Anda di halaman 1dari 60

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB I
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN
BANGUNAN ATAS JEMBATAN

1.1. Pendahuluan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis bangunan atas jembatan di
Indonesia dapat dibagi atas bangunan atas standard an non standar dan atau
khusus yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Metoda konstruksi
apabila telah ditentukan pada tahap perencanaan tentu akan memudahkan
tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini peranan peralatan
sangatlah penting dan menentukan akan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
pada umumnya dan khususnya pada pemasangan bangunan atas jembatan.
Modul ini dititik beratkan pada kebutuhan peralatan yang dikaitkan dengan
metode pemasangan konstruksi beton pratekan, yang mana dapat
dikelompokkan pada 5 (lima) method yaitu : 1) cast-in-place method (tidak
dibahas), 2) precast erection method, 3) cantilever construction method, 4)
incremental launching method dan 5) moveable scaffolding method. Namun
demikian dibahas juga penggunaan peralatan crane yang popular digunakan di
pelaksanaan bangunan atas (termasuk untuk pemasangan girder maupun
rangka baja) maupun bangunan bawah (untuk pemancangan).

1.2. Peralatan Crane


a. Umum
Konstruksi crane secara umum diklasifikasikan pada dua keluarga besar yaitu (1)
mobile crane dan (2) tower crane. Pada modul ini hanya akan dibahas tentang
mobile crane. Oleh karena crane digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan suatu beban dari satu posisi ke posisi yang lain, maka diperlukan
pengetahuan mengenai kapasitas angkat dan batasan kerja dari crane tersebut
agar kita dapat memilihnya secara tepat.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 1


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Jenis crane yang umum digunakan adalah : crawler, telescoping-boom truck-


mounted, lattice-boom truck-mounted, rough-terrain, all-terrain, dan modified
cranes for heavy lifting.
b. Karakteristik dan spesifikasi
 Crawler Cranes
Crawler crane memberikan kemampuan bergerak di seputar lokasi pekerjaan
dengan baik. Crawler track mempunyai bidang kontak yang besar pada tanah
dan hanya akan mempunyai masalah bila dasar
tanah mempunyai daya dukung yang rendah.
Beberapa model crawler crane mempunyai “fixed-
length lattice boom”, dan ada juga yang dapat
diperpanjang boomnya yg dikenal dengan
sebutan “fly jib” atau “fixed jib”, boom tersebut
ditahan oleh kabel yang hanya dapat menerima
gaya tarik tetapi tidak menerima gaya
puntir/momen. Apabila harus berjalan di daerah
Gambar 1 : Lattice-boom perkotaan atau di jalan raya dapat digunakan
crawler crane “rubber tracks” (rantai berbantal karet).
Kapasitas dan dimensi yang umum dipunyai
crawler crane adalah :
- Panjang boom maksimum : 100 sd 400 ft
- Panjang fly-jib máximum : 30 sd 120 ft
- Radius máximum boom : 80 sd 300 ft
- Radius mínimum : 10 sd 15 ft
- Daya angkat máximum (pada radius mínimum)
: 30 sd 600 tons
- Kecepatan bergerak máximum : 50 sd 100
ft/min (0.6 – 1.2 mph)
- Daya tekanan di dasar tanah : 7 sd 20 psi
Gambar 2 : Lattice-boom
crawler crane (100 ton)
pada proyek jambatan  Telescoping-Boom Truck-Mounted Cranes

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 2


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Merupakan jenis truck crane yang mempunyai telescoping boom ( dapat keluar
masuk atau memanjang dan memendek). Crane jenis ini dapat bergerak antar
proyek yang bersamaan jadual
kegiatannya dengan minimum
bongkar pasang, selain itu juga
bila ada lokasi baru yang
memerlukannya crane dapat
dipersiapkan secara cepat.
Gambar 3 – Telescoping – boom truck
maounted Mesin yang digunakan untuk
mengoperasikan telescoping
boom truck crane ada tiga jenis yaitu :
1. Mesin tunggal, sebagai sumber tenaga bagi truck dan crane, dengan posisi
kabin tunggal-ganda yang digunakan untuk menjalankan truck dan
mengoperasikan crane,
2. Mesin tunggal dalam mengangkut tetapi dengan truck dan kabin operasi
crane,
3. Unit tenaga yang terpisah untuk truck dan struktur bagian atas. Susunan ini
merupakan standar untuk unit yang berkapasitas besar.

Jenis crane ini juga dilengkapi


”outriggers” yang berfungsi
menjaga kestabilan sewaktu
operasi, untuk pemakaian
mesin yang besar lebar
outrigger bisa mencapai 40 ft
dan yang harus diperhatikan
juga adalah daya dukung tanah
Gambar 4 – Telescoping – truck crane di lokasi
pembangunan infrastruktur pijakan.
Berikut ini dimensi dan
kapasitas telescoping-boom cranes :
- Panjang boom maksimum : 70 sd 179 ft

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 3


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

- Panjang fly-jib máximum : 30 sd 100 ft


- Radius máximum boom : 60 sd 140 ft
- Radius mínimum : 10 ft untuk sebagian besar jenis crane ini
- Daya angkat máximum (pada radius mínimum) : 20 sd 120 tons
- Kecepatan bergerak máximum : 40 sd 70 mph
- Jumlah axle 3 - 4

 Lattice-Boom Truck-Mounted Cranes


Struktur bagian atasnya dapat berputar penuh yang dipasang pada truk multiaxle
(beroda banyak), keunggulan dari
crane ini adalah adanya lattice
boom yang ringan sehingga dapat
memperbesar daya angkat., juga
mempermudah merakitnya.
Kerugian jenis crane ini diperlukan
waktu dan usaha untuk
membongkar kembali dan

Gambar 5 – Lattice – boom truck - kemudian mengangkutnya.


mounted Pada
jenis unit yang besar mungkin perlu membongkar
keseluruhan struktur bagian atasnya. Bahkan
biasanya diperlukan crane juga untuk melakukan
pembongkaran tersebut . Tetapi saat ini sudah
diproduksi model baru yang tidak memerlukan crane
lain namun dapat memakai mesinnya sendiri.
Dimensi dan kapasitas lattice - boom truck cranes :
- Panjang boom maksimum : 170 sd 479 ft
- Panjang fly-jib máximum : 40 sd 300 ft Gambar 6 - Lattice – boom
truck- mounted berukuran
- Radius máximum boom : 130 sd 380 ft besar
- Radius mínimum : 10 - 25 ft
- Daya angkat máximum (pada radius mínimum) : 50 sd 600 tons

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 4


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

- Kecepatan bergerak máximum : 40 sd 60 mph


- Jumlah axle 4 - 8

 Rough - Terrain Cranes


Crane ini di tempatkan pada kendaraan pengangkut dua axle. Operator pada
kabinet ditempatkan lebih tinggi dari kegiatan pekerjaan agar memungkinkan
dapat memindahkan beban secara
berputar (swing). Kabinet operator
dipasang diatas kendaraan pengangkut
tersebut. Unit ini kadang-kadang
dilengkapi dengan roda yang besar dan
axle yang lebih pendek jaraknya dengan

maksud agar mudah bermanuver di lokasi


Gambar 7 – Rough - terrain
pekerjaan. Beberapa model dapat bergerak
dengan kemiringan sampai 70%, serta dapat bergerak di jalan raya dengan
kecepatan maksimum 30 mph, dan kadang-
kadang diangkut dengan low-bed trailers
Dimensi dan kapasitas untuk rough-terrain
cranes :
- Panjang boom maksimum : 80 sd 140 ft
- Panjang fly-jib máximum : 20 sd 90 ft
- Radius máximum boom : 70 sd 120 ft
- Radius mínimum : 10 ft (sebagian besar
model)
- Daya angkat máximum (pada radius
mínimum) : 20 sd 90 tons
Gambar 8 – Rough – terrain - Kecepatan bergerak máximum : 15 sd 35
crane
mph
- Jumlah axle :2 (dua) untuk seluruh model

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 5


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

 All - Terrain Cranes


Crane ini di desain dengan menggunakan kendaraan pembawa yang mampu
melakukan perjalanan jauh. Kendaraan pembawanya seluruh beraxle, seluruh
roda dapat disetir, crab steering, beroda besar dan mempunyai clearance yang
tinggi dari muka tanah. Kabinet bagian
atasnya digunakan untuk menyetir
kendaraan pembawa dan mengendalikan
crane. All-Terrain Crane ini juga
mempunyai dua kemampuan sekaligus

Gambar 9 – All – terrain crane yaitu mobilitas dan transit di lapangan,


oleh sebab itu cocok untuk pekerjaan yang
lokasinya tersebar.tetapi masih dalam satu proyek.

Dimensi dan kapasitas untuk rough - terrain cranes :


- Panjang boom maksimum
: 100 sd 270 ft
- Panjang fly-jib máximum :
30 sd 240 ft
- Radius máximum boom :
70 sd 250 ft
- Radius máximum boom
sudah dengan fly jib : 100
sd 300 ft (dan sd 400 ft
Gambar 10 – All – terrain crane dengan clam
bucket untuk mesin yang besar )
- Radius mínimum : 8 - 10 ft
- Daya angkat máximum (pada radius mínimum) : 30 sd 300 tons (dan sd 800
ton untuk mesin yang besar)
- Kecepatan bergerak máximum : 40 sd 55 mph
- Jumlah axle :2 - 6 (dan sd 8-9 untuk mesin yang besar)

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 6


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

 Modified Cranes Untuk Beban Berat (For Heavy Lifting)


Pada dasarnya sistem ini adalah peningkatan kapasitas `secara signifikant
dari crawler crane. Kapasitas crane dipengaruhi oleh salah satu dari dua
faktor : (1) kekuatan struktur atau (2)
pemberian/peningkatan gaya momen. Jika
mesin tersebut mengangkat beban berat
maka bagian belakang akan terangkat
untuk itu harus diberi pemberat
(counterweight) untuk menahan
peningkatan beban tersebut, disisi lain
tegangan pada boom akan terlalu besar
apabila pemberat kurang memadai. Oleh
sebab itu pabrik telah memproduksi jenis
crane ini dengan 3 (tiga) prinsip untuk
mengatasinya yaitu :
1. Trailing counterweight
Gambar 11 – Trailing counter
weight Pemberat tambahan tidak dibawa sendiri
oleh crane tetapi diletakkan pada platform
beroda yang terdapat dibagian belakang
crane
2. Extendable counterweight
Pemberat pada bagian belakang dapat
diperpanjang mengimbangi beban yang
diangkat
3. Ring sistem
Terdapat sistem ring disekeliling luar dari
mesin yang mana beban berat akan dipikul
oleh sistem ring tersebut.

Gambar 12 – Trailing counter rigged


crawling crane

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 7


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 13 – Ring system

 Standar-Standar Kapasitas Crane


 Daya angkat crane
Dibawah ini suatu grafik yang memberikan data kemampuan angkat dan
cakupan kerja / radius kerja dari 4 (empat) jenis crawler crane. Dalam hal ini
harus diperhatikan adanya suatu ”tipping condition” yaitu batas ”tipping loads”
pada radius tertentu dimana telah
tercapai keseimbangan antara
moment akibat beban dengan
kestabilan momen dari mesin/crane
tersebut.

 Penilaian beban untuk lattice


dan telescopic boom cranes

Faktor keamanan yang berkaitan


dengan tipping telah distandarisasi
oleh PCSA. Dengan
mempertimbangkan faktor

Gambar 14 – Kapasitas angkat aman keamanan, maka tingkat


untuk 4 jenis crane

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 8


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

pengangkatan (%) crane tidak boleh lebih dari dari standar berikut ini %
tingkat pengangkatan pada radius tertentu : 1. Crawler-mounted machines :
75%, 2. Rubber-tire mounted machines :
85%, dan 3. Machines on outriggers :
85%. Tetapi biasanya setiap pabrik dan
asosiasi juga mempunyai standar
masing-masing.
Kapasitas beban akan bervariasi
tergantung terhadap posisi kwadran dari
boom dan mesin pengangkut masing-
masing. Dalam kasus crawler crane
terdapat tiga kuadrant yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
1.melalui bagian samping;
2.melalui bagian ujung track yg bergerak;
3.melalui bagian ujung track yg tidak
bergerak.
Quadrant crawler crane kadang-kadang
ditetapkan dengan longitudinal centerline

Gambar 15 – Kuadrant dari dari mesin crawler tersebut sebagai ganti


crawler crane oleh center rotation. Daerah antara
centerline dari dua crawler
dipertimbangkan sebagai bagian ujung/akhir, dan daerah diluar sisi centerline
dari crawler dipertimbangkan sebagai bagian samping.
Pada kasus wheel-mounted cranes, pertimbangan quadran akan bervariasi
dengan konfigurasi posisi outrigger. Jika mesin hanya mempunyai empat
outrigger dengan dua di masing-masing sisi dan satu didepan kemudian satu
lagi dibelakang, maka quadran ditetapkan dengan garis imajinasi yang ditarik
dari pusat superstructure center dari rotasi melalui posisi outrigger support.
Untuk itu quadrant menjadi :
1. Melalui bagian samping;

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 9


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2. Melalui bagian belakang dari carrier; dan


3. Melalui bagian depan dari carrier.

Beberapa wheel mounted crane mempunyai outrigger langsung dibagian depan


atau dapat juga mempunyai konfigurasi yang berbeda. Untuk itu sebaiknya
dikonsultasikan dengan pihak pabrik bagaimana quadrant ditentukan. Hal
penting bahwa penilaian beban
sebaiknya didasarkan kepada arah
dari kondisi stabilitas minimum untuk
mounting/pemasangan, kecuali
ditentukan cara lain.
Kondisi stabilitas minimum dibatasi
tingkat/penilaian beban karena crane
harus menaikkan dan memutar
beban. Gerakan memutar akan
menyebabkan boom bergerak melalui
beberapa quadran, dan merubah
dampak pada mesin. Selanjutnya
sebaiknya diingat bahwa tingkat
Gambar 16 – Kuadrant dari wheel
mounted crane beban didasarkan pada posisi
outrigger dikeluarkan secara penuh.
Tingkat pembebanan didasarkan atas asumsibahwa crane dalam posisi level
sepenuhnya 360 derajat swing/berputar. Pada saat crane tidak pada level
tersebut, bahkan sekecil apapun variasi yang penting akan mempengaruhi
kapasitas/daya angkat. Dalam kasus crane dengan boom pendek beroperasi
pada minimum radius, tiga derajat keluar dari level dapat dipastikan kapasitas
akan hilang 30 %. Untuk crane dengan boom panjang, kehilangan
kapasitas/daya angkat dapat lebih besar sampai 50%.
Pertimbangan penting lainnya menyangkut crane modern adalah bahwa tipping
bukanlah selalu merupakan faktor kapasitas kritis. Pada radii pendek, kapasitas

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 10


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

mungkin tergantung pada kekuatan boom atau outrigger dan kapasitas struktur,
dan pada radii panjang, tegangan anting-anting dapat mengontrol element.
Pabrik pembuat crane telah membuat grafik beban yang akan membatasi tingkat
pembebanan untuk mengambil kedalam perhitungan suatu nilai dibawah kondisi
kritis minimum untuk seluruh faktor yang mungkin terjadi.
Tabel berikut ini menggambarkan berbagai informasi yang dikeluarkan oleh
pabrik crane.

Tabel 1 – Crawler crane dengan kapasitas angkat (dalam pounds) 200


ton nominal rating dan panjang boom 180 ft

Tabel 2 – Truck mounted hydraulic crane dengan kapasitas angkat


(dalam pounds) 25 ton

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 11


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Grafik beban yang dikeluarkan oleh pabrik tidak memperhitungkan kondisi


dinamis. Faktor-faktor yang akan sangat mempengaruhi secara nyata pada
kapasitas crane di lapangan adalah :
1. gaya angin pada boom atau beban;
2. Berputarnya beban;
3. Kecepatan saat menaikkan beban;
4. Kecepatan berhenti.
Faktor-faktor tersebut sebaiknya harus dipertimbangkan secara hati-hati pada
saat merencanakan pengangkatan.

 Batasan kerja crane.


Gambar dibawah ini memperlihatkan grafik titik ketinggian dari boom diatas
permukaan pendukung crane dan jarak garis beban dari pusat perputaran
berdasarkan pada
variasi sudut boom.
Gambar tersebut
diberikan untuk crane
yang kapasitas angkat
sesuai tabel 1 tersebut
diatas.

Gambar 17 – Batasan kerja untuk crawler crane dengan


nominal rating 200 ton

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 12


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

1.3. Peralatan untuk Pemasangan Balok Beton Pratekan


a. Umum
Salah satu metode pemasangan bangunan atas jembatan adalah penggunaan
peralatan semi launching sistem (bukan langsung memakai crane) antara lain
dengan peralatan gelagar baja, ganty crane, bent, form traveller, moveable
truss, incremental launching, dan scafolding bergerak. Peralatan ini biasanya
digunakan untuk memasang balok beton prategang pracetak.

b. Karakteristik dan penggunaan


1) Gelagar baja
Peralatan ini digunakan untuk pemasangan bangunan atas balok beton post-
tension pracetak bentuk T, dengan bentang 20 sd 50 meter, pelaksanaannya
dilakukan secara berurutan pada sejumlah bentang. Beberapa hal penting yang
perlu diketahui adalah :
- Penggunaan alat gelagar baja ini tidak dipengaruhi oleh berat pilar atau ada
tidaknya aliran sungai
- Kemungkinan untuk mengangkat balok beton pracetak bergantian dimana
tidak ada jalan masuk dibawah jembatan
- Tidak ada batasan kondisi tanah dibawah gelagar
- Tidak diperlukan keahlian teknik
- Kecepatan pelaksanaan termasuk pekerjaan persiapan sangat lamban
- Tidak ekonomis untuk bentang pendek

 Penggunaan dengan 2 (dua) gelagar


Sepasang gelagar baja yang diangkat disangga dikedua ujungnya dengan
tonggak, sepanjang bentang yang dimaksud. Untuk pemasangan girder,
peralatan gelagar baja ini dapat dipindah bebas dengan mudah. Meskipun
pelaksanaannya memerlukan fasilitas yang besar, tetapi dapat memberikan
faktor keamanan yang besar dan berat pilar jembatan tidak menjadi masalah,
demikian juga kondisi tanah dibawah bentang dan aliran sungai yang ada
dibawahnya.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 13


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 18 – Pemasangan jembatan dengan


menggunakan dua gelagar baja

 Penggunaan dengan 1 (satu) gelagar baja


Sebuah gelagar yang akan diangkat ditempatkan di atas balok jembatan
sehingga peralatan pengangkat yang bekerja sepanjang gelagar tersebut dapat
membawa balok pada posisi final.

Gambar 19 – Pemasangan jembatan dengan


menggantung pada satu gelagar baja

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 14


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

 Penggunaan dengan 1 (satu) gelagar baja dan crane pada 2 (dua) portal
Ketinggian gelagar
yang akan
diangkat diatur
pada balok
jembatan dan
sepasang trolley
pembawa balok
jembatan yang
bekerja sepanjang
gelagar tersebut.

Gambar 20 – Pemasangan jembatan dengan menggunakan satu


gelagar baja dan dua portal crane

 Penggunaan dengan 1 (satu) gelagar baja untuk shift erection


Fungsi pengangkat gelagar diposisikan sepanjang sisi route jembatan
ditambahkan pada fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya diatas. Pada metode
shift erection, gelagar melintang ditempatkan pada penyangga. Pada gelagar
melintang, sebuah gelagar yang akan diangkat ditempatkan untuk menggantung
gelagar jembatan. Gelagar
tersebut dapat berjalan
pada arah transversal
untuk menempatkan
gelagar pada posisi yang
diinginkan

Gambar 21 – Pemasangan jembatan dengan cara menggeser


menggunakan satu gelagar baja

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 15


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

 Penggunaan dengan 2 (dua) gelagar baja untuk shift erection


Seperti halnya metode
tersebut diatas namun
ditambah sebuah gelagar
baja lagi.

Gambar 22 – Pemasangan
jembatan dengan cara
menggeser menggunakan dua
gelagar baja

 Penggunaan gelagar baja untuk carrying erection method

Gambar 23 – Pemasangan
jembatan dengan carrying
method (dipikul)

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 16


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2) Gantry Crane
Sepasang gantry crane stradding projected 2 (dua) pilar diangkat dan
ditempatkan pada posisi gelagar
jembatan pracetak yang dikirim
dengan menggunakan sebuah
rel atau trailer truck yang
bekerja sepanjang bentang.
Terdapat dua jenis gantry crane
untuk pemasangan bangunan
atas jembatan ini yaitu :
a. Fixed gantry crane
Sepasang gantry crane ditahan
dengan kakinya di tanah
Gambar 24 – Pemasangan jembatan dengan
menggunakan gantry crane tetap (tidak sehingga dapat mengangkat dan
bergerak)
menempatkan balok beton pada
posisinya
b. Self-traveling gantry crane
Sepasang gantry crane ditempatkan pada sebuah jalur yang terletak pada tanah
sepanjang bentang sehingga dapat bergerak bebas pada jembatan

Gambar 25 – Pemasangan
jembatan dengan gantry
crane yg bergerak sendiri

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 17


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3) Bent
Penyangga baja dibangun sebagian atau seluruhnya diantara bentang jembatan
untuk penempatan gelagar jembatan pracetak. Peralatan ini digunakan untuk
dua metode pemasangan balok prategang pracetak jembatan:
a. Bent-type erecting
Tipe ini terdiri dari Carring
and down method dan
Carring and shifting method.
Penyangga dirakit sepanjang
bentang sehingga gelagar
beton pracetak dapat ditarik
keluar
b. Travelling bent sistem
Pada metode ini ujung
gelagar beton pracetak ditarik
oleh travelling bent yang
bekerja sepanjang rel dan
Gambar 26 – Pemasangan jembatan dengan setelah selesai travelling bent
method “Bent”
dapat ditarik keluar.

Karakteristik metode ini


adalah : (i) ruang yang cukup
untuk penempatan dan
pergerakan bent sepanjang
bentang yang diperlukan, (ii)
untuk pilar rendah dan tanah
dibawah bent keras, gelagar
balok dapat diangkat.

Gambar 27 – Sistem
pergerakan tipe Bent

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 18


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

1.4. Peralatan Cantilever Sistem


a). Umum
Penempatan peralatan traveler menggantung formwork yang digunakan untuk
menempatkan bagian-bagian beton pada kedua sisi merupakan metode
kantilever untuk pemasangan gelagar jembatan bukan pracetak (tetapi beton in
situ/di cor langsung diatas) maupun gelagar pracetak (difabrikasi di lapangan
atau di pabrik). Setelah penegangan dilakukan pada bagian-bagian beton, form
traveller bergerak maju. Proses ini dilakukan berulang-ulang secara menerus.
Penggunaan peralatan sistem cantilever merupakan salah satu peralatan yang
cocok bagi konstruksi jembatan bentang panjang yang melalui lembah yang
curam, bagian sungai yang lebar yang tidak mungkin memakai perancah, selain
itu juga dapat diterapkan pada pelaksanaan konstruksi dengan bentuk umum
dan sangat luas penggunaannya.
Pertama kali diaplikasikan untuk metode ini, peralatan yang dipakai adalah form
traveller, tetapi perkembangan selanjutnya beberapa jembatan dibangun
menggunakan penyangga bantu yang ditempatkan pada bentang jembatan dan
dengan tower pada pilar untuk menyediakan stayed cale. Selanjutnya ditemukan
dan dikembangkan metode blok cantilever pracetak yang digunakan bukan saja
untuk bangunan atas jembatan jenis gelagar teapi juga jembatan gelagar cable
stayed, rangka baja dan arch bridge.
Pemakaian peralatan untuk pelaksanaan konstruksi kantilever dengan cor
ditempat dibagi 2 (dua) yaitu : menggunakan peralatan form ttaveller dan
peralatan movable truss.
Hal yang harus diperhatikan antara lain : kekuatan dan defleksi dari peralatan
tersebut, stabilitas bangunan atas dan pengangkatan peralatan bergerak selama
cantilevering, kekuatan dari temporary shoes (jika ada), dan kemungkinan
ketidak stabilan pilar akibat unbalance moment dan/atau gaya gempa selama
cantilevering.

b). Karakteristik Dan Penggunaan


1). Form traveller

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 19


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Penggunaan peralatan ini menguntungkan karena jumlah peralatan yang


dibutuhkan tidak terlalu besar dibanding proyek itu sendiri, dengan demikian
menjadi ekonomis dan memang sangat populer. Peralatan ini cocok untuk
memasang bangunan atas
jembatan bentang 40 –
240 meter.
Karakteristik pemakaian
peralatan ini adalah :
a. Tidak memerlukan
falsework pada tanah,
sangat mudah
membangun jembatan
melewati lembah yang

dalam, sungai dengan


Gambar 28 – Pemasangan jembatan dengan
menggunakan acuan bergerak aliran deras, jalur laut

dengan lalu-lintas sibuk.


b. Dibandingkan peralatan yang digunakan pada metode scaffolding, peralatan
pengangkatan yang digunakan pada metode kantilever tidak terlalu besar
karena menyangga
hanya sebuah blok
bangunan atas pada
waktu tertentu,
sehingga metode ini
sangat cocok untuk
jembatan bentang
panjang.
c. Karena bangunan
atas dibagi menjadi
segmen-segmen Gambar 29 – Temporary clamping pada gelagar
menerus saat pelaksanaan

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 20


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

dengan panjang 2-5 meter, bentuk segmen mudah disesuaikan terhadap


perubahan ketinggian gelagar. Hal ini mengurangi volume keseluruhan
bangunan atas jembatan.
d. Penanganan terhadap cuaca
yang buruk relatif mudah dan
karena pelaksanaan pekerjaan
dilakukan secara segmental,
gangguan terhadap jadual kerja
kecil.
e. Standarisasi kerja dan
Gambar 30 – Detail angkur dari acuan perlindungan tenaga kerja cukup
bergerak
baik karena pekerjaan berulang.
f. Pengaturan atau perbaikan kesalahan formwork cukup mudah. Juga karena
form traveller menyediakan kemudahan pemeriksaan pada shuttering,
akurasi pelaksanaan konstruksi dapat meningkat.
g. Form traveller menyediakan peralatan keamanan kerja sehingga semua
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman.
h. Pengangkatan dan pengiriman material konstruksi oleh peralatan pengangkat
seperti cable crane, tower crane, truck crane atau jeep crane.

Gambar 31 – Tahapan
pelaksanaan
pemasangan
jembatan
menggunakan
acuan
bergerak

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 21


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2). Moveable truss


Peralatan moveable truss ditempatkan sepanjang bentang yang disangga oleh
pilar ataupun bangunan atas yang dipakai untuk menggantung moveable truss.
Blok-blok segmen di cor pada kedua sisi pilar secara simetris dan setelah beton
mencapai kekuatan yang cukup, blok-blok tersebut diberi gaya pratekan. Kepala
pilar dibangun pada falsework dengan menggunakan sebuah moveable truss.

Karakteristik dari penggunaan peralatan ini :


a. Rentang bentang
yang cocok adalah
40 – 150 meter
b. Semua pekerjaan
dilakukan
menyeluruh pada
jembatan
c. Karena panjang
sebuah blok segmen
adalah 10 meter,
kemajuan konstruksi
menjadi lebih cepat
d. Kepala pilar dapat
dibangun tanpa
falsework atau
peralatan pengangkat
Gambar 31 – Tahapan pelaksanaan pemasangan
jembatan menggunakan rangka bergerak e. Konstruksi pada
ujung bentang dapat
dilakukan dengan falsework pada tanah.

1.5. Peralatan Incremental Launching


a). Umum

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 22


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Peralatan ini digunakan pada pekerjaan pemasangan PC beam cyclic dan


mempunyai banyak
keuntungan. Di jepang
pertama kali incremental
launching digunakan
pada pelaksanaan
pembangunan jembatan
Hormoe Ohashi di
Hokkaido.
Lokasi perakitan balok
(form dll) disediakan di
Gambar 32 – metode incremental launching dengan belakang abutmen atau
satu aksi
pilar jembatan pertama.
Segmen beton 8-20 meter dirakit dengan sambungan pada segemen
sebelumnya ke balok. Segmen beton diluncurkan satu ke yang lainnya dengan
mendorong mereka pada perletakan dan pilar pembantu. Penggunaan peralatan
ini mempunyai banyak keuntungan dari penempatan beton, termasuk manfaat
fabrikasi awal, seperti penggunaan formwork dan pekerjaan berulang.

b). Karakteristik Dan Penggunaan


Karakteristik dari penggunaan peralatan incremental launching adalah :
a. Diperlukan instalasi sementara yang minimum
b. Formwork dapat digunakan berulang
c. Jarak pengiriman material yang diperlukan sedikit seperti baja tulangan dan
beton
d. Pelaksanaan pekerjaan dapat dikontrol dengan mudah akibat pekerjaan yang
berulang
e. Pekerjaan dapat diproses tanpa dipengaruhi cuaca dengan memberi atap
pada lokasi kegiatan
f. Proses pengangkatan dapat dilakukan dari ruang yang tersedia di bawah
balok

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 23


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 33 – Metode
incremental launching
dengan multi aksi

1.6. Peralatan Scaffolding Bergerak

a). Umum
Struktur bangunan atas pada setiap bentang dibangun dengan menggunakan
scaffolding bergerak yang disangga atau digantung pada form. Hal ini dapat
dilakukan tanpa perakitan dan pelepasan perakitan form dan scaffolding. Setelah
penyelesaian sebuah bentang, scaffolding bergerak dipindahkan ke form
bentang berikutnya.
Penggunaan scaffolding bergerak
ini berbeda dengan scaffolding
konvensional dimana perakitan
dan pelepasan perakitan tidak
diperlukan. Bagian balok yang
dipakai biasanya berbentuk box
dan merupakan tipe strukstur
menerus atau sederhana. Panjang
bentang yang menggunakan
biasanya sekitar 20-50 meter dan
ekonomis bila digunakan pada
Gambar 34 – Metode moveable scaffolding bentang yang banyak.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 24


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

b). Karakteristik Dan Penggunaan


Cara penggunaan scaffolding bergerak dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam
yang tergantung pada posisi pengangkatan gelagar dalam arah vertikal, yaitu
posisi form di bawah atau di atas gelagar yang diangkat.
Karakteristiknya sebagai berikut :
a. Berat mati struktur bangunan atas selama pelaksanaan ditahan oleh
scaffolding bergerak sementara beratnya sendiri disokong oleh bracket pada
pilar. Pada kasus ini, ruang bebas dibawah struktur bangunan atas tidak
terhalang.
b. Periode pelaksanaan dapat diperpendek karena gelagar bergerak dan form
dapat berjalan pada waktu yang sama.
c. Pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan dengan hati-hati, karena
pekerjaan berulang.
d. Penerapan metode ini tergantung pada jumlah bentang karena besarnya
mekanisme formwork dan peralatan pemasangan yang diperlukan.

1.7. Peralatan Bantu


a. Alat dongkrak (jack)
Penggantian Perletakan adalah pekerjaan yang membutuhkan perhitungan,
peralatan dan keahlian khusus.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
- Jembatan tersebut selama proses pendongkrakan harus ditutup terhadap
lalu lintas
- Posisi Tumpuan/titik dongkrak dongkrak harus ditentukan dengan teliti untuk
menghindarkan kerusakan pada gelegar jembatan dan juga tumpuan dari
dongkrak
- Jumlah dongkrak yang digunakan harus sama dengan jumlah balok gelegar
jembatan dan dalam setiap keadaan, ujung dari bentang harus di dongkrak
secara merata bekerja bersama-sama.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 25


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

- Kapasitas dongkrak harus ditentukan sedemikian sehingga dongkrak


tersebut mampu menahan seluruh beban mati akibat berat jembatan.
Sebelum digunakan dongkrak tersebut harus di test
- Kecepatan Pendongkrakan harus diawasi dan dilakukan secara perlahan-
lahan.

Gambar berikut ini menyajikan contoh posisi dongkrak pada kasus jembatan
rangka baja.

Gambar 35 – Posisi
pendongkrakan

Gambar 36 – Jenis
dongkrak

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 26


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Secara umum langkah-langkah pendongkrakan dalam rangka penggantian


perletakan adalah sebagai berikut

a. Tempatkan dongkrak-dongkrak dengan kapasitas yang dipersyaratkan pada


setiap gelegar di salah satu sisi
CYLINDER ENERPAC
CLL-2006-M-ENES jembatan. Dongkrak harus diletakkan
LOAD PROTECTION tepat dibawah titik dongkrak yang telah
VALVE

ditentukan. Lokasi dimana dongkrak


MANIFOLD
diletakkan harus kuat menahan
HOSE dongkrak yang bekerja.
PRESSURE GAUGE

b. Operasikan dongkrak-dongkrak
tersebut secara bersama-sama
sampai ketinggian yang direncanakan.
c. Jika elevasi pendongkrakakn telah
tercapai, pasang ganjal kayu
HAND PUMP ENERPAC
P-462 E
melintang di bawah ujung gelagar-
gelagar tersebut dan kunci dongkrak-
Gambar 37 – Jenis dua dongkrak
sekaligus dongkrak tersebut dengan
menggunakan mur dengan kunci
pengaman. Hal ini dilkaukan sebagai
upaya pengamanan
d. Berikutnya dilakukan pekerjaan
penggantian perletakan.
e. Setelah perletakan yang baru siap
menerima beban, ganjal kayu dan
dongkrak dapat dilepas
f. Ulangi proses untuk ujung bentang
yang lain

Gambar 38 – Jenis dua dongkrak sekaligus dalam


tiga dimensi

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 27


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

b. Alat dan perkakas perakitan


Contoh peralatan yang direkomendasikan untuk perakitan dan pemasangan
(termasuk pengencangan baut) bangunan atas girder/rangka baja adalah
sebagai berikut (lihat posisi nomor alat pada gambar/photo) :
- Kunci momen/Torque wrench suitable untuk baut M16, M24 - (no 2)
- Socket untuk M24 (HV) – (no 3)
- Socket untuk M16 (HV) - (no 4)
- Socket untuk M16 (4.6) – (no 5)
- Kunci ring/pas untuk M24 (HV) – (no 7)
- Kunci busi untuk M16 (HV) dan M16 (4.6) – (no 8)
- Kunci pipa (stilson) – (no 9)
- Drift 12 mm sam pai 27 mm – (no 11)
- Pipa meteran 30 m – (no 13)
- Sikat kawat – (no 14)
- Kunci ring double untuk M16 (HV) dan M16 (4.6) – (no 6)
- Hexagon socket srew M12 – (no 12)

Gambar 39 – Jenis - jenis kunci untuk perakitan dan


pemasangan jembatan baja

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 28


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

c. Rangka Penghubung (Linking Steel)


Perakitan jembatan rangka baja dengan sistem kantilever membutuhkan
pemasangan bentang pemberat yang dihubungkan dengan rangka penghubung.

Gambar 40 – Komponen linking steel

Rangka penghubung terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu:

o Penghubung batang datar atas dan pelat pengisi.

o Penghubung batang diagonal, pelat pengisi (jika diperlukan).

o Penghubung batang datar bawah dan pelat pengisi. Beberapa tipe disediakan
untuk digunakan pada beberapa kombinasi komponen seri.

o Baut, mur dan ring.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 29


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

BAB II
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN
PONDASI JEMBATAN

2.1. Pendahuluan
Berbagai jenis pondasi telah digunakan pada pembangunan jembatan,
khususnya di Indonesia yang popular adalah pondasi tiang pancang, pondasi
tiang bor, dan pondasi sumuran. Untuk mempermudah pelaksanaan jenis
pondasi tersebut telah digunakan berbagai peralatan.
Pada modul ini akan dibahas jenis peralatan yang lazim digunakan yaitu
peralatan pancang dan peralatan pengeboran dari sisi karakteristik dan
penggunaannya.

2.2. Peralatan Pancang


a. Umum
Tiang pancang biasanya digunakan dengan kriteria : jumlah pukulan minimum
per unit penetrasi atau minimum penetrasi. Kondisi tanah di kedalaman yang
variatif memungkinkan penggunanaan jenis hammer yang berbeda. Fungsi dari
hammer adalah memberikan energi yang dibutuhkan untuk memancang tiang
pancang. Hammer alat pancang didesain dengan berbagai jenis dan ukuran,
namun yang populer untuk digunakan meliputi :
1. Drop hammer
2. Singke – acting steam atau compressed air
3. Double – acting steam atau compressed air
4. Differential – acting steam atau compressed air
5. Diesel
6. Hydraulic – impact and drivers
7. Vibratory drivers
Berikut ini pertimbangan pemilihan metode dan jenis alat pancang :

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 30


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

- dimensi dan berat tiang pancang


- tahanan pemancangan yang dibutuhkan untuk melakukan penetrasi sesuai
rencana pada saat pemancangan
- ketersedian tempat di lokasi pekerjaan
- batas kebisingan yang diijinkan

b. Karakteristik Dan Penggunaan Alat

1) Alat Pancang Drop Hammer


a. Suatu bahan logam yang berat yang diangkat dengan host line, dan
kemudian dijatuhkan ke atas tiang pancang
b. Karena gaya dinamis yang cukup besar, diletakkan kepala tiang antara
hammer dan ujung atas tiang
c. Kepala tiang kemudian mendistribusikan hempasan ujung tiang dan berfungsi
sebagai ”shock absorber”
d. Kepala tiang terdiri atas cushion block yang pada umumnya terbuat dari kayu

Keuntungan :
e. Investasi alat yang murah
f. Pengoperasian yang sederhana`
g. Enersi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuh

Kerugian :
h. Lambat
i. Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi
j. Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu
k. Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air

2) Alat Pancang Single Acting Hammer

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 31


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

- Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau
tekanan udara, yang menekan piston di bawahnya yang terhubung dengan
ram melalui batang piston
- Bila piston mencapai ke bagian atas, uap
atau tekanan udara akan terlepas dan rama
kan jatuh bebas memukul tiang
- Enersi yang dihasilkan pada jenis ini adalah
suatu pukulan yang berat yang besar
dengan kecepatan rendah karena jarak yang
rendah, biasanya sekitar 1 (satu) meter,
tetapi tinggi jatuh ini bisa bervariasi yang
mulai dari 30 cm sampai 150 cm
- Drop hammer dapat memukul sekitar 4 – 8
pukulan per menit, single acting dapat
memukul sekitar 40 – 60 pukulan per menit Gambar 41 – Raymon 60x
dengan besaran enersi yang sama per steam hammer driving

pukulan

Keuntungan :
a. Jumlah pukulan yang besar per menit
sehingga pemancangan berjalan
cepat
b. Frekwensi yang tinggi per pukulan
meningkatkan skin friction antar
pukulan
c. Berat jatuh ram dengan kecepatan
rendah mentransfer enersi yang
besar pada pemancangan
d. Pengurangan kecepatan ram
mengurangi bahaya pada tiang
Gambar 42 – hammer cushion,
selama pemancangan helmet, pile cushion

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 32


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

e. Tipe tertutup dapat digunakan untuk pemancangan di air

Kerugian :
f. Investasi alat yang besar dan mahal
g. Lebih rumit, dengan biaya pemeliharaan yang cukup besar
h. Memerlukan waktu yang cukup untuk menyiapkan alat
i. Memerlukan petugas yang lebih banyak untuk pengoperasian alat
j. Memerlukan crane yang cukup besar dengan kapasitas yang besar pula

3) Alat Pancang Double Acting Hammer


a. Sama dengan single acting, hanya dengan enersi yang berlipat
b. Jumlah pukulan per menit dapat dua kali lipat
c. Pada umumnya dapat melakukan pemukulan sekitar 95 – 300 pukulan per
menit
d. Tidak memerlukan cushion block
e. Ram akan mengenai landasan alloy steel yang terletak diatas kepala tiang

Keuntungan :
f. Jumlah pukulan yang besar per menit, mengurangi waktu pemancangan
g. Jumlah pukulan yang besar per menit mengurangi hambatan skin friction
antar pukulan
h. Tiang akan lebih mudah dipancang tanpa penuntun

Kerugian :
i. Berat relatifringan dan kecepatan ram yang tinggi sering kurang cocok untuk
jenis tiang yang berat dengan gaya friction yang besar
j. Hammer rumit

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 33


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Tabel 3 – Spesifikasi untuk air/steam pile driving hammer

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 34


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

4) Alat Pancang Diesel Hammer


a. Tidak memerlukan tenaga luar seperti steam boiler atau air compressor
b. Lebih sederhana dan mudah dipindah dibanding steam hammer
c. Unit sudah komplit terdiri atas silinder vertikal, piston atau ram, landasan,
tanki bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injektor dan mesin
pelumasan
d. Diesel hammer dengan ujung terbuka dapat memukul sekitar 40 – 55 pukulan
per menit
e. Pada jenis tertutup sekitar 75 – 85 pukulan per menit

Keuntungan :
f. Tidak memerlukan enersi luar sebagai
sumber jadi lebih mobile dan memerlukan
waktu yang singkat untuk mempersiapkan
dan memulai operasi
g. Ekonomis dalam pengoperasiannya
h. Dapat dioperasikan pada daerah yang
terpencil atau jauh
i. Alat lebih ringan dibanding steam hammer
j. Pemeliharaan lebih sederhana dengan
tingkat pelayanan yang cepat
k. Enersi per pukulan dapat ditingkatkan
l. Kecepatan rendah sehingga mudah
pemancangannya
Gambar 43 – Diesel Hammer

Kerugian :
m. Sulit dalam menentukan enersi per pukulan karena tinggi piston ram akan
naik sejalan dengan ledakan bahan bakar
n. Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang
o. Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 35


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

p. Jumlah pukulan per menit lebih kecil dibanding steam hammer terutama pada
diesel hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya
q. Panjang diesel hammer agak lebih panjang dibanding steam hammer

Gambar 44 – Mekanisme Diesel Hammer

Tabel 5 – Enersi diesel hammer

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 36


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Tabel 6 – Spesifikasi untuk diesel pile driving hammer

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 37


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

5) Alat pancang Hydraulic Impact Hammer


a. Mempunyai efisiensi 90%
b. Sangat baik mentransfer energi ke tiang pancang
c. Lebih efisien dibanding steam hammer, air , atau diesel hammer
d. Dioperasikan pada differential pressure dari hydraulic fluid sebagaimana
compressed air atau steam

 Hydraulic Drop Hammer


e. ram diangkat oleh tekanan hydraulic sampai ke ketinggian tertentu
f. ram dijauh bebaskan pada kepala tiang pancang
g. Tinggi jatuh hammer akan bervariasi tergantung kondisi tiangpancang dan
kondisi tanah

 Double – Acting Hydraulic Hammer


h. ram diangkat oleh tekanan hydraulic pada doble-acting hydraulic hammer,
i. kemudian dihempaskan kembali secara hydraulic.
j. Net energi diberikan pada tiang pancang dengan percepatan ram yang
diukur setiap pukulan pada panel kontrol selama pelaksanaan dan
demikian berulang-ulang selanjutnya.
k. Hammer tersebut dapat mencapai 50 – 60 pukulan per menit

6) Hydraulic Driver
a. tekanan dari alat pancang hydraulic dapat digunakan untuk memasukkan
dan mengeluarkan tiang pancang baja profil H dan sheet pile baja,
dengan cara menggenggam, menekan dan mencabutnya
b. pile driver memegang tiang pancang lalu menekannya kebawah sedalam
kira-kira 3 (tiga) ft sampai habis strokenya, kemudian genggaman
dikendorkan lalu ditekan kembali sedalam 3 (tiga) ft untuk kemudian
proses tersebut diulang kembali. Alat ini dapat melakukan sebaliknya yaitu
mencabut tiang pancang.
c. Mempunyai kekuatan sampai dengan 140 ton

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 38


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

d. Simpel/praktis
e. Tingkat kebisingan yang minimum
f. Getaran yang timbul kecil sekali
g. Cocok untuk pemancangan tiang pancang di lokasi yang terbatas ruang
kerjanya
h. Dapat memancang tiang yang pendek dan bersambung

7) Vibratory Pile Driver


a. Effektif untuk memancang tiang pancang pada lapisan water-saturated
noncohesive soil
b. Sulit untuk memancang pada
lapisan dry sand atau yang sejenis,
cohesive soil yang tidak
memberikan responds terhadap
vibrasi
c. Alat pancang ini dilengkapi batang
horizontal dimana beban eksentrik
tergantung.
d. Vibrasi dihasilkan dari sepasang
batang yang berputar berlawanan
arah dengan kecepatan lebih dari
1,000 rpm
e. Vibrasi disalurkan ke tiang
Gambar 45 – Vibratory driver pancang yang dihubungkan
driving steel H pile
dengan pengapit secara teguh
pada alat pancang untuk selanjutnya diteruskan ke tanah.
f. Alat pancang dipegang oleh pemandu (Leads) atau crane.
g. Faktor kinerja yang akan menentukan efektivitas vibratory driver adalah :
amplitude, eccentric moment, frequency, vibrating weight, dan
nonvibrating weight.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 39


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Tabel 7 – Spesifikasi untuk hydraulic vibratory pile driver /extractor

Sebagai penilaian awal, vibratory energy yang dibutuhkan untuk memancang


tiang pancang dapat diberikan oleh rumus berikut ini.

F = 15 x (t + 2g)
100

Dimana :

F = gaya centrifugal (kN)


t = kedalaman pemancangan (m)
G = berat tiang pancang (kg)

Penetration rate biasanya diasumsi = 500 mm/minute

c. Penuntun Tiang Pancang Selama Pemancangan


Saat memancang diperlukan suatu cara agar tiang pancang dalam posisi yang
benar pada tempatnya sesuai yang direncanakan, seperti contoh posisi pada
gambar dibawah ini:

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 40


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 46 – Istilah posisi tiang pancang

 Fixed Leads
Fixed leads mempunyai titik poros pada bagian atas boom dari crane dan
pengait pada bagian bawah yang dipasang pada crane. Fixed leads
memberikan kontrol yang baik atas posisi tiang pancang dan menjaga agar
tiang tetap dalam kelurusan yang benar dengan hammer, sehingga dampak
eksentrisitas yang dapat menyebabkan dadanya konsentrasi tegangan lokal
dengan demikian tiang pancang diharapkan dapat diminimalkan
kerusakannya.
Normalnya satu set dari leads terdiri dari 3 (tiga) sisi kisi-kisi rangka baja
yang sama dan ditegakkan oleh boom crane dengan satu sisi terbuka.
Sisi terbuka tersebut sebagai tempat menempatkan tiang pancang pada
leads dan dibawah hammer. Leads mempunyai rel tempat bergeraknya
hammer. Untuk tiang miring (batter pile) maka leads distel agar mempunyai
sudut sesuai yang dibutuhkan atau gambar kemiringan tiang pancang
tersebut.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 41


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 47 – Fixed lead yang dipasang pada crawler crane

 Swing Leads
Leads yang tidak dipasang pada crane atau platform disebut swing leads.
Leads dan hammer biasanya dipegang dengan garis yang terpisah dengan
crane. Pengaturan seperti itu memungkinkan agar tianp pancang dapat

Gambar 48 – Swing lead yang digantung pada crawler crane

dipancang dengan posisi agak lebih jauh dari posisi crane. Tetapi ini
bukanlah cara pemancangan yang disukai karena lebih sulit untuk
menempatkan tiang pancang secara akurat dan sulit untuk menjaga

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 42


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

kelurusan vertikal tiang selama pemancangan. Apalagi bila tiang cenderubg


berputar atau lari dari kelurusan yang diharapkan.

 Hydraulic leads
Untuk mengontrol posisi tiang pancang, hydraulic leads menggunakan sistem
hydraulic cylinder yang menghubungkan antara bagian bawah leads dan
driving rig. System ini memungkinkan operator untuk menempatkan posisi
tiang pancang secara cepat dan akurat dan hal ini sangat berguna terutama
untuk tiang pancang miring (batter piles), dengan sistem ini akan dengan
mudah dan cepat mengatur sudut dari leads untuk suatu kemiringan tiang
yang diperlukan. Tetapi tentu saja sistem ini lebih mahal dibanding fixed
leads yang standar.

 Templates
Seringkali templates digunakan untuk memikul dan memegang tiang pancang
dalam posisi yang benar pada saat pemancangan. Templates biasanya
dibuat dari pipa baja atau gelagar dan mempunyai beberapa level untuk
penyusunan pendukungan terhadap tiang pancang yang lurus atau miring.
Dalam pekerjaan dermaga dimana akses kepada goup tiang dibatasi, maka
templates biasa digunakan. Seringkali satu set leads dipasang secara tetap
atau digantung pada template beam dan suatu sistem kombinasi digunakan
memikul atau mengarahkan tiang pancang selama pelaksanaan
pemancangan. Templates atau rangka pengarah sangat populer digunakan
saat memancang sheet pile atau turap. Saat turap berbentuk cell atau
circular, maka templates digunakan untuk menjaga kelurusan yang benar.

d. Pemilihan Hammer
Fungsi alat pancang atau pile hammer atau dikenal sebagai driver adalah untuk
memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan tiang pancang untuk dapat masuk
ke dalam tanah. Awal dari rumus pemancangan adalah :

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 43


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Wh = Rs
Dimana :
W = berat hammer (kg)
H = tinggi jatuh hammer untuk massa W (m)
R = tahanan tanah (kg)
S = penetrasi tiang pancang (m)

1. Penentuan Kapasitas Alat Pancang


Kapasitas alat pancang ditentukan oleh berat dan
panjang tiang pancang :

Gambar 49 – prinsip rumus


Q = r (0.5 p + 500) kg pemancangan tiang
Dimana :
Q = kapasitas alat pancang
R = faktor efisiensi gesekan tanah
P = berat tiang total

2. Daya Dukung Tiang Pancang


h. Drop hammer

R = 2WH
S + 1.0

i. Single acting hammer

R = 2WH
S + 0.1

j. Double acting hammer

R = 2E
S + 0.1
Dimana :

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 44


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

R = beban yang aman pada tiang (pound)


W = berat massa yang jatuh (pound)
H = tinggi jatuh massa W (feet)
E = total enersi ram pada bagian bawah atau pukulan ke bawah (foot-
pounds)
S = penetrasi rata-rata setiap pukulan untuk 5 sampai 10 pukulan terakhir
(inch)

 Daya dukung tiang pancang berdasar kalendering Hiley

eh.Eh W + n2 w
Ru = ------------------------- -------------
s + ½ (C1 + C2 +C3) W + w

Faktor keamanan = 3

Dimana :
Ru = daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi dari pemukulan palu (<1)
Eh = tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
= koefisien persamaam
s = penetrasi tiang untuk pukulan palu terakhir
w = berat tiang (total berat tiang yang dipukul)
W = berat palu
N = koefisien restitusi/pengembalian

 Engineering News Record

eh.Eh
Ru = --------
s+z

 Fk =ENR
Modified 6

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 45


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

eh.Eh W + n2 w
Ru = ---------- -------------
s+z W+w

Faktor keamanan = 6

 Danish

eh.Eh
Ru = ---------------------------
s+ eh.Eh
---------
2AE

Fk = 4
Dimana :
A : luas penampang tiang
eh : efisiensi pemukulan palu (<1)
E : modulus young dari tiang
Eh : tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
L : panjang tiang
n : koefisien restitusi/pengembalian
Ru : daya dukung batas dari tiang dalam tanah
s : penetrasi tiang untuk 10 pukulan terakhir
w : berat tiang
W : berat palu
z : 0.1 untuk palu dengan tenaga uap dan 1 untuk drop hammer

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 46


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Tabel 8 – Rekomendasi ukuran hammer untuk pemancangan berbagai jenis


tiang pancang

Tabel 9 – Nilai efisiensi palu (eh) berdasarkan jenis palu

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 47


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Tabel 10 – Nilai efisiensi palu (eh ) berdasarkan jenis material

Tabel 11 – Nilai perpendekan elastik kepala tiang pancang dan topi tiang
pancang

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 48


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Tabel 12 – Hubungan antara jenis tiang dan kapasitas tipikal

Tabel 13 – Hubungan antara tiang dan kapasitas alat

2.3. Peralatan Pengeboran (Bored Pile Equipment)

a). Umum

Di Indonesia pondasi jenis ini cukup populer juga meskipun peralatan yang
tersedia masih terbatas dan umumnya terkonsentrasi di pulau jawa. Jenis
pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama dengan pondasi tiang pancang.
Perbedaannya terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang pancang masuk
kedalam tanah dengan kekuatan tumbukan sehingga menimbulkan suara yang
keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang suaranya tidak mengganggu

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 49


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

lingkungan, sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan di daerah perkotaan


dalam pembangunan apartemen, mall, dan gedung pencakar langit.

b). Methode Pemboran


Pemilihan pembuatan lubang bor biasanya didasarkan atas dua hal yaitu metode
konstruksi/pembuatan lubang bor dan jenis peralatan pengeboran yang
digunakan. metode pembuatan lubang bor yang digunakan biasanya ditentukan
oleh kontraktor dengan mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu kondisi lokasi
proyek, terutama lokasi di air atau di darat serta jenis tanah, metode transfer
beban yang diinginkan (skin friction, end bearing atau kombinasi) dan nilai
ekonomis. Ada 3 metode pelaksanaan pembuatan lubang bor yang umum
digunakan yaitu :

1. Dry Method
2. Casing Method
3. Wet/Slurry Method

1). Dry Method


Metode ini digunakan jika muka air tanah rendah dan tanah cukup cohesive

2). Casing Method


Metode ini digunakan pada tanah yang ”selfrestraining” atau tanah yang rawan
terhadap ”over breaking”. Casing yang digunakan umumnya berupa pipa baja
dengan diameter lebih besar dari diameter lubang yang diinginkan. Casing
tersebut dapat bersifat casing permanen atau casing sementara. Akan tetapi
karena keberadaan casing dapat mengurangi daya dukung friksi, akan lebih baik
jika casing bersifat sementara. Untuk mengatasi berkurangnya daya dukung
akibat casing, dapat digunakan sistim grouting disekitar sisi casing. Ada 3 jenis
alat untuk memasukkan casing
• Pile driving

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 50


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

• Vibro Hammer
• Osilator

Gambar 50 – Vibro hammer

Gambar 51 – Oscilator

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 51


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

3). Wet/Slurry Method


Metode ini digunakan jika pengeboran dilaksanakan di lokasi dimana kondisi
tanahnya rawan terhadap “over break”, kondisi dibawah muka air, dan pada
kedalaman yang tidak memungkinkan menggunakan casing. Slurry dapat berupa
air saja, atau campuran antara bentonite dan air bersih yang disebut “minerally
slurry” atau campuran antara polimer dengan air bersih yang disebut “polymer
slurry”. Penggunaan “polymer slurry” semakin umum karena compatible dengan
lingkungan dan dapat digunakan kembali lebih sering dibandingkan dengan
bentonite.Pengaruh penggunakan slurry terhadap daya dukung tiang ditentukan
oleh jenis ”slurry” serta lamanya ”slurry” berada didalam lubang pondasi. Secara
umum, ”mineral slurry” yang menempel pada dinding lubang akan terbersihkan
oleh beton pada saat pengecoran.Akan tetapi jika ”mineral slurry” berada dalam
lubang terlalu lama, maka akan terbentuk lapisan yang disebut “filter cake” yang
tebal sehingga susah untuk dihilangkan pada saat pengecoran beton. Slurry
yang menempel di dinding lubang akan mengurangi daya dukung friksi,
sedangkan slurry yang bercampur dengan beton akan menyebabkan beton
menjadi lemah. Untuk menghilangkan lapisan “filter cake” dapat dilakukan
dengan “circulating slurry”, sebagaimana telah umum digunakan oleh Caltrans
(California Department of Transportation).

c) Peralatan pengeboran :
Ada dua aktivitas utama dalam pengeboran yaitu bagaimana membuat lubang
bor dan bagaimana membuang material hasil pengeboran. Berkaitan dengan hal
tersebut terdapat berbagai jenis peralatan untuk pengeboran. Pemilihan
peralatan pengeboran umumnya didasarkan atas jenis tanah atau batuan yang
akan digali dan bukan ditentukan oleh kondisi air tanah. Masing masing
kontraktor dan ahli bor dapat memilih peralatan yang berbeda untuk lokasi yang
sama dan masing-masing akan memiliki metode berbeda dalam men-setting dan
mengoperasikan peralatan tersebut. Adapun jenis peralatan pengeboran
tersebut antara lain adalah :

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 52


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

1. Drilling Auger dengan Open Helix atau Flight


2. Drilling Auger dengan Drilling Bucket
3. Clamp Shell
4. Air Lift Drilling / Reverse Circulation Drilling (RCD) System

Gambar 52 – Berbagai jenis peralatan pengeboran

1. Drilling Auger dengan Open Helix atau Flight


Dapat digunakan untuk mengebor lubang dalam
berbagai jenis tanah dan batu dan berbagai
kondisi. Sebagian besar efektif dalam tanah atau
batu yang mempunyai beberapa tingkat kohesif.
Bor tanah mempunyai ujung pemotong yang
selama perputaran mematahkan tanah atu rips
batu, yang setelah pemotongan bergerak melalui
perjalanan. Bor tanah selanjutnya ditarik dari
lubang, dengan membawa potongannya, dan
dikosongkan dengan putaran. Masalah dapat
muncul bila pengeboran dalam pasir tidak
Gambar 53 – Alat open helix drilling auger

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 53


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

kohesif, terdapat tanah jatuh dalam flight bor tanah atau dalam beberapa tanah
kohesif dengan peralatan dapat terjadi sumbatan.
Masalah juga dapat terjadi saat pemasukan dan penarikan bor tanah dari driling
slury, yang mana saat slury cenderung berkembang positif maka tekanan negatif
(penarikan) yang dapat menstabilkan titik bor.
Bor tanah mempunyai jenis flight tunggal atau ganda yang mempunyai titik pusat
atau stinger yang dapat mencegah goncangan. Bor tanah flight ganda digunakan
untuk mengeskavasi
geomaterial yang lebih
kuat dibanding bor
tanah flight tunggal.
Stringer untuk bor
tanah flight tunggal
harus lebih banyak
karena harus dapat
menahan ketidak
seimbangan momen
saat geomaterial

Gambar 54 – Open helix drilling auger sedang dieskavasi.


Drilling flight dapat
digunakan untuk mengebor lapisan relatif batu lunak : serpih keras, batu pasir, batu
kapur lunak, batu melapuk, biasanya bor tanah batu ini dari jenis flight ganda yang
diberi gigi konik dari tungsten caride.

Core Barrel
Dalam hal bor tanah tidak efektif dalam mengeskavasi batu (batu terlalu keras)
maka akan dicoba mengeskavasi dengan corelbarrel, dan apabila ternyata terdapat
batu demikian keras sehingga bor tanah batu atau core barrel tidak efektif dalam
penembusan, selanjutnya dipakai shot baja keras (barrel shot) yang diberikan
dibawah dasar core barrel rotasi agar dapat memecahkan batu yang keras tersebut

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 54


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

2. Drilling Auger dengan Drilling Bucket


Digunakan terutama dalam lapisan tanah granular. Saat dilakukan penggalian
maka tanah akan didesak memasuki driling bucket melalui dua pembukaan (slots)
pada bagian dasar, flaps didalam bucket mencegah tanah dari keruntuhan keluar
melalui slots. Setelah
memperoleh beban
tanah, peralatan ditarik
dari lubang dan engsel
dari bucket dibuka untuk
mengosongkan
reruntuhan hasil galian.
Alat ini juga efektif dalam
mengeskavasi tanah
berdasarkan drilling
slurry, yang mana
dengan bor tanah open
Gambar 56 – Berbagai ukuran bucket barrel
hellix tanah cenderung
longsor. Bila digunakan untuk mengeskavasi dibawah slurry, drilling bucket
mempunyai saluran yang melalui slurry yang dapat dengan bebas melintas tanpa
menimbulkan tekanan positif atau negatif yang berlebihan dalam kolom slurry
dengan posisi dibawah alat-alat tersebut. Beberapa drilling bucket didesain untuk
dapat membersihkan dasar bila terdapat air atau drilling slurry dalam lubang, alat
ini disebut bucket muck.

Undreamer (Bell Bucket)


Digunakan untuk pembentukan dasar yang lebih besar agar menambah area daya
dukung dan kapasitas beban shaft, peralatan ini disebut bell bucket atau
undreamer didesain untuk direndahkan kedalam lubang di kelly dengan tangannya
terbuka. Reamer dengan tangan dipanjangkan karena akan muncul dalam posisi
pengeboran, saat pencapaian dasar shaft gaya kebawah yang diterapkan oleh
mesin pengeboran mendesak tangan untuk membuka dan tanah digali sementara

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 55


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

alat berputar, hasil penggalian dikumpulkan didalam alat dan dibawa kepermukaan
untuk dibuang.. Hal ini diteruskan sampai alat berhenti, yang menghasilkan dalam
bentuk bel sepenuhnya dengan sudut 45 - 60 derajat secara horizontal, atau sudut
lainnya tetapi diameter bell tidak melebihi tiga kali diameter shaft.

3. Clamp Shell (Grab)


Dapat digunakan untuk mengeskavasi batu pecah, batu bulat dan tanah yang
lepas serta yang siap diambil oleh bucket. Jika keras, batu massive atau batu besar
ditemukan, peralatan seperti pemecah batu bisa digunakan. Batu pecah
selanjutnya dinaikkan dengan menggunakan clamp shell atau grab yang tersedia
dalam berbagai diameter sampai kira-kira 1,83 (6 ft). Peralatan ini dapat juga
digunakan dengan metoda perkusi untuk mengeskavasi dengan penampang
bukan sirkular.

Penghancur Batu (breaker)


Beberapa jenis alat dibuat untuk dijatuhkan oleh crane untuk membentur batu
dasar, tanah keras, atau batu-batu besar kemudian dipecahkan dan selanjutnya
diangkat dengan clamp shell atau grab. Penghancur batu yang disebut ”churn drill”
atau ”star drill” mempunyai bentuk wedge sehingga tegangan tinggi akan terjadi
dalam batu yang dibentur dengan alat tersebut.

Gambar 57 – Clamp shell

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 56


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

4. Air Lift Drilling / Reverse Circulation Drilling (RCD) System


- drilling rod dengan auger head digunakan untuk membuat lubang
- tanah dan kotoran batuan hasil galian disingkirkan oleh air yang dipompa keluar
dari lubang bor
- sirkulasi air yang membawa reruntuhan hasil galian yang terdiri dari tanah dan
kotoran batuan di buang ke tangki penampung limbah
- re-sirkulasi air kembali ke lubang pemboran dan kembali memproses
pembuangan reruntuhan hasil galian tersebut

Gambar 58 – Reverse circulation drilling

Gambar 59 – Mata bor


pada RCD

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 57


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Gambar 60 – Tanki pembuangan hasil pengeboran RCD

Gambar 61 – Operasi drilling rig

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 58


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

d) Pelaksanaan pengeboran :

Contoh Pelaksanaan Tiang Bor di jembatan Suramadu :

 Digunakan casing pada bagian atas yang berfungsi untuk melindungi proses
pengeboran pada awalnya dari pengaruh disekeliling tiang bor seperti
tekanan tanah atau tekanan air.

 Bagian yang lebih bawah dari casing namun dalam pelaksanaannya juga
harus mendapat perhatian dari samping yang tergantung dari jenis tanah dan
juga tekanan air didalam tanah maupun di laut.

 Terdapat dua macam methode pengeboran yaitu

o Pertama dengan auger yaitu pengeboran dengan menggunakan mata bor


yang sampai kedalaman tertentu mata bor tersebut diangkat untuk
mengeluarkan material hasil pengeboran dengan memakai bucket, hal ini
dilakukan dengan cara berulang-ulang sampai mencapai kedalaman yang
dinginkan, cara ini biasanya cocok untuk pondasi tiang bor yang
pendek/dangkal.

o Kedua dengan cara sirkulasi, alatnya disebut Reserved Circular Drilling,


dengan cara ini mata bor terus menerus melakukan pengeboran,
sementara itu material hasil pengeboran dikeluarkan dengan pompa
bersamaan dengan slury/bentonite. Kemudian material tersebut disaring
dan tanahnya dibuang sedangkan slury/bentonitenya dimasukkan kembali
kedalam lubang pengeboran dengan tujuan menjaga agar dinding tanah
lubang pengeboran tidak runtuh.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 59


Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan Pengawasan Pelaksanaan Jembatan Bridge Management System,


Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 1993;
2. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina
Marga Departemen Pekerjaan Umum, Desember 2006;
3. Construction Planning, Equipment, and Methods, Seventh Edition, Peurifoy
at all, Mc Graw-Hill, International Edition, 2006;
4. Bahan Publikasi, PC Pile, PT. Wijaya Karya Beton;
5. Draft Manual Perencanaan Pondasi Jembatan, Modul 4 Metode Konstruksi
Pondasi, Subdit Penyiapan Standar dan Pedoman Teknik Jalan dan
Jembatan, Dit Bintak, Ditjen Bina Marga, Mei 2007;
6. Modul Pelatihan Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Jafung Tingkat Ahli,
Pusdiklat Departemen PU, 2008;
7. Prinsip dasar Teknik Jembatan & Aplikasinya, Sub Direktorat Teknik
Jembatan, Dit Bintek, Ditjen Bina Marga, September 2008;
8. Manajemen Aset, Perencanaan & Pelaksanaan Jembatan, Konsep &
Aplikasinya Sub Direktorat Teknik Jembatan, Dit Bintek, Ditjen Bina Marga,
September 2009;
9. Bahan Tayangan “Foundation”, Raymond Wong, City of University
Hongkong., 2010.

Modul Peralatan untuk Pekerjaan Jembatan 60

Anda mungkin juga menyukai