Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI NON VERBAL

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA : HASRA FAZRI GUSRIANDA


NIM : 1921000061
JURUSAN : DKV-B PAGI

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA


T.A 2020/2021
DAFTAR ISI
I.Kata pengantar…………………………………………………………………………i
II.Daftar isi………………………………………………………………………………ii
1. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
1.1. Latar belakang……………………………………………………………………….1
1.2. Rumusan masalah…………………………………………………………………..1
2. BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..3
2.1. Pengertian komunikasi non-verbal………………………………………………3
2.2. Fungsi komunikasi non-verbal…………………………………………………….4
2.3. Jenis-jenis komunikasi non-verbal……………………………………………….5
2.4. Perbedaan komunikasi non-verbal antar golongan atau sekelompok
orang……………………………………………………………………………………….8
2.5. Pentingnya komunikasi non-verbal dalam kehidupan sehari-hari……..9
3. BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………11
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………..11
3.2. Saran……………………………………………………………………………………….11
III Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………………..12
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga tugas ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Tugas ini disusun guna memenuhi salah satu tugas matakuliah
Ilmu Komunikasi yang dibina oleh Ibu. Sri Pratiwi

Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan sebagai masukan bagi
penyusun.

Medan, 13 September 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Komunikasi nonverbal memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan komunikasi


verbal. Hal ini disebabkan karena diantara komunikasi nonverbal dengan komunikasi verbal
saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal, maka
seseorang dapat memberikan suatu penekanan, pengulangan, melengkapi, dan menggantikan
komunikasi verbal, swehingga lebih mudah untuk ditafsirkan. Oleh sebab itu, tidaklah lengkap
jika kita membicarakan komunikasi verbal tidak disertai dengan komunikasi non-verbal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kita berkomunikasi secara verbal
(kata-kata), tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata tersebut. Sekitar 93% dari arti
pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatarbelakangi komunikasi verbal dan hanya
7% dari pesan verbal. Secara terinci adalah 7% dari pesan verbal, 38% dari nada suara atau
infleksi, 55% dari ekspresi wajah, gerakan tubuh dan kepala atau sikap. Dari hasil penelitian ini
jelas bahwa komunikasi non-verbal sangat membantu dalam menginterpretasikan arti pesan
verbal. Tetapi, jika pesan nonverbal saja tersendiri yang dikirimkan akan sulit untuk
menginterpretasikannya secara tepat. Berikut ini akan dijelaskan tentang apa itu komunikasi
nonverbal, apa fungsinya, karakteristiknya, perbedaan pengungkapan makna antar golongan,
serta pentingnya komunikasi nonverbal dalam kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal?

2) Apa saja batasan umum komunikasi nonverbal?

3) Apa perbedaan komunikasi verbal dan non verbal?

4) Apa saja jenis komunikasi non verbal dan fungsinya?


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI NON VERBAL

Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi yang tidak dilakukan melalui


bahasa dan pengucapan kata-kata, tetapi melalui cara-cara lain seperti bahasa tubuh, mimik
wajah, sensitivitas kulit, dan lain-lain. Walaupun masih memiliki kekurangan-kekurangan
tertentu, komunikasi verbal, seperti bahasa, telah sanggup menyampaikan informasi kepada
orang lain. Hanya saja, pesan-pesan yang sifatnya non-verbal tentunya juga tetap dibutuhkan
untuk meperjelas informasi-informasi yang akan disampaikan oleh sender agar receiver dapat
lebih memahaminya, dan tidak terjadi salah persepsi.
Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak
menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada
(tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan-sentuhan.
Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak
berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi hasil
penelitian menunjukkan bahwa cara kita duduk, berjalan, berpakaian, semuanya itu
menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan
asal kita, sikap kita, kesehatan, atau bahkan keadaan psikologis kita. Misalnya, gerakan-gerakan
seperti mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjuk dengan jari, tangan di pinggang, dan
melipat tangan bersilang di dada.
Orang yang terampil memabaca pesan nonverbal dari orang lain disebut intuitif,
sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut eksresif. Edward T. Hall menamai bahasa
nonverbal sebagai bahasa diam (silent language)dan dimensi tersembunyi (hidden dimension).
Disebut diam dan tersembunyi, karena pesan-pesan noverbal tertanam dalam konteks
komunikasi yang memberikan isyarat-isyarat untuk dilakukan penafsiran dari seluruh makna
pesan yang disampaikan.
B. BATASAN UMUM KOMUNIKASI NON VERBAL
1. Komunikasi non verbal berada dalam konteks
Suatu perilaku non verbal yang sama mungkin akan mempunyai makna yang berbeda, ketika ia
muncul dalam konteks yang berbeda. Untuk hal yang sama, makna yang diberikan oleh suatu
perilaku non verbal juga tergantung pada pesan verbal yang menyertainya.

2. Perilaku non verbal adalah perilaku yang normal


Berbagai bentuk perilaku non verbal seperti gerak mimik wajah, gerakan-gerakan tubuh, gerak
otot tubuh, berkeringat, menguap dan wajah memerah terjadi sebagai bentuk-bentuk perilaku
yang normal.

3. Tindakan-tindakan non verbal saling terintegrasi


Seluruh bagian dari tubuh secara normal bekerja sama-sama mengkomunikasikan makna-makna
tertentu.

4. Pesan verbal dan tindakan non verbal saling terintegrasi


Di dalam suatu pesan komunikasi, perilaku non verbal saling terkait dengan pesan-pesan verbal
yang menyertainya.

5. Pesan komunikasi non verbal bermakna rangkap


Perilaku non verbal dapat bermakna rangkap dan karenanya bersifat kontradiktif. Ada beberapa
fakta yang biasanya menyertai suatu pengiriman pesan bermakna ganda.

6. Perilaku non verbal selalu dikomunikasikan


Semua gerakan yang kita lakukan dalam hubungannya dengan orang lain selalu
dikomunikasikan, diterima dan diinterpretasikan. Dengan tanpa memperhatikan apakah
seseorang melakukan sesuatu atau tidak, perilaku orang itu memberikan informasi tertentu
kepada orang lain.
7. Komunikasi non verbal berada dalam suatu aturan
Di dalam komunikasi verbal atau bahasa, terdapat aturan-aturan yang mudah dikenal, seperti
intonasi, makna, struktur bahasa dan hubungan-hubungan kalimat.

8. Komunikasi non verbal sangat menentukan


Pada dasarnya semua pesan (verbal atau non verbal) ddidorong oleh hal-hal tertentu. Tindakan
kita ditentukan oleh keinginan-keinginan tertentu.

9. Perilaku non verbal sangat terpercayaKita akan cepat percaya terhadap perilaku non verbal
apabila perilaku ini bertolak belakang dengan pesan yang mengikutinya.

10. Perilaku non verbal adalah metakomunikasi


Metakomunikasi adalah komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi-komunikasi lainnya.
Fungsinya adalah menjelaskan atau memperkuat perilaku-perilaku verbal atau non verbal yang
lain.

C. PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

Berikut adalah beberapa perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yaitu :

1. Struktur dan derajat kepentingan. Perbedaan budaya telah mengembangkan bahasa dan kata-
kata melalui berbagai Negara ke keadaan seperti sekarang. Hal ini membuat komunikasi menjadi
lebih mudah. Itulah alasannya mengapa komunikasi verbal begitu penting.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terstruktur memiliki aturan-aturan tata bahasa dan
memberikan pesan secara jelas.
Komunikasi nonverbal tidak terstruktur dan tidak memiliki pola-pola yang khusus. Komunikasi
nonverbal dapat ditafsirkan oleh sesuai dengan keinginan setiap orang. Walaupun begitu,
komunikasi nonverbal sangatlah penting karena berperan dalam mendukung komunikasi verbal.

2. Diskresi dan keberlangsungan.


Komunikasi verbal memiliki titik awal dan titik akhir.

Komunikasi nonverbal tidak berawal dan tidak berakhir karena berlangsung secara terus menerus
tanpa adanya interupsi. Misalnya, dalam proses komunikasi interpersonal, komunikasi nonverbal
akan terus terjadi pada tataran individu. Bahkan ketika kita berhenti berkomunikasi, mereka tetap
menunjukkan petunjuk-petunjuk nonverbal.

3. Peluang terjadinya kesalahpahaman.


Komunikasi verbal memiliki makna yang pasti sehingga dapat meminimalisir kesalahan
penafsiran.

Komunikasi nonverbal memiliki ribuan ekspresi wajah yang dapat dibuat hanya dengan 20 otot
wajah. Bersamaan dengan itu, dalam komunikasi nonverbal terdapat beberapa jenis komunikasi
nonverbal yang dapat menciptakan peluang terjadinya kesalahan penafsiran.

4. Proses neuro-fisiologis.
Komunikasi verbal ditafsirkan oleh otak kiri yang dapat membantu dalam melakukan analisis.
Hal ini terjadi hampir setiap kali namun otak tidak mengikuti setiap waktu.

Komunikasi nonverbal ditafsirkan oleh otak kanan. Oleh karena itu, penafsiran yang terjadi
melibatkan berbagai kegiatan ruang, gambar, dan gestalt dalam otak dan menciptakan berbagai
macam respon.

5. Durasi waktu yang dibutuhkan.


Komunikasi verbal berlangsung secara cepat dan efisien.
Komunikasi nonverbal memakan waktu yang lebih lama bila dibandingkan komunikasi verbal.

6. Kesalahpahaman berdasarkan waktu dan situasi.


Komunikasi verbal memiliki umpan balik segera dan sangat minimal terjadi kesalahpahaman.

Komunikasi nonverbal tidak selalu terjadi umpan balik dan sangat mungkin terjadi
kesalahpahaman.

7. Presensi dan jarak.


Komunikasi verbal dapat digunakan dalam berbagai bentuk seperti surat, chat, telepon, dan lain-
lain. Jarak tidak menjadi masalah dalam komunikasi verbal.

Komunikasi nonverbal tidak dapat terjadi dalam jarak yang terlalu lebar. Selain itu, partisipan
komunikasi haruslah bertatap muka satu sama lain agar dapat menerima pesan-pesan nonverbal.

8. Bukti atau dokumentasi.


Komunikasi verbal dapat disampaikan secara keras dan orang lain dapat menyaksikannya.
Karena itu, komunikasi verbal dapat didokumentasikan dan menjadi barang bukti.

Komunikasi nonverbal tidak dapat didokumentasikan dan dijadikan barang bukti. Kecuali ada
pihak ketiga yang menjadi saksi terjadinya komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh para
partisipan komunikasi.

9. Penggunaan
Komunikasi verbal yang digunakan oleh manusia hanya sekitar 7 (tujuh) persen saja dari
keseluruhan komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi nonverbal sangat penting dibandingkan komunikasi verbal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil studi yang dilakukan oleh Albert Mehrabian yang menunjukkan bahwa sebanyak 93
persen dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi nonverbal.

10. Tujuan
Komunikasi verbal utamanya ditujukan untuk menginformasikan pengetahuan karena kata-kata
sangatlah berpengaruh. Selain itu, komunikasi verbal dapat digunakan sebagai alat dalam
komunikasi persuasi, debat publik, diskusi kelompok, dan lain-lain. Komunikasi verbal juga
dapat digunakan untuk membentuk hubungan karena kata-kata dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan.

Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk mengekspresikan kedekatan dan emosi.

D. JENIS – JENIS KOMUNIKASI NON VERBAL

Jenis-jenis komunikasi nonverbal terdiri dari tujuh macam yaitu:

1. Komunikasi visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-
simbol.
Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta
bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya
mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam
pemrosesan informasi kepada para pendengar.

2. Komunikasi sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi nonverbal sering disebut Haptik.
Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain
sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan
tertentu dari orang yang menyentuhnya.

3. Komunikasi gerakan tubuh


Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi nonverbal, seperti, melakukan kontak
mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan
suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang
disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan kepala berarti setuju.
Contoh:
- isyarat tangan
- gerakan kepala

4. Komunikasi lingkungan

Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya. Contoh:
jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa”jaraknya sangat
jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut
menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.
5. Komunikasi penciuman

Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma
parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum
bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.
6. Komunikasi penampilan

Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik,
sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang
menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa
tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak rapih, kotor dan lain-lain).
7. Komunikasi cita rasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan
mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain,
apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa
dari makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud atau makna.

E. FUNGSI KOMUNIKASI NON VERBAL


Komunikasi nonverbal dapat menjalankan fungsi penting. Periset nonverbal mengindentifikasi
enam fungsi utama (ekman, 1965; Knapp, 1978).
1. Untuk menekankan

Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan bagian dari
pesan verbal. Misalnya saja, mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu,
atau dapat memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.

2. Untuk melengkapi atau Complement

Untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi, anda
mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu atau menggeleng-gelengkan kepala ketika
menceritakan ketidak jujuran seseorang.
3. Untuk menunjukkan kontradiksi
Kita secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal. Contohnya
anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa apa yang
anda katakan tidak benar.
4. Untuk mengatur

Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan anda untuk


mengatur arus pesan verbal. Mengerutkan bibir, mencondongkan badan kedepan atau membuat
gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu merupakan contoh-
contoh dari fungsio mengatur ini. Anda mungkin juga mengangkat tangan anda atau meyuarakan
jeda contoh menggunakan kata “emm” untuk memperlihatkan bahwa anda belum selesai bicara.

