Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN ANALISIS

STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN


BERDASARKAN PLC (Product Life Cycle) Dan MATRIX BCG
(Boston Consulting Group)

OLEH :
1. Gesit Arga Rossandy (18080324033)
2. Fransiska Sekar Kinasih (18080324035)
3. Ramadhani Ayunia (18080324045)
4. Megananda Devi Puspa .S. (18080324051)
5. Rizki Hidayat Almuzakir (18080324057)
KELAS: PENDIDIKAN TATA NIAGA 2018A

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi pemasaran merupakan salah satu cara dalam mengenalkan priduk
kepada konsumen, dan hal ini menjadi penting karena akan berhubungan dengan laba
yang kan dicapai oleh perusahaan. Strategi pemasaran akan berguna secara optimal
apabila didukung oleh perencanaan yang terstruktur baik dalam segi internal maupun
eksternal perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan produknya dapat diterima oleh
masyarakat dan aktivitas-aktivitas perusahaan seperti inovasi, karyawan, desain,
memproduksi, pemasaran serta pelayanan harus dapat unggul dalam persaingan yang
akan ditawarkan pada masyarakat. Untuk mencapai harapan tersebut, pihak perusahaan
dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan memasarkan
produknya. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pemasaran yang baik sebagai faktor
pendukung utama. Pemasaran itu sendiri merupakan bagian dari manajemen
perusahaan dan juga salah satu faktor yang sangat penting, karena pemasaran akan
mempengaruhi kelancancaran dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dalam melaksanakan strategi pemasaran selalu berkaitan dengan bauran
pemasaran yang terdiri dari empat variabel yaitu, product, price, place, promotion.
Dimana keempat variabel tersebut mempengaruhi dalam strategi pemasaran. Matrik
BCG adalah matrik dan intenal external (IE) matrik yang dibentuk secara khusus dalam
rangka meningkatkan usaha-usaha perusahaan yang memiliki multidivisi dengan
merumuskan strategi yang paling cocok (Husein Umar, 1999: 200). Metode BCG
matrik adalah sebuah perencanaan portofolio model yang akan dikembangkan oleh
Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahun 1970 awal. Hal ini
didasarkan pada pengamatan bahwa unit bisnis perusahaan dapat diklasifikasikan ke
dalam empat kategori berdasarkan kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar
relatif terhadap pesaing terbesar, maka nama “pertumbuhan-berbagi”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan berdasarkan siklus hidup produk
(Product Life Cycle)?
2. Bagaimana strategi pemasaran yang di lakukan berdasarkan matrix BCG ( Boston
Consulting Group)?
1.3 Tujuan
1. Untuk memaparkan strategi pemasaran yang dilakukan berdasarkan siklus
hidup produk (Product Life Cycle)
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang di lakukan berdasarkan matrix
BCG ( Boston Consulting Group)
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan lebih luas
mengenai siklus hidup produk dan strategi pemasaran matrix BCG guna membantu
pembaca untuk menukseskan usahanya melalui strategi pemasaran ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strategi Pemasaran Yang Dilakukan Berdasarkan Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle)
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
usaha and dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen. Untuk itu dalam suatu perusahaan harus mengetahui Siklus Kehidupan Produk,
agar dapat membuat suatu produk yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Dan perusahaannya berjalan lancar dan baik. Dan suatu perusahaan dapat menjalankan
perusahaannya dalam jangka waktu yang panjang, berkembang, dan memperoleh
keuntungan.
2.1.1 Pengertian Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya
dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus hidup
produk ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus hidup produk ini
merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
2.1.2 Konsep Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle)
Sebenarnya pola daur hidup produk adalah selalu berubah-ubah, karena sulit
menduga lamanya suatu tahap dan para manajer sendiri sering tidak bisa
memastikan pada tahap apa produk mereka saat ini berada. Suatu produk mungkin
kelihatannya mencapai tahap kedewasaan, padahal hanya mencapai saat mendatar
pada tahap pertumbuhan untuk sementara sebelum naiknya kurva untuk kedua
kalinya. Pola daur hidup merupakan alat strategi pemasaran, bukan seperti siklus
hidup organisme yang alami dan pasti. Pola daur hidup menjadi akibat dari
berbagai strategi pemasaran yang telah ditentukan perusahaan. Usaha untuk
mengenali tahap-tahap khusus tertentu selama riwayat penjualan suatu produk
dalam tahap-tahap tersebut terkandung peluang-peluang dan juga persoalan khusus
sehubungan dengan strategi pemasaran serta keuntungan yang diharapkan. Maka
dengan mengenal tahap dimana produk sedang berada atau kemana produk sedang
mengarah perusahaan bisa menentukan rencana pemasaran yang lebih baik dan
lebih sesuai bila dikatakan bahwa produk mempunyai suatu daur hidup ini akan
sama saja dengan menyatakan 4 hal yaitu:
1) Produk mempunyai batas umur;
2) Penjualan produk melewati tahap-tahap yang jelas dan setiap tahap
memberi tantangan yang berbeda kepada si penjual;
3) Keuntungan yang diperoleh dari penjualan akan meningkat dan menurun
pada tahap yang berbeda dalam daur hidup produknya;
4) Produk menuntut strategi yang berlainan dalam hal pemasaran keuangan
produksi personalia maupun pembelian pada setiap tahap dalam dan hidup
produknya.
2.1.3 Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle)
Siklus hidup produk itu dibagi menjadi 5 tahap yaitu:
1. Tahap Penelitian atau Riset
Sebelum kita menciptakan produk, maka kita harus merencanakan
"riset pasar". Karena disinilah inti dari bisnis kita, bagaimana kita
menciptakan sebuah produk yang dibutuhkan oleh pasar, bukan
memaksakan produk kita agar diterima oleh pasar. Hasil dari riset pasar
inilah yang kemudian kita olah menjadi ide bisnis. Berangkat dari hasil
riset ini pula kita menentukan strategi pemasaran, yang kemudian kita
bangun positioning atau lebih kita kenal sebagai Branding atau (Brand
Building) dan kemudian disusul oleh rencana pemasaran lainnya
Jadi dapat kita katakan bahwa riset pasar adalah otak utama dalam
berbisnis. Mengapa kita sebut otaknya bisnis, karena riset pasar
merupakan bagian yang bertanggung jawab menentukan kemana langkah
strategi bisnis kita kedepannya. Apa akibatnya jika kita tidak melakukan
riset pasar setelah bisnis berjalan? Hasilnya adalah bisnis kita menjadi
besar hanya dalam fikiran dan dunia kita sendiri. Kita tidak akan tahu
bagaimana perkembangan pasar di luar sana, bagaimana perkembangan
permintaan pasar terhadap produk kita sendiri, bagaimana pertumbuhan
pesaing dalam dunia bisnis sejenis. Maka kita hanya tinggal menunggu
waktu, kapan bisnis kita akan segera tutup.
2. Tahap Perkenalan atau Introduction
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang
dijual umumnya barang baru (betul-betul baru). Karena masih berada pada
tahap permulaan biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agresif dan
menitikberatkan pada merek penjualan. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
3. Tahap Pertumbuhan atau Growth
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat
dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat
sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan
oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah
mulai memasuki pasar sehingga persaingan persaingan menjadi lebih ketat.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan
distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
4. Tahap Kedewasaan atau Maturity
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan
masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba
produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi
sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya
dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan
biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
5. Tahap Kemunduran atau Decline
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus diganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk
menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena
permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya
dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Alternatif-
alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan
menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta
program produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran warna dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba
optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Sumber: Strategi Pemasaran Untuk Siswa SMK Kelas X


