentu selama riwayat penjualan suatu produk
dalam tahap-tahap tersebut terkandung peluang-peluang dan juga persoalan khusus
sehubungan dengan strategi pemasaran serta keuntungan yang diharapkan. Maka
dengan mengenal tahap dimana produk sedang berada atau kemana produk sedang
mengarah perusahaan bisa menentukan rencana pemasaran yang lebih baik dan
lebih sesuai bila dikatakan bahwa produk mempunyai suatu daur hidup ini akan
sama saja dengan menyatakan 4 hal yaitu:
1) Produk mempunyai batas umur;
2) Penjualan produk melewati tahap-tahap yang jelas dan setiap tahap
memberi tantangan yang berbeda kepada si penjual;
3) Keuntungan yang diperoleh dari penjualan akan meningkat dan menurun
pada tahap yang berbeda dalam daur hidup produknya;
4) Produk menuntut strategi yang berlainan dalam hal pemasaran keuangan
produksi personalia maupun pembelian pada setiap tahap dalam dan hidup
produknya.
2.1.3 Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle)
Siklus hidup produk itu dibagi menjadi 5 tahap yaitu:
1. Tahap Penelitian atau Riset
Sebelum kita menciptakan produk, maka kita harus merencanakan
"riset pasar". Karena disinilah inti dari bisnis kita, bagaimana kita
menciptakan sebuah produk yang dibutuhkan oleh pasar, bukan
memaksakan produk kita agar diterima oleh pasar. Hasil dari riset pasar
inilah yang kemudian kita olah menjadi ide bisnis. Berangkat dari hasil
riset ini pula kita menentukan strategi pemasaran, yang kemudian kita
bangun positioning atau lebih kita kenal sebagai Branding atau (Brand
Building) dan kemudian disusul oleh rencana pemasaran lainnya
Jadi dapat kita katakan bahwa riset pasar adalah otak utama dalam
berbisnis. Mengapa kita sebut otaknya bisnis, karena riset pasar
merupakan bagian yang bertanggung jawab menentukan kemana langkah
strategi bisnis kita kedepannya. Apa akibatnya jika kita tidak melakukan
riset pasar setelah bisnis berjalan? Hasilnya adalah bisnis kita menjadi
besar hanya dalam fikiran dan dunia kita sendiri. Kita tidak akan tahu
bagaimana perkembangan pasar di luar sana, bagaimana perkembangan
permintaan pasar terhadap produk kita sendiri, bagaimana pertumbuhan
pesaing dalam dunia bisnis sejenis. Maka kita hanya tinggal menunggu
waktu, kapan bisnis kita akan segera tutup.
2. Tahap Perkenalan atau Introduction
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang
dijual umumnya barang baru (betul-betul baru). Karena masih berada pada
tahap permulaan biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agresif dan
menitikberatkan pada merek penjualan. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
3. Tahap Pertumbuhan atau Growth
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat
dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat
sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan
oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah
mulai memasuki pasar sehingga persaingan persaingan menjadi lebih ketat.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan
distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
4. Tahap Kedewasaan atau Maturity
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan
masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba
produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi
sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya
dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan
biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
5. Tahap Kemunduran atau Decline
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus diganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk
menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena
permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya
dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Alternatif-
alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan
menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta
program produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran warna dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba
optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Sedangkan strategi pemasaran yang dilakukan Matrix BCG yang merupakan strategi
untuk membantu perusahaan dengan menganalisis unit bisnis atau lini produk yang sedang
dijalankan, mengalokasikan sumber daya dan digunakan sebagai alat analitis dalam merk
pemasaran, manajemen produk, manajemen strategis, dan analisis portofolio. Tujuan utama
Matrix BCG adalah untuk mengetahui produk manakh yang layak mendaat perhatian dan
dukungan dana agar produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor terhadap kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA