63d90 6. Peralatan Untuk Pekerjaan Jembatan
63d90 6. Peralatan Untuk Pekerjaan Jembatan
BAB I
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN
BANGUNAN ATAS JEMBATAN
1.1. Pendahuluan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis bangunan atas jembatan di
Indonesia dapat dibagi atas bangunan atas standard an non standar dan atau
khusus yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Metoda konstruksi
apabila telah ditentukan pada tahap perencanaan tentu akan memudahkan
tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini peranan peralatan
sangatlah penting dan menentukan akan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
pada umumnya dan khususnya pada pemasangan bangunan atas jembatan.
Modul ini dititik beratkan pada kebutuhan peralatan yang dikaitkan dengan
metode pemasangan konstruksi beton pratekan, yang mana dapat
dikelompokkan pada 5 (lima) method yaitu : 1) cast-in-place method (tidak
dibahas), 2) precast erection method, 3) cantilever construction method, 4)
incremental launching method dan 5) moveable scaffolding method. Namun
demikian dibahas juga penggunaan peralatan crane yang popular digunakan di
pelaksanaan bangunan atas (termasuk untuk pemasangan girder maupun
rangka baja) maupun bangunan bawah (untuk pemancangan).
Merupakan jenis truck crane yang mempunyai telescoping boom ( dapat keluar
masuk atau memanjang dan memendek). Crane jenis ini dapat bergerak antar
proyek yang bersamaan jadual
kegiatannya dengan minimum
bongkar pasang, selain itu juga
bila ada lokasi baru yang
memerlukannya crane dapat
dipersiapkan secara cepat.
Gambar 3 – Telescoping – boom truck
maounted Mesin yang digunakan untuk
mengoperasikan telescoping
boom truck crane ada tiga jenis yaitu :
1. Mesin tunggal, sebagai sumber tenaga bagi truck dan crane, dengan posisi
kabin tunggal-ganda yang digunakan untuk menjalankan truck dan
mengoperasikan crane,
2. Mesin tunggal dalam mengangkut tetapi dengan truck dan kabin operasi
crane,
3. Unit tenaga yang terpisah untuk truck dan struktur bagian atas. Susunan ini
merupakan standar untuk unit yang berkapasitas besar.
pengangkatan (%) crane tidak boleh lebih dari dari standar berikut ini %
tingkat pengangkatan pada radius tertentu : 1. Crawler-mounted machines :
75%, 2. Rubber-tire mounted machines :
85%, dan 3. Machines on outriggers :
85%. Tetapi biasanya setiap pabrik dan
asosiasi juga mempunyai standar
masing-masing.
Kapasitas beban akan bervariasi
tergantung terhadap posisi kwadran dari
boom dan mesin pengangkut masing-
masing. Dalam kasus crawler crane
terdapat tiga kuadrant yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
1.melalui bagian samping;
2.melalui bagian ujung track yg bergerak;
3.melalui bagian ujung track yg tidak
bergerak.
Quadrant crawler crane kadang-kadang
ditetapkan dengan longitudinal centerline
mungkin tergantung pada kekuatan boom atau outrigger dan kapasitas struktur,
dan pada radii panjang, tegangan anting-anting dapat mengontrol element.
Pabrik pembuat crane telah membuat grafik beban yang akan membatasi tingkat
pembebanan untuk mengambil kedalam perhitungan suatu nilai dibawah kondisi
kritis minimum untuk seluruh faktor yang mungkin terjadi.
Tabel berikut ini menggambarkan berbagai informasi yang dikeluarkan oleh
pabrik crane.
Penggunaan dengan 1 (satu) gelagar baja dan crane pada 2 (dua) portal
Ketinggian gelagar
yang akan
diangkat diatur
pada balok
jembatan dan
sepasang trolley
pembawa balok
jembatan yang
bekerja sepanjang
gelagar tersebut.
Gambar 22 – Pemasangan
jembatan dengan cara
menggeser menggunakan dua
gelagar baja
Gambar 23 – Pemasangan
jembatan dengan carrying
method (dipikul)
2) Gantry Crane
Sepasang gantry crane stradding projected 2 (dua) pilar diangkat dan
ditempatkan pada posisi gelagar
jembatan pracetak yang dikirim
dengan menggunakan sebuah
rel atau trailer truck yang
bekerja sepanjang bentang.
Terdapat dua jenis gantry crane
untuk pemasangan bangunan
atas jembatan ini yaitu :
a. Fixed gantry crane
Sepasang gantry crane ditahan
dengan kakinya di tanah
Gambar 24 – Pemasangan jembatan dengan
menggunakan gantry crane tetap (tidak sehingga dapat mengangkat dan
bergerak)
menempatkan balok beton pada
posisinya
b. Self-traveling gantry crane
Sepasang gantry crane ditempatkan pada sebuah jalur yang terletak pada tanah
sepanjang bentang sehingga dapat bergerak bebas pada jembatan
Gambar 25 – Pemasangan
jembatan dengan gantry
crane yg bergerak sendiri
3) Bent
Penyangga baja dibangun sebagian atau seluruhnya diantara bentang jembatan
untuk penempatan gelagar jembatan pracetak. Peralatan ini digunakan untuk
dua metode pemasangan balok prategang pracetak jembatan:
a. Bent-type erecting
Tipe ini terdiri dari Carring
and down method dan
Carring and shifting method.
Penyangga dirakit sepanjang
bentang sehingga gelagar
beton pracetak dapat ditarik
keluar
b. Travelling bent sistem
Pada metode ini ujung
gelagar beton pracetak ditarik
oleh travelling bent yang
bekerja sepanjang rel dan
Gambar 26 – Pemasangan jembatan dengan setelah selesai travelling bent
method “Bent”
dapat ditarik keluar.
Gambar 27 – Sistem
pergerakan tipe Bent
Gambar 31 – Tahapan
pelaksanaan
pemasangan
jembatan
menggunakan
acuan
bergerak
Gambar 33 – Metode
incremental launching
dengan multi aksi
a). Umum
Struktur bangunan atas pada setiap bentang dibangun dengan menggunakan
scaffolding bergerak yang disangga atau digantung pada form. Hal ini dapat
dilakukan tanpa perakitan dan pelepasan perakitan form dan scaffolding. Setelah
penyelesaian sebuah bentang, scaffolding bergerak dipindahkan ke form
bentang berikutnya.
Penggunaan scaffolding bergerak
ini berbeda dengan scaffolding
konvensional dimana perakitan
dan pelepasan perakitan tidak
diperlukan. Bagian balok yang
dipakai biasanya berbentuk box
dan merupakan tipe strukstur
menerus atau sederhana. Panjang
bentang yang menggunakan
biasanya sekitar 20-50 meter dan
ekonomis bila digunakan pada
Gambar 34 – Metode moveable scaffolding bentang yang banyak.
Gambar berikut ini menyajikan contoh posisi dongkrak pada kasus jembatan
rangka baja.
Gambar 35 – Posisi
pendongkrakan
Gambar 36 – Jenis
dongkrak
b. Operasikan dongkrak-dongkrak
tersebut secara bersama-sama
sampai ketinggian yang direncanakan.
c. Jika elevasi pendongkrakakn telah
tercapai, pasang ganjal kayu
HAND PUMP ENERPAC
P-462 E
melintang di bawah ujung gelagar-
gelagar tersebut dan kunci dongkrak-
Gambar 37 – Jenis dua dongkrak
sekaligus dongkrak tersebut dengan
menggunakan mur dengan kunci
pengaman. Hal ini dilkaukan sebagai
upaya pengamanan
d. Berikutnya dilakukan pekerjaan
penggantian perletakan.
e. Setelah perletakan yang baru siap
menerima beban, ganjal kayu dan
dongkrak dapat dilepas
f. Ulangi proses untuk ujung bentang
yang lain
o Penghubung batang datar bawah dan pelat pengisi. Beberapa tipe disediakan
untuk digunakan pada beberapa kombinasi komponen seri.
BAB II
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN
PONDASI JEMBATAN
2.1. Pendahuluan
Berbagai jenis pondasi telah digunakan pada pembangunan jembatan,
khususnya di Indonesia yang popular adalah pondasi tiang pancang, pondasi
tiang bor, dan pondasi sumuran. Untuk mempermudah pelaksanaan jenis
pondasi tersebut telah digunakan berbagai peralatan.
Pada modul ini akan dibahas jenis peralatan yang lazim digunakan yaitu
peralatan pancang dan peralatan pengeboran dari sisi karakteristik dan
penggunaannya.
Keuntungan :
e. Investasi alat yang murah
f. Pengoperasian yang sederhana`
g. Enersi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuh
Kerugian :
h. Lambat
i. Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi
j. Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu
k. Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air
- Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau
tekanan udara, yang menekan piston di bawahnya yang terhubung dengan
ram melalui batang piston
- Bila piston mencapai ke bagian atas, uap
atau tekanan udara akan terlepas dan rama
kan jatuh bebas memukul tiang
- Enersi yang dihasilkan pada jenis ini adalah
suatu pukulan yang berat yang besar
dengan kecepatan rendah karena jarak yang
rendah, biasanya sekitar 1 (satu) meter,
tetapi tinggi jatuh ini bisa bervariasi yang
mulai dari 30 cm sampai 150 cm
- Drop hammer dapat memukul sekitar 4 – 8
pukulan per menit, single acting dapat
memukul sekitar 40 – 60 pukulan per menit Gambar 41 – Raymon 60x
dengan besaran enersi yang sama per steam hammer driving
pukulan
Keuntungan :
a. Jumlah pukulan yang besar per menit
sehingga pemancangan berjalan
cepat
b. Frekwensi yang tinggi per pukulan
meningkatkan skin friction antar
pukulan
c. Berat jatuh ram dengan kecepatan
rendah mentransfer enersi yang
besar pada pemancangan
d. Pengurangan kecepatan ram
mengurangi bahaya pada tiang
Gambar 42 – hammer cushion,
selama pemancangan helmet, pile cushion
Kerugian :
f. Investasi alat yang besar dan mahal
g. Lebih rumit, dengan biaya pemeliharaan yang cukup besar
h. Memerlukan waktu yang cukup untuk menyiapkan alat
i. Memerlukan petugas yang lebih banyak untuk pengoperasian alat
j. Memerlukan crane yang cukup besar dengan kapasitas yang besar pula
Keuntungan :
f. Jumlah pukulan yang besar per menit, mengurangi waktu pemancangan
g. Jumlah pukulan yang besar per menit mengurangi hambatan skin friction
antar pukulan
h. Tiang akan lebih mudah dipancang tanpa penuntun
Kerugian :
i. Berat relatifringan dan kecepatan ram yang tinggi sering kurang cocok untuk
jenis tiang yang berat dengan gaya friction yang besar
j. Hammer rumit
Keuntungan :
f. Tidak memerlukan enersi luar sebagai
sumber jadi lebih mobile dan memerlukan
waktu yang singkat untuk mempersiapkan
dan memulai operasi
g. Ekonomis dalam pengoperasiannya
h. Dapat dioperasikan pada daerah yang
terpencil atau jauh
i. Alat lebih ringan dibanding steam hammer
j. Pemeliharaan lebih sederhana dengan
tingkat pelayanan yang cepat
k. Enersi per pukulan dapat ditingkatkan
l. Kecepatan rendah sehingga mudah
pemancangannya
Gambar 43 – Diesel Hammer
Kerugian :
m. Sulit dalam menentukan enersi per pukulan karena tinggi piston ram akan
naik sejalan dengan ledakan bahan bakar
n. Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang
o. Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak
p. Jumlah pukulan per menit lebih kecil dibanding steam hammer terutama pada
diesel hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya
q. Panjang diesel hammer agak lebih panjang dibanding steam hammer
6) Hydraulic Driver
a. tekanan dari alat pancang hydraulic dapat digunakan untuk memasukkan
dan mengeluarkan tiang pancang baja profil H dan sheet pile baja,
dengan cara menggenggam, menekan dan mencabutnya
b. pile driver memegang tiang pancang lalu menekannya kebawah sedalam
kira-kira 3 (tiga) ft sampai habis strokenya, kemudian genggaman
dikendorkan lalu ditekan kembali sedalam 3 (tiga) ft untuk kemudian
proses tersebut diulang kembali. Alat ini dapat melakukan sebaliknya yaitu
mencabut tiang pancang.
c. Mempunyai kekuatan sampai dengan 140 ton
d. Simpel/praktis
e. Tingkat kebisingan yang minimum
f. Getaran yang timbul kecil sekali
g. Cocok untuk pemancangan tiang pancang di lokasi yang terbatas ruang
kerjanya
h. Dapat memancang tiang yang pendek dan bersambung
F = 15 x (t + 2g)
100
Dimana :
Fixed Leads
Fixed leads mempunyai titik poros pada bagian atas boom dari crane dan
pengait pada bagian bawah yang dipasang pada crane. Fixed leads
memberikan kontrol yang baik atas posisi tiang pancang dan menjaga agar
tiang tetap dalam kelurusan yang benar dengan hammer, sehingga dampak
eksentrisitas yang dapat menyebabkan dadanya konsentrasi tegangan lokal
dengan demikian tiang pancang diharapkan dapat diminimalkan
kerusakannya.
Normalnya satu set dari leads terdiri dari 3 (tiga) sisi kisi-kisi rangka baja
yang sama dan ditegakkan oleh boom crane dengan satu sisi terbuka.
Sisi terbuka tersebut sebagai tempat menempatkan tiang pancang pada
leads dan dibawah hammer. Leads mempunyai rel tempat bergeraknya
hammer. Untuk tiang miring (batter pile) maka leads distel agar mempunyai
sudut sesuai yang dibutuhkan atau gambar kemiringan tiang pancang
tersebut.
Swing Leads
Leads yang tidak dipasang pada crane atau platform disebut swing leads.
Leads dan hammer biasanya dipegang dengan garis yang terpisah dengan
crane. Pengaturan seperti itu memungkinkan agar tianp pancang dapat
dipancang dengan posisi agak lebih jauh dari posisi crane. Tetapi ini
bukanlah cara pemancangan yang disukai karena lebih sulit untuk
menempatkan tiang pancang secara akurat dan sulit untuk menjaga
Hydraulic leads
Untuk mengontrol posisi tiang pancang, hydraulic leads menggunakan sistem
hydraulic cylinder yang menghubungkan antara bagian bawah leads dan
driving rig. System ini memungkinkan operator untuk menempatkan posisi
tiang pancang secara cepat dan akurat dan hal ini sangat berguna terutama
untuk tiang pancang miring (batter piles), dengan sistem ini akan dengan
mudah dan cepat mengatur sudut dari leads untuk suatu kemiringan tiang
yang diperlukan. Tetapi tentu saja sistem ini lebih mahal dibanding fixed
leads yang standar.
Templates
Seringkali templates digunakan untuk memikul dan memegang tiang pancang
dalam posisi yang benar pada saat pemancangan. Templates biasanya
dibuat dari pipa baja atau gelagar dan mempunyai beberapa level untuk
penyusunan pendukungan terhadap tiang pancang yang lurus atau miring.
Dalam pekerjaan dermaga dimana akses kepada goup tiang dibatasi, maka
templates biasa digunakan. Seringkali satu set leads dipasang secara tetap
atau digantung pada template beam dan suatu sistem kombinasi digunakan
memikul atau mengarahkan tiang pancang selama pelaksanaan
pemancangan. Templates atau rangka pengarah sangat populer digunakan
saat memancang sheet pile atau turap. Saat turap berbentuk cell atau
circular, maka templates digunakan untuk menjaga kelurusan yang benar.
d. Pemilihan Hammer
Fungsi alat pancang atau pile hammer atau dikenal sebagai driver adalah untuk
memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan tiang pancang untuk dapat masuk
ke dalam tanah. Awal dari rumus pemancangan adalah :
Wh = Rs
Dimana :
W = berat hammer (kg)
H = tinggi jatuh hammer untuk massa W (m)
R = tahanan tanah (kg)
S = penetrasi tiang pancang (m)
R = 2WH
S + 1.0
R = 2WH
S + 0.1
R = 2E
S + 0.1
Dimana :
eh.Eh W + n2 w
Ru = ------------------------- -------------
s + ½ (C1 + C2 +C3) W + w
Faktor keamanan = 3
Dimana :
Ru = daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi dari pemukulan palu (<1)
Eh = tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
= koefisien persamaam
s = penetrasi tiang untuk pukulan palu terakhir
w = berat tiang (total berat tiang yang dipukul)
W = berat palu
N = koefisien restitusi/pengembalian
eh.Eh
Ru = --------
s+z
Fk =ENR
Modified 6
eh.Eh W + n2 w
Ru = ---------- -------------
s+z W+w
Faktor keamanan = 6
Danish
eh.Eh
Ru = ---------------------------
s+ eh.Eh
---------
2AE
Fk = 4
Dimana :
A : luas penampang tiang
eh : efisiensi pemukulan palu (<1)
E : modulus young dari tiang
Eh : tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
L : panjang tiang
n : koefisien restitusi/pengembalian
Ru : daya dukung batas dari tiang dalam tanah
s : penetrasi tiang untuk 10 pukulan terakhir
w : berat tiang
W : berat palu
z : 0.1 untuk palu dengan tenaga uap dan 1 untuk drop hammer
Tabel 11 – Nilai perpendekan elastik kepala tiang pancang dan topi tiang
pancang
a). Umum
Di Indonesia pondasi jenis ini cukup populer juga meskipun peralatan yang
tersedia masih terbatas dan umumnya terkonsentrasi di pulau jawa. Jenis
pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama dengan pondasi tiang pancang.