2.1.4 Analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Analisa siklus hidup produk ini memiliki beberapa strategi yaitu:
1) Tahap penelitian atau riset
Berikut ini beberapa cara yang umum dalam dilakukan riset:
a. Lakukan survei pasar
Anda bisa mengetahui kondisi pasar dengan cara membuat
survei, melalui angket, kuesioner atau wawancara langsung pada
masyarakat. Dari kegiatan tersebut Anda bisa mengetahui minat dan
kebutuhan konsumen, yang telah diwakili dari hasil survei yang
didapatkan di lapangan. Semakin luas jangkauan masyarakat yang anda
survei, semakin valid pula hasil yang diperoleh.
b. Amati perkembangan pasar
Anda bisa melakukan riset dengan mengamati perkembangan
pasar yang ada saat ini. Amati tren yang sedang banyak dicari
masyarakat, dan amati pula produk-produk yang sudah ada di pasaran.
Hasil pengamatan bisa anda jadikan sebagai bahan pertimbangan,
sebelum akhirnya melemparkan sebuah buah produk ke pasaran.
c. Lakukan uji coba pasar
Sebelum memasarkan produk baru, sebaiknya melakukan uji
coba pasar di beberapa lokasi usaha, untuk mengetahui tanggapan pasar.
Misalnya saja dengan menitipkan produk Anda di toko-toko atau
warung yang ada di sekitar Anda, dengan demikian anda bisa tahu
respon pasar untuk menyempurnakan produk Anda sebelum ditawarkan
ke pasaran yang lebih luas.
d. Perhatikan tingkat persaingan pasar
Sebelum memasarkan produk, sebaiknya Anda mengetahui
tingkat persaingan yang ada di pasaran. Tawarkan inovasi baru untuk
memasuki pasar yang sudah dipenuhi para pesaing. Agar produk Anda
tidak tidak kalah saing di tengah-tengah pasar yang sudah ramai.
2) Strategi pemasaran dalam tahap perkenalan
Dalam meluncurkan produk baru manajer pemasaran bisa menetapkan
setiap variabel pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah, seperti
dalam harga, promosi, distribusi dan mutu produk. 4 jenis strategi
pertimbangan yang dilakukan manajemen:
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat
promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi
untuk memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk
menutup biaya pengeluaran dari pemasaran. Cari ini biasanya dipakai
untuk mempercepat lagu laju penerobosan pasar. Strategi ini akan
berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan
produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapapun, dan
perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun
preferensi pada mereknya.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan
sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan
sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran. Strategi ini akan
berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga
tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan
biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang
paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar. Strategi ini akan
berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan
produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi
persaingan potensial.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi
rendah dan harga rendah ini. Dapat mendorong penerimaan produk yang
cepat dan biaya promosi yang rendah. Keberhasilan strategi ini biasanya
harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui
keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan
potensial sangat rendah. Lamanya tahap pengenalan ini sangat
ditentukan oleh karakteristik produk seperti differential advantage di
bandingkan produk-produk lain yang eksis di pasar, usaha-usaha
edukasional yang dibutuhkan, kadar sifat atau corak baru suatu produk
(degree of news) dan komitmen sumber daya pihak manajemen terhadap
item atau aspek baru tersebut. Biasanya yang diharapkan adalah periode
pengenalan yang singkat, sehingga pengaruh negatif terhadap
penerimaan dan aliran kas dapat dikurangi. Demikian pula halnya
dengan ketidakpastian terhadap produk baru tersebut diharapkan dapat
ditekan.
3) Tahap Pertumbuhan atau Growth
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan.
Konsumen menerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen
berikutnya mulai membeli produk itu. Para pesaing baru memasuki pasar,
tertarik dengan peluang produksi dan laba berskala besar. Mereka
memperkenalkan ciri produk yang baru dan memperluas jaringan distribusi.
Harga tetap bertahan atau menurun sedikit, bergantung pada seberapa cepat
permintaan meningkat. Berbagai perusahaan mempertahankan pengeluaran
