Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA. 2020/2021

Mata Kuliah : HUKUM PERJANJIAN KREDIT

Kelas :B

Hari/ Tanggal : Jumat, 16 April 2021.


Waktu : Sesuai Petunjuk
Dosen : Iswi Hariyani,S.H.,M.H
Sifat : Terbuka

PETUNJUK

1. Ketik Jawaban saudara pada kertas A4, Spasi 1,5, Font Times New Roman.
Format pengumpulan PDF dengan penamaan (3NimAkhir_Nama_Perjanjian
KreditB)

2. Jawaban di-submit di Google Drive koordinator kelas (Raisa Rahmah Zafirah)


maksimal hari Minggu, 18 April 2021, pukul 09.00 WIB.

SOAL

1. Perjanjian kredit pada pokoknya berisi klausul-klausul yang tertuang dalam


perjanjian. Berikan analisa saudara terhadap klausul-klausul perjanjian kredit
dalam soal terlampir dihubungkan dengan komponen-komponen yang telah
dijelaskan dalam perkuliahan!.
Nama: Muhammad Wahyudin

NIM: 180710101423

Hasil Analisa Akta Perjanjia Kredit antara Tuan Sanjaya Viki


(PT. BANK SUKSES) dengan Tuan Santoso

Pendahuluan

Pengertian Kredit

Secara etymologi, kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang di-
Indonesiakan menjadi kredit, mempunyai arti kepercayaan. Seseorang yang memperoleh
kredit, berarti memperoleh kepercayaan. Dengan demikian dasar dari pada kredit adalah
kepercayaan.

Menurut OP.Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang)


dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang.

Dalam Pasal 1angka 11 Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,


kredit dirumuskan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu.

Dilihat dari sudut ekonomi, kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran.


Maksudnya pengembalian atas penerimaan uang dan / atau suatu barang tidak dilakukan
bersamaan pada saat menerima akan tetapi pengembaliannya dilakukan pada masa tertentu
yang akan datang.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa intisari dari arti kredit sebenarnya adalah
kepercayaan, satu unsur yang harus dipesan sebagai benang merah melintasi falsafah
perkreditan dalam arti sebenarnya, bagaimanapun bentuk, macam dan raganya dan dari
manapun asalnya serta kepada siapapun diberikan.
Perjanjian Kredit
perjanjian. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata “ Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang
membuatnya “. Maksudnya adalah bilamana suatu perjanjian telah dibuat secara sah, yakni
tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan maka perjanjian itu mengikat kedua
belah pihak serta tidak dapat ditarik kembali kecuali atas kemufakatan dari kedua pihak itu
sendiri dan atau karena alasanalasan tertentu yang telah ditetapkan Undang-Undang.

Perjanjian kredit sebagai perjanjian pinjam meminjam uang, menurut Buku III KUH
Perdata mempunyai sifat formil, salah satunya adalah perjanjian pinjam mengganti yang
diatur dalam Bab Ketiga belas Buku Ketiga KUH Perdata. Menurut Marhainis Abdul Hay
ketentuan Pasal 1754 KUH Perdata tentang perjanjian pinjam mengganti, mempunyai
pengertian yang identik dengan perjanjian kredit bank sebagai konsekuensi logis dari
pendirian ini harus dikatakan bahwa perjanjian kredit bersifat riil.

Hal ini dapat disimpulkan seperti yang tercantum dalam Pasal 1754 KUH Pedata
diartikan sebagai berikut :

“Perjanjian pinjam mengganti adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang
menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan
mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula. “

Biasanya dalam perjanjian pinjam meminjam uang, pihak kreditur meminta kepada
debitur agar menyediakan jaminan berupa sejumlah harta kekayaannya untuk kepentingan
pelunasan sejumlah utang, apabila setelah jangka waktu yang diperjanjikan ternyata debitor
tidak melunasi.

Pinjam-meminjam merupakan persetujuan, yang berarti harus dibuat memenuhi


syarat-syarat sahnya perjanjian agar mempunyai kekuatan mengikat kedua belah pihak.
Syarat sahnya perjanjian yang dimaksud adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH
Perdata yaitu :

1 sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


2 adanya kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;
3 suatu hal tertentu; dan
4 suatu sebab yang halal.
Dengan lahirnya perjanjian tersebut menimbulkan suatu hak dan kewajiban bagi
masing-masing pihak. Kewajiban debitur adalah mengembalikan pinjamannya pada waktu
yang telah dijanjikan. Oleh karena prestasi saat pemberian dengan saat pengembalian terdapat
tenggang yang lama, maka diperlukan suatu kepercayaan bank kepada debitur bahwa kredit
yang dilepaskan kelak kemudian hari dikembalikan sebagaimana waktu yang dijanjikan.

Dasar Hukum Perjanjian Kredit

Di dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan bahwa perjanjian adalah suatu


perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Oleh karena itu untuk sahnya perjanjian kredit sebagaimana untuk sahnya suatu
perjanjian seperti yang diisyaratkan oleh Pasal 1320 KUHPerdata harus dipenuhi. Untuk
sahnya perjanjian diperlukan empat syarat:

1 sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


2 kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3 suatu hal tertentu;
4 suatu sebab yang halal

Perjanjian kredit juga harus memuat asas-asas perjanjian sebagaimana perjanjian pada
umumnya. Sedangkan menurut Pasal 1338 KUHPerdata bahwa pada dasarnya Perjanjian
berasaskan:

a. Asas Kebebasan Berkontrak


Yakni semua orang bebas untuk mengadakan sesuai dengan yang
dikehendakinya, tidak terikat pada bentuk dan syarat tertentu.
b. Asas Konsensualisme
Yakni perjanjian sudah dapat dikatakan selesai dengan adanya kata sepakat
dari para pihak yang membuat perjanjian.
c. Asas Kekuatan Mengikat
Yakni setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak, mengikat seperti undang-
undang dan tidak dapat ditarik kembali secara sepihak.
Hasil Analisa dan Pembahasan

PERJANJIAN KREDIT

Nomor : 09

Pada hari ini, Sabtu, tanggal 12 Januari 2001 (dua belas Januari dua ribu satu).----------------
Pukul 09.00 WIB (Waktu Indonesia Barat).----------------------------------------------------------
Berhadapan dengan saya, PUTRI UTAMI DIAN SAFITRI, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris berkedudukan di Depok, dengan dihadiri para saksi yang saya, Notaris
kenal dan yang nama namanya akan disebutkan pada bagian akta ini:------------------------------

I. Tuan SANJAYA VICKY, lahir di Bandung, pada tanggal 16 (enambelas) Januari


1961 (seribu sembilanratus enampuluh satu), Warga Negara Indonesia, Swasta,
bertempat tinggal di Surabaya, Jalan Mas Mansyur Nomor 3, Rukun Tetangga
002, Rukun Warga 003, Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, pemegang
Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) :
3356178002478164, Jabatannya sebagai Kepala Bagian Kredit dari Perseroan
yang akan disebut di bawah ini:-------------------------------------------------------------

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk dan
atas nama Ir. Eko Susilo yang bertindak selaku Direksi, berdasarkan Surat Kuasa Direksi
tanggal 26 Januari 2001, Nomor 51 yang dibuat dihadapan LAELLA WARDIAH, SH., MH.,
Notaris di Surabaya, dari dan karenannya sah mewakili Perseroan PT. BANK SUKSES.-------
Selanjutnya dalam hal ini disebut:------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------BANK/KREDITUR--------------------------------------------

II. Tuan SANTOSO, lahir di Karawang, pada tanggal 5 (lima) Mei 1965 (seribu
sembilanratus enampuluh lima), Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat
tinggal di Surabaya, Jalan Taman Margasatwa Nomor 15, Rukun Tetangga 004,
Rukun Warga 009, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, pemegang Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) :
3314902691195601, jabatannya sebagai Direktur Utama Perseroan yang akan
disebut di bawah ini:--------------------------------------------------------------------------
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk dan
atas nama Perseroan PT. BANK HARAPAN berkedudukan di Surabaya, yang dibuat
dihadapan BRILLIAN, SH., M.Kn., Notaris, di Surabaya, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 21 September 1998
Nomor AHU93166.AH.0102, Tahun 1998, yang akta pendirian dan Anggaran Dasar mana
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 22 Juli 1999 Nomor 8,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 756.-------------------------------------------

Berdasarkan pada pasal 13 Anggaran Dasar Perseroan, perseroan telah memperoleh


persetujuan dari para pemegang saham berdasarkan akta Risalah Rapat tanggal 25 September
2012 Nomor 70, yang dibuat dihadapan MARDIANA DWI SARI, S.H., M.Kn., Notaris di
Surabaya.-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya dalam hal ini disebut:------------------------------------------------------------------------
------------------------------------PEMINJAM/DEBITUR-------------------------------------------

Para penghadap telah saya, Notaris kenal dari identitas mereka.----------------------------------