5. Untuk mengulangi

Kita dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, anda dapat
menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis mata anda atau anda dapat
menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “ayo kita pergi”
6. Untuk menggantikan

Komunkasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya, “oke” dengan tangan
anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat menganggukan kepala untuk mengatakan “iya” atau
menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.

F. PERBEDAAN KOMUNIKASI NONVERBAL ANTAR GOLONGAN ATAU


SEKELOMPOK ORANG

Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya
suatu kelompok yang epunyai bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas
yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Sebagai contoh, seorang Sunda akan
membungkukkan badan bahkan terkadang disertai anggukan kepala ketika lewat di depan orang
lain (terutama yang lebih tua atau berstatus lebig tinggi), seraya mengucapkan “punten”.
Kejanggalan akan terjadi ketika orang mengucapkan “excuse me” seraya membungkukkan
badan.
Suatu perbedaan yang menonjol antara pesan verbal dengan nonverbal adalah bahwa pesan
verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya, orang dapat mengawali
dan megakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbalnya tetap
mengalir, sepanjang ada orang di dekatnya.
Perbedaan penafsiran pesan nonverbal bisa terjadi kapan saja dan dimana seseorang itu berada.

Di bawah ini akan dibandingkan beberapa makna pesan nonverbal:


1. Banyak orang dari berbagai bangsa menggunakan tanda ”V” (telunjuk dan jari tengah berdiri,
sedangkan jari lainnya ditekuk) sebagai tanda kemenangan atau perdamaian, termasuk juga di
Indonesia. Akan, tetapi, asyarat yang di beberapa negara berarti ”beri saya dua” tersebut
bermakna jorok.
2. Di Amerika dan Jerman, isyarat untuk ”beres”, ”oke”, atau ”bagus” adalah suatu lingkaran
yang dibentuk oleh ibu jari dan telunjuk dengan ketiga jari lainnya berdiri. Di Prancis Utara,
isyarat itu sama seperti di Amerika, sedangkan di Prancis Selatan mempunyai arti ”tidak ada”
atau ”nol”. Di Paris, isyarat ”OK” ala Amerika tersebut berarti ”kamu tidak berharga” dan di
Yunani itu berarti ajakan seksual yang tidak sopan, sedangkan di Jepang dan Filipina isyarat
tersebut berarti ”uang”.
3. Di Uni Emirat Arab, menggelengkan kepala berarti ”ya”. Maka seorang TKW Indonesia
bernama Kartini dituduh telah melakukan peinaan dengan seorang pekerja asal India dan
dinyatakan bersalah karena ia menggelengkan kepalanya ketika ia ditanya oleh jaksa dan hakim.
4. Orang Jawa dan orang Sunda tradisional tampaknya berperilaku mirip dengan orang Jepang,
sedangkan orang Batak seperti orang Amerika. Baik orang Jepang atau orang Jawa menganggap
menatap orang lain sebagai tidak sopan. Jadi, kalau mereka menundukkan kepala ketika
berbicara, itu dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara yang biasanya orang tua atau yang
berstatus lebih tinggi. Kesalahpahaman terjadi ketika ada seorang pekerja asal Sumatra Utara
dipecat oleh majikannya (orang Sunda) karena saat dijelaskan mengenai suatu pekerjaan, si
pekerja menatap mata si majikan sehinggga salah tafsir pun terjadi.
G. PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KEHIDUPAN SEHAI-HARI

Ada beberapa alasan mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976), yaitu:
1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal darpada pesan verbal
3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancauan
4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi
5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal
6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal adalah proses
komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya ialah
dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh (body language), ekspresi wajah dan kontak
mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta
cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya dalam berbicara.
Komunikasi nonverbal sering kurang disadari kehadirannya serta kurang dipahami maknanya,
padahal komunikasi nonverbal mendukung dan mempengaruhi keberhasilan penyampaian pesan.
Meski jarang disadari manfaatnya, Komunikasi non verbal menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi
non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan
orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.

2. Saran
Diharapkan semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam komunikasi nonverbal dan tidak
hanya pandai dalam berkomunikasi verbal. Karena di dalam komunikasi verbal pasti terdapat
pesan nonverbal yang bisa menjadi cermin dari apa yang telah diucapkan serta kepribadian dari
seseorang. Selain itu, kita semua harus benar-benar memahami makna dari pesan nonverbal itu
sendiri. Jangan sampai terjadi salah tafsir yang berujung pada keadaan yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://adetempe.blogspot.com/2016/12/makalah-komunikasi-nonverbal.html
https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/
http://riiefrt.blogspot.com/2011/11/komunikasi-non-verbal.html

https://bit.ly/3c6a0CJ

Anda mungkin juga menyukai