promosi mereka pada tingkat yang sama atau sedikit lebih besar untuk
mengimbangi persaingan dan untuk terus mendidik pasar. Penjualan
meningkat lebih jarak cepat daripada pengeluaran promosi, menyebabkan
penurunan rasio promosi-penjualan. Laba meningkat selama tahap
pertumbuhan karena biaya promosi dibagi oleh volume yang lebih besar,
dan biaya produksi per unit turun lebih cepat daripada penurunan harga
karena pengaruh kemahiran produsen. Perusahaan harus memperhatikan
perubahan tingkat pertumbuhan dari percepatan ke perlambatan untuk
menyiapkan strategi baru. Tahap ini dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu:
a. Rapid Growth
Ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk
membangun pasar yang kuat dan khususkan distribusi. Mutu produk
ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar
baru. Selain lini produk, lini harga juga digunakan untuk
memuaskan selera berbagi segmen, mulai dari harga rendah sampai
dengan harga premi. Sementara itu promosi ditekankan untuk
membangun preferensi merek. Periklanan dititikberatkan pada
media massa untuk memaksimumkan jangkauan penginformasian
produk. Pemasar juga harus terus mengumpulkan informasi tentang
kegiatan persaingan dan mencari segmen pasar baru karena peluang
di pasar yang ada sudah mulai berkurang dengan semakin
banyaknya pesaing yang muncul.
Bentuk-bentuk strategi yang dapat dilakukan dalam tahap ini
adalah penyempurnaan produk, pengembangan segmen pasar baru,
penambahan saluran distribusi baru, selektif dengan stimulation, dan
pengurangan harga untuk merebut konsumen baru.
b. Slow Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini memfokuskan untuk
memperkuat dan mempertahankan posisi pasar serta membangun
kesetiaan konsumen dan penyalur. Karena pada tahap ini penjualan
masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Dalam hal ini penyalur menjadi sangat penting karena
produk yang selalu tersedia pada tingkat eceran akan dapat
memberikan penghasilan secara teratur. Dengan demikian promosi
akan bergeser dari konsumen ke penyalur. Disamping itu usaha
untuk memberikan layanan layanan purna beli juga semakin
meningkat. Intelijen pemasaran mulai memfokuskan pada
peningkatan produk, mencari peluang di pasar baru, serta perbaikan
serta penyegaran tema promosi. Dalam tahap ini perusahaan
menggunakan beberapa strategi untuk memperdalam
mempertahankan pertumbuhan:
a) Perusahaan memperbaiki kualitas produk dan menambah
pada atribut atribut produk baru dan memperbaiki style;
b) Perusahaan menambah model baru dan produk
pendamping;
c) Perusahaan memasuki segmen baru;
d) Perusahaan meningkatkan jangkauan distribusi dan
memasuki saluran distribusi baru;
e) Perusahaan beralih dari iklan penyadaran produk ke iklan
preferensi produk perusahaan menurunkan harga untuk
menarik lapisan pembeli yang sensitif terhadap harga.
4) Tahap Kedewasaan Atau Maturity
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan,
yaitu:
1. Defensive Strategy
Bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dan menjaga
kelompok produk dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi
ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh
penjualan.
2. Offensive Strategy
Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk
mencapai tingkat yang lebih tinggi. Bentuk strategi ini dapat berupa
modifikasi pasar, yaitu dengan menggait kelompok bukan pemakai,
mengintensifkan penawaran produk kepada non-user dan merebut
konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ini adalah modifikasi
produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa
sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli,
dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada
konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak
dan pemakaian yang lebih sering.
5) Tahap Penurunan Atau Decline
Setelah perusahaan menyadari bahwa produk telah memasuki tahap
penurunan, manajemen harus menu memutuskan:
a. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik;
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan atau manfaat baru pada
produk;
c. Mencari pasar baru;
d. Tetap ada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian
dalam industri dapat diatasi;
e. Mengurangi investasi perusahaan sejarah selektif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan;
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai
secara cepat;
g. Menjualnya ke perusahaan lain atau meliputi dasi produk pada harga
sisa.

