Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Non Verbal
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan sebagai masukan bagi
penyusun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kita berkomunikasi secara verbal
(kata-kata), tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata tersebut. Sekitar 93% dari arti
pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatarbelakangi komunikasi verbal dan hanya
7% dari pesan verbal. Secara terinci adalah 7% dari pesan verbal, 38% dari nada suara atau
infleksi, 55% dari ekspresi wajah, gerakan tubuh dan kepala atau sikap. Dari hasil penelitian ini
jelas bahwa komunikasi non-verbal sangat membantu dalam menginterpretasikan arti pesan
verbal. Tetapi, jika pesan nonverbal saja tersendiri yang dikirimkan akan sulit untuk
menginterpretasikannya secara tepat. Berikut ini akan dijelaskan tentang apa itu komunikasi
nonverbal, apa fungsinya, karakteristiknya, perbedaan pengungkapan makna antar golongan,
serta pentingnya komunikasi nonverbal dalam kehidupan sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
9. Perilaku non verbal sangat terpercayaKita akan cepat percaya terhadap perilaku non verbal
apabila perilaku ini bertolak belakang dengan pesan yang mengikutinya.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yaitu :
1. Struktur dan derajat kepentingan. Perbedaan budaya telah mengembangkan bahasa dan kata-
kata melalui berbagai Negara ke keadaan seperti sekarang. Hal ini membuat komunikasi menjadi
lebih mudah. Itulah alasannya mengapa komunikasi verbal begitu penting.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terstruktur memiliki aturan-aturan tata bahasa dan
memberikan pesan secara jelas.
Komunikasi nonverbal tidak terstruktur dan tidak memiliki pola-pola yang khusus. Komunikasi
nonverbal dapat ditafsirkan oleh sesuai dengan keinginan setiap orang. Walaupun begitu,
komunikasi nonverbal sangatlah penting karena berperan dalam mendukung komunikasi verbal.
Komunikasi nonverbal tidak berawal dan tidak berakhir karena berlangsung secara terus menerus
tanpa adanya interupsi. Misalnya, dalam proses komunikasi interpersonal, komunikasi nonverbal
akan terus terjadi pada tataran individu. Bahkan ketika kita berhenti berkomunikasi, mereka tetap
menunjukkan petunjuk-petunjuk nonverbal.
Komunikasi nonverbal memiliki ribuan ekspresi wajah yang dapat dibuat hanya dengan 20 otot
wajah. Bersamaan dengan itu, dalam komunikasi nonverbal terdapat beberapa jenis komunikasi
nonverbal yang dapat menciptakan peluang terjadinya kesalahan penafsiran.
4. Proses neuro-fisiologis.
Komunikasi verbal ditafsirkan oleh otak kiri yang dapat membantu dalam melakukan analisis.
Hal ini terjadi hampir setiap kali namun otak tidak mengikuti setiap waktu.
Komunikasi nonverbal ditafsirkan oleh otak kanan. Oleh karena itu, penafsiran yang terjadi
melibatkan berbagai kegiatan ruang, gambar, dan gestalt dalam otak dan menciptakan berbagai
macam respon.
Komunikasi nonverbal tidak selalu terjadi umpan balik dan sangat mungkin terjadi
kesalahpahaman.
Komunikasi nonverbal tidak dapat terjadi dalam jarak yang terlalu lebar. Selain itu, partisipan
komunikasi haruslah bertatap muka satu sama lain agar dapat menerima pesan-pesan nonverbal.
Komunikasi nonverbal tidak dapat didokumentasikan dan dijadikan barang bukti. Kecuali ada
pihak ketiga yang menjadi saksi terjadinya komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh para
partisipan komunikasi.
9. Penggunaan
Komunikasi verbal yang digunakan oleh manusia hanya sekitar 7 (tujuh) persen saja dari
keseluruhan komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi nonverbal sangat penting dibandingkan komunikasi verbal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil studi yang dilakukan oleh Albert Mehrabian yang menunjukkan bahwa sebanyak 93
persen dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi nonverbal.
10. Tujuan
Komunikasi verbal utamanya ditujukan untuk menginformasikan pengetahuan karena kata-kata
sangatlah berpengaruh. Selain itu, komunikasi verbal dapat digunakan sebagai alat dalam
komunikasi persuasi, debat publik, diskusi kelompok, dan lain-lain. Komunikasi verbal juga
dapat digunakan untuk membentuk hubungan karena kata-kata dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan.
1. Komunikasi visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-
simbol.
Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta
bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya
mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam
pemrosesan informasi kepada para pendengar.
2. Komunikasi sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi nonverbal sering disebut Haptik.
Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain
sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan
tertentu dari orang yang menyentuhnya.
4. Komunikasi lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya. Contoh:
jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa”jaraknya sangat
jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut
menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.
5. Komunikasi penciuman
Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma
parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum
bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.
6. Komunikasi penampilan
Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik,
sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang
menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa
tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak rapih, kotor dan lain-lain).
7. Komunikasi cita rasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan
mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain,
apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa
dari makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud atau makna.
Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan bagian dari
pesan verbal. Misalnya saja, mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu,
atau dapat memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
Untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi, anda
mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu atau menggeleng-gelengkan kepala ketika
menceritakan ketidak jujuran seseorang.
3. Untuk menunjukkan kontradiksi
Kita secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal. Contohnya
anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa apa yang
anda katakan tidak benar.
4. Untuk mengatur
5. Untuk mengulangi
Kita dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, anda dapat
menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis mata anda atau anda dapat
menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “ayo kita pergi”
6. Untuk menggantikan
Komunkasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya, “oke” dengan tangan
anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat menganggukan kepala untuk mengatakan “iya” atau
menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.
Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya
suatu kelompok yang epunyai bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas
yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Sebagai contoh, seorang Sunda akan
membungkukkan badan bahkan terkadang disertai anggukan kepala ketika lewat di depan orang
lain (terutama yang lebih tua atau berstatus lebig tinggi), seraya mengucapkan “punten”.
Kejanggalan akan terjadi ketika orang mengucapkan “excuse me” seraya membungkukkan
badan.
Suatu perbedaan yang menonjol antara pesan verbal dengan nonverbal adalah bahwa pesan
verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya, orang dapat mengawali
dan megakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbalnya tetap
mengalir, sepanjang ada orang di dekatnya.
Perbedaan penafsiran pesan nonverbal bisa terjadi kapan saja dan dimana seseorang itu berada.
Ada beberapa alasan mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976), yaitu:
1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal darpada pesan verbal
3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancauan
4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi
5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal
6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal adalah proses
komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya ialah
dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh (body language), ekspresi wajah dan kontak
mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta
cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya dalam berbicara.
Komunikasi nonverbal sering kurang disadari kehadirannya serta kurang dipahami maknanya,
padahal komunikasi nonverbal mendukung dan mempengaruhi keberhasilan penyampaian pesan.
Meski jarang disadari manfaatnya, Komunikasi non verbal menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi
non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan
orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
2. Saran
Diharapkan semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam komunikasi nonverbal dan tidak
hanya pandai dalam berkomunikasi verbal. Karena di dalam komunikasi verbal pasti terdapat
pesan nonverbal yang bisa menjadi cermin dari apa yang telah diucapkan serta kepribadian dari
seseorang. Selain itu, kita semua harus benar-benar memahami makna dari pesan nonverbal itu
sendiri. Jangan sampai terjadi salah tafsir yang berujung pada keadaan yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://adetempe.blogspot.com/2016/12/makalah-komunikasi-nonverbal.html
https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/
http://riiefrt.blogspot.com/2011/11/komunikasi-non-verbal.html
https://bit.ly/3c6a0CJ