Perbedaannya terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang pancang masuk
kedalam tanah dengan kekuatan tumbukan sehingga menimbulkan suara yang
keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang suaranya tidak mengganggu
1. Dry Method
2. Casing Method
3. Wet/Slurry Method
• Vibro Hammer
• Osilator
Gambar 51 – Oscilator
c) Peralatan pengeboran :
Ada dua aktivitas utama dalam pengeboran yaitu bagaimana membuat lubang
bor dan bagaimana membuang material hasil pengeboran. Berkaitan dengan hal
tersebut terdapat berbagai jenis peralatan untuk pengeboran. Pemilihan
peralatan pengeboran umumnya didasarkan atas jenis tanah atau batuan yang
akan digali dan bukan ditentukan oleh kondisi air tanah. Masing masing
kontraktor dan ahli bor dapat memilih peralatan yang berbeda untuk lokasi yang
sama dan masing-masing akan memiliki metode berbeda dalam men-setting dan
mengoperasikan peralatan tersebut. Adapun jenis peralatan pengeboran
tersebut antara lain adalah :
kohesif, terdapat tanah jatuh dalam flight bor tanah atau dalam beberapa tanah
kohesif dengan peralatan dapat terjadi sumbatan.
Masalah juga dapat terjadi saat pemasukan dan penarikan bor tanah dari driling
slury, yang mana saat slury cenderung berkembang positif maka tekanan negatif
(penarikan) yang dapat menstabilkan titik bor.
Bor tanah mempunyai jenis flight tunggal atau ganda yang mempunyai titik pusat
atau stinger yang dapat mencegah goncangan. Bor tanah flight ganda digunakan
untuk mengeskavasi
geomaterial yang lebih
kuat dibanding bor
tanah flight tunggal.
Stringer untuk bor
tanah flight tunggal
harus lebih banyak
karena harus dapat
menahan ketidak
seimbangan momen
saat geomaterial
Core Barrel
Dalam hal bor tanah tidak efektif dalam mengeskavasi batu (batu terlalu keras)
maka akan dicoba mengeskavasi dengan corelbarrel, dan apabila ternyata terdapat
batu demikian keras sehingga bor tanah batu atau core barrel tidak efektif dalam
penembusan, selanjutnya dipakai shot baja keras (barrel shot) yang diberikan
dibawah dasar core barrel rotasi agar dapat memecahkan batu yang keras tersebut
alat berputar, hasil penggalian dikumpulkan didalam alat dan dibawa kepermukaan
untuk dibuang.. Hal ini diteruskan sampai alat berhenti, yang menghasilkan dalam
bentuk bel sepenuhnya dengan sudut 45 - 60 derajat secara horizontal, atau sudut
lainnya tetapi diameter bell tidak melebihi tiga kali diameter shaft.
d) Pelaksanaan pengeboran :
Digunakan casing pada bagian atas yang berfungsi untuk melindungi proses
pengeboran pada awalnya dari pengaruh disekeliling tiang bor seperti
tekanan tanah atau tekanan air.
Bagian yang lebih bawah dari casing namun dalam pelaksanaannya juga
harus mendapat perhatian dari samping yang tergantung dari jenis tanah dan
juga tekanan air didalam tanah maupun di laut.
DAFTAR PUSTAKA