2.2 Strategi Pemasaran Yang Dilakukan Berdasarkan Matrix BCG (Boston


Consulting Group)
2.2.1 Pengertian Boston Consulting Grup dan Matrix BCG
Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan
manajemen swasta yang berbasis di Boston. Boston Consulting Grup merupakan
perusahaan yang berkecimpung dalam hal perkembangan pangsa pasar. BCG
dikembangkan dan dipopulerkan pertama oleh seorang manajemen konsultan
terkemuka. The BCG matrix is a chart that had been created by Bruce Henderson
for the Boston Consulting Group in 1970 to help corporations with analyzing their
business units or product lines. This helps the company allocate resources and is
used as an analytical tool in brand marketing, product management, strategic
management, and portfolio analysis. Matriks Boston Consulting Group adalah
bagan yang diciptakan oleh Bruce Henderson untuk Boston Consulting Group
pada tahun 1970 untuk membantu perusahaan dengan menganalisis unit bisnis
atau lini produk mereka. Matriks BCG membantu perusahaan mengalokasikan
sumber daya dan digunakan sebagai alat analitis dalam merek pemasaran,
manajemen produk, Manajemen strategis, dan analisis portofolio.
2.2.2 Sejarah Boston Consulting dan Matrix BCG
Pada awal tahun 1970, BCG ditemukan oleh Bruce D. Henderson
sebagai divisi management dan konsultasi dari Boston Safe Deposit and Trust
Company- yang mana merupakan anak cabang dari perusahaan boston. Seorang
mantan penjual alkitab, Henderson sudah menjadi sarjana teknik di Universitas
Vanderbilt sebelum berkundung sekolah bisnis Harvard. Beliau meninggalkan
HBS 90 hari sebelum kelulusannya untuk bekerja di perusahaan Westinghouse,
tempat dimana ia menjadi wakil presiden termuda sepanjang sejarah perusahaan
tersebut. Dia akan meninggalkan Westinghouse untuk memimpin Unit
manajemen pelayanan sebelum menerima tantangan yang mustahil dari pimpinan
Boston Safe Deposit and Trust Company untuk memulai pelayanan konsultasi
untuk bank.
2.2.3 Tujuan Matrix Boston Consulting Grup (BCG)
Tujuan utama Matriks Boston Consulting Grup (BCG) adalah untuk
mengetahui produk manakah yang layak mendapat perhatian dan dukungan dana
agar produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor terhadap kinerja
perusahaan dalam jangka panjang. Setiap produk memiliki siklus hidup produk,
dan setiap tahap dalam siklus hidup-produk mewakili profil risiko yang berbeda.
Secara umum, perusahaan harus menjaga portofolio yang seimbang dari produk
yang dipasarkan. Portfolio tersebut bisa dalam rentang produk dengan
prtumbuhan tinggi maupun pertumbuhan rendah. Sebuah produk dengan
pertumbuhan tinggi membutuhkan beberapa upaya dan sumber daya untuk
memasarkannya, untuk membangun saluran distribusi, dan untuk membangun
infrastruktur penjualan, dengan harapan produk tersebut dapat membawa
keuntungan di masa depan.
2.2.4 Kegunaan Matrix Boston Consulting Grup (BCG)
Matriks Boston Consulting Group digunakan untuk memahami pasar,
optimasi portofolio dan alokasi sumber daya yang efektif. Untuk memahami
matriks BCG, kita perlu memahami bagaimana pangsa pasar dan pertumbuhan
pasar saling berhubungan. Pangsa pasar adalah persentase dari total pasar yang
sedang dilayani oleh perusahaan, baik dalam hal pendapatan atau dalam satuan
volume. Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi proposi pasar yang akan
dikontrol. Matriks BCG mengasumsikan bahwa jika kita menikmati pangsa pasar
yang tinggi, maka kita akan menghasilkan uang. Pertumbuhan pasar digunakan
sebagai ukuran dari daya tarik pasar. Jika pasar mengalami pertumbuhan pasar
tinggi dari total perkembangan pasar, maka akan relatif mudah bagi bisnis untuk
menambah keuntungan mereka, bahkan jika pangsa pasar mereka tetap stabil.
Sebaliknya kondisi pangsa pasar yang rendah tidak menambah keuntungan,
namun kondisi pangsa pasar yang tinggi belum tentu juga menguntungkan jika
tidak ada upaya memberikan diskon secara agresif.
2.2.5 Keunggulan dan Keterbatasan Matrix Boston Consulting Grup (BCG)
Metode analisis BCG matrix membantu unit bisnis untuk mengetahui posisi
dirinya di dalam empat kategori, yakni kategori Anjing (Dog), Tanda Tanya
(Question Mark), Star (Bintang), dan Cash Cow (Kas Sapi), yang penentuannya
didasarkan pada kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif
terhadap pesaing terbesar, seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya. Matriks
ini juga dapat digunakan untuk memetakan atribut produk strategis yang dapat
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (MacMilan et al 982:733; Lindgren
dan Bandhold 2003). Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan
yang paling mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan
mudah melihat di posisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini
memusatkan perhatian pada arus kas, karakteristik investasi, dan kebutuhan
berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing
menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah,
dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang
searah jarum jam. Pengaplikasian matriks Boston Consulting Grup memiliki
keterbatasan dalam beberapa hal menurut Wheelen and Hunger (2006), yaitu:
a. Menentukan segmen-segmen produk/pasar yang tidak mudah;
b. Menggunakan strategi standar yang dapat mengakibatkan terlewatnya
peluang-peluang atau menjadi tidak praktis;
c. Adanya kenyataan bahwa posisi-posisi bisnis didasarkan kepada
penilaian yang subyektif;
d. Penggunaan istilah-istilah “cash cow” dan “dog” dapat mengarah kepada
prediksi-prediksi yang sangat tergantung pada masing-masing individu;
e. Tidak selalu ada kemungkinan untuk menentukan apa yang membuat
suatu industri dinilai atraktif, atau menentukan pada tahap apa suatu
produk dalam daur hidupnya;
f. Jika menetapkan metode ini dengan ketidaktelitian, maka akan
mengakibatkan ketidaktepatan pemilihan strategi yang harus dilakukan;
Sebuah pangsa pasar yang tinggi tidak selalu mengakibatkan
profitabilitas. Model ini mengabaikan efek sinergi antar unit bisnis. Dan
terpenting adalah pertumbuhan pasar bukan satu-satunya indikator untuk daya
tarik pasar. Untuk itu dimungkinkan ada lebih banyak lagi aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam penggunaan model BCG.

2.2.6 Metode Matrix Boston Consulting Grup (BCG)


Metode analisis Boston Consulting Group (BCG) merupakan metode
yang digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisnis strategi dengan
melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan (Kotler,
2002). Matriks BCG terdapat 4 kuadran yang menggambarkan posisi suatu unit
bisnis dipandang dari segi pertumbuhan pasar serta pangsa pasarnya, keempat
kuadran atau kategori tersebut adalah:
1) Dog (Anjing)
Kategori Anjing memiliki pangsa pasar yang rendah dan tingkat
pertumbuhan yang rendah dan dengan demikian tidak menghasilkan
atau mengkonsumsi uang dalam jumlah besar. Unit ini biasanya
'impas', menghasilkan sedikit uang untuk mempertahankan pangsa
pasar bisnis. Pada posisi anjing, produk berada pada pangsa pasar
rendah dan kondisi pasar yang tumbuh sangat sedikit. Posisi ini
memerlukan beberapa investasi, katrena sumber daya manusia dan
sumber uangnya sanagat rendah. Karena posisi internal dan
eksternalnya lemah, bisnis ini sering kali dilikuidasi, divestasi, atau
dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing,
retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan
karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan
biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan
menguntungkan.
2) Question Mark (Tanda Tanya)
Kategori ini memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah,
tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya
kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah.
Bisnis ini disebut tanda Tanya karena organisasi harus memutuskan
apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi
intensif atau menjualnya. Unit bisnis ini memerlukan banyak uang
untuk mempertahankan pangsanya, apalagi meningkatkannya.
Manajemen harus berpikir keras tentang tanda tanya mana yang harus
dicoba untuk dibangun menjadi bintang dan mana yang harus dibuang.
3) Star (Bintang)
Kategori ini memiliki peluang jangka panjang terbaik untuk
pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa
pasar relative yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi
seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan
memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin
pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi
perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk
memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya.
4) Cash Cow (Kas sapi)/Sapi Perah
Kategori ini memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi
bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi
perah karena menghasilkan kas yang lebih dari yang dibutuhkannya,
mereka seringkali diperah. memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi
tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Banyak
sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus
dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. SBU
yang terkenal dan berhasil ini memerlukan investasi yang lebih kecil
untuk mempertahkankan pangsa pasarnya. SBU ini menghasilkan
banyak uang yang digunakan perusahaan untuk membayar tagihannya
dan untuk mendukung SBU lain yang memerlukan investasi.

Sumber: Analisis Matriks Boston Consulting Grup (BCG) Pada Sepeda


Motor Merek Honda oleh Yanuar Suya Putra

2.2.7 Kerangka Konseptual dan Kerangka Operasional Martiks Boston Consulting


Grup (BCG)
1. Kerangka Konseptual Martiks Boston Consulting Grup (BCG)
a. Tingkat pertumbuhan pasar (Market Growth)
Pertumbuhan pasar diwakili oleh sumbu vertikal.
Pertumbuhan pasar adalah proyeksi tingkat penjualan untuk
pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan peningkatan
persentase dalam nilai atau volume penjualan dua tahun
terakhir Sumbu dibagi menjadi dua bagian: lebih dan kurang
dari 10 persen pertumbuhan per tahun. Pasar pertumbuhan di
atas 10 persen dianggap tinggi karena itu, variabel ini
melambangkan daya tarik pasar.
Sumbu y menggambarkan tingkat pertumbuhan industri
dalam penjualan yang diukur dalam bentuk persentase.
Persentase tingkat pertumbuhan pada sumbu y dapat berkisar
antara -20 hingga +20 persen, dengan 0,0 sebagai titik tengah.
Angka kisaran ini pada sumbu x dan y seringkali digunakan,
tetapi angka lainnya dapat dibuat bila dianggap sesuai untuk
organisasi tertentu. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
industri (market growth rate) dapat digunakan rumus berikut.
Pertumbuhan pasar menggambarkan jangkauan
organisasi atua menunjukkan perekembanagn organisasi. Teori
di balik matriks mengasumsikan, oleh karena itu, bahwa
indikasi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi diserati tuntutan
pada investasi.
Tingkat pertumbuhan pasar mengatakan lebih tentang
posisi merek daripada hanya dengan arus kas. Itu adalah
indikator yang baik dari kekuatan pasar itu, dengan potensi
masa depan untuk menghadapi siklus hidup pasar dengan daya
tarik oragnaisasi untuk masa depan pesaing. Hal ini juga dapat
digunakan dalam analisis pertumbuhan.
b. Pangsa pasar relatif (Market Growth Rate)
Pangsa pasar relatif adalah adalah bagian penjualan
industri total sebuah perusahaan di sebuah pasar tertentu.
Pangsa pasar relatif diwakili oleh sumbu horisontal. Ini adalah
pangsa pasar perusahaan dibagi dengan pangsa pesaing
terbesar. Pangsa pasar relatif berfungsi sebagai ukuran
kekuatan perusahaan di segmen pasar yang relevan. Nilai yang
membatasi.
Posisi pangsa pasar relatif (relative market share)
didefinisikan sebagai rasio dari pangsa pasar satu divisi tertentu
terhadap pangsa pasar yang dimiliki oleh pesaing terbesar
dalam industri tersebut. Pangsa pasar relatif dapat ditentukan
menggunakan rumus berikut:
Semakin tinggi nilai pangsa pasar suatu perusahaan,
semakin besar proporsi pasar yang dikendalikannya. Posisi
pangsa pasar relatif diberikan pada sumbu x dari matriks BCG.
Titik tengah dari sumbu x biasanya dibuat 0,50 atau sama
dengan divisi yang memiliki separuh pangsa pasar dari
perusahaan pemimpin dalam industri. Matriks BCG secara
grafis menunjukkan perbedaan di antara berbagai divisi dalam
posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri.
Matriks BCG memungkinkan organisasi multidivisi untuk
mengelola portofolio bisnisnya dengan mempertimbangkan
posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri
dari masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain dalam
organisasi.
2. Kerangka Konseptual Operasional Boston Consulting Grup (BCG)
a. Mengidentifikasi dan membagi perusahaan dalam SBU (strategic
business units).
b. Menilai dan membandingkan prospek tiap SBU berdasarkan dua
industri yaitu pangsa pasar relatifnya dan tingkat pertumbuhan
industri SBU tersebut.
c. Mengklasifikasikan SBU pada matriks BCG.
d. Mengembangkan strategi untuk tiap SBU.
Solusi dalam matriks BCG adalah pengambilan stategi yang
sesuai dengan posisi perusahaan atau badan usaha.Suatu perusahaan
atau badan usaha harus memutuskan apa tujuan, strategi dan anggaran
harus ditetapkan ke setiap SBU. Strategi harus segera diambil sesuai
dengan hasil analisis dan posisinya dalam matriks BCG. Hal ini
dilakukan mempertahankan atau memperbaiki kondisi perusahaan atau
badan usaha. Strategi yang dapat diterapkan ada 2 yaitu, sesuai dengan
tiap kuadran matiks BCG dan strategi yang diambil secara umum.
a) Strategi yang dapat diambil dari tiap kuadran matiks BCG :
Kudran posisi Tanda Tanya, organisasi harus
memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan
menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar, atau pengembagnan produk) atau tetap menjual
produknya. Pada kuadran Bintang, strategi yang dapat
dilakukan adalah menerima investasi yang besar untuk
mempertahankan dan memperkuat posisi dominan. Hal ini
dilakukan karena Divisi dengan pangsa pasar relative yang
tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi. Strategi
yang dikembangkan adalah; Integrasi ke depan, ke belakang,
dan horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar;
pengembangan produk; dan joint venture. posisi ini memiliki
peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan
profitabilitas bagi organisasi.
Kuadran Sapi Perah strategi yang dikembangkan untuk
sapi perah yang kuat adalah pengembangan produk atau
diversifikasi konsentrik. Pada kuadran Anjing adalah posisi
yang sanagat lemah, karena berada dalam pertumbuhandan
pangsa pasar yang lemah. Karena posisi internal dan
eksternalnya lemah, bisnis ini sering kali dilikuidasi, divestasi,
atau dipangkas dengan retrenchment.
b) Strategi umum yang dapat diterapkan pada matriks BCG
i. Pertumbuhan (Build) :
Pada posisi tanda tanya beberapa perusahaan
dapat menggunakan strategi pertumbuhan yang
dibiayai oleh sapi perah bagian dari sapi perah
pendapatan akan memperkuat posisi tanda tanya yang
memiliki potensi untuk menjadi bintang. Dalam hal
ini, sebuah perusahaan meningkatkan pangsa pasarnya
secara substansial.
ii. Mempertahankan posisi (tertunda)
Cara ini sesuai dengan posisi bintang-bintang dan
sapi perah. Dalam hal ini, pemeliharaan strategi dapat
lebih menjanjikan.
iii. Panen
Tujuan dari strategi ini adalah naik arus kas
jangka pendek meskipun konsekuensi jangka panjang.
Panen menyiratkan keputusan untuk keluar dari bisnis
dengan mengeksekusi program konstan pemotongan
biaya. Perusahaan menggunakan strategi ini ketika
mereka berharap untuk mengurangi biaya mereka pada
tingkat yang lebih cepat daripada potensi penurunan
penjualan. Strategi ini cocok untuk lemah sapi tunai,
tanda tanya dan anjing. Rekomendasi untuk anjing
adalah susu mereka dan menghapus mereka dari pasar.
iv. Likuidasi (Hentikan, Divest)
Jika sebuah perusahaan menjalankan bisnis
lemah, arus mempertimbangkan cuaca untuk panen
atau melepaskan unit bisnisnya. Keputusan likuidasi
perusahaan memberikan kesempatan untuk
menginvestasikan kembali sumber daya dalam bisnis
lebih makmur. Strategi ini tepat untuk anjing dan sisa
tanda tanya, yang tidak didanai oleh sapi tunai.
2.2.8 Elaborasi Pengaplikasian Matriks BCG
Dog, Question Mark, Star dan Cash Cow merupakan empat bagian yang
ada dalam matriks BCG dan dibagi berdarakan kriteria pangsa pasar dan
pertumbuhan pasar. Dengan menggunakan konsep internal dan eksternal (dua
faktor utama yang dibahas di atas yaitu: Pesaing dan potensi pasar), akan lebih
jelas dalam melihat konsep BCG. Bagi perusahaan yang sudah „bermain lama
dalam suatu wilayah tertentu dan dalam wilayah tersebut memiliki beberapa
pemain yang masih di tolerir, dengan perkembangan pasar yang cukup baik
perkembangannya maka produk dari perusahaan tersebut masuk dalam kategori
question mark atau juga bisa masuk dalam kategori star. Kenapa demikian
karena perusahaan yang berada dalam pasar yang masih stabil mengalami
perkembangan dan junlah „pemain‟ yang berada dalam wilayah tersebut masih
sesuai dengan rasio pasar yang ada maka perusahaan tersebut pasti telah masuk
dalam kondisi question mark tetapi bisa juga karena jika menggunakan kriteria
pembanding gross revenue perusahaan maupun terhadap industri maka
perusahaan bisa atau dapat dikatakan telah masuk dalam kategori star.
Kunci dari konsep matriks BCG adalah menaruh perhatian lebih pada
pesaing dan potensi pasar. Kedua kombinasi ini merupakan faktor-faktor yang
sangat penting dan krusial baik dalam praktek maupun teori untuk memahami
konsep matriks BCG. Ketika pasar sudah stagnan maka ini merupakan kunci
utama dalam mempertimbangkan langkah yang dapat ditempuh oleh setiap
perusahaan, karena dengan stagnannya pertumbuhan pasar maka ini merupakan
indikasi awal bahwa perusahaan telah kemungkinan dapat berada dalam kondisi
krisis. Pasar yang stagnan bisa disebabakn oleh pesaing yang terlalu banyak atau
juga pasar yang dalam hal ini konsumen yang sudah homogen dimana semua
ceruk pasar yang ada telah diakomodasi, dampak bagi perusahaan adalah
kembali melihat kondisi didalam perusahaan sendiri, jika perusahaan masih
memiliki pangsa pasra yang baik maka perusahaan masuk dalam kategori cash
cow, tetapi jika sebaliknya maka perusahaan berada dalam kondisi kritis dog.
Setiap level dan kategori dalam matriks BCG membutuhkan perhatian
dan perlakuan yang berbeda-beda. Tidak dapat begitu saja meningkatkan
investasi pada saat mengkalkulasikan perusahaan berada dalam level star,
karena bukan tidak mungkin pertumbuhan pasar yang stabil akan mengundang
banyak pemain baru ke pasar yang ada atau ketika berada dalam kondisi yang
dikategorikan dog, perusahaan langsung menutup semua produksi yang ada
pada produk yang bersangkutan tetapi bisa melakukan inovasi atau perubahan
target pasar dengan memanfaatkan ceruk pasar yang belum tergarap. Demikian
pula ketika berada di posisi cash cow maupun question mark, karena yang harus
diperhatikan adalah banyak faktor yang saling berkaitan dan masing-masing
berubah sesuai dengan momentum yang ada dan sangat sulit diprediksi.
BAB III
ANALISA STUDI KASUS

3.1 Contoh Kasus


Produk yang akan dibahas tentang Siklus Hidupnya adalah salah satu produk
dari PT. Unilever Indonesia Tbk, yaitu Pepsodent. Pepsodent adalah salah satu merek
pasta dan sikat gigi dari Unilever. Pepsodent adalah pasta gigi yang tertua di Indonesia.
Pepsodent pertama kali diluncurkan di Inggris pada dekade 1920-an dan menyebar ke
negeri-negeri jajahannya termasuk Hindia-Belanda (Indonesia), Malaya (Malaysia),
dan Temasek (Singapura). Pepsodent adalah salah satu produk yang cukup terkenal
pada masa penjajahan, ketika Unilever memasuki pasaran Indonesia di era penjajahan,
sekitar dasawarsa 1930-an.
3.1.1 Siklus Hidup Produk Pepsodent
1) Tahap Perkenalan / Introduction
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang
tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada
target pasar dengan berbagai cara. Perkenalan (promosi). Pada tahap ini,
pepsodent melakukan promosi di media elektronik yang berupa iklan dan
media cetak yang berupa iklan di Koran, majalah, spanduk.
2) Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk
yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat
dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan
distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya
animo permintaan pasar. Pertumbuhan(distribusi). Pertumbuhan peprodent di
masyarakat terus mengalami peningkatan. Meski sekarang telah banyak beredar
pasta gigi lain, tapi pepsodent tetap stabil. Pendistribusian pepsodent juga
sangat meluas.
3) Varian dari produk Pepsodent
Pada saat sekarang ini, Pepsodent tidak hanya memasarkan produk pasta
gigi saja.Terdapat beberapa produk baru dari Pepsodent, seperti toothbrush dan
mouthwash. Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh
jangkauan perawatan kesehatan mulut para konsumennya.
4) Tahap Kedewasaan / Maturity
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan
ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka
penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta
penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi
untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak
pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak
akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
Pendewasaan (harga) Harga yang di keluarkan oleh produsen sangat terjangkau
oleh masyarakat. Di Indonesia, Pepsodent White Now tersedia dalam ukuran
100 gr dengan kisaran harga jual Rp15.000 di toko-toko di semua kota besar.
Pepsodent White Now hadir melengkapi rangkaian produk Pepsodent lainnya
yaitu Pepsodent Complete 8, Pepsodent Gum Care, Pepsodent Herbal,
Pepsodent Sensitive, Pepsodent Whitening, dan Pepsodent Center Fresh dan
merupakan bentuk komitmen Pepsodent untuk selalu berinovasi dan tidak
hanya memberikan kebutuhan dasar perlindungan gigi.
5) Tahap Penurunan / Decline
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen
untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang
diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti
dan akhirnya mati. Kemunduran produk sampai saat ini pepsodent belum
mengalami kemunduran yang sangat berarti. Untuk mencegah itu semua,
pepsodent telah mengeluarkan berbagai variasi ukuran maupun rasa.

3.2 Kritik terhadap Contoh Kasus


Dari sini kita dapat melihat bahwa produk pepsodent juga menemukan titik
dimana penguna produknya tidak bertambah dikarenakan menemukan titik jenuh dari
situ produk pepsodent selalu berinovasi menemukan cara bagaimana pengguna produk
mereka tidak jenuh, kinerja dari perusahaan sangat baik untuk mempertahankan atau
bahkan menaikkan pasar mereka diseluruh dunia. Selain itu sampai sekarang produk
pepsodent masih tetap bertahan dan dicintai oleh konsumen karena mereka terus
berinovasi dan memberikan yang terbaik sehingga tidak menjadikan pesaing sebuah
masalah yang besar.
3.3 Saran terhadap Contoh Kasus
Saran kepada semua perusahaan agar terus berinovasi terhadap setiap
produknya agar usia dari produknya tetap bertahan dan terus dicintai oleh
penggunanya, termasuk pemilihan harga dan lain sebagainya. Karena sangat penting
bagi perusahaan untuk tetap memperhatikan itu demi bertahannya suatu produk di
masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Siklus hidup produk merupakan sebuah gambaran proses kehidupan sebuah produk.
Selayaknya makhluk hidup, sebuah produk juga melalui tahap kelahiran hingga kematian
(penurunan). Tahapan-tahapan yang dilalui oleh sebuah produk terbagi menjadi lima tahapan
yaitu tahap penelitian atau riset, tahap perkenalan atau introduction, tahap pertumbuhan atau
growth, tahap kedewasaan atau maturity, dan tahap penurunan atau decline.

Sedangkan strategi pemasaran yang dilakukan Matrix BCG yang merupakan strategi
untuk membantu perusahaan dengan menganalisis unit bisnis atau lini produk yang sedang
dijalankan, mengalokasikan sumber daya dan digunakan sebagai alat analitis dalam merk
pemasaran, manajemen produk, manajemen strategis, dan analisis portofolio. Tujuan utama
Matrix BCG adalah untuk mengetahui produk manakh yang layak mendaat perhatian dan
dukungan dana agar produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor terhadap kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kotler, Philip. 1985. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Diterjemahkan oleh: Jaka


Wasana. Jakarta: Erlangga (Hal 491)
2. Puspitasari, Devi. Strategi Pemasaran. Depok: CV Rizeva Utama (Hal 43-53)
3. Putra, Yanuar Surya. 2014. Analisis Matriks Boston Consulting Grup (BCG) Pada
Sepeda Motor Merek Honda (Studi Kasus Pada Pt. Astra Honda Motor Tahun 2013).
Among Makarti, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Salatiga, hal 52-60. Diakses tanggal 22
Agustus 2019 dari http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/95
4. Wikipedia. 2017. Pepsodent. Diakses tanggal 25 Agustus 2019 dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pepsodent
5. Diakyasa, Naya. 2014. Siklus Kehidupan Produk. Artikel Ekonomi. Diakses tanggal
25 Agustus 2019 dari https://nayaakyasazilvi.wordpress.com/2014/07/09/siklus-
kehidupan-produk/
6. Stevanie, Angie Elizabeth Victoria Angel. 2012. Makalah Produksi Pemasaran.
Diakses tanggal 25 Agustus 2019 dari
http://anggieluphmamunk.blogspot.com/2012/02/makalah-prod-pemasaran.html

Anda mungkin juga menyukai