Para Penghadap menerangkan dengan ini bahwa BANK adalah Perseroan Terbatas yang
bergerak dibidang perbankan, dan PEMINJAM adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang properti. BANK adalah Bank yang bergerak di bidang jasa perbankan dan juga
termasuk di dalamnya penyaluran kredit investasi.----------------------------------------------------

Bahwa PEMINJAM selaku DEBITUR ingin melakukan investasi properti tempat hunian
berupa perumahan di berbagai wilayah Kota Surabaya dengan mengajukan permohonan
kepada KREDITUR yaitu BANK langganannya yang telah lama menjadi mitra kerja. --------

Bahwa mengingat track record PEMINJAM sebagai nasabah dari BANK cukup baik dan
termasuk nasabah prima, maka BANK bersedia untuk memberikan kredit investasi sebesar
yang disepakati dalam perjanjian ini. -------------------------------------------------------------------

Para Penghadap menerangkan dengan ini bahwa pemberian kredit oleh BANK kepada
PEMINJAM telah diperoleh pengesahan dari kantor pusat Bank Harapan di Surabaya,
berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) tanggal 12 Januari 2001 Nomor
020/SPPK/KMK/11/2001.---------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan hal-hal yang diteangkan di atas, PARA PENGHADAP bertindak sebagaimana


tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian ini berdasarkan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:-------------------------------------------------------
Dilihat dari beberapa segi pandang, ada beberapa jenis kredit. Macam atau jenis kredit
tidak bisa dipisahkan dari kebijakan perkreditan yang digariskan sesuai dengan
pembangunan. Pada mulanya, kredit berdasarkan kepercayaan murni, yaitu berbentuk kredit
perorangan, karena kedua belah pihak saling mengenal. Dengan berkembangnya waktu,
akhirnya berkembang pula unsurunsur lain yang menjadi landasan kredit, sehingga
selanjutnya berkembang pula jenis kredit yang ada.

Jika dilihat dari isi Akta Perjanjian antara Tuan SANJAYA VICKY (Kreditur) dengan Tuan
SANTOSO (Debitur) diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1 Dari segi lembaga pemberi-penerima kredit yang menyangkut struktur


pelaksanaan kredit di Indonesia, jenis kredit:
Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha, dan untuk
konsumsi. Kredit ini diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta kepada dunia
usaha ikut membiayai sebagian kebutuhan permodalan, dan atau kredit dari bank
kepada individu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang berupa barang
maupun jasa.

Adapun bentuk dan isi akta yang dibuat itu adalah sebagai berikut :

Para Penghadap menerangkan dengan ini bahwa BANK adalah Perseroan Terbatas
yang bergerak dibidang perbankan, dan PEMINJAM adalah Perseroan Terbatas
yang bergerak dibidang properti. BANK adalah Bank yang bergerak di bidang jasa
perbankan dan juga termasuk di dalamnya penyaluran kredit investasi.------------------

2 Dari segi penggunaan kredit, jenis-jenis kredit:


Kredit Produktif, baik kredit investasi maupun kredit eksploitasi. Kredit
Investasi, adalah kredit yang ditujukan untuk penggunaan sebagai pembiayaan modal
tetap, yaitu peralatan produksi, gedung, dan mesin-mesin, juga untuk membiayai
rehabilitasi, dan ekspansi. Adapun jangka waktunya 5 (lima) tahun atau lebih. Di
Indonesia, jenis kredit ini mulai diperkenalkan pada pertengahan tahun 1969,
bersamaan dengan dimulainya Repelita 1 sebagai penunjang program industrialisasi
yang mulai dilancarkan pemerintah. Kredit eksploitasi, adalah kredit yang ditujukan
untuk penggunaan pembiayaan kebutuhan dunia usaha akan modal kerja berupa
persediaan bahan baku, persediaan produk akhin, barang dalam proses produksi serta
piutang, sedangkan jangka waktunya berlaku pendek. Di Indonesia, jenis kredit ini
sudah ada sejak tahun 1950an.

Adapun bentuk dan isi akta yang dibuat itu adalah sebagai berikut :

--Para Penghadap menerangkan dengan ini bahwa BANK adalah Perseroan


Terbatas yang bergerak dibidang perbankan, dan PEMINJAM adalah Perseroan
Terbatas yang bergerak dibidang properti. BANK adalah Bank yang bergerak di
bidang jasa perbankan dan juga termasuk di dalamnya penyaluran kredit investasi.
--Bahwa PEMINJAM selaku DEBITUR ingin melakukan investasi properti tempat
hunian berupa perumahan di berbagai wilayah Kota Surabaya dengan mengajukan
permohonan kepada KREDITUR yaitu BANK langganannya yang telah lama menjadi
mitra kerja. ----------------------------------------------------------------
--Bahwa mengingat track record PEMINJAM sebagai nasabah dari BANK cukup
baik dan termasuk nasabah prima, maka BANK bersedia untuk memberikan kredit
investasi sebesar yang disepakati dalam perjanjian ini. -----------------------------------

3 Dilihat dari Jangka Waktunya:


Kredit Jangka Pendek (short term loan), yaitu kredit yang berjangka
maksimum 1 tahun. Bentuknya dapat berupa kredit rekening Koran, kredit penjualan,
kredit pembelian dan kredit wesel.
Adapun bentuk dan isi akta yang dibuat itu adalah sebagai berikut :
Isi Klausul Pasal 2 Ayat 1 sebagai berikut:

Pasal 2
JUMLAH DAN TUJUAN PENGGUNAAN FASILITAS KREDIT
Ayat 1
Dengan mengindahkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit, PT.
Bank Harapan menyetujui untuk memberikan Fasilitas Kredit kepada DEBITOR yang
terdiri dari: a. Fasilitas Kredit Lokal (Rekening Koran), dengan jumlah pagu kredit
tidak melebihi [(Rp. 1.000.0000,00) (satu milyar rupiah)]. b. Fasilitas Installment
Loan, dengan jumlah pagu kredit tidak melebihi [(Rp. Rp. 1.000.0000,00) (satu
milyar rupiah)]
4 Dari segi jaminan, jenis kredit:

Kredit dengan jaminan (secured loan), untuk kredit yang diberikan, pihak
kreditor mendapat jaminan bahwa debitor dapat melunasi utangnya. Di dalam
memberikan kredit, bank menanggung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank
harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi risiko
tersebut, maka diperlukan jaminan dalam pemberian kredit. Adapun bentuk
jaminannya dapat berupa jaminan, maupun jaminan perorangan.

Agar benda dapat dijaminkan dalam perjanjian kredit syarat haruslah


memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu memiliki nilai ekonomis dan harus dapat
dipindah tangankan, Pada Pasal 499 KUHPer diberikan pengertian tentang benda “
yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat
dikuasai oleh hak milik”. Benda dalam ranah hukum perdata dapat memiliki makna
baik sebagai barang maupun hak, dalam konteks tersebut barang merupakan sesuatu
yang berwujud sedangkan hak adalah mengenai benda yang tidak berwujud.

Adapun bentuk dan isi akta yang dibuat itu adalah sebagai berikut :

Isi Klausul Pasal 9 sebagai berikut:

Pasal 9
AGUNAN DAN/ATAU JAMINAN

Sebidang tanah dengan Sertipikat Hak Milik Nomor 660 / Desa Rungkut Kidul,
terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kecamatan Rungkut, Desa Rungkut
Kidul seluas 394 m2 (tiga ratus sembilan puluh empat meter persegi), diuraikan lebih
lanjut dalam Surat Ukur tertanggal 15 (lima belas) Desember 1990 (seribu
sembilanratus sembilanpuluh) Nomor : 00012/Rungkut Kidul/1990, tertulis atas nama
SANTOSO dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) 12.34.21.09.00473, yang
dibuat secara Notariel dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
Perjanjian Kredit Investasi ini.

Bunga Pinjaman (INTEREST CLAUSE)


Adapun mengenai pinjam-meminjam uang yang disertai dengan bunga
dibenarkan menurut hukum, hal ini berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Bagian Keempat, yaitu :
Pasal 1765 yang merumuskan “bahwa adalah diperbolehkan memperjanjikan
bunga atas pinjaman uang atau barang lain yang habis karena pemakaian”.

Pasal 1766 “Barangsiapa sudah menerima suatu pinjaman dan telah


membayar bunga yang tidak diperjanjikan dahulu, tidak dapat meminta
kembali bunga itu dan juga tidak dapat mengurangkannya dari pinjaman
pokok, kecuali jika bunga yang telah dibayar itu melampaui jumlah bunga
yang ditetapkan dalam undang-undang; dalam hal ini uang kelebihan itu dapat
diminta kembali atau dikurangkan dari pinjaman pokok.

Pembayaran bunga yang tidak telah diperjanjikan tidak mewajibkan debitur


untuk membayarnya seterusnya; tetapi bunga yang telah diperjanjikan harus dibayar
sampai pada pengembalian atau periitipan uang pokoknya, biarpun pengembalian atau
penitipan ini telah dilakukan setelah lewatnya waktu utangnya dapat ditagih.”

Pasal 1767 “Ada bunga menurut undang-undang dan ada yang ditetapkan di
dalam perjanjian. Bunga menurut undang-undang ditetapkan di dalam undang-
undang. Bunga yang diperjanjikan dalam perjanjian boleh melampaui bunga
menurut undang-undang dalam segala hal yang tidak dilarang oleh undang-
undang”.

Besarnya bunga yang diperjanjikan dalam perjanjian harus ditetapkan secara


tertulis (Bunga menurut undang-undang adalah menurut Lembaran Negara tahun
1848 No. 22 ialah 6%)

Adapun bentuk dan isi akta yang dibuat itu adalah sebagai berikut :

Isi Klausul Pasal 4 Ayat 1 Sebagai Berikut:

Pasal 4
BUNGA DAN PROVISI ATAU KOMISI
Ayat 1

Atas setiap pinjaman uang yang terutang berdasarkan Perjanjian Kredit, DEBITOR
wajib membayar bunga sebesar: a. 0,012 % nol koma satu dua persen per tahun yang
dihitung dari Utang yang timbul dari Fasilitas Kredit Lokal (Rekening Koran), untuk
Fasilitas Kredit Lokal (Rekening Koran). b. 0,012 % nol koma satu dua persen per
tahun yang dihitung dari jumlah Fasilitas Installment Loan yang telah ditarik dan
belum dibayar kembali oleh DEBITOR, untuk Fasilitas Installment Loan.
Asuransi (INSURANCE CLAUSE)

Dalam perjanjian klausula asuransi sering dimuat janji-janji khusus yang


dirumuskan secara tegas dalam polis, yang lazim disebut klausula asuransi yang
maksudnya untuk mengetahui batas tanggung jawab penanggung dalam pembayaran
ganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian.

Klausula All Risk: Klausula ini menentukan bahwa penanggung memikul segala
resiko atau benda yang diasuransikan. ini berarti penanggung akan mengganti semua
kerugian yang timbul akibat peristiwa apapun, kecuali kerugian yang timbul karena
kesalahan tertanggung sendiri (Pasal 276 KUHD) dan karena cacat sendiri bendanya
(Pasal 249 KUHD).

Adapun bentuk dan isi akta yang dibuat itu adalah sebagai berikut :

Isi Klausul Pasal 10 Ayat 1 sebagai berikut:

Pasal 10

ASURANSI

Ayat 1

Selama DEBITOR belum membayar lunas Utang atau Batas Waktu Penarikan
dan/atau Penggunaan Fasilitas Kredit belum berakhir, maka Agunan yang menurut
sifatnya dapat diasuransikan wajib diasuransikan oleh DEBITOR terhadap bahaya
kebakaran, kerusakan, kecurian, atau bahaya-bahaya lainnya yang dianggap perlu
oleh PT. Bank Harapan pada perusahaan asuransi yang disetujui oleh PT. Bank
Harapan untuk jumlah dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh PT. Bank Harapan
dengan ketentuan bahwa premi asuransi dan biaya lain yang berkenaan dengan
penutupan asuransi tersebut wajib ditanggung oleh DEBITOR dan dalam polis, PT.
Bank Harapan ditunjuk sebagai pihak yang berhak untuk menerima segala
pembayaran berdasarkan asuransi itu. Dalam hal DEBITOR lalai mengasuransikan
Agunan dan/atau memperpanjang asuransi, maka dengan ini DEBITOR memberi
kuasa kepada PT. Bank Harapan tanpa PT. Bank Harapan berkewajiban untuk
melaksanakannya, untuk mengasuransikan Agunan dan/atau memperpanjang
asuransi tersebut atas biaya DEBITOR.
Apabila DEBITOR menghendaki adanya tambahan jenis atau perluasan bahaya
bahaya yang diasuransikan, maka DEBITOR wajib memberitahukan hal tersebut
kepada PT. Bank Harapan dengan ketentuan jika DEBITOR tidak memberitahukan
hal tersebut, maka resiko atas jenis atau perluasan bahaya-bahaya yang tidak
diasuransikan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan DEBITOR.

Kesimpulan

Dalam lalu lintas praktek dunia perbankan khususnya dalam hal perjanjian
kredit merupakan sektor yang menunjang sistem perekonomian suatu negara. Secara
umum dasar dari pemberian kredit adalah adanya kepercayaan, namun untuk
menjamin kredit yang diberikan oleh bank tidak mengalami masalah salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perjanjian jaminan kebendaan
terhadap dana yang dikucurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit.

Anda mungkin juga